All Chapters of Ksatria Pengembara Season 1: Chapter 101 - Chapter 110
1822 Chapters
5. Bagian 16
“Nyai”. ucap Bintang sedikit terkejut saat menyadari keadaan dirinya, Bintang mencoba untuk bangkit, tapi Nyai Kembangsari langsung menahannya. “Beristirahatlah dulu kang, kakang pasti masih lelah”. ucap Nyai Kembangsari lagi tersenyum. Anehnya Bintang tidak mampu menolak tolakan tangan Nyai Kembangsari yang menyuruhnya kembali untuk bersandar, memang saat itu Bintang benar-benar merasakan keletihan disekujur tubuhnya, apa yang telah dilakukannya malam tadi bersama Nyai Kembangsari benar-benar merupakan pengalaman pertama yang takkan pernah bisa terlupakan bagi Bintang. Saat keduanya terlihat saling menatap satu sama lain dan tiba-tiba saja Nyai Kembangsari langsung memeluk dan merebahkan dirinya dipelukan Bintang. “Hari ini aku sangat bahagia sekali kakang”. ucap Nyai Kembangsari. Cukup lama Nyai Kembangsari menjatuhkan dirinya dipelukan Bintang. Hingga akhirnya dia kembali mengangkat wajahnya. “Nyai.”. terdengar akhirnya Bintang mengeluarkan ucapan, Nyai Ke
Read more
5. Bagian 17
“Apakah kakang ingin tahu kejutan apa yang akan kuberikan malam ini pada kakang.”. kembali terdengar suara Nyai Kembangsari dari balik tirai sutra itu. “Tapi sebelum aku memberitahukannya, aku ingin kakang meminum ramuan yang khusus kubuatkan untuk kakang diatas meja itu”. mendengar ucapan Nyai Kembangsari Bintang segera berpaling kearah meja tersebut dan Bintang dapat melihat hidangan minuman seperti yang dikatakan oleh Nyai Kembangsari tadi. Dan begitu Bintang mendekat dan mengangkat minuman itu, Bintang langsung tahu kalau minuman itu adalah sebuah jamu. Tapi karena Bintang ingin segera mengetahui kejutan yang telah dipersiapkan oleh Nyai Kembangsari padanya, Bintangpun dengan cepat segera meminumnya. “Sekarang mendekatlah kemari kang”. kembali terdengar suara Nyai Kembangsari dari balik tirai sutra itu dan dengan perasaan berdebar Bintang mulai melangkah mendekat. Beberapa langkah didepan tempat peraduan itu, Bintang menghentikan langkah kakinya saat sesosok tubuh keluar dari ba
Read more
5. Bagian 18
Hari demi haripun berganti tanpa terasa satu minggu sudah Bintang dan Nyai Kembangsari berada di desa Rantangpuri. Dan selama itu pula hubungan antara Nyai Kembangsari dan Bintang semakin mesra, kedua-duanya telah benar-benar seperti sepasang suami istri yang tengah menikmati bulan madu mereka didesa tempat kelahiran Nyai Kembangsari sendiri. Bahkan kini tidak ada rasa sungkan diantara keduanya untuk saling menunjukkan rasa cinta diantara mereka, dimana diantara keduanya telah tercipta satu hubungan yang saling membutuhkan dan saling mengerti satu sama lain. Bagi Bintang sendiri, pelayanan dan kehangatan cinta yang diberikan oleh Nyai Kembangsari kepadanya benar-benar telah membuat Bintang tergila-gila kepada Nyai Kembangsari, dan secara perlahan tapi pasti Bintang mulai melupakan tujuan utamanya yaitu mengembara dalam menumpas keangkara murkaan. Sementara bagi Nyai Kembangsari, keperkasaan dan kejantanan yang diberikan oleh Bintang benar-benar membuatnya tak bisa lepas dan jauh dar
Read more
5. Bagian 19
