All Chapters of HASRAT CINTA PERTAMA: Chapter 51 - Chapter 60
83 Chapters
Part 51 : Restu Diana
  “Saya ayahnya Elina, Mbak ini pasti istrinya Mas Ivan, ya?” Rusdi langsung mendatangi Diana dan mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. Dengan ragu, Diana menyambut uluran tangan itu. Ivan mendesah kesal melihat ayahnya Elina yang lancang datang kembali tanpa pemberitahuan. Apalagi sedang ada Diana bersamanya. Ivan menghampiri Diana, lalu mengulurkan tangan meraih tangan istrinya. ”Yuk, kita duduk di kursi tamu saja, Sayang,” ajak Ivan. Ia sudah pasrah apapun yang akan dikatakan Rusdi siang ini. Ia lelah menyembunyikan semua ini pada istrinya. Biarlah Diana tahu. Rusdi pun kemudian mengikuti pasangan suami istri itu ke kursi tamu. “Hm … begini, Mas Ivan. Maaf, saya datang lagi ke sini,” ucap Rusdi setelah duduk di kursi tamu. “Emangnya Bapak sudah pernah ke sini sebelumnya?” tanya Diana heran. “Minggu lalu, Pak Rusdi datang bersama Elina. Maaf, aku belum ngasih tahu kamu, Sayang.” Ivan yang menjawab pertanyaan istriny
Read more
Part 52 : Terjebak Istri Siri
“Tolonglah, Mas Ivan. Toh, mereka yang hadir di sini tidak ada yang kenal dengan Mas Ivan,” bujuk Rusdi dengan memasang wajah yang memelas. “Ayo, kita masuk. Penghulunya sudah hadir di dalam.”“Tahu begini, saya gak akan setuju untuk datang ke sini. Untung istri saya tadi gak ikut,” gerutu Ivan dengan wajah cemberut. Namun, ia tetap juga mengikuti langkah Rusdi masuk ke dalam rumah.Begitu tiba di ruangan tengah yang cukup luas, terlihat sudah ramai oleh para tamu. Rusdi langsung mengajak calon menantunya menuju meja dan kursi yang sudah tersedia di tengah-tengah ruangan sebagai tempat acara akad nikah akan diadakan.“Maaf, Pak Penghulu, agak menunggu. Ini calon menantu saya.” Rusdi langsung memperkenalkan Ivan kepada tiga orang pria paruh baya yang sudah duduk di kursi tersebut.“Iya, gak apa-apa, Pak Rusdi, kami kan juga baru tiba di sini,” balas Pak Penghulu sembari menerima uluran tangan Ivan
Read more
Part 53: Berbagi Suami
Tangan Elina tak lagi sekedar menyentuh, tapi mulai merayap menyusuri tubuh pria itu dan mengecup dada Ivan yang berbulu halus. Ivan yang telah menegang sejak tadi dengan gairah kelelakiannya sudah meletup-letup di ubun-ubun kepalanya. Ia butuh pelampiasan.Ivan sudah tak tahan lagi, matanya menggelap. Ia tak peduli siapa wanita yang berdiri di hadapannya kini. Ia kemudian menerkam tubuh Elina dan menciumnya dengan brutal. Tentu saja istri sirinya itu menyambut dengan suka cita. Kerinduannya selama tiga bulan ini tidak bercinta dengan seorang pria akan dituntaskan oleh pria yang sangat ia cintai, ayah dari anak yang sedang dikandungnya saat ini.Ivan benar-benar tak terkendali di siang hari itu. Tanpa obat peransang pun, ia sudah sangat perkasa dalam urusan ranjang, apalagi sekarang, ia mengkonsumsi bubuk itu tanpa disadarinya. Hingga Elina dibuatnya tak berdaya, berkali-kali mendapatkan klimaksnya. Wanita cantik itu terkulai lemas di sebelah Ivan yang kemudian tertidu
Read more
Part 54: Karma Elina
