All Chapters of Terlambat Mencintai Lisa: Chapter 131 - Chapter 140
218 Chapters
Episode 131. Gejolak Emosi
Lisa segera mundur tiga langkah saat Revin turun dari ranjang. Dengan tangan bersedekap, Revin melirik ponsel di lantai lalu kembali menatap Lisa dengan tajam."Jadi ini yang kau lakukan diam-diam saat aku tidur?"Lisa diam seribu bahasa."Jawab!" ucap Revin tegas menuntut.Lisa menatap Revin dengan mata berkaca-kaca. "Memangnya kenapa?" ucapnya tiba-tiba menantang, membuat Revin tak percaya."Apa kau bilang?"Kedua tangan Lisa mengepal. "Memangnya kenapa kalau aku melihat ponselmu?" tanyanya lagi dengan nada menantang. Tetapi suara itu terdengar agak bergetar seperti sedang menahan gejolak emosi."Kau tanya kenapa? Apa kau tidak sadar perbuatanmu itu tercela? Memeriksa ponsel orang tanpa izin pemiliknya?" tanya Revin dengan kening mengerut."Apa aku harus izin melihat ponsel suamiku sendiri?" tanggap Lisa dengan kepala mendongak. Lisa terlihat keras kepala saat ini."Apa?""Apa aku harus izin melihat ponsel suamiku sendiri?" ucap Lisa meninggikan suaranya.Mulut Revin sedikit terbuka
Read more
Episode 132. Menyangkal Dosa
Revin diam mengingat-ingat kapan ia mengirim pesan seperti itu pada Evans. Dia bahkan tidak mengingat entah berapa kali dia mengatai Lisa jalang kepada Evans saat bertemu langsung. Sepertinya sudah berkali-kali."Kau bilang kau melakukan itu saat hubungan kita masih sangat baik?" tanya Revin tampak masih berpikir. "Jadi sejak dulu kau memang suka memeriksa isi ponselku?""Tidak juga. Tapi saat itu aku sangat penasaran akan hubunganmu dengan Anna. Itu sebabnya aku memeriksa ponselmu. Tahu-tahu aku malah mendapati pesan obrolanmu dengan Kak Evans! Hubungan kita sangat baik waktu itu, tapi kau ternyata tega menghinaku di belakangku. Kau bilang aku yang merusak pertemanan kita tapi justru kau yang melakukannya. Jadi siapa sekarang yang bersalah? Kau kan sebenarnya yang jahat!" bentak Lisa. Revin mengatupkan mulutnya. Ada rasa tidak nyaman yang ia rasakan. Biar bagaimanapun Revin memang bersalah karena mengatai Lisa secara negatif saat hubungan mereka masih baik!"Memangnya kenapa? Kan, apa
Read more
Episode 133. Di mana Lisa?
Revin keluar dari kamar. Dengan rasa kesal ia menuruni tangga. Dia lalu menghubungi Evans."Ada apa, Vin?" sahut Evans dengan suara berat."Halo, Van! Kau sudah tidur jam segini?" tanya Revin dengan nada sedikit heran."Mmh, begitulah. Ada apa?""Ayo ke klub! Sudah lama kita nggak nongkrong di sana.""Malam begini?""Iya, masa siang?" sahut Revin sedikit jengkel."Kau kenapa lagi?" tanya Evans agak malas."Biasa, mau cari hiburan. Jenuh," sahut Revin."Kau jenuh atau sedang kesal dengan Lisa?""Huft! Dua-duanya.""Aku tidak bisa. Aku belum mengabarimu, ya? Erika hamil. Tiap malam aku harus memeluknya supaya dia bisa tidur. Dia sangat suka mencium aroma tubuhku saat tidur hehehe. Kalau aku tidak di sisinya, dia tidak akan bisa tidur. Kasihan, kan?""Ck," decak Revin. "Sejak menikah, kau menjadi tidak setia kawan.""Aku benar-benar sibuk, Vin. Besok aku juga harus menemani istriku ke dokter untuk pemeriksaan kandungan.""Hmmm, baiklah kalau begitu. Selamat ya, karena kau akan menjadi seo
Read more
Episode 134. Nyeri di Dada