“Byuuuurrrrr..”. tiba-tiba saja dua sosok tubuh keluar begitu saja dari dalam air dan kini terlihat kedua sosok tubuh yang baru saja keluar dari dalam air tersebut, ternyata kedalaman air itu hanya setinggi dada keduanya hingga kini kedua sosok itu terlihat berdiri diantara kedua kaki mereka, tapi bukan itu pemandangan yang paling mengejutkan dari keduanya, melainkan kedua sosok tersebut ternyata adalah sosok Bintang dan Nyai Kembangsari sendiri dan yang lebih mengejutkan lagi, tubuh keduanya terlihat polos tanpa selembar benangpun yang menempel ditubuh keduanya dan tubuh keduanya terlihat sudah saling merapat satu sama lain bahkan bibir keduanya terlihat saling melumat satu sama lain, rupanya kedua muda-mudi ini tengah memadu birahi ditempat itu. Untunglah tidak ada seorangpun manusia lagi yang berkeliaran ditempat itu, jika tidak tentu pemandangan panas itu dapat disaksikan dengan jelas. Entah sudah seberapa lama keduanya saling bergelut birahi ditempat itu, dinginnya air terjun itu
Read more
5. Bagian 20
“Paman.....bibi.”. sebuah suara mengejutkan keduanya yang langsung berpaling, dari kejauhan terlihat sosok seorang bocah kecil yang tengah berlari kearah mereka. “Layung”. ucap Bintang dan Nyai Kembangsari hampir bersamaan saat mengenali sosok yang telah mendekat itu. Dan bocah kecil itu terlihat langsung menghela nafasnya karena tadi telah berlari. “Paman, bibi, bopo menyuruh cepat pulang” ucap Layung lagi. “Yah, kami memang baru saja mau pulang Layung”. ucap Nyai Kembangsari tersenyum. “Anu, itu...kata bopo, ada orang dari desa Tawung Sari yang datang mencari bibi”. ucap Layung lagi hingga mengejutkan Bintang dan Nyai Kembangsari yang kini saling pandang satu sama lain. “Siapa Layung. ?” “Layung juga tidak tahu bi, tapi jumlah mereka banyak sekali”. ucap Layung lagi sehingga semakin membuat Nyai Kembangsari dan Bintang heran dan bertanya-tanya, tapi tak mungkin anak sekecil Layung bisa menjelaskan semuanya, maka ; “Kalau begi
Read more
6. Prahara Cinta Nyai Kembangsari
Malam menyelimuti kegelapan alam, alam terlihat begitu sepi dan sunyi, sementara sang rembulan malam itu tampak bersinar dengan terangnnya, bahkan Bintang-Bintangpun tampak bertaburan dengan indah diangkasa raya malam itu seakan ikut menemani sang rembulan. Malam itu memanglah malam Bulan Purnama hingga sinar sang rembulan bersinar cukup terang dari malam-malam biasanya. Suasana yang hening mencekam itu tampak menghiasi dataran sebuah lembah yang cukup curam yang ada disebuah kaki bukit, tak ada sesosok mahlukpun yang terlihat berkeliaran dilembah itu, hanya sesekali suara binatang malam terdengar membahana. Dua ekor kuda terlihat dipacu dengan cepat menembus kegelapan malam mengitari lembah tersebut, penunggangnya adalah dua sosok lelaki, dan salah seorang diantara mereka terlihat langsung menghentikan langkah lari kudanya saat dihadapan mereka terbentang satu jalanan yang begitu terjal dan curam yang tidak mungkin untuk dilewati oleh kuda mereka. Sosok pemuda yang berada t
Read more
6. Bagian 2
“Sawungpati, bawa Ki Tayub menjauh, aku akan menyelesaikan urusanku dengan mahluk itu!”. ucap Bintang lagi seraya menyerahkan sosok tubuh Ki Tayub kepada Sawungpati yang ada didekatnya. Tanpa banyak membantah Sawungpati segera memapah tubuh Ki Tayub menjauhi tempat itu, sementara itu Bintang sendiri kini telah kembali berhadapan dengan sosok mahluk penghisap darah. “Kenapa kau lakukan semua ini Sunarya. ?”. ucap Bintang.  “Bagaimana kau bisa tahu namaku anak muda ?”. ucap lelaki itu lagi dengan sedikit keras. “Aku hanya menduganya Sunarya, tidak ada orang yang memiliki alasan yang lebih kuat untuk membunuhi orang-orang terdekat Nyai Kembangsari selain dirimu. ?”. “Ha ha ha...!!! kau benar anak muda, takkan kubiarkan seorangpun didunia ini yang ingin memiliki Kembangsari kekasihku itu, siapapun yang berani melakukan hal itu, maka dia harus mati ditanganku”. “Untuk itu kau telah mempersekutukan dirimu dengan iblis” “Benar dan dengan
