Semua Bab Pangeran Langit Mencari Cinta: Bab 21 - Bab 30
45 Bab
21. Hoshie
Setelah menjadi model utama MM edisi 125, bukan berarti karierku di dunia modeling berakhir begitu saja. Justru, ini merupakan batu loncatan bagiku. Ketua editor sangat menyukai pekerjaanku. Ia bahkan merekomendasikanku pada sebuah agensi yang menaungi para model dan artis. Saat ini, aku sudah berada di kantor agency StarHit. Kemarin, aku diminta untuk datang oleh Minami Kei, staf yang bertanggung jawab dalam hal perekrutan calon model dan artis baru. Aku masuk ke sebuah ruangan dan diwawancarai oleh Minami Kei. Pria tersebut menanyaiku tentang pengalamanku di dunia modeling.“Berapa lama kamu sudah terjun di dunia modeling?”“Sekitar dua bulan,” jawabku jujur. Pria tersebut langsung
Baca selengkapnya
22. Love Hotel
Hoshie mengajakku makan malam bersama di sebuah restoran terdekat. Suasana restoran cukup ramai lantaran saat ini memang jam makan malam. Kami memilih duduk di kursi kosong yang terletak di pojok restoran tersebut.Aku merasa sedikit risih dengan tampilan Hoshie. Ia sejak tadi memakai topi dan kacamata hitam. Meskipun kami sudah sampai di restoran, topi dan kacamata hitamnya itu masih saja tidak ia lepaskan.Seorang pelayan mendatangi meja kami. Ia menanyakan makanan yang ingin kami pesan. Pelayan tersebut beberapa kali mencuri pandang ke arah Hoshie. Orang yang dilihati malah sibuk dengan hp di tangannya.“Kau mau pesan apa?” tanyaku pada Hoshie.“Aku pesan menu yang sama denganmu,” jawabnya masih sibuk berkutat dengan hp-nya.
Baca selengkapnya
23. Saat Berduaan di Kamar Hotel
Aku masuk ke salah satu kamar hotel. Setelah membaringkan Hoshie di ranjang, aku pun segera bergegas ke kamar mandi. Kubuka pakaian lalu mengguyur seluruh badan dengan air yang memancar dari shower. Aku gosok badanku dengan sabun yang tersedia di sana. Saat sampai di bagian yang terkena muntahan, aku menggosokkan sabun dengan lebih keras selama berulang kali. Aku masih merasa jijik jika teringat bahwa punggung ini telah terkena muntahan.Setelah selesai membersihkan dan mengeringkan badan, aku lantas mengambil bajuku. Dengan satu tangan memegang hidung dan sebelah tangan lagi memegang pakaian, aku membiarkan air mengguyur bajuku. Aku biarkan keadaan itu selama cukup lama. Memastikan agar tidak ada bekas yang masih tersangkut di baju tersebut. Kuperas kuat baju itu lalu meletakkannya di bawah AC. Berharap baju itu bisa segera kering. Aku tidak membawa pakaian ganti. Tidak mungkin aku memakai baju basah itu
Baca selengkapnya
24. Terjerat Skandal
Hari ini, aku datang ke kantor agensi StarHit untuk memenuhi panggilan dari Minami Kei. Foto hasil pemotretan aku dan Hoshie telah selesai diedit dan dicetak dalam bentuk buklet. Hasil fotonya benar-benar bagus. Aku semakin dibuat kagum dengan ketampananku sendiri.“Klien sangat menyukai foto-fotonya. Dan ini adalah bayaranmu,” ujar Minami Kei seraya menyodorkan sebuah amplop ke arahku.Aku meraba amplop tersebut. Cukup tebal. Tampaknya aku mendapat bayaran yang lumayan besar kali ini.“Kamu beruntung. Untuk model pemula sepertimu, mereka mau memberikan bayaran yang tidak sedikit,” ucapnya lagi.Aku pun berterima kasih dan bersiap untuk meninggalkan ruangan. Saat itu, tiba-tiba seorang staf masuk ke ruangan.
