Semua Bab HASRAT CINTA PERTAMA: Bab 31 - Bab 40
83 Bab
Part 31 : Firasat Seorang Suami
  Willy hampir saja berhasil menyeret Diana ke kamar tamu, tapi tiba-tiba suara ketukan di pintu ruang tamu yang cukup dekat ke pintu kamar tamu, menghentikan aksi pria yang sudah kehilangan akal sehatnya itu. Diana yang melihat Willy lengah, langsung cepat-cepat melepaskan tangannya dari cekalan Willy. Ia kemudian berlari menuju pintu depan dan membuka kuncinya dengan cepat. “Diana? Kok kamu gak jadi datang? Udah gitu Hp-mu gak diangkat-angkat,” tegur Ivan begitu melihat Diana membuka pintu. “Mas Ivan, syukurlah kamu datang, Mas. Ayo kita cepat pergi dari sini,” jawab Diana sambil menarik tangan Ivan agar segera beranjak pergi dari rumahnya. Ia tak peduli lagi dengan suara Willy yang memanggil-manggilnya. “Ada apa? Kamu kok buru-buru begitu? Willy ganggu kamu?” tanya Ivan heran, meski begitu ia tetap berjalan mengikuti Diana yang menyeret tangannya. “Nanti aja ceritanya, Mas.” Diana langsung masuk ke dalam mobil Ivan yang
Baca selengkapnya
Part 32 : Kejujuran Membawa Dendam
 Keesokan harinya sekitar pukul enam pagi, Ivan mengantarkan Diana pulang ke rumahnya. Sang istri ingin tiba di rumah sebelum anak-anaknya bangun. Apalagi Tian dan Kevin pasti akan mencarinya saat mereka akan bersiap-siap ke sekolah. Ketika tiba di rumahnya, Diana sempat melihat pintu kamar tamu yang masih tertutup rapat. Mungkin tamu yang sedang menginap di sana belum bangun. Diana meneruskan langkahnya menuju kamarnya untuk berganti pakaian rumah. Tidak lama kemudian ia sudah keluar lagi dari kamar dan menuju kamar anak pertama dan anak keduanya. Diana sedang menemani Tian dan Kevin sarapan, ketika Willy kemudian keluar dari kamar tamu. Pria yang sangat brutal memperlakukan mantan kakak iparnya tadi malam itu dengan wajah tak berdosa ikut duduk di meja makan. Terlihat wajah tampan itu baru saja bangun dari tidurnya.  “Tian dan Kevin udah mau berangkat sekolah ya?” sapa Willy ramah kepada kedua keponakannya. Mata elangnya kemudi
Baca selengkapnya
Part 33 : Akhirnya Sekamar
  “Maaf sebelumnya, tawaran bekerja di Berau tidak bisa saya terima karena dengan pertimbangan keluarga. Jadi saya mengajukan pengunduran diri dari perusahaan.” Ivan menyerahkan surat pengunduran dirinya ke hadapan Willy yang duduk di depannya. Pagi itu usai briefing dengan para bawahannya, pria yang sudah mantap untuk tetap tinggal bersama istri barunya serta anak-anak mereka di Kota Samarinda, mendatangi Willy ke ruangan direktur. Ivan sudah tahu, Diana tidak ada di ruangan itu karena istrinya sudah memilih berhenti bekerja demi kelangsungan rumah tangga mereka, tanpa ada lagi campur tangan dari keluarga mantan suaminya dulu. “Demi istri baru dan empat anak sambung, yakin bisa membahagiakan mereka dengan menjadi pengangguran?” tanya Willy sinis dengan ujung mata melirik amplop kecil yang diletakkan Ivan di hadapannya. “Sepertinya urusan rumah tangga saya bukan hal yang perlu dibahas antara kita berdua. Saya sudah menyampaikan surat
Baca selengkapnya
Part 34 : Cinta Tulus Dokter Cantik