Damian berhasil mencari alamat orang tua Revin saat Revin balik meneleponnya. Ia langsung menyahut dengan bersemangat. "Iya, halo! Apa kau berubah pikiran? Aku nyaris akan ke sana sekarang juga untuk memastikan...""Apa yang kalian bicarakan tadi? Kenapa kau sampai mencemaskan Lisa?" tanya Revin menyela.Damian berpikir sejenak. "Tadi Dia terlihat panik, lalu marah dan mematikan ponsel saat aku menanyakan kebenaran soal rencanamu untuk menceraikannya. Padahal dia sendiri yang memberi tahuku bahwa kalian akan bercerai tetapi kemudian ia juga yang langsung menyangkalnya."Langsung menyangkal? Revin mengerutkan keningnya tampak berpikir. "Selain itu, apa lagi yang kalian bicarakan?" tanya Revin mengorek dengan wajah ketat."Memangnya kenapa? Tolong biarkan aku berbicara pada Lisa terlebih dahulu, nanti aku akan menjawab pertanyaanmu," ucap Damian kesal."Lisa tidak ada di rumah," ucap Revin."Apa? Jadi dia ada di mana sekarang malam begini?" tanya Damian cemas."Hmmpth! Cara kau bertanya
Read more
Episode 135. Jika Menghilang
Revin melangkah cepat menghampiri ranjang. Matanya menatap lekat-lekat sosok Lisa yang saat ini sedang berbaring di ranjang seperti kucing malas. Rasa cemas, rasa tertekan, rasa sesak, hingga rasa nyeri yang tak bisa dijelaskan seketika sirna, terangkat begitu saja dari dalam dada Revin. Dia lega, dia sangat lega! Tanpa sadar dia menghembuskan napas leganya itu.Revin mendudukkan diri di sofa dan terus menatap Lisa di sana. Suara dengkuran halus yang terdengar di telinganya, menunjukkan bahwa Lisa sedang tertidur nyenyak saat ini. Wajah Revin perlahan berubah menjadi semakin rumit saat pikirannya mulai menyadari bahwa dia begitu sangat mengkhawatirkan Lisa. Ia cemas dengan begitu berlebihan hanya karena tidak ada yang melihat Lisa keluar rumah. Padahal ia hanya tinggal memeriksa cctv saja, bukan? Tetapi saking cemasnya, dia jadi tidak berpikir ke arah sana. Dia berubah menjadi bodoh, dan akibatnya dengan konyol ia menghabiskan waktu dan tenaganya selama berjam-jam lamanya dengan sia-si
Read more
Episode 136. Memukuli Lisa?
"Dia bilang...kalau Mbak Lisanya ada di sini, mau dia bawa pulang sekarang juga."Kening Revin langsung menukik tajam."Apa maksudnya?" tanya Lisa bingung.Revin menoleh menatap Lisa. "Hmpth! Kenapa berpura-pura bodoh? Bukankah kau sendiri yang sudah memberi tahu langsung pada adik kesayanganmu itu tadi malam bahwa aku akan menceraikanmu?"Lisa tercengang! "Aku...." Rasanya Lisa ingin menyangkal tapi ingatannya samar. Sepertinya memang seperti itu! Dia pun turun dari ranjang dan menghampiri pelayan itu."Bi, bilang pada adikku untuk menunggu sebentar.""Baik, Mbak." Pelayan itu langsung pergi.Revin menatap tajam. "Jadi kau mau pergi? Kau ingin kita berpisah?" tanyanya dingin.Lisa menggeleng."Tidak masalah juga sih sebenarnya kalau kau mau pergi. Lagian kau juga keberatan melakukan tes DNA. Itu berarti kita harus segera bercerai. Aku akan urus perceraian kita hari ini juga." Tanpa menunggu tanggapan, Revin melangkah meninggalkan Lisa di kamar."Tunggu sebentar, Kak!" cegat Lisa denga
Read more
Episode 137. Berhati-hatilah
Damian menatap Revin dengan wajah tak senang. "Itu bukan urusanmu!" ketusnya menjawab Revin. "Aku ke sini untuk membawa Lisa." Damian menggenggam tangan Lisa erat-erat."Apa maksudmu membawa Lisa?" tanya Revin dengan nada tenang tetapi tegas berwibawa."Aku akan membawanya pergi dari sini sambil menunggu surat perceraian darimu!" bentak Damian. "Lisa tidak butuh suami sepertimu yang tidak memiliki otak! Kalau dia mau menjebak seorang pria, daripada memilihmu, mending dia memilih pria bernama Nick itu. Nick itu sepertinya jauh lebih kaya daripada kau!""Apa kau bilang?" ucap Revin sambil mengepalkan tangannya. Mendengar nama Nick membuat sikap tenangnya tadi menghilang. Rasanya dia ingin meninju wajah Damian."Aku bilang...!""Damian!" sela Lisa. Damian langsung tutup mulut, seperti seekor anjing yang menuruti majikan."Apa yang barusan kau katakan itu? Aku dan Kak Revin tidak ada niat untuk bercerai. Aku hanya sedang emosi mengatakan hal itu padamu kemarin malam karena kami sempat ada
