All Chapters of Benci Berbuah Cinta: Chapter 101 - Chapter 110
179 Chapters
101
"Tubuhmu sempit juga, Benar-benar terasa enak dan memuaskan sekali. Aku sungguh tidak menyangkah akan mendapatkan kenikmatan seperti ini?" desis William Randolph yang sibuk memompa tubuh bawah Bella Saphira secara kasar. Bella Saphira yang tidak bisa menahan rasa sakit lagi di bagian bawah dengan benda besar dan keras masuk berulang kali ke dalam bagian bawahnya. "Ah sakit," pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. "Sakit katamu, Jangan sok jadi wanita perawan. Kau hanya wanita jalang yang tidak berguna," cibir William Randolph dengan kata-kata sarkasnya. Tidak lupa ia mempercepat gerakkan pinggang yang semakin membuat Bella Saphira terpekik berapa kali dengan mengeluarkan suara desahan merdu. "Ah hentikan... kau menyakiti aku," pinta Bella Saphira memohon pilu atas kekerasan fisik yang ia terima dari William Randolph. "Aku tidak akan berhenti sebelum aku puas," balas William Randolph dengan kedua tangan meremas bokong Bella Saphira. Kemudian memaksa kedua bokong Bella Saphi
Read more
102
Bella Saphira terus mendesah sepanjang hentakkan kasar dari William Randolph di dalam celah inti tubuhnya. "Hentikan," pinta Bellah Saphira memohon pilu tapi masih tidak di hiraukan oleh William Randolph yang sudah terlena akan kenikmatan yang begitu ketat. Rasa ketat yang memberikan kenikmatan pada rudalnya yang sudah lama tidak terpuaskan. "Rasakan ini," seru William Randolph yang memberikan hentakan paling kuat untuk menyiksa Bella Saphira. "Ahhh..." pekik Bella Saphira dengan suara nyaring, ia merasakan sensasi pilu di bawah perutnya dan rasa perih yang luar biasa di bagian yang di masuki oleh benda tumpul tersebut. "Mendesahlah lebih nyaring lagi!" perintah William Randolph yang menghentakkan rudalnya berulang kali di celah inti Bella Saphira. Hingga suara perpaduan bagian bawah terdengar cukup nyaring. Bella Saphira menutup kedua matanya sesat, Ia merasa sudah tidak kuat lagi dan kembali memohon pilu kepada William Randolph untuk tidak melakukan hentakan kasar lagi di bagian
Read more
103
"Ahhh... Ahhh... Ahhhh..." desah Bella Saphira dengan suara paraunya. Ia sudah tidak sanggup lagi menerima benda tumpul berukuran besar itu yang masih bergerak liar di dalam tubuhnya."Aku senang mendengar suara desahan seksi mu," ucap William Randolph yang memberikan hentakan terbaiknya."Ahhh..." pekik Bella Saphira sampai tubuhnya bergetar hebat saat benda tumpul berukuran besar itu masuk seutuhnya ke dalam rahimnya.Puas menikmati penderita Bella Saphira yang ia setubuhi hari ini. William Randolph melepaskan kedua kaki Bella Saphira yang melingkar di pinggangnya. Kemudian menarik rudalnya keluar dari dalam tubuh Bella Saphira yang sudah basah dan masih berdenyut.Bella Saphira merasakan kelegaan, ketika William Randolph mengeluarkan benda tumpul itu dari celah inti tubuhnya yang sudah perih.Kedua mata William Randolph menatapi selangkangan Bella Saphira yang terlihat basah bercampur dengan darah dan cairan kental.Tidak ada rasa kasihan di mata William Randolph, sebaliknya ia se
Read more
104
