All Chapters of Tetanggaku Bukan Mantanku: Chapter 31 - Chapter 40
44 Chapters
31. Akad Nikah
Arjuna dan Viona tengah duduk berdampingan di kursi yang terletak di balkon hotel yang mereka sewa. Mereka berdua tengah memandang keramaian kota Purwokerto."Bagaimana selanjutnya?" tanya Arjuna."Bagaimana apanya?" Viona balik bertanya."Hubungan kita.""Aku gak tahu. Kamu yang dulu niat sekali membuatku jatuh cinta. Tapi kenyataannya kamu pun dilema."Omongan Viona membuat mulut Arjuna terkatup rapat."Papah minta kita pulang. Bahkan memintaku tak perlu ikut dalam pembangunan rumah sakit yang dikelola orang tua Rudi dan orang tuamu.""Kenapa?'"Alasannya biar menjadi urusan Rudi karena papahnya penyumbang dana terbanyak.""Benarkah? Hanya itu saja alasan Papah.""Kamu sudah tahu alasannya Viona. Pasti Papah juga sudah menghubungimu.""Ayo kita bercerai. Percuma saja kita lanjutkan.""Kamu akan tetap mengejar Abi?""Dan kamu akan mengejar Risa juga?"Keduanya diam, baik Arjuna dan Viona masing-masing sibuk denga
Read more
32. Melepas dan Memulai
Risa dan Abi tengah menyalami para tamu yang hadir dengan selalu memasang wajah sumringah. Khusus Abi, dia sedikit menjaga image dan hanya tersenyum tipis."Senyumnya yang lebar Mas?" bisik Risa."Mas jaga image Dek.""Astaga. Dasar AC.""Hemm."Risa tak percaya dengan tingkah suaminya. Beneran lagi jadi AC rupanya."Abiiii ... selamat ya? Istrinya cantik sekali.""Ah Abi, tahu gini aku pakai kerudung dari dulu," seorang wanita berpakaian sedikit seksi menyapa Abi dengan genit."Hai Bro, kirain kamu gak bakal nikah. Selamat ya.""Iya selamat ya Abi, wah istrinya cantik. Sholelah lagi.""Hem, makasih," sahut Abi datar.Risa melirik suaminya. Astaga pengin ketawa rasanya. Beneran deh suaminya kembali jadi AC. "Ya ampun Bi, tuh muka Lu datar banget. Gak suka Lu sama istri Lu. Ya udah buat Gue aja," ucap Dandi salah satu teman SMA Abi yang memang orangnya gokil.Abi menatap tajam Dandi seperti ingin membunuh."H
Read more
33. Nyonya Abi Cemburu
Menjadi istri seorang Abizar itu susah-susah gampang. Gampangnya karena Abi tipe suami yang tidak rewel masalah makanan. Tapi susahnya karena dia terlalu tampan jadi Risa harus punya stok sabar menghadapi tingkah para pasien dari mulai perawan, maupun emak-emak genit bergincu tebal. Seperti kali ini. Risa dan Abi sedang bekerja sama membersihkan halaman rumah sekaligus rumah dinas Risa. Tembok penghubung keduanya sudah diberi pintu sehingga kalau Risa ada perlu ke rumah dinas tinggal lewat pintu penghubung gak perlu muter lagi."Dokter Abi?" sapa Susi genit."Eh, Susi." Abi berusaha bersikap ramah sedangkan Risa bersikap masa bodo."Dok, saya mau periksa dong? Saya sakit nih?""Oh maaf Sus, saya sedang tidak praktek. Ini lagi sibuk potongin rumput.""Ih ... Dokter kok gitu sih. Gak inget sama tugasnya ya?""Inget kok Sus, tugas saya jam 6 sampai jam 8. Ini sudah jam 9 kamu cari dokter yang lain saja ya. Saya sibuk." Risa tersenyum
Read more
34. Ngidam
