All Chapters of Pelabuhan Hati Sang Kapten: Chapter 21 - Chapter 27
27 Chapters
Bab 21
Dalam ruang tamu rumah Raharja, Chika dan mertuanya asik mengobrol. Mereka bercerita tentang apapun. Masa kecil Niko, masa kecil Chika, tentang adik Niko dan masih banyak lagi. Obrolan seru yang membuat pak Raharja dan bu Suci merasa nyaman berbicara dengan Chika. Sifat menantunya kali ini berbanding terbalik dengan almarhum istri Niko. Almarhum adalah sosok yang pendiam dan lebih tutup. “Maafkan papa dan mama karena saat Davan operasi, kami tidak bisa menemani,” ujar pak Raharja menyesal. Dalam perjalanan umroh mereka, pak Raharja dan bu Suci merasa cemas tentang keadaan Davan. Mereka kerap kali menelfon Niko untuk tahu keadaan cucu mereka. “Tidak perlu meminta maaf pa, ma. Seharusnya saya yang meminta maaf, karena ketidak hatian saya, Davan tertabrak mobil saya,” ungkap Chika sambil tertunduk. Beberapa hari sudah berlalu, namun Chika masih merasa bersalah pada mertuanya. “Itu sudah takdir
Read more
Bab 22
Tanpa terasa Chika dan Niko berada di rumah keluarga Raharja sampai menjelang sore. Seusai ibadah wajib, Chika dan Niko beristirahat di kamar. Hari itu entah mengapa badan mereka terasa lelah dan membutuhkan rehat sejenak untuk memulihkan kembali energinya. Kedatangan senja dan tenggelamnya matahari, membuat ruang kamar mereka terasa gelap. Chika yang menyadari itu seketika membuka matanya.Chika mengecek layar ponselnya untuk mengetahui pukul berapa hari itu. Waktu yang teramat sore membuat dirinya gelagapan. Chika merasa tidak tahu diri dengan bangun hingga hari menjelang petang. Chika yang panik pun bergegas berdiri namun ia urungkan karena badannya terasa berat. Chika mendapati tangan kekar yang melingkar di perutnya.Wanita cantik itu menoleh dan melihat suaminya yang masih terlelap. Dengkuran halus itu menandakan jika Niko masih butuh waktu lama untuk menikmati tidurnya.“Mas bangun. Hari sudah sore,” ujar Chika sambil menggoyangkan badan Niko agar bangun dari tidurannya.Tidak
Read more
Bab 23
“Kamu lihat Niko bagaimana Davan begitu bahagia berada di samping Chika,” ujar bu Suci yang sadar dengan kehadiran Niko di sampingnya. Bu Suci nampak terharu dengan keakraban menantu dan cucunya.“Ya, aku melihatnya ma,” balas Niko sambil mendekapkan tangannya. Niko ikut menikmati pemandangan Chika dan Davan saling bercanda.“Niko, awas saja jika kamu berani membuat Chika kecewa dengan sikap kamu,” tatapan bu Suci berubah menjadi tatapan ancaman.“Mengapa mama jadi mengancamku?” balas Niko bingung karena secara tiba-tiba mamanya mengungkapkan ketidaksukaan dengan dirinya.“Mama sangat tahu sikap kamu dengan seorang wanita seperti apa. Jika kamu masih bersikap dingin, jangan salahkan Chika jika suatu saat nanti dia sudah tidak tahan dengan kamu. Seharusnya kamu beruntung mendapatkan wanita masih perawan yang mau dengan duda beranak satu seperti kamu. Mama sangat yakin jika di luar sana banyak wanita yang menolak jika di ajak menikah dengan kamu,” ucapan bu Suci terdengar sinis pada Nik
Read more
Bab 24
Cukup lama adegan Niko mencium Chika di lakukan. Mereka saling merasakan seolah saling menyalurkan perasaan bahagia mereka. Suasana kamar yang heboh karena teriakan Davan juga tidak mereka hiraukan. Kehebohan Davan sebagai angin lalu.“Astaga kak Niko, bertobatlah karena anak suci ini melihat adegan tidak pantas kalian,” teriak Pandu, anak bungsu keluarga Raharja. Meskipun Pandu mengatakan itu sambil tersenyum, kapan lagi bisa jahil pada kakak juteknya itu, pikir Pandu.Teriakan Pandu membuat adegan Niko mencium Chika mereka terhenti. Dengan sikap canggung, Niko menjauhkan badannya dari Chika. Pasangan itu nampak malu ketika kepergok melakukan adegan yang seharusnya mereka lakukan di rumah Raharja.“Adegan itu sangat sah di lihat oleh anak sendiri. Adegan yang sama sekali tidak haram ketika orang tua Davan melakukan itu,” bela Niko untuk dirinya dan Chika. Sebisa mungkin Niko bersikap tenang walaupun jantungnya masih merasakan kaget.“Kamu memang pandai menyangkal kak,” sinis Pandu me