Mendapati Bella Saphira tidak sadarkan diri. William Randolph mengakhiri permainan, lalu menarik alat tersebut yang menancap di celah inti Bella Saphira."Lemah," cibir William Randolph yang memilih untuk meninggalkan kamar tamu dengan membiarkan tubuh Bella Saphira terbaring polos di atas ranjang.Untuk mencegah Bella Saphira kabur dari dalam kamar tamu, William Randolph sengaja mengunci pintu kamar. Lalu kembali ke dalam kamarnya untuk membersihkan tubuh yang bercampur dengan keringat dan sisa persetubuhan barusan."Seperti akan menarik kedepannya," gumam William Randolph dengan memikirkan rencana jahat selanjutnya untuk hari besok.***Keesokan paginya, Bella Saphira terbangun dengan tubuh yang lemah dan rasa sakit juga terasa di sekujur tubuhnya. Terutama bagian bawah yang terasa perih dan basah.Menagis, itulah yang di lakukan oleh Bella Saphira. Ia menangis sampai kedua matanya sakit."Percuma menagis, tidak seorang pun yang akan menolong mu untuk bisa keluar dari rumah ini. Kau
Read more
105
Cintya memejamkan kedua matanya untuk merasakan sensasi panas di dalam rahimnya. "Ahh... Kau memang hebat," puji Cintya akan kehebatan James Arthur di atas ranjang yang mampu bergerak berapa ronde dalam semalam dengan gerakan yang memuaskan. James Arthur yang sudah kehabisan tenaga. Ia terjatuh ke atas tubuh Cintya tanpa mengeluarkan benda tumpul yang masih menancap di dalam celah inti Cintya. "Akhirnya kau menjadi milikku secara sah," batin Cintya yang tertawa bahagia di atas penderita Bella Saphira. "Aku tidak sabar melihat wajahmu yang penuh penderita dan di hianati oleh James Arthur," lanjut batin Cintya yang masih tertawa bahagia dan tidak sabar melihat wajahmu expresi kesedihan dan putus asa dari Bella Saphira. Cintya merasa lega dan bahagia di malam pertama dan kesuksesan dirinya mendapatkan James Arthur. Maka kini ia tidak perlu takut lagi untuk berhadapan dengan Bella Saphira. Karena James Arthur sudah menjadi miliknya seutuhnya. *** Bella Saphira yang selesai mandi. Ia
Read more
106
Mendengar suara desahan Bella Saphira yang merdu, gairah William Randolph semakin meninggi dan ia merasakan bagian bawahnya langsung mengeras mendadak. "Teruslah mendesah lebih nyaring lagi!" perintah William Randolph yang terus memacu gerakan jemarinya di dalam celah inti Bella Saphira dan bagian kecil itu tidak luput dari siksaan. "Ahhhh Ahhh Ahhh," pekik Bella Saphira dengan suara merdu dan kedua puncak dadanya menegang dengan gairah yang sudah membakar sekujur tubuhnya. William Randolph menundukkan kepalanya untuk mengulum dan menghisap puncak dada Bella Saphira secara bergantian di sertai dengan gigitan kecil di sana untuk kembali meninggalkan jejak persetubuhan. "Ahhh Ahhh tolong hentikan," pinta Bella Saphira memohon dengan kedua tangan menarik rambut William Randolph yang berwarna hitam pekat. Merasakan sensasi di kulit kepala, William Randolph semakin menjadi-jadi. Ia tidak membiarkan Bella Saphira mendapatkan perlepasan pertama. Bella Saphira s
Read more
107
Sadar dirinya di tatapi oleh tuannya. Anton Bachrul segera bersuara."Mungkin tuan muda sedang berjuang untuk menurunkan berat badan, karena selalu di bully oleh tuan Ricky belakangan ini dengan kata-kata menusuk hati."Robert Randolph kembali mengusap rahangnya. Ia merasakan apa yang di katakan oleh Anton Bachrul ada benarnya. Ricky adalah sahabat lama William Randolph dan terkenal dengan mulut pedasnya tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Jadi tidak heran apa yang di katakan oleh Ricky di masukkan ke dalam hati oleh William Randolph."Yang penting tuan muda tidak bermalas-malasan dan berpesta setiap malam," ucap Anton Bachrul yang berusaha mencairkan kecurigaan Robert Randolph kepada tuan muda William Randolph."Kau benar, aku yang terlalu banyak berpikir belakangan ini. Maklum sudah tua," balas Robert Randolph yang menghela nafas panjang tanpa mencurigai kegiatan William Randolph di luar sana.***William Randolph yang selesai gym, ia menyempatkan diri untuk mendatangi villa. T
