All Chapters of Tenggelam Cinta Masa Lalu: Chapter 71 - Chapter 80
86 Chapters
71. Serangan Benjamin
Rosaline meremas tangan Adhikari saat mereka masih berada di dalam mobil. Mereka berdua belum juga keluar dari mobil walaupun Adhikari sudah memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang pintu rumah orangtua Rosaline selama lima belas menit.“Ayo turun.”                                     “Aku deg-degan, Sayang.”“Kita hadapi bersama.” Ucap Adhikari penuh keyakinan.“Kalau Papa kembali menghajar kamu kayak dulu gimana? Soalnya waktu itu Jagat juga habis dihajar sama Papa gara-gara dia udah menghamili Jasmine,” ucap Rosaline.“Semua resikonya akan aku terima, termasuk aku akan babak belur dihajar sama Papa kamu. Yang penting kita akan selalu bersama. Kamu tenang aja ya, buktinya Jagat juga dinikahkan sama Jasmine kan,&r
Read more
72. Rapat Keluarga
“Kapan kamu akan menikahi Rosaline?” tanya Benjamin kepada Adhikari.Saat ini Adhikari sedang duduk berhadapan dengan Rosaline dan orangtuanya. Mereka  sedang duduk santai di ruang tengah dengan disuguhi teh dan camilan. Benjamin juga sedikit lebih tenang dan sudah bisa menerima kenyataan yang telah terjadi.“Secepatnya, Pa.”               “Lalu perceraianmu?”                                                                    “Sedang dalam proses.”“Apa orangtuamu dan keluargamu su
Read more
73. LDR
Sampai di kamar, Adhikari langsung menghubungi Rosaline lewat vidio call agar kekasihnya itu percaya bahwa dirinya memang sedang berada di dalam kamarnya yang ada di rumah orangtuanya.“Hai, Sayang,” sapa Adhikari.    “Kamu baru sampai rumah?”“Enggak. Udah dari tadi sih tapi aku bicara sama Papa Mama dan yang lainnya dulu soal hubungan kita.”“Terus reaksi Papa Panji sama Mama Ruwina gimana? Mereka marah nggak sama aku?” tanya Rosaline penasaran. Ia begitu takut dengan reaksi orangtua Adhikari saat mereka mengetahui hubungannya yang terjalin kembali secara diam-diam di saat Adhikari masih memiliki istri sahnya.“Nggak tahu, Mama nggak ngomong apa-apa. Papa juga.”“Aku kok malah ngrasa takut ya,” ucap Rosaline.“Loh takut kenapa, Sayang?!”“Takut kalau mereka nggak merestui hubungan kita,
Read more
74. Insiden
Ponsel Adhikari berdering saat ia dan Rosaline sedang bersantai di depan TV.“Siapa yang telpon, Sayang?” tanya Rosaline.“Mama.”                      “Ya udah angkat aja, siapa tahu penting,” ucap Rosaline yang kini sedang berada di pelukan Adhikari.“Halo, Ma,” sapa Adhikari saat ia sudah menyambungkan telponnya.“Adhi, kamu di mana?” tanya Ruwina.“Aku lagi ada di luar. Ada apa, Ma?”“Kamu pulang secepatnya. Mama mau bicara sama kamu.”“Iya.” Sambungan telponnya terputus, Adhikari kembali meletakkan ponselnya di atas meja.“Ada apa, Sayang?” tanya Rosaline.“Mama minta aku pulang. Kamu ikut sama aku pulang ya. Kamu kan udah lama nggak ketemu sama Mama Papa.”&
Read more
75. Tak Ingin Bertemu
Sampai di rumah sakit Rosaline langsung dimasukkan ke ruang IGD. Adhikari, Ivana dan Badrika menunggu di luar.Adhikari semakin panik karena saat di perjalanan menuju rumah sakit tadi Rosaline sudah tak sadarkan diri.Tak lama kemudian Benjamin dan Mardina berlari tergesa memasuki gedung rumah sakit. Mereka mencari-cari keberadaan Rosaline. Sampai di depan ruang IGD, mereka melihat keberadaan Adhikari dan dua kakaknya.“Kamu apakan anakku?!” Benjamin langsung menarik kerah kemeja Adhikari membuat Ivana dan Mardina berteriak. Badrika langsung menarik lengan Benjamin agar tak terjadi pukulan lagi.“Om Ben, saya mohon sabar dulu. Rosaline masih diperiksa Dokter di dalam,” ucap Badrika.Ruwina menutup mulutnya yang menganga dengan telapak tangannya saat ia melihat Benjamin menarik kerah kemeja Adhikari dan hampir saja memukul Adhikari jika saja Badrika tak menghalanginya.“Adhi, bagaimana Rosaline bisa terjatuh?&rdq
Read more
76. Harapan Di Saat Putus Asa
