All Chapters of PENDEKAR KEMBARA SEMESTA: Chapter 31 - Chapter 40
95 Chapters
Merebut Kekasih dari Cengkeraman Dewi Pemikat
Dalam keadaan seperti ini, Bandu bagaikan kerasukan sukma lain yang menguasai sukma asli Bandu. Segala tindakan Bandu di luar kendali. Di luar kamauan hati nuraninya yang paling suci. Bandu tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Sesuatu yang selalu dilarang apabila dia ingin melakukannya pada Riris Manik, kini bebas dia lakukan.Ketika Bandu ingin melepas baju Riris Manik, tiba-tiba ada seorang gadis cantik berumur belia datang di tempat itu. Arumsari! Ya ..., dia Arumsari kekasih Bandu! Arumsari datang dengan wajah merah padam akibat kemarahan yang tak tertahankan.”Binatang! Kalian benar-benar binatang!” bentak Arumsari dengan suara keras. Nada suaranya meninggi. “Perilaku kalian benar-benar seperti binatang. Kalian sudah tidak punya rasa malu lagi.”Bandu dan Riris Manik kaget atas kehadiran Arumsari yang tidak diduga sama sekali. Bandu segera terjingkat dan bangun dari kelenaannya. Sedangkan Riris Manik dengan tenang berdiri sambil me
Read more
Kebengisan Riris Manik
Para pemuda naik pitam ketika melihat seorang temannya tewas secara mengenaskan. Pemuda bersenjata golok itu tewas di depan hidung mereka secara tak terduga. Anak-anak muda yang masih belum berpengalaman dalam dunia persilatan itu merasa sangat kaget. Mereka tidak tahu bahwa Riris Manik memiliki senjata sakti berbentuk cemeti.“Hahahahaha…, kalian tidak menyangka kan kalau aku bisa membunuh satu di antara kalian hanya dengan satu kali sabetan cemeti ini?” ejek Riris Manik. “Sudahlah…, kalian pulang sana! Kalian mengerjakan sesuatu yang berguna. Jangan sampai kalian mati konyol di tanganku.”Anak-anak berusia muda itu saling pandang satu dengan lainnya. Di mata mereka ada sorot mata dendam. Dendam pada perempuan kejam yang berdiri di depan mereka. Dendam pada pendekar wanita yang telah meresahkan masyarakat di sekitarnya.Mereka tiba-tiba bergerak serentak tanpa ada yang memerintah. Para pemuda merangsak maju bersama-sama unt
Read more
Melawan Keroyokan Lengkoro Kembar Enam
 Lengkoro segera menggunakan senjata andalannya. Senjata andalan pendekar yang berpakaian serba merah itu berupa sebuah ikat dari kain yang melilit di tangan kirinya. Kain panjang warna merah itu dilepas dari tangan.Terlihat mulut Lengkoro komat-kamit sebentar. Dia membaca mantra khusus yang sangat sakti. Tiba-tiba terjadi keajaiban. Sesuatu yang tidak diduga Riris Manik. Kain panjang itu berubah menjadi tongkat merah!Saat sabetan cemeti Riris Manik beraksi kembali untuk menjebol jantung lawan, Lengkoro sudah siap menghadapinya. Lengkoro langsung menangkis serangan Riris Manik dengan tongkat merah yang tergenggam erat.Beberapa kali terjadi benturan dua senjata yang digunakan masing-masing pendekar. Kedua tangan mereka terasa kesemutran ketika senjata mereka beradu. Mereka sama-sama menyadari bahwa lawan yang dihadapi bukan pendekar sembarangan.Cethar!Dhuaar!“Riris Manik ternyata makin ganas serangannya,” gumam
Read more
Tidak Gampang Menaklukkan Riris Manik