Usai membersihkan diri di kamar mandi, Ivan langsung mencari baju kaos yang berleher tinggi. Ia ingat punya baju seperti itu tersimpan di lemari pakaiannya. Ia tak ingin Diana melihat tanda merah yang sangat jelas di lehernya akibat ulah perempuan yang tak pernah diimpikannya akan menjadi istri sirinya. Setelah memasang celana pendeknya, Ivan mendekati ranjang. Dilihatnya Diana masih dalam posisi yang sama seperti tadi. Ivan pun kemudian merebahkan dirinya di sebelah sang istri. Tangan kekarnya memeluk tubuh wanita yang sedang mengandung buah cinta mereka. Ia pun dengan lembut mencium rambut sang istri dengan hati yang perih karena merasa sudah mengkhianati istri tercintanya itu dengan meniduri wanita lain, meskipun bukan atas kehendaknya. “Maafkan keteledoranku, Sayang,” ucap Ivan dalam hati. Ia memejamkan mata, menahan tangis yang tiba-tiba menyesak dadanya. Yang terdengar kemudian hanya deru napasnya yang berembus kasar dan air mata yang tumpah tak tertah
Read more
Part 55: Keguguran
 “Aku yang salah, Bu. Aku sudah menjebak Mas Ivan. Aku terpaksa melakukan itu, Bu. Aku ingin merebut Mas Ivan dari istrinya,” tangis Elina tanpa rasa malu pada orang tuanya.“Ya ampun, Elina?! Kenapa kamu jadi seperti ini, sih?” Ibunya Elina langsung bangkit dari duduknya, menatap sang putri tak percaya. “Kenapa kamu jadi licik begini? Mama dan papa gak pernah ngajarin kamu mengejar laki-laki seperti wanita murahan begini. Mama benar-benar kecewa sama kamu, Lin.”“Sudahlah, Ma? Semoga saja setelah ini, Elina tidak lagi mengejar-ngejar Ivan.” Rusdi berdiri dari duduknya di sofa dan menghampiri sang istri.“Ini gara-gara Papa terlalu memanjakan dan menuruti semua keinginan Elina. Dulu, mama sudah tidak setuju dia kuliah sendiri di Balikpapan. Sekarang hidupnya jadi gak karuan seperti ini,” omel istrinya Rusdi pada sang suami.“Kenapa mengungkit hal itu lagi sih, Ma. Kita sama-sam
Read more
Part 56: Ambisi Tak Pernah Pudar
Orang tua Elina kaget melihat putrinya yang tiba-tiba mengamuk seperti itu. Rusdi dengan cepat berlari ke tempat anaknya yang berusaha untuk bangkit dari ranjangnya. Ia langsung memeluk putri tersayangnya itu. Lalu, berteriak pada istrinya yang masih bengong, “Ayo, Ma! Cepat panggil dokter ke sini!”“Lepaskan aku, Pa! Aku mau ke tempat Mas Ivan sekarang!” teriak Elina sambil menangis.“Duh … kenapa kamu jadi seperti ini, Nak?” keluh Rusdi dengan hati pilu. Ia tahu, Elina sangat terpukul kehilangan calon bayinya dan kehilangan kesempatan untuk bisa bersama Ivan, tapi ia tak menyangka, Elina begitu keras kepala dan tidak mau menerima kenyataan. "Sadarlah, Lin. Cobalah lupakan Ivan, percuma kamu mengharapkan dia lagi."Elina tak menjawab, tapi suara tangisnya semakin memilukan.Tidak berapa lama kemudian, dokter yang dipanggil oleh ibunya Elina bergegas masuk diikuti oleh seorang perawat. “Seperti
Read more
Part 57 : Penasaran
Rona, kamu ke ruangan saya sebentar.” Denny memanggil teman satu ruangan Elina ketika masih bekerja di kantor tersebut. Tidak lama kemudian, wanita yang dipanggil oleh Denny itu masuk ke dalam ruangan kepala cabangnya itu. “Hm … ini mengenai Elina, kamu masih kontakan gak sama dia?” tanya Denny langsung begitu Rona sudah berdiri di depan meja kerjanya. “Sudah gak sih, Pak. Pernah saya menghubungi Hp-nya, tapi nomornya sudah gak aktif sejak keluar dari sini dulu. “Oh, ya, sudah, kalau begitu. Makasih ya, silakan kamu kembali bekerja lagi.” Denny menatap wanita sedikit gemuk dan berkaca mata yang tidak disuruhnya duduk di kursi depan mejanya. “Maaf, Pak. Mungkin ini sedikit membantu kalau Bapak mungkin mencari kabarnya Elina.” Rona tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari saku blazer-nya. Ia mencari sesuatu di layar ponselnya.&nb