Baca selengkapnya
25. Kumohon Jangan Sakit
Semakin maraknya berita simpang-siur tentang diriku dan Hoshie serta tersebarnya foto-foto kami di internet membuat agensi StarHit mengambil tindakan. Hari ini, kami melakukan konferensi pers.Puluhan wartawan memenuhi ruangan. Mereka berulang kali membidikkan kamera ke arah kami. Mataku dibuat benar-benar silau karenanya.Minami Kei membuka konferensi pers hari ini. Ia menyampaikan penjelasan terkait dengan pemberitaan yang beredar. Setelah selesai berbicara, ia pun mempersilakan para wartawan untuk menyampaikan pertanyaan.“Apakah Hoshie dan Sora memiliki perasaan spesial satu sama lain, melebihi hubungan antara sesama rekan kerja?”Hoshie menjawab pertanyaan tersebut dengan singkat, “Tidak.”“
Baca selengkapnya
26. Dikejar Pria Tak Dikenal
Aku rasakan hangat sinar matahari yang masuk melalui cela-cela jendela. Hari telah berganti. Aku tak dapat melepaskan pandanganku dari wajah Nari. Wajahnya masih terlihat pucat namun rona wajahnya sudah lebih baik dibandingkan kemarin. Suhu tubuhnya masih sedikit panas. Tangan kiriku sejak semalam masih menggenggam tangannya. Aku rasa dengan begitu aku bisa selalu memantau suhu tubuhnya.Untuk pertama kalinya semenjak bertemu, Nari sangat ‘tenang’. Namun siapa sangka, ketenangannya ini serasa menghujam jantungku. Aku benci hal ini. Aku berharap ia bisa segera membuka matanya dan mengomeliku seperti biasa.Masaki dan Kenji yang tadinya tertidur di ruang depan kini telah bangun. Mereka pun tak kalah penasarannya dengan keadaan terkini Nari.“Apa keadaannya sudah membaik?” tanya Masaki.
Baca selengkapnya
27. Aku Versi Manusia Bumi
Aku membuka mata dan mendapati diriku berada di sebuah ruangan sempit. Aku terduduk di kursi. Kucoba untuk bangun, namun tidak berhasil. Rupanya, tangan, kaki, dan tubuhku terikat di kursi tersebut. Aku mencoba melepaskan diri dari tali yang mengikatku dengan kuat ini namun tidak berhasil.Mendengar suara berisik yang kubuat, pintu tiba-tiba terbuka. Seorang pria masuk. Aku mengenali pria itu. Pria yang melawanku dan membuatku tak sadarkan diri.“Rupanya kamu sudah sadar.”“Apa yang hendak kau lakukan? Kenapa kau mengikat dan mengurungku di sini?”“Sebentar lagi kamu juga akan tahu jawabannya.”Jawaban itu sama sekali tidak menjawab rasa penasaranku.
Baca selengkapnya
28. Penyesuaian Diri
“Sebelum kalian datang ke kantor, aku ingin kalian menyesuaikan diri terlebih dahulu. Untuk itu, asistenku,Yutaka, akan mendidik dan melatih kalian,” ucap ayah.Aku menatap sosok di samping ayah. Sosok Yutaka adalah pria bertubuh tinggi tegap. Dari penampilannya, aku menebak bahwa usianya sekitar lima puluh tahun. Wajahnya terlihat sedikit menyeramkan. Tidak ada senyum sedikit pun di wajahnya.Kemarin, aku ditanyai banyak hal oleh ayah. Saat ditanyai tentang kemampuanku dalam mengelola bisnis, aku mengatakan padanya bahwa aku bahkan tidak tahu cara menggunakan hp. Hal itulah yang menjadi awal mula ayah mengumpulkan aku, Masaki, dan Kenji.“Aku akan berangkat ke kantor. Kuserahkan mereka bertiga padamu,” ujar ayah pada Yutaka lalu meninggalkan kami.
Baca selengkapnya
29. Peranku sebagai Pewaris Perusahaan
Aku sedikit tegang. Setelah selama seminggu mendapat pelajaran dari Yutaka, hari ini aku akan benar-benar menjalankan peranku sebagai Sora si manusia bumi, sang pewaris perusahaan besar. Ayah duduk di sampingku. Kami berdua ada di dalam sebuah mobil. Sopir pribadi ayah berhenti di depan gedung perusahaan. Perusahaan itu bernama SkyLight Co., Ltd. Gedung perusahaan terdiri dari 10 lantai.Aku mengikuti ayah yang turun dari mobil. Di sebelahku, ada Masaki dan Kenji. Oh, ya. Setelah insiden penculikan, mereka sudah berhenti bekerja di restoran. Mereka ikut denganku untuk bekerja di perusahaan. Masaki menjadi sekretarisku sedangkan Kenji menjadi asisten pribadiku. Sama seperti saat di Kerajaan Langit, mereka berdua akan selalu berada di sampingku untuk membantu pekerjaanku.Saat aku mengikuti ayah untuk masuk ke dalam gedung, di sisi kanan dan kiri kami, para staf
Baca selengkapnya
30. Niji
Pria itu kini berjarak kurang dari satu meter dari tempatku berdiri.“Lama tak jumpa. Anda masih ingat denganku, kan?”Aku tak mungkin lupa dengan sosok di hadapanku ini. “Pangeran Pelangi?” ucapku dengan nada tak percaya.Pria yang sebaya denganku itu tertawa heran.“Apa maksud Anda? Tuan Muda masih saja suka bercanda. Ini aku, Niji.”Rupanya perkiraanku salah. Kukira ia adalah Pangeran Pelangi yang juga terjatuh di bumi. Semestinya aku sudah terbiasa melihat manusia bumi yang mirip dengan makhluk kerajaan atas. Namun entah kenapa, tadi aku benar-benar terkejut melihat sosoknya.Aku dan Pangeran Pelangi bersahabat karib. Sejak kecil, kami serin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status