All Chapters of Tetanggaku Bukan Mantanku: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
21. Cinta atau Obsesi
Arjuna duduk dengan gelisah. Ia sedang menunggu Papah mertuanya bicara. Tatapan mata Vino begitu tajam menusuk membuat Arjuna seperti seorang narapidana dengan kesalahan besar."Ada apa Pah? Kok tiba-tiba Papah manggil Arjuna.""Papah butuh bicara sama kamu. Papah perlu membahas sesuatu yang penting.""Tentang apa itu Pah?""Kamu dan Viona.""Memangnya kami kenapa Pah? Juna sama Viona baik-baik saja kok.""Benarkah? Jangan kamu pikir Papah tidak bisa melihat Arjuna." Vino bersuara dingin membuat nyali Arjuna sedikit menciut."Asal kamu tahu. Aku tidak begitu merestui kamu menikah dengan Viona. Tapi karena desakan Viona, akupun setuju. Jadi, jangan sekali-kali kamu berpikir untuk menyakiti Viona. Karena jika sampai kamu lakukan, kamu akan berurusan denganku."Arjuna meneguk ludahnya, nyalinya benar-benar menciut saat ini. Tapi ia berusaha tenang dan tidak terpancing."Pah, Arjuna cinta sama Viona. Jika tidak buat apa Arjuna menikahinya. Pe
Read more
22. Cemburu
Rabu pagi yang masih berkabut. Suasana desa Sumbang yang begitu sejuk dan dingin. Matahari belum menampakkan wajahnya namun tak menyurutkan langkah Abizar untuk segera menuju ke Puskesmas.Abizar baru saja memarkirkan motornya, sengaja dia berangkat pagi sekali untuk mengecek keadaan Risa. Risa tadi malam piket ceritanya, jadi Abi kangen.Suasana Puskesmas masih sangat sepi. Hanya ada beberapa keluarga pasien rawat inap yang nampak mondar mandir serta petugas kebersihan. Abi tersenyum ramah pada setiap orang yang dijumpainya. Segera dia menuju kebagian kamar istirahat untuk para bidanerawat wanita yang berjaga.Sesampainya disana, Abi tersenyum mendapati gadis cantiknya tengah tertidur dengan lelap. Tiba-tiba ide jahil tercetus dalam otaknya. Pelan-pelan Abi merebahkan diri di samping Risa dan memposisikan diri menyamping dengan tangan kiri menumpu kepalanya.Risa merasakan ada seseorang disebelahnya, refleks Risa memeluk Abi karena berpikir yang
Read more
23. Khilaf yang Nikmat
Pagi harinya Risa terbangun dengan mata sembab. Dia bahkan harus mengompres kantung matanya agar tak terlalu menonjol.Risa mengeluarkan sepeda motornya dengan hati-hati. Sepintas melirik ke rumah tetangga sebelah, ternyata mobilnya sudah tak ada. Fix, Risa harus berangkat sendiri rupanya.Abi dan Risa beberapa kali bertatap muka namun Abi memilih melengos dan acuh. Padahal biasanya Risa yang acuh dan Abilah yang akan selalu mendekatinya. Hal itu menyadarkan Risa jika dia merasa rindu."Ris .... " Risa menoleh ke arah Lisa dan memaksa senyum."Iya Lis, kenapa?""Kamu gak apa-apa?""Aku? Memangnya aku kenapa?""Kamu sama Dokter Abi baik-baik saja kan?""Kami baik memangnya kenapa?"Lisa menyadari kesalahan fatalnya. Risa tidak baik-baik saja. Seharian ini dia bisa melihat jika Abi menghindari Risa bahkan bersikap dingin pun kepada Lisa. Biasanya Abi akan menyapa Lisa ramah namun sejak pagi Abi menatap Lisa dengan dingin. Rasa be
Read more
24. Nikah Yuk