  “Mas? Kok tidur di sini?” Susana mengusap lembut lengan sang suami yang meringkuk kedinginan di atas sofa dalam kamar mereka. Susana baru saja terbangun pukul dua dinihari itu, ia tidak menemukan sosok Denny di sampingnya. Malah terlihat sang suami memilih tidur di sofa dibanding tidur di sebelah dirinya.  Denny bergeming. Usapan lembut sang istri tidak membuat pria itu bangun. Matanya terus saja terpejam. Sejak malam pertama mereka seminggu yang lalu, Denny belum pernah lagi menyentuh tubuh istrinya. Pria yang masih saja tidak mau melepaskan diri dari pesona wanita cinta pertamanya, meski dirinya dan Diana kini sudah memiliki pasangan hidup masing-masing. Susana menghela napas dan membuangnya kasar. Percuma membujuk sang suami yang melihatnya saja tidak tertarik, apalagi tidur bersama di ranjang mereka. Perempuan itu lalu berjalan ke ranjang dan mengambil selimut yang tadi dipakainya. Kemudian penuh kasih sayang selimut itu ditutupkan di
Baca selengkapnya
Part 35 : Romantisnya Suami Kedua
  “Pak Ivan, mohon maaf, dikarenakan kondisi perusahaan yang sedang mengalami penurunan pendapatan, pesangon dan uang jasa yang Bapak tanyakan tidak bisa dikeluarkan dari perusahan. Hanya gaji Bapak sebulan terakhir saja yang akan ditransfer minggu depan, bersamaan dengan gaji karyawan lainnya.” “Setahu saya perusahaan cukup stabil selama setahun terakhir ini, kalian jangan mengada-ada, hak saya tolong penuhi dong.” Ivan mulai terpancing emosinya mendengar ucapan Pak Johan--manager HRD kantor pusat Surabaya yang diteleponnya setelah tiga minggu ia keluar dari perusahaan itu.  Ivan sangat tahu sekali, meskipun mengundurkan diri dari perusahaan, sesuai dengan peraturan pemerintah, setidaknya ia masih menerima berapa kali jumlah gaji yang diterimanya setiap bulan. Nominal lebih kurang 150 juta masih sangat lumayan bisa ia terima untuk menutupi biaya renovasi rumahnya. Ivan tidak akan diam begitu saja. “Saya hanya mengikuti perintah
Baca selengkapnya
Part 36 : Kehamilan Tak Diinginkan
  Denny menatap tubuh Susana yang meringkuk di atas sajadah. Istrinya itu masih memakai mukenanya. Meski heran dengan tingkah sang istri, Denny tak peduli. Ia meneruskan langkahnya ke kamar mandi. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia harus bersiap-siap berangkat ke kantor. Susana mencoba untuk bangun dari tidurnya, rasa pusing dan mual yang terus menderanya sejak subuh tadi membuat ia merebahkan diri sejenak usai melaksanakan salat, tapi malah hampir satu jam ia terbaring di sana. “Duh, kepalaku berat sekali, kenapa ini?” Susana memijit pelan pangkal hidungnya sembari memejamkan mata. Tidak lama kemudian ia berdiri, membuka mukenanya dan berjalan pelan keluar kamar. Ia ingin menyiapkan sarapan pagi buat Denny sebelum berangkat bekerja. Walaupun suaminya itu jarang menyentuh sarapannya. Mi goreng instan dengan ceplok telur baru saja selesai dibuat Susana ketika Denny keluar dari ka
Baca selengkapnya
Part 37 : Selingkuhan Baru
 Denny berkenalan dengan Elina sebulan lalu ketika mobil mereka hampir bertabrakan di lokasi parkir. Denny yang kala itu dalam kondisi moody gara-gara sudah meniduri Susana lagi tanpa sadar, tidak melihat mobil Elina yang juga akan keluar dari parkiran apartemen. Emosi Denny semakin bertambah karena peristiwa itu. Namun ketika seorang wanita cantik bertubuh seksi turun dari mobil yang ditabraknya, bahkan lalu mendatangi mobil Denny. Pria itu bergeming. Wanita itu dengan wajah marah juga bermaksud melabrak pengemudi yang menyenggol mobilnya. “Mas, pagi-pagi dah main serobot aja,” tegur si cantik yang tidak jadi marah-marah begitu pengemudi tampan itu ikut turun.“Maaf, ya? Saya sedang gak konsentrasi tadi. Hm … saya akan ganti rugi kerusakannya.” Denny mengambil kartu nama dari dompetnya dan menyodorkan ke tangan wanita berambut sebahu tanpa poni itu, “ini kartu nama saya, silakan bawa mobilnya ke alama