Read more
Part 58 : Bertemu Teman Kencan Lama
  Denny masih sangat penasaran akan status Elina yang diposting di media sosial wanita itu, ia semakin penasaran dengan suami yang berinisial 'I' tersebut. Denny bukannya ingin kembali bersama Elina lagi, ia lebih tertarik akan nasib Diana, jika memang benar, Ivan menikahi Elina. “Akhir bulan ini, aku mau main ah, ke Samarinda. Aku bisa mati penasaran kalau tidak tahu kebenarannya. Kali aja, Diana minta cerai dari Ivan dan aku bisa mendekati dia lagi. Mana tahu, Diana mau jadi istri kedua aku.” Denny mesem-mesem sendiri di ruangan kerjanya  ***Elina sudah keluar dari rumah sakit tempatnya dirawat selama seminggu. Ia tampak murung ketika kedua orang tuanya mengajak pulang ke rumah di akhir pekan itu. Ivan yang sangat diharapkannya mau membezuk ke rumah sakit, tak terlihat puncak hidungnya sama sekali. Pria itu benar-benar tak peduli apapun yang terjadi dengan istri sirinya itu. “Kita mampir di tempat kerjanya Mas Ivan dulu ya, Pa?” Elina
Read more
Part 59 : Teguran
Denny tertawa geli mendengar ajakan Elina untuk menikah dengannya. “Apa lagi yang ada di pikiranmu kali ini, El?”“Duduk dulu deh, Mas. Aku akan ceritakan padamu,” pinta Elina sambil tersenyum manis. Denny yang penasaran akhirnya menghenyakkan tubuhnya kembali.“Ayo, kamu mau cerita apa? Buruan, bentar lagi aku mau jalan.”“Aku minta maaf karena dulu tiba-tiba pergi dari Balikpapan. Papa memaksaku pulang ke sini. Katanya ada yang mau melamarku. Aku tentu saja menolak. Akhirnya papa tidak jadi menerima lamaran orang itu, tapi aku harus tinggal di rumah orang tuaku lagi. Mereka khawatir aku tinggal sendiri di Balikpapan. Sekarang kalau Mas mau menikahiku, pasti orang tuaku akan mengizinkan aku balik ke sana lagi.” Elina penuh semangat mengarang cerita untuk meyakinkan Denny. “Mas mau kan menolongku?”Denny mencari kejujuran di mata wanita yang duduk di hadapannya. Kemudian, beralih menatap bibir se
Read more
Part 60 : Gara-Gara Pelakor
Setelah dirawat di rumah sakit selama seminggu, Denny akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah. Yanny mengajak anak dan menantunya untuk tinggal di rumahnya. Kondisi Denny yang belum bisa berjalan tidak memungkinkan untuk tinggal di apartemennya yang berada di lantai tiga. Tidak ada yang akan membantu putranya itu kalau Susana pergi bekerja. Apalagi menantunya itu dalam kondisi hamil.Denny dan Susana terpaksa menerima saran itu, untuk sementara mereka berdua akan tinggal di rumah orang tua Denny tersebut sampai Denny bisa beraktivitas normal kembali.Susana merawat suaminya di rumah sang mertua dengan penuh kasih sayang. Ia bahkan mengambil cuti tahunannya agar bisa maksimal merawat dan menemani suami tercintanya itu setiap saat. Denny sangat terharu melihat istrinya yang memperlakukan dirinya seperti itu. Padahal seharusnya, ia sebagai suami yang harus lebih memperhatikan wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Susana selalu saja tersenyum, meski terlihat lelah. Set
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status