"Kamu tambah gendut ya?""Orang setiap hari makan ya tambah gendut Lis?""Enggak kok beneran kamu tambah gendut."Risa hanya tersenyum dan melanjutkan memakan sotonya."Eh tunggu, kamu hamil ya?"Sekali lagi Risa hanya tersenyum."Serius?""Aku belum ngecek tapi aku udah telat seminggu.""Wow ... semoga jadi ya?""Amin.""Dokter Abi udah tahu?"'"Belum.""Mau bikin kejutan?""Iya.""Oke deh."Risa dan Lisa kembali melanjutkan makan sambil mengobrol.Abi memasuki kantin langganan mereka bersama Dokter Anwar dan beberapa rekan pria yang lain. Abi langsung tersenyum dan mendekati sang istri."Udah makan?""Ini lagi makan. Mas Abi mau makan apa?""Hem ... disini ada rujak gak ya?"Risa dan Lisa saling berpandangan kemudian terkikik."Kenapa?""Gak papa. Yang ada warung samping Mas. Risa pesenin ya?""Boleh. Dek kalau bisa mangganya yang banyak ya.""Oke."Risa lan
Read more
35. AC Junior
Risa tengah sibuk menyiapkan makan malam. Tak terasa usia pernikahan mereka genap satu tahun. Dan sebentar lagi rumah mereka akan ramai karena kehadiran AC junior. Iya, putra pertama mereka laki-laki rupanya. Maira dan Fatih sudah membeli pekarangan sekitar dua kilo dari rumah Abi dan sedang dibangun rumah disana. Mereka memutuskan hidup di desa agar dekat dengan sang cucu. Apalagi Fatih sudah pensiun dan kedua adik Abi kuliah di Purwokerto."Ris, kamu istirahat saja. Biar Mamah yang menyiapkan semuanya.""Gak papa Mah, lagian udah masuk HPL ini. Risa malah harus sering gerak.""Hehehe. Iyain aja deh. Mamah kan cuma IRT. Hahaha.""IRT yang banyak duitnya ya Mah, Risa juga mau kok kayak Mamah. Cuma kalau bisa nyari duit sendiri kan tambah semangat hahaha.""Duh senengnya, Syila ikutan dong.""Sini Syila bantuin Mamah bawain piring sama sendoknya.""Oke Mamah."Ketiga wanita sibuk menyiapkan hidangan makan malam yang luar biasa banyak
Read more
36. Epilog (Sesion 1 Tamat)
Dua gadis cilik berumur delapan tahunan tengah bermain boneka bersama-sama. Yang satu rambutnya tergerai sebahu dengan hiasan bando pink di kepalanya. Sedangkan gadis satunya berkucir dua dengan hiasan pita menjuntai berwarna biru.Tak jauh dari keduanya ada dua orang lelaki dewasa yang tengah bercakap-cakap. Mereka adalah Abizar dan Arjuna."Akhirnya kamu jadi Dirut nih di Binar Kasih?""Iya, Papah akhirnya kasih kepercayaannya buat aku.""Syukurlah."Cukup lama keduanya terdiam dan memilih mengawasi kedua putri mereka."Acca mirip Risa ya?""Iya. Via juga mirip Viona.""Iya. Kami beruntung Tuhan begitu baik pada kami dan memberi kami kesempatan untuk memiliki Via.""Aku senang kamu berubah Jun." Abi mengucapnya dengan tulus."Banyak hal yang membuat aku dan Viona sadar bahwa kami memang salah. Kami sempat berfikir untuk berpisah namun kami memilih untuk berjuang dari awal.""Syukurlah.""Mungkin ini salah satu dosaku dan
Read more
Sesion 2 : 1. Maaf, Kita Putus!
Suara hentakan musik di sebuah club malam terdengar begitu nyaring. Setiap pengunjung baik laki-laki dan perempuan terlihat asik berjoget mengikuti suara alunan musik yang menggema. Bahkan tak jarang dari mereka yang berada dalam keadaan mabuk atau nge-fly akibat mengkonsumsi narkoba.Seorang lelaki dengan tinggi sekitar 185 cm dan sorot mata tajam sejak tadi mengawasi sekumpulan muda mudi yang asik berjoget di lantai dansa. Rahangnya sejak setengah jam yang lalu mengeras, tangannya mengepal, sorot kemarahan jelas tergambar di matanya. "Hei, Via. Selamat ya atas gelar dokternya.""Makasih, Do. Selamat untukmu juga.""Pasti. Mau hadiah?""Apa?" tanya Via sambil terus joget-joget.Edo mendekat ke arah Via. Keduanya berjoget saling berhadapan. Entah siapa yang memulai kedua bibir mereka bertemu. Mereka asik adu bibir tanpa mempedulikan keadaan sekelilingnya."Lepas, Do. Ih, kebiasaan suka gigit.""Tapi kamu suka, 'kan?"