Read more
108
"Enak tidak?" tanya William Randolph yang berhasil menenggelamkan seluruh rudalnya di dalam celah anal Bella Saphira dengan satu kali hentakan kuat. Bella Saphira tidak menjawab pertanyaan William Randolph. Ia berusaha mengulurkan tangannya untuk mencabut alat vibrator yang menancap di celah intinya. Karena getaran vibrator itu semakin membuat dirinya tersiksa setengah mati. "Jangan berharap aku akan membiarkan kau mencabutnya," ucap William Randolph yang menarik kedua tangan Bella Saphira ke arah belakang. Lalu mengerakkan bokongnya lebih cepat hingga suara perpaduan keduanya terdengar nyaring. Tersiksa, itulah yang di rasakan oleh Bella Saphira dengan bagian bawah yang terisi dua benda tumpul secara bersamaan. "Tolong hentikan," rintih kesakitan Bella Saphira dengan kedua mata bercucuran air mata. "Jangan mimpi," seru William Randolph yang semakin merasakan keenakan dengan apa yang ia lakukan dan rasa nikmat yang di berikan oleh tubuh Bella Saphira yang di setubuhi secara kasar
Read more
109
Pelayan hanya bisa menganggukkan kepalanya yang menandakan ia paham akan perintah William Randolph.William Randolph mendengus kesal karena kesenangan dirinya terhenti karena jam malam. Padahal ia ingin menyiksa Bella Saphira untuk kesekian kalinya.***Sesampai di rumah utama, William Randolph menatapi ayahnya yang sedang bermain catur dengan para bodyguard."Kemana saja kau ini?" seru Robert Randolph seperti biasanya. Ketika melihat William Randolph yang selalu pulang malam."Habis gym," balas William Randolph dengan kedua mata malasnya. Lalu menaiki anak tangga secara tergesah-gesah.Robert Randolph mengerutkan dahinya, ingin sekali ia mencercah William Randolph yang merupakan anak tidak tahu diri tersebut."Giliran anda," ucap Anton Bachrul yang tidak ingin tuanya emosi setiap malam karena ulah William Randolph.Robert Randolph melototkan kedua matanya dengan tatapan tidak percaya akan keahlian catur Anton Bachrul yang di anggap curang."Kau curang, ayo di ulangi lagi?" pekik Robe
Read more
110
Keberadaan polisi yang lalu lalang menarik perhatian Ella yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah sendirian."Jangan-jangan ada orang bodoh yang lapor polisi?" batin Ella menerkah-nerkah dan juga merasa was-was akan keberadaan polisi tersebut yang terlihat mengintai rumah.Sepertinya yang di takutkan oleh Ella menjadi kenyataan. Berapa polisi mengetuk pintu dengan alasan melihat rekaman cctv yang terpasang di teras rumah.Untuk menghindari kecurigaan pihak polisi, Ella mempersilahkan pihak polisi masuk ke dalam rumah dan juga bersikap sedih seperti sikap ibu yang kehilangan anak untuk menghindari kecurigaan pihak kepolisian."Sial, mengapa jadi seperti ini?" batin Ella yang mengumpat kepada orang yang melaporkan kasus penculikan Bella Saphira kepada pihak berwajib.Setelah mendapatkan rekaman cctv, pihak polisi berjalan ke dari dalam rumah.Hal ini sungguh membuat Ella tidak tenang sama sekali, ia takut semuanya akan terbongkar. Karena isi rekam cctv yang entah masih ber
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status