Risa butuh waktu seminggu untuk memulihkan keadaannya pasca jatuh dari motor. Beruntung lukanya tidak parah dan tak mengalami patah tulang juga. Selama seminggu ia ijin tidak ikut piket dan dari semua kegiatan di Desa. Eyang Pardi bahkan dengan setia menemani cucunya selama satu minggu ini. Sedangkan Oma Nunung tidak bisa ikut menemani karena Dewa harus sekolah. Tapi malam minggunya mereka menginap. Sehingga rumah dinas Risa menjadi ramai oleh celoteh Dewa seperti biasa.Risa tengah duduk dengan melihat tingkah polah Dewa yabg tengah disuapi sang ibu."Dewa kok manja bener Yang?""Hahaha, mau gimana lagi. Anak semata wayang Oma kamu tuh. Paling kecil juga."Risa terkekeh, iya sih paling kecil jadi paling di sayang."Abi masih sibuk?""Iya. Kenapa emangnya?""Belum kelihatan.""Lagi ngurusi persiapan prajab Eyang ditambah kerjaan lagi banyak. Abi disayang banget sama semua orang. Apalagi sama Dokter Anwar sampai tugas seabreg dikasih
Read more
25. Cemburunya Abi
"Risa."Risa menoleh kemudian matanya membelalak sedangkan Lisa mengernyit bingung kemudian mendesah. Huft ... Risa memang beruntung, udah cantik banyak yang suka. Dokter semua pula."Risa, hai apa kabar?""Baik Kak Juna. Kakak apa kabar? Istri Kakak mana?""Aku baik, istriku juga baik. Dia sedang bersama teman-temannya.""Ooo, ya udah kami duluan ya Kak. Mari. Ayo Lis."Risa langsung menarik lengan Lisa, dia harus segera kabur dari harapan Arjuna."Tunggu Ris! Bisa kita bicara sebentar.""Maaf Kak, Risa ada janji. Permisi."Risa langsung menarik lengan Lisa dan menjauh. Tapi Arjuna tak menyerah dia sengaja menarik lengan Risa dengan kuat."Kak Juna! Lepas!""Aku gak akan melepaskan sebelum kamu mau bicara denganku sebentar saja. Ayuk.""Baik ayuk Lis.""Kita berdua Risa.""Bertiga atau tidak sama sekali. Hargai reputasimu Kak, dan jangan jadikan aku seperti wanita murahan. Karena itu bukan sifatku." Risa menjawab
Read more
26. Jarak dan Kerinduan
Semenjak pertengkaran dan pengakuan Abizar seminggu yang lalu. Risa tak pernah bertemu dengan Abi. Hal ini dikarenakan Abi tengah menyelesaikan masa prajabnya yang kurang seminggu lagi. Kedua adik Abi juga sedang liburan dan mereka memilih pulang ke Jakarta. Adik kembar Abi kuliah di Unsoed sejak bulan agustus lalu dan memilih ngekost biar dekat dengan kampus.Selama seminggu ini, Risa selalu menoleh ke rumah sebelahnya. Berharap bayangan Abi atau kedua adiknya akan terlihat namun nihil.Seperti pagi ini, harusnya Abizar sudah kembali namun batang hidungnya tetap tak terlihat. Risa mendesah lalu melajukan motornya menuju Puskesmas.Risa mencoba menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Pelayanan prima serta senyum ramah selalu tersungging dari bibirnya tatkala menghadapi para bumil ataupun keluarganya. Namun senyumnya hilang ketika jam kerjanya habis dan dia hanya duduk bersandar sambil melamun. Sampai tak menyadari kedatangan Lisa."Ngelamun aja. Kalau kan
Read more
27. Kepergok
"Bu Ginah.""Eh Bu Risa, baru pulang.""Iya, kok tumben rame.""Ini si Pak Dokter minta bantuan saya nyari orang buat beres-beres rumahnya. Katanya Orang tuanya mau datang.""Asyila sama Athaya udah datang?""Belum Bu? Pak Dokter gak bilang kapan datangnya. Mungkin bareng bapak sama ibunya pak Dokter juga. Eh Bu nitip kunci rumahnya Pak Dokter ya? Lima hari yang lalu dia nitipin sama Anin pas Anin lagi ada acara di Baturaden.""Kenapa gak disimpan Bu Ginah aja?""Saya mau mengunjungi keluarga di Jakarta Bu, lama soalnya di sana. Semingguan. Makanya saya nitip ke Bu Risa aja.""Oh gitu, ya udah biar saya yang pegang kuncinya.""Makasih ya Bu Risa.""Sama-sama."Risa segera memasuki rumahnya dan membersihkan diri. Setelah beristirahat sebentar, beberapa pasien bumil datang. Risa pun melayani mereka dengan sepenuh hati dan senyum tulus terkembang."Permisi.""Iya sebentar."Risa pun menghentikan aktivitas mengetik la