Read more
Episode 138. Penyebab Kehancuranku
"Ya maksudnya, aku menduga dia adalah pria yang memerkosamu, Lisa, dan aku akan segera mencari tahu kebenarannya supaya lebih pasti. Alasanku langsung meneleponmu agar kau waspada dan menjauh darinya. Aku takut dia hendak macam-macam lagi denganmu," ucap Damian cemas.Dengan mengandalkan ingatan masa lalunya yang hanya beberapa menit, Lisa mencoba membandingkan Ben dengan pria yang dulu memerkosanya, tapi dia tidak bisa menemukan kemiripan antara mereka. "Aku tidak merasa mereka adalah orang yang sama, Damian," ucap Lisa setengah berbisik, tetapi entah kenapa dia jadi merasa takut saat ini."Apa kau yakin?" tanya Damian ragu-ragu. Lisa sudah melihat langsung wajah pria si bandot tua itu, sementara dirinya sendiri hanya melihatnya melalui foto. Tetapi ternyata Lisa juga meragu akan pendapatnya sendiri."Entahlah, Damian. Kau membuatku takut," lirihnya dengan mata berkaca-kaca."Wajar saja kau takut tapi jangan kelihatan. Kau harus tetap tenang. Tapi jika Ben itu memang dia, apa mereka t
Read more
Episode 139. Dendam Nafa
"Kenapa?" tanya Revin saat melihat wajah Lisa yang berubah muram.Lisa segera tersadar dari amarahnya. "Tidak apa-apa. Sungguh rasanya tidak percaya jika pria yang di foto itu adalah Om Ben," ucap Lisa berupaya setenang mungkinRevin mengangguk ringan. "Berbaringlah kembali."Sementara itu, Ben memasuki kamarnya dengan wajah terlihat dingin dan kaku."Apa ada yang salah?" gumamnya pelan. Ben cukup peka akan sikap Lisa yang entah kenapa sengaja mengabaikan dirinya di ruang makan tadi. Ben lalu teringat ucapan Damian yang ingin melindungi Lisa agar tidak dipukuli habis-habisan seperti dulu oleh Hendra, ayah mereka."Memukuli Lisa habis-habisan seperti dulu.... Jadi, Lisa pernah mengalami penganiayaan oleh ayahnya sendiri?" Ben tampak menimbang-nimbang. Dia menyipitkan matanya dengan wajah yang semakin ketat saja."Aku harus menyelidiki ini," ucapnya memutuskan, kemudian ia menghubungi seseorang.***Damian masuk ke dalam kamar orang tuanya dan mendapati Nafa sedang berdandan."Damian? K
Read more
Episode 140. Rumah Sakit
Nafa mendadak gugup. Foto Tuan Witama! Kapan Damian melihat itu? Jelas-jelas waktu itu Nafa sudah sangat berhati-hati menyembunyikan semuanya. Siapa sangka Damian sempat melihatnya? Mungkin karena Damian waktu itu masih SMP. Sifatnya yang cuek pada apa pun yang terjadi di sekitarnya, membuat Nafa menjadi tidak begitu waspada padanya. Tapi ternyata diam-diam Damian mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Bagaimana ini?" gumam Nafa dalam hati."I-itu, Mama cuma mencoba menyelidiki siapa pria kurang ajar yang sudah memainkan Lisa, itu saja," jawab Nafa kembali berkelit.Damian tersenyum mengejek. "Bicaralah sesuka hati Mama. Tapi aku tidak akan percaya sedikitpun."Nafa menghela napas. "Itu terserahmu, Damian. Mama lelah.""Mama perlu ingat, atas apa yang sudah terjadi pada Mama waktu itu, yang pasti bersalah adalah Hendra. Bisa saja Sheila juga korban sama seperti Mama yang tidak tahu apa-apa. Sementara Lisa, Lisa sama sekali tidak berdosa. Salah besar jika Mama melampiaskan d
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status