 ”Huahahaha... ! Tak ada yang tak mungkin di dunia ini!” kata salah satu Lengkoro sambil berkacak pinggang. “Mata batinmu sudah tidak dapat membedakan Lengkoro asli dengan yang palsu kan?” Riris Manik terperangah oleh kata-kata yang diucapkan Lengkoro. Lengkoro seolah-olah mengetahui kata hati Riris Manik. kenyataannya Riris Manik sekarang kebingungan. Bingung untuk menentukan sosok Lengkoro yang asli.“Wajar saja kamu tidak bisa menentukan Lengkoro asli,” sahut Lengkoro lainnya. “Permainan sihirku ini memang permainan terbaru yang belum pernah kutunjukkan kepada siapa pun. Hanya kamu, calon istriku, yang mendapat kehormatan untuk menyaksikan permainan sihir paling hebat di seluruh jagat ini, huahahaha...!”Dalam keadaan terdesak seperti sekarang, Riris Manik merasa bingung untuk menentukan sikap. Terus melanjutkan pertarungan ataukah menyerah? Melanjutkan pertarungan rasanya tidak mungkin. Dalam
Read more
Menjajagi Kehebatan Lawan
Keenam Lengkoro tercebur ke danau. Begitu menyentuh, keenam tubuh itu menghilang. Namun sekejap kemudian muncul kembali di permukaan danau dalam bentuk satu Lengkoro, yakni Lengkoro yang sebenarnya.Lengkoro yang sejati ini dalam keadaan lemas. Pertarungan melawan Riris Manik benar-benar telah menguras tenaganya. Dirinya tak menduga bakal mengalami kejadian seperti sekarang. Tubuh berada di permukaan danau dalam keadaan kehabisan tenaga.Terlihat berseliweran tubuh-tubuh binatang melata yang berenang di dalam danau. Mereka berenang di bawah tubuh Lengkoro. Keadaan ini membuat Lengkoro panic. Dia mulai takut. Bahkan sudah mulai ketakutan. “Riris Manik…, tolong aku!” teriak Lengkoro. “Tolong aku, Riris Manik…!”Riris Manik memandang Lengkoro dengan pandangan mata beku. Mata yang tidak menyiratkan apa-apa. Sinar mata yang tidak menyiratkan perasaan apa pun. Benar-benar seperti sosok iblis betina yang menyeramkan.
Read more
Kehancuran Sanggar Teratai Perak
  Suatu saat pedang sakti Suro Joyo hendak membabat bahu Riris Manik, tapi pendekar wanita itu mampu menghindar. Pedang Suro Joyo membabat satu tiang Sanggar Teratai Perak hingga putus. Sabetan lain dihindari Riris Manik, maka pedang sakti membabat tiang sanggar  yang lain. Braaak! Terdengar suara keras yang menggemuruh. Suara suatu bangunan yang runtuh. Suara sesuatu yang runtuh membuat hati Riris Manik lantak luluh. Serambi depan sanggar milik Riris Manik itu ambruk. Kenyataan ini membuat Riris Manik naik pitam. “Bedebah! Kamu telah merubuhkan sanggarku!” teriak Riris Manik dengan suara lantang. “Kamu harus mengganti Sanggar Teratai Perak dengan nyawamu, hiaaat!” Riris Manik meningkatkan serangan untuk segera melumpuhkan lawan. Dia melakukan serangan dengan perasaan marah yang meluap-luap. Serangan yang dilandasi kemarahan cenderung kurang terarah da nasal-asalan. Beberapa pisau beracun dia lemparka
Read more
Kemelut di Kerajaan Garbaloka
 Kerajaan Garbaloka diliputi mendung. Raja Taweng Dahana yang sudah lanjut usia saat ini sedang sakit. Sudah puluhan tabib kerajaan berupaya untuk menyembuhkan. Tak satu pun  dari mereka berhasil menyembuhkan raja. Jangankan menyembuhkan, menguarai sakit saja tak ada yang mampu. Semua tabib kerajaan mengatakan bahwa raja sakit tua. Sakit karena usianya sudah tua. Sakit menjelang ajal yang diderita manusia bila sudah tua usianya. Sebenarnya Taweng Dahana sudah ikhlas mati karena takdir kematian pasti dialami manusia. Hanya saja, dia sedih karena belum bisa menentukan siapa yang kelak menjadi penggantinya. Karena ada satu hal yang menjadi penghalang baginya untuk menentukan siapa yang kelak menggantikan kedudukannya sebagai Raja Garbaloka. Penghalang yang mengganjal niatnya untuk menentukan calon raja adalah hilangnya pusaka sakti milik kerajaan berupa tombak. Namanya Tombak Siung Sardula. 