Baca selengkapnya
Part 38 : Bertemu Mantan Pacar
  “Aku ke Samarinda hari ini, nginap,” ucap Denny kepada Susana yang sedang duduk menonton televisi di sore hari Sabtu itu. Mata wanita yang sedang hamil muda itu melirik tas ransel yang dibawa suaminya. Denny sudah bersiap akan keluar lagi. Padahal baru satu jam yang lalu ia pulang. Meski hari Sabtu, Susana tahu kalau suaminya itu masih sering datang ke kantornya. Ia memaklumi karena memang pekerjaan Denny banyak berhubungan dengan para nasabah, yang kadang hanya punya waktu bertemu di hari Sabtu atau hari Minggu. “Urusan kantor kah, Mas?” tanya Susana sembari berdiri menghampiri suaminya. “Bukan urusanmu!” Denny menjawab ketus. “Hm … ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama, Mas.” Susana menatap suaminya penuh harap. Ia ingin memberitahukan hasil tes kehamilannya kepada calon ayah anaknya itu.  “Lain kali aja! Aku buru-buru!” Denny mengambil sepatu sendalnya di rak sepatu dekat pintu keluar apartemen. “
Baca selengkapnya
Part 39 : Dendam Cinta Pertama
 Elina masih menekuk mukanya begitu mereka sudah duduk kembali di mobil. Wajah wanita cantik itu tampak kesal.“Kenapa sih, kok kamu jadi murung gitu, emangnya dulu Ivan pacar kamu?” tanya Denny sembari mengamati sejenak wanita yang duduk di sampingnya. Lalu, tidak lama kemudian mobil itu meluncur keluar dari parkiran tempat belanja itu.“Mas Ivan dulu adalah laki-laki pertama yang aku taksir waktu kelas tiga SMA dulu. Tapi cintaku tak berbalas. Dia hanya menganggap aku adik.” Cerita Elina tanpa diminta.“Wah … kasihan sekali, cinta tak berbalas. Terus kamu masih menyimpan cinta itu buat dia sampai sekarang?” tanya Denny penasaran.“Gak juga sih, tapi gara-gara dia aku jadi wanita yang pendendam terhadap laki-laki. Aku gak percaya lagi yang namanya cinta. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan pria yang bisa membuatku senang. Kayak dirimu, Mas.” Senyum kembali mun
Baca selengkapnya
Part 40 : Terjebak Sang Mantan
   Diana sedang sibuk memeriksa semua nota pembelian barang-barang di supermarket-nya ketika ponselnya berbunyi.   “Tumben Denny telepon,” pikirnya heran. Namun diangkatnya juga panggilan dari sang mantan yang ditemuinya semalam bersama wanita lain.  “Hallo ….”  [Hallo, Diana. Makasih ya, masih mau mengangkat teleponku.]   “Iya, sama-sama, Den. Hm … ada kabar apa nih, tumben telepon.”   [Aku ingin ngajak kamu dan suamimu makan siang bersama di hotel tempatku menginap, bisa gak? Aku tuh ingin menjalin silaturahmi lagi denganmu juga dengan suamimu, mumpung aku lagi ada di Samarinda. Sejak kita berpisah yang kedua kalinya, baru kali ini aku menginjak kota ini lagi. Ntar sore aku udah balik lagi ke Balikpapan.]  “Hm … bisa aja sih, coba aku tanya Mas Ivan dulu ya, Den?”  [Ok, Diana. Aku tunggu kabarnya, ya?]  “Iya.” Diana memutus sambungan telepon itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status