Read more
28. Lamaran Diterima
Semenjak dipergoki oleh Maira, Abi dan Risa diawasi dengan sangat ketat oleh kedua orang tua Abi. Kalau dirasa mereka berdekatan dalam jarak satu meter pasti mereka akan dipisahkan dengan berbagai cara. Tentu saja hal ini membuat adik kembar Abi bingung mendapati kedua orang tuanya begitu overprotektif sama Abi dan Risa."Mamah sama Papah aneh, lagian Mas Abi sama Mbak Risa kan mo nikah kenapa kesannya gak boleh dekat-dekat. Mau dipingit apa gimana nih?""Iya nih, Mamah sama Papah kesannya gak rela mereka mau kawin aja," celetuk Athaya asal. Namun rupanya kata 'kawin' mengingatkan Maira bagaimana ganasnya Abi saat mencium Risa sehingga refleks Maira menyentil dahi Athaya."Wadaw ... sakit Mah. Mamah kenapa sih?""Udah diem. Kalian pada ngurusin kuliah kalian aja."Maira memilih meninggalkan keduanya dan mengecek kembali berbagai hantaran yang hendak dibawa ke rumah Kakek Risa."Mamah sama Papah kenapa ya? Kayak takut banget kalau Mas Abi lagi dekat-deka
Read more
29. Saling Menjaga
"Hai Abi, kita ketemu lagi. Wow kita ganggu gak nih," sapa Rudi ramah."Oh enggak Rud. Kalian sengaja kesini?" Abi berusaha berbasa basi walau aslinya agak kurang suka apalagi sejak tadi Arjuna menatap Risa dengan tatapan memuja. Risa memilih mendekatkan kursinya pada Abi. Abi paham jika Risa merasa tak nyaman."Sepertinya kamu sedang sibuk Rud?""Iya nih kita mau bangun rumah sakit di Purwokerto.""Di daerah mana Rud?""Di sekitar Kembaran, bekas rumah sakit Wijaya Kasih. Sayang tempatnya potensial banget. Makanya aku sama Juna niat banget mau bangun rumah sakit disana."Obrolan terus mengalir, tapi lebih didominasi oleh Rudi dan Abi. Arjuna yang biasanya banyak omong lebih bayak diam."Bentar ya aku ijin ke toilet," ucap Rudi.Setelah memastikan Rudi pergi, Abi menatap Arjuna dengan tatapan tajam."Berhenti menatap wanita lain dengan tatapan seperti itu Juna! Kamu sudah menikah.""Hahaha. Kenapa memangnya? Kamu bukan sia
Read more
30. Wanita Terhormat
Seorang wanita tengah menunggu dengan gelisah di dalam mobil mewahnya. Matanya awas mengawasi setiap hilir mudik yang terjadi di Puskesmas Sumbang. Wajah cantiknya tersenyum ketika melihat pria pujaan hatinya keluar. Viona hendak membuka pintu mobilnya namun gerakannya terhenti ketika melihat Abi menghentikan langkahnya dan menunggu seorang wanita cantik hingga keduanya berjalan beriringan menuju ke sebuah motor. Viona menahan cemburu melihat bagaimana Abi memperlakukan wanita itu dengan lembut bahkan memasangkan helm pada sang wanita. Viona semakin marah melihat bagaimana wanita itu melingkarkan tangannya pada perut Abizar."Dia siapa Bi? Kenapa kamu begitu perhatian dengannya? Kamu bahkan tersenyum sangat manis untuknya?" lirih Viona.Viona segera menjalankan mobilnya dan membuntuti mobil Abi. Sepanjang jalan pulang Abi bercerita dengan Risa hingga keduanya sampai di rumah."Udah sana istirahat. Nanti harus dines lagi loh.""Iya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status