Read more
2. Move On
Abyan sedang memukul samsak di depannya. Sejak dua jam yang lalu, samsak menjadi pelariannya. Dia marah itu jelas, terluka pasti. Mana ada cowok yang diselingkuhi akan tertawa. Apalagi jika wanita itu kamu sukai sejak masih kecil. Iya, Abyan menyukai Via sejak mereka bertemu pertama kali. Saat itu usia Abyan masih sebelas tahun sementara Olivia delapan tahun. Meski masih kecil, Olivia yang cantik menarik hati Abyan. Bahkan pertemuan keduanya terjadi setelah Byan lulus SMA dan Via baru saja lulus SMP. Abyan yang sejak kecil dididik secara ketat oleh kedua orang tuanya memilih mencintai Via dalam diam. Lagi pula untuk apa mengumbar kata cinta jika keduanya belum halal. Karena itu, Byan pura-pura cuek dengan perhatian bahkan ungkapan cinta Olivia. Abyan baru mau menerima Olivia setelah satu tahun menempuh pendidikan spesialis Mata di Inggris dan Olivia sudah memasuki tahun keempat di fakultas kedokteran. Mereka menjalani hubungan LDR hingga keduanya jarang bertemu. Saat bertemu pun lebih
Read more
3. Pertemuan Pertama
Olivia menatap nanar lalu lalang orang di depannya. Sudah satu bulan dia putus dengan Abyan dan rasanya menyesakkan. Bukannya Via tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki semuanya. Dia sudah berkali-kali meminta maaf. Bahkan dengan mendatangi rumah Abyan, tetapi Abyan bergeming tidak mau kembali lagi kepadanya. Olivia terkekeh. Menertawai diri sendiri. Karena kekhilafannya, Via akhirnya berpisah dengan Abyan. "Masih menyalahkan diri sendiri?"Olivia menatap Edo yang baru duduk di depannya. Ada tatapan kesedihan di mata Olivia dan Edo membencinya karena tatapan itu ditujukan kepada Abyan bukan dirinya."Aku loh yang selalu ada di samping kamu, Vi. Membantu kamu selama kamu menyelesaikan gelar doktermu, menyayangi kamu, dan jadi pelampiasan nafsu kamu. Kenapa aku harus mengalah sama Byan, hah?""Karena aku gak cinta sama kamu.""Gak cinta tapi kita udah lebih dari sekedar ciuman. Kalau aku bilang, semua bagian tubuhmu udah gak per
Read more
4. Pertemuan Kedua
Kelima anggota keluarga Abizar sedang menikmati sarapan pagi. Sesekali terdengar obrolan dari kelima anggota keluarga."Rumah dinas di samping mau ditinggalin siapa, Dek? Bidan baru?""Iya, masih CPNS.""Single?""Pasti.""Cantik gak?""Cantik, Mas. Risa udah ketemu kemarin. Anaknya menyenangkan juga.""Wah, bisa jadi kandidat calon mantu ini?" Abi melirik ke Abyan saat mengatakannya. Sedangkan yang dilirik terlihat cuek dan menikmati sarapannya."Asiiik, jadi punya temen dong akunya," seru Syila."Usianya berapa, Mah?" Kini Sauqi yang bertanya."Dua puluh lima.""Yah, kirain tujuh belas tahun. Mau Uki klaim jadi calon pacar."Pletak."Aduh! Sakit, Mas!" pekik Sauqi. Dia mengelus-elus dahinya yang terkena jitakan dari Byan."Belajar yang bener, capai dulu cita-cita. Baru mikir pacaran.""Yayaya, intinya ngalah sama yang tua dan pantas kawin duluan!" Ucapan Sauqi memb
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status