Read more
Pembunuh Misterius
 ”Bersedia, Baginda,” jawab Wilis Batari . ”Hamba selama ini tidak membedakan mereka. Semua hamba perlakukan sama sebagai putra-putra hamba. Jadi siapa pun di antara mereka  menjadi raja, hamba rela menerimanya. Baginda jangan khawatir hamba akan sakit hati atau iri hati. Sumpah... demi apapun juga, hamba merelakan satu dari ketiga putra kita nanti menjadi raja.” ”Hamba pun demikian, Baginda,” sahut Mayang Kencana. ”Selama ini sikap hamba kepada Jalung Dahana dan Lodra Dahana sama dengan sikap hamba kepada Kentar Dahana, anak kandung hamba. Walau nanti misalnya yang jadi raja adalah Jalung Dahana atau Lodra Dahana, hamba ikhlas menerimanya. Hamba bersumpah tidak akan sakit hati atau iri. Baginda harap percaya pada sumpah hamba.” ”Syukurlah kalau begitu. Aku gembira setelah mendengar secara langsung pernyataan tentang kerelaan kalian. Sekarang aku akan mati dengan tenang,
Read more
Misteri Sang Pembunuh
 Wilis Batari, Mayang Kencana, Denta Singir, dan punggawa meninggalkan pendapa istana. Endragiri masih duduk termenung di kursi patih. Sejenak dia mengamati singgasana Garbaloka yang masih kosong. Kenapa bisa terjadi begini? Apakah ada orang dalam kerajaan yang merencanakan semua ini untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri? Demikian tanya Endragiri dalam benaknya. Bila ada orang dalam yang merencanakan untuk membunuh Baginda Raja, pastilah orang itu musuh yang sangat berbahaya! Endragiri tersadar dari lamunannya ketika seorang prajurit datang bersama laki-laki muda berpakaian serba putih. Laki-laki muda itu memakai ikat pinggang yang bagian depannya menonjol gagang pedang berbentuk kepala burung rajawali. Dia mengenakan kalung bundar bergerigi, berbentuk cakra. Tak salah lagi..., Suro Joyo! Prajurit itu melaporkan bahwa ada tamu yang ingin menghadap. Setelah menyelesaikan tugasnya, si
Read more
Perselingkuhan Punggawa Istana
 ”Saya belum bisa menduga atau mengira, karena saya belum tahu banyak tentang mereka,” jawab Suro Joyo. “Lagi pula ini baru dugaan. Baru perkiraan. Artinya, dugaan ini bisa saja salah. Bisa saja yang menginginkan kematian baginda raja secepat ini adalah orang lain selain mereka berdua.” ”Lalu siapa saja yang pantas dicurigai?” ”Semua orang bisa dicurigai. Termasuk Endragiri, saya, dirimu, dan semua orang di muka bumi ini.” “Itu namanya mementahkan kembali masalah yang kita bicarakan, Suro Joyo.” “Ini sekadar mengingatkan bahwa kamu mesti mencurigai semua orang ketika menangani masalah ini. Kamu juga mesti hati-hati dalam menghadapi masalah suatu pembunuhan! Karena orang atau orang-orang yang terlibat dalam suatu pembunuhan pastilah manusia atau manusia-manusia keji! Dan....” “Dan apa, Suro
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status