Read more
Bab 25
Selesai bicara secara pribadi, bu Suci dan Chika segera menyusul keluarganya yang lain di ruang tamu. Sebetulnya ada sedikit kekhawatiran dalam hati Chika mengenai pernikahannya dengan Niko. Chika masih tidak mengerti bagaimana arah pernikahannya karena sampai saat ini baik Chika maupun Niko belum saling terbuka tentang pernikahan mereka.“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Niko setelah ibu dan istrinya kembali bergabung dengan keluarga.“Tidak perlu kamu tahu. Perbincangan kami hanya untuk perempuan!” sentak bu Suci yang masih terlihat jengkel dengan Niko. Ingin rasanya bu Suci mencabik wajah Niko karena kesal dengan tingkahnya yang masih dingin pada Chika.“Mama bilang apa sama kamu Chika sampai kamu terdiam. Apa mama berbicara yang menyakiti hati kamu?” tidak mendapatkan jawaban yang sesuai pada mamanya, Niko langsung bertanya pada Chika untuk mengetahui jawaban yang jelas.“Ck, seperti inikah payahnya kakak aku? Meskipun aku tidak mengetahui pasti pembicaraan mereka, namun aku sang
Read more
Bab 26
Kodim tempat Niko bertugas dan jajarannya setiap pagi sebelum melaksanakan aktivitas rutin yaitu wajib melaksanakan olahraga minimal 1 jam. Program itu merupakan aturan baru yang ditetapkan oleh Kepala Staf Angkatan Darat di jajaran TNI AD.Kegiatan olahraga yang terjadwal di setiap harinya sebelum memulai aktivitas membuat keteraturan dan keseimbangan berat badan, terpeliharannya kesehatan tubuh serta menjadikan badan lebih bugar, sehingga dengan badan yang bugar serta fisik yang baik akan sangat membantu dalam menjalankan tugas sehari-hari.Setelah kegiatan rutin pagi mereka kerjakan, agenda selanjutnya yaitu latihan menembak yang akan di selenggarakan di lapangan khusus menembak yang tidak jauh tempat Niko bertugas. Sudah menjadi kewajiban seorang tentara memiliki kemampuan menembak yang baik untuk menjaga kedaulatan Negara. Tidak hanya menembak, para Prajurit pilihan juga harus bisa mengoperasikan peralatan tempur seperti rudal, tank dan yang lainnya. Latihan menembak kala itu jug
Read more
Bab 27
Sepanjang perjalanan Davan nampak ceria dengan banyak bercerita pada Chika maupun Niko. Davan tentu bahagia dengan keluar bersama dengan orangtuanya yang lengkap. Sebelumnya, Davan pergi keluar dengan ditemani oleh oma dan opanya saja karena Niko selalu sibuk dengan pekerjaannya.Niko tidak hanya berkerja sebagai Abdi Negara namun ia juga merangkap kerja di perusahaan papanya. Hampir sama dengan iparnya Gavin yang juga akan menjadi calon pimpinan perusahaan keluarga. Nantinya perusahaan Raharja akan di pimpin oleh Niko dan adik-adiknya sesuai dengan arahan pak Raharja. Perusahaan keluarga Raharja memiliki beberapa cabang yang berbeda bidang.Mobil mewah yang di kendarai Niko saat ini sudah memasuki area pelataran mall. Niko mengarahkan mobilnya menuju parkiran mall tersebut. Setelah memakirkan mobilnya mereka turun dan bersiap masuk ke dalam mall. Saat itu Davan berada di gendongan Niko karena merasa takut dengan situasi parkiran yang pencahayaannya tidak terlalu terang.Sesampainya m
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status