Semua Bab Hotel Bekas Pembunuhan: Bab 71 - Bab 80
88 Bab
Perempuan bergaun putih di apartemen
Prajna adalah seorang mahasiswa di universitas di Jawa Tengah yang menjalani Kerja Praktik di Jakarta bersama dengan dua orang temannya yang bernama Indra dan Retno.Selama di Jakarta, ketiga mahasiswa ini tinggal di apartemen milik manager di tempatnya magang.Di satu sisi mereka senang karena bisa tinggal gratis, namun di sisi lain ini adalah awal dari kisah horor yang mereka alami bersama.Mereka tinggal di kamar di lantai 6 gedung B nomor 607, di dalam apartemen ada 2 kamar, 1 besar dan 1 kecil. Prajna dan Retno di kamar yang besar, sedangkan Indra di kamar yang kecil.Saat awal menjalani kerja praktik bersama, semuanya terasa lancar, hingga suatu ketika Indra menyatakan bahwa ia selalu susah tidur karena sering mimpi buruk didatangi oleh sosok wanita berambut panjang.Bahkan hal ini membuat Indra tak lagi ingin tidur di kamar kecil tersebut, dirinya tidur di ruang tamu, dan hal tidak mengenakan di kamar Indra pun juga dirasakan oleh Prajna karena dia termasuk orang yang peka d
Baca selengkapnya
Sekian lama tinggal di kontrakan tua akhirnya mereka berkenalan
Sarah adalah seorang wanita yang sekarang tinggal di kota kecil Jawa Barat.Ia harus pindah ke Kota Kembang itu untuk menuntut Ilmu di salah satu universitas ternama di sana.Saat pindah ke Bandung, Sarah pergi bersama ayahnya.Ayahnya mengantarkan Sarah ke rumah kontrakan yang akan dihuni Sarah selama menuntut ilmu.Di kontrakan itu, Sarah juga akan tinggal bersama dua orang saudara sepupunya yang juga menuntut ilmu di tempat dan angkatan yang sama dengannya.Saudara tertua bernama Jani dan saudara yang lebih tua dari Sarah bernama AvaSarah merupakan yang paling kecil dari mereka bertiga, maklum baru lulus SMA tahun yang sama.Selama dua setengah jam di perjalanan, akhirnya ia tiba di Kota Bandung.Ini adalah pertama kali Sarah tinggal jauh dari orang tuanya. Perasaan campur aduk tentu dirasakan Sarah.Setelah mobil terparkir, Sarah bergegas turun dan mengambil barang-barang bawaanya.Sembari mengangkat bawaan, Sarah dan ayah langsung menyusuri sebuah gang kecil.Berjalan s
Baca selengkapnya
Villa Horor di lembang Part 1
Aku Nisa, akan bercerita tentang pengalaman seram yang aku alami pada tahun 2011, bersama empat sahabat kampus, berlibur menghabiskan libur akhir pekan panjang di Bandung.Waktu itu kami masih kuliah tingkat akhir.Sama seperti anak-anak muda kebanyakan lainnya, Aku, Hani, Putri, Danang, dan Dimas punya rencana untuk menginap di kota kembang dengan mencari rumah atau Villa, bukan hotel per kamar, jadi bisa lebih leluasa untuk melakukan kehebohan tanpa harus khawatir mengganggu orang lain.Singkatnya, atas rekomendasi teman dari ayahnya Danang, kami memutuskan untuk menyewa satu villa besar bertingkat di daerah Lambang.Menurut Danang, teman ayahnya bilang kalau villa ini memiliki lahan yang luas, jadi gak berdempetan dengan villa atau bangunan lain, dan juga letaknya masih sangat asri dan banyak pepohonan, katanya sih gitu.“Iya, kata temen bokap gw, Villa ini gede, bagus, baru direnovasi, halamannya luas, dan yang pasti gak mahal, hehe.” B
Baca selengkapnya
Villa Horor di lembang Part 2