Read more
6. Bagian 3
Tapi untunglah Bintang sudah menduga akan hal itu, maka ; “Huppp”. dengan cepat sosok Bintang melompat tinggi untuk menghindarinya, hingga ; “Duarrr....duarrr...duarrrr”. batu-batu yang ada dibelakang Bintang langsung hancur berantakan saat terkena hantaman sinar merah yang tadi keluar dari 10 jari mahluk penghisap darah tersebut. Untung saja tadi Bintang bergerak cepat menghindar, kalau tidak tentu tubuh Bintangpun akan mengalami hal yang sama dengan batu-batu tersebut. Melihat buruannya lolos, Sunarya kembali menggeram dan kembali memburu kearah Bintang dan lagi-lagi mahluk penghisap darah itu melepakan cahaya-cahaya merah dari kuku runcingnya. “Duarr....duarrrrr.....dduuuaarrrrrrr”. dan kembali batu-batu yang menjadi sasaran kosong oleh mahluk penghisap darah itu hancur berantakan, dan kini terlihat tempat itu benar-benar berubah menjadi hancur lantak akibat serangan-serangan mematikan yang dilepaskan oleh Sunarnya. Sementara itu Bintang masih terus berger
Read more
6. Bagian 4
“Gggrrrr...”. kembali terdengar geraman dasyat dari mulut manusia penghisap darah itu, pandangannya terlihat gusar menatap kearah Bintang, sementara itu Bintang hanya tersenyum melihat hal itu dan Bintang segera mencabut pedangnya kembali dari tubuh manusia penghisap darah itu dan kembali memasukkan pedangnya kedalam warangkanya. “Aku akan membiarkanmu hidup jika kau mau bertobat dan meninggalkan kesesatanmu ini Sunarya”. ucap Bintang lagi, tapi bukannya jawaban yang didapatkan oleh Bintang melainkan satu geraman keras yang keluar dari mulut bertaring tersebut. “Sepertinya aku memang sudah tidak mungkin lagi untuk menyadarkanmu Sunarya”. ucap Bintang lagi “Gggrrrrr...”. hanya itu sambutan yang didapatkan oleh Bintang dan terlihat Bintang hanya dapat menarik napas panjangnya. Dan sesaat terlihat wajah mahluk penghisap darah itu terlihat kembali mengadah kearah langit, dan ; “Dlebbbb...”. sosok raut wajah yang tadinya begitu mengerikan, kini telah berubah kermb
Read more
6. Bagian 5
Malam itu Nyai Kembangsari tampil dengan pakaian indahnya yang semakin memperlihatkan sosoknya yang anggun dan cantik juga memperlihatkan akan kebangsawan dirinya, sesaat Nyai Kembangsari terlihat menatap kearah Bintang yang saat itu berada tak jauh darinya, dan bibir Nyai Kembangsari terlihat tersenyum saat melihat Bintang juga sangat menikmati pertunjukan yang ada dihadapannya. Dan saat itupun Bintang tanpa sengaja tengah berpaling kearahnya, dan Bintangpun melemparkan senyumnya kearah Nyai Kembangsari yang saat itu juga tengah tersenyum kepadanya. Sesaat terlihat Nyai Kembangsari berpaling kearah Ki Tayub yang saat itu juga berada tak jauh darinya. “Ki Tayub, aku ingin beristirahat dulu dikamarku, biarkan saja pesta ini berlangsung sampai subuh ki...”. ucap Nyai Kembangsari lagi. “Baik Nyai....”. ucap Ki Tayub lagi menganggukkan wajahnya. Dan Nyai Kembangsari terlihat berdiri dan sebelum dia beranjak meninggalkan tempat itu, Nyai Kembangsari sempat berpaling kearah Bintang yang sa
Read more
PREV
1
...
910111213
...
183
DMCA.com Protection Status