“Suster, saya ingin bertemu dengan Rosaline. Bagaimana keadaannya?” Adhikari berlari menghampiri seorang perawat yang baru saja keluar dari ruang IGD dan perawat itu jugalah yang tadi menggiring Benjamin dan Mardina masuk ke ruangan.“Maaf, Pak, tapi tidak ada pasien bernama Rosaline di sini.”“Tidak ada? Tidak ada gimana maksudnya?! Bukannya tadi kamu yang memanggil Papa Ben dan Mama Mardina masuk untuk menemui Dokter?!” seru Adhikari. Ia merasa pusing dengan pernyataan suster di hadapannya ini.“Maaf, Pak. Di sini memang sudah tidak ada lagi pasien yang bernama Rosaline, Pak.”“Jelas-jelas tadi kamu membawa orangtua Rosaline masuk ke sana!” sentak Adhikari.“Pasien bernama Rosaline memang sudah tidak ada di sini karena sudah keluar dari rumah sakit ini dua jam yang lalu, Pak.”“Apa?!” Bukan hanya Adhikari yang terkejut atas ucapan suster itu, namun semua an
Read more
77. Pencarian Belum Berakhir
“Suster, apa di sini ada pasien bernama Jasmine?” Adhikari bertanya pada suster yang berjaga di meja informasi.“Jasmine? Jasmine siapa, Pak, nama lengkapnya?” tanya Perawat itu.“Jasmine Dimitri, dia istri dari Jagat Paraduta pemilik rumah sakit ini. Kamu pasti mengenalnya,” sahut Adhikari.“Maaf, Pak, tapi Pak Jagat tidak memasukkan istrinya ke rumah sakit ini.”“Bagaimana mungkin?! Bukannya istrinya sedang melahirkan? Penjaga di rumahnya bilang kemungkinan besar Pak Jagat membawa istrinya melahirkan di sini,” ucap Adhikari.“Itu hanya kemungkinan besar, Pak. Kemungkinan kecil juga bisa saja terjadi kan,” sahut perawat itu.“Adhi, sepertinya dia nggak akan memberitahu kita. Sebaiknya kita pergi dari sini,” ucap Badrika.“Tapi, Kak—“                 
Read more
78. Terpuruk
Sudah satu minggu Rosaline rawat inap di rumah sakit. Kini saatnya ia keluar dari rumah sakit.Jasmine dan Jagat membawa serta bayi mereka yang masih berumur satu minggu untuk  kembali menuju rumah sakit guna mengantar kepergian Rosaline, Benjamin dan Mardina sampai ke bandara.“Gimana, udah siap semua?” tanya Jagat.“Udah.”                                             Jagat dan Benjamin membawa koper-koper, sedangkan Mardina menggendong cucunya yang masih sangat kecil itu. Rosaline dan Jasmine berjalan beriringan keluar dari rumah sakit.Mereka menaiki dua mobil menuju ke bandara.“Jagat, kamu jaga Jasmine dan anak kalian baik-baik.” Ucap Benjamin saat ia memeluk Jagat. Saat ini merek
Read more
79. Harapan Baru
Adhikari tetap tak putus asa untuk mencari keberadaan Rosaline. Selain melamun, ia selalu menghabiskan waktu luangnya untuk berkeliling kota mencari keberadaan Rosaline.Tak patah semanagtnya untuk terus bertanya kepada Jagat dan Jasmine tentang keberadaan Rosaline. Kali ini Adhikari kembali mengunjungi rumah Jasmine dan Jagat.“Jasmine, aku mohon. tolong beritahu aku di mana Rosaline berada.”“Aku nggak bisa kasih tahu, Kak. Aku udah janji sama Papa, Mama dan Kak Rose,” sahut Jasmine.“Rose?” gumam Adhikari saat mendengar nama Rosaline disebut.“Iya. Selain Papa dan Mama yang nggak ingin Kak Rose ketemu sama Kak Adhi, Kak Rose sendiri juga nggak mau ketemu sama Kak Adhi,” ucap Jasmine pada akhirnya.Selama enam bulan ini Jasmine dan Jagat terus saja bungkam tentang keberadaan Rosaline, keadaan, maupun alasan kepergian Rosaline. Selama enam bulan terakhir ini Jasmine lebih banyak menghindar dan
Read more
80. Abrisam Rajendra Dimitri
Rosaline merasa kesakitan di bagian perutnya saat baru saja ia akan tidur setelah makan malam. Rasa sakit itu terasa sangat sakit lalu tiba-tiba menghilang setelah beberapa saat. Begitu terus berulang-ulang. Dari beberapa hari yang lalu ia sudah menunggu saat-saat seperti ini setelah usia kandungannya berusia sembilan bulan.“Adduhh.” Rosaline keluar dari kamarnya menuju kamar orangtuanya.“Papa, Mama.” Rosaline mengetuk pintu kamar orangtuanya.“Ada apa, Sayang?” tanya Mardina saat ia sudah membuka pintu kamarnya.“Ma, perut aku sakit. Dari tadi mules-mules terus.” Ucap Rosaline seraya memegang perutnya. Keringat sudah membanjiri wajah dan punggungnya.“Mungkin kamu udah waktunya melahirkan, Sayang.”“Ada apa, Ma?” Tanya Benjamin yang baru saja keluar.“Sepertinya Rose mau melahirkan, Pa,” sahut Mardina.“Apa?! Kalau begitu ayo kita ke ru
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status