Mungkin gak sih kalo itu cuma perasaan lo doang Nis?” Hani coba untuk mencari celah logika.“Gak Han, gw yakin, gw denger suara itu jelas banget.” Aku bersikukuh.“Jadi tolong, malam ini kita tidur bareng-bareng aja ya, gw takut.”Mereka setuju, supaya aku merasa tenang.Akhirnya, sekitar jam 11 acara berbincang selesai, lalu kami masuk ke dalam, karena udara juga sudah semakin dingin menusuk tulang.Benar, akhirnya kami tidur bersama dalam satu kamar.Tetapi ketika pertama kali masuk kamar, hanya aku, Putri, dan Hani, sementara Dimas dan Danang masih ingin menonton tv di bawah.Mungkin karena sudah lelahnya badan ini, aku jadi gak kesulitan untuk tidur, ketika sudah bertemu bantal dan berselimut aku langsung terlelap.Tapi hanya sebentar, sekitar jam satu dini hari aku terbangun karena tiba-tiba pingin pipis.Posisi tidur kami bertiga berjajar di atas tempat tidur yang sangat besar, aku di sisi sebelah pingg
Baca selengkapnya
Misteri mayat Pondok indah Graha
Kasus ini bermula saat Eka menginap di Graha Indah pada tanggal 11 September 2013. Resepsionis tempat itu, Ny. Rahma, mengatakan bahwa Eka tiba disana jam 9.00 pagi dan berencana menginap selama tiga hari. Ia menyewa pondok nomor 13. Agus dan temannya Reza, petugas kebersihan tempat itu, tiap pagi bertugas membersihkan semua pondok di Graha indah. Mereka sependapat bahwa di hari kedua Eka menginap, yaitu tanggal 12, tepatnya jam 8.00 pagi, Eka masih membukakan pintu untuk mereka, ketika mereka hendak membersihkan pondok tersebut. Namun keesokan harinya tanggal 13, Agus hendak melakukan tugasnya, tapi tidak ada siapapun yang membukakan pintu. Agus pikir tamunya sedang tidur, jadi Agus melewati pondok itu. Ia kembali pada jam 10.00, namun tetap tak ada yang membukakan pintu. Agus melaporkan hal tersebut kepada Ny. Rahma. Tapi pada awalnya, Ny. Rahma menganggap tamunya mungkin tidak mau diganggu. Nah, baru ketika malam hari, Ny. Rahma curiga karena lampu pondok tersebut tetap dalam kea
Baca selengkapnya
Bersembunyi dalam terang Part 1
Cerita kali ini adalah sebuah cerita perjalan mistik, kebetulan Narsum adalah sahabat saya (penulis) sendiri, bahkan sudah seperti keluarga yang saya anggap seperti kakak saya sendiri.Narsum setuju cerita perjalananya saya bagikan dengan tujuan hanya berbagi saja, selebihnya tidak berharap ada atau terjadi kejadian di luar dari cerita kali ini.Jika beberapa pihak ada yang merasa tersinggung, saya mohon maaf dari awal, karena cerita ini adalah kisah nyata! sebuah perjalanan mistik, bersembunyi dalam terang!Langsung saja saya mulai ceritanya.Bersembunyi Dalam TerangSebuah Kisah Perjalan Mistik-Sudut pandang Andi-Tidak terassa berjalanya waktu begitu cepat, berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah sebuah perjalan yang selalu menyimpan banyak cerita, walau ceritaku adalah lain (mungkin) hanya sebagian orang yang merasakanya seperti sama dengan apa yang aku rasakan.Senang dengan sedih, bahagia dengan kecewa, senyum dengan marah, cob
Baca selengkapnya
Bersembunyi dalam terang part 2
Sampai di lantai dua, aku dikejutkan, seisi lantai dua kera-kera itu semakin banyak bahkan lebih banyak dari pada yang sebelumnya aku lihat, aku masih tidak bicara apapun.Suara kerasukan Sely semakin aku dengar dengan jelas. Terlihat di kamar, Sely sedang dipegangi kedua tangan dan kakinya, meronta-ronta dengan terikan yang tidak jelas, benar saja seprai kasur yang berwarna putih bermotif bunga itu sudah berceceran darah, dari muntahan Sely.“Tidak biasanya ini kerasukan Sely yang pling parah pak,” ucap bu Budi.Aku masih mematung, memperhatikan seisi ruangan dan ketiga orang itu sedang berusaha menyembuhkan Sely. Tiba-tiba Sely diam, aku terus membaca apa yang aku bisa di dalam hati.Hampir seisi ruangan itu juga kaget, karena tatapan muka Sely mengarah ke arahku. Bahkan tanganya menujuk, dengan mata yang hampir mau lepas. Aku melihat ke arah lemari besar pakaian Sely, ada seorang perempuan sangat cantik, sedang mengayunkan kakinya berkali-kali dan
Baca selengkapnya
Bersembunyi dalam terang Part 3
Sampai di pangkas aku melihat Daud sedang duduk saja sore ini, melamun malah.“Heh! Malah melamun, tuh bentar lagi ada yang mau dicukur anak-anak banyak,” ucapku sambil duduk di samping Daud.“Ah aa bisa aja, tau dari mana coba,” jawab Daud sambil becanda.“Eh dikasih tau ini mah anak malah gak percaya 5 menit lagi, serius ini mah,” jawabku sambil becanda juga.Daud hanya tersenyum dan tetap tidak percaya dengan apa yang aku katakan.“Eh eh a tuh hampir lupa, pak Budi barusan abis asar ke sini mampir, katanya mau dipangkas sama aa tapi rambutnya masih pendek, aneh,” ucap Daud.“U kan yang mau dipangkas pak Budi kenapa yang jadi aneh kamu,” jawabku sambil becanda, juga mengundang tawa Daud.“A mau dipangkas,” ucap satu anak di depan pangkas.Daud hanya menggelengkan kepala sambil melihat ke arah jam dinding yang terpasang di dinding pangkas.“Kurang dari lima menit a,&
Baca selengkapnya
Bersembunyi dalam terang Part 4
Malam ini sangat membuat aku bingung dengan yang aku rasakan, petir-petirnya sangat kencang bahkan menyalakan Hp untuk sekedar memberikan kabar pada Imas sangat membuat aku takut.“Ada apa lagi ini,” ucapku, dan langsung segera melaksanakan ibadah sunah agar membuat hati semakin tenang, apalagi hujan seperti ini orang-orang tidak akan keluar rumah.“Titip pangkas,” ucapku pada Yayan.“Kemana a?” tanya Yayan.Aku tidak menjawab hanya menggerakan tangan gerakan solat, dan Yayan pasti hapal betul. Setelah ibadah sunah, segera aku kembali ke pangkas.“Itu Hp di dalem dari tadi bunyi terus a, tlp kayanya” ucap Yayan.Tidak aku jawab, takunya memang sangat penting. Tidak ada perasaan apapun, aku segera melihat Hp benar saja ada 8 kali lebih panggilan dari Imas. Segera aku buka isi Chat.“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun…” ucapku dengan gemeteran, dan langsung memakai jaket, menyapu sisa-
Baca selengkapnya
Bersembunyi dalam terang part 5
Tahun 2007 awal pernikahan dengan Imas, 3 tahun sebelum aku berganti pekerjaan sebagai tukang cukur (mempunyai pangkas) awalnya aku adalah penjual martabak manis, tempat aku berjualan sekitar satu jam dari rumah, di sebuah kampung dekat dengan sebuah danau, di mana di situlah orang-orang sering ramai, walau yang berjualan bisa terhitung dengan jari.Yogi adalah teman masa sekolahku yang mempunyai resep martabak karena memang turun temurun dari keluarganya, atas persetujuan modal yang aku keluarkan sangat terbatas, akhirnya aku dan Yogi sepakat memulai usaha tersebut, penampilanku sama halnya dengan sekarang tidak pernah rapih sama sekali.Selepas waktu ibadah solat asar, aku dan Yogi yang memang kebetulan tidak jauh rumahnya dari rumah Ibuku (waktu itu masih tinggal bersama Ibu) selalu menjemputku dengan membawa adonan martabak dan segala perlengkapan lainya untuk berdagang.Sudah hampir 3 bulan berjalan, dan memang selalu habis jauh di mana waktu prediksiku yang seha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status