All Chapters of AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!: Chapter 11 - Chapter 20
132 Chapters
Bab Sebelas
Usai solat magrib kembali aku mencoba menghubungi Mas Arya, tetapi hasilnya masih sama, ponselnya tak bisa dihubungi. Malah sekarang dalam keadaan mati."Gimana, sudah bisa dihubungi papanya Via?" tanya Wisnu sembari menggendong Via yang terlihat kuyu dan mengantuk, sebab hari ini terpaksa tidak tidur siang karena ikut menghadiri acara reuni ini.Gadis kecilku itu terlihat nyaman. Menyandarkan kepalanya di bahu Wisnu sambil memeluk tubuh lelaki itu dengan tenang.Sama sepertiku, aku tahu Via juga merasa nyaman bersama Wisnu. Itu bisa terlihat dari pancaran wajah dan mata gadis kecilku itu.Via memang tak pandai berbohong. Saat bersama papanya sendiri, gadis itu justru terlihat tak sepenuhnya merasa nyaman seperti saat ini. Sebagai anak, tentu saja Via punya naluri untuk ingin berdekatan dan diperhatikan terus oleh sang papa, tapi sayan
Read more
Bab Dua Belas
Atas reaksi Mas Arya itu, Wisnu terlihat terkejut dan tak menyangka akan sambutan suamiku itu tetapi dengan cepat ia berusaha mengusir rasa heran yang tercetak jelas di wajahnya tadi."Oke, Ana, aku pulang dulu ya. Jangan sungkan-sungkan mampir ke rumah atau ke tempat praktek ya, kalau ada keperluan. Salam buat Arya, aku pulang dulu," ujarnya dengan nada tenang dan dewasa.Aku memaksa senyum untuk mengusir rasa tak enak akibat sambutan Mas Arya yang di luar dugaan itu lalu menganggukkan kepala."Makasih banyak ya Wisnu untuk undangan dan untuk bantuannya nganterin sampe ke rumah. Maaf, kalau Mas Arya begitu, mungkin dia kecapekan. Insyaallah nanti kalau ada apa-apa, bolehlah aku mampir ke rumah sakit. Sekali lagi makasih ya bantuannya," ujarku dengan nada tak enak.Mendengar ucapanku, Wisnu hanya tersenyum."Gak papa, An. Ya udah, aku pulang dulu ya. Assalamualaikum.""Waalaikum salam."Kuikut
Read more
Bab Tiga Belas
"An, maafkan mas tadi malam ya. Mas tuh sayang banget sama kamu dan takut kehilangan kamu, An, makanya mas jadi cemburu dan nuduh kamu yang macam-macam sama teman cowok kamu itu semalam. Padahal mas tahu banget kamu itu tipe istri setia dan gak bakalan mengkhianati mas serta ninggalin mas demi lelaki lain. Tapi karena cemburu yang berlebihan, mas jadi hilang akal sehat dan nuduh kamu yang nggak-nggak. Maafin mas ya, An kalai mas udah kelewatan sama kamu ... .""Mas tahu kamu istri yang sangat baik. Kamu istri setia. Sekali lagi maafkan mas ya, An. Mas janji nggak akan mengulangi apa yang mas lakukan sama kamu malam tadi," ucap Mas Arya keesokan paginya, saat aku sedang sibuk beres-beres di dapur sembari mencuci piring dan pakaian kotor.Lelaki itu terus merayu sambil berusaha mendekatiku hendak memeluk tubuhku tapi dengan tegas aku menghindar.Hatiku masih sangat sakit rasanya memikirkan ucapan dan tuduhannya semalam. Menganggap aku sama saja d
Read more
Bab Empat Belas
"An, coba jujur sama Mas, jangan diam saja. Sebenarnya selama ini kamu dapat uang dari mana? Kamu kerja apa hingga diam-diam bisa punya penghasilan seperti yang selama ini kamu dapatkan untuk membayar semua pengeluaran rumah tangga kita?  Ayolah, An ... jujur sama mas? Istri yang baik tidak akan menyembunyikan rahasia sekecil apapun dari suaminya, kamu tahu itu 'kan? Kamu tahu 'kan kalau dalam aturan agama, istri boleh bekerja asal mendapatkan izin dari suaminya? Nah, kalau kamu gak jujur begini dan main rahasia-rahasiaan segala, apa kamu gak takut mas gak mengizinkan dan diam-diam kamu selalu menumpuk dosa?" ucap Mas Arya lagi seolah-olah sedang ngelindur.Selama ini tanpa sepengetahuannya, ia ikut menikmati penghasilanku tanpa komplain sedikit pun dari mana aku mendapatkan uang, tapi saat aku menghentikan bala bantuan itu tiba-tiba saja ia bicara soal izin dari suami. Seenak jid*tnya saja."Izin katamu, Mas? Apa selama ini aku ninggalin rumah dan kew
Read more
Bab Lima Belas
"Ana! Jangan pergi dulu! Aku belum selesai bicara! Mau ke mana kamu? Aku gak akan izinkan kamu pergi selama kamu masih sah berstatus sebagai istriku!" seru Mas Arya sembari mengejar lalu mencengkeram bahuku kuat hingga langkahku terpaksa kuhentikan.Diayunkan tangannya hingga posisiku sekarang menghadap ke arahnya."Oh ya? Kalau begitu sebentar lagi aku bukanlah istrimu lagi karena aku akan segera menggugat cerai kamu di pengadilan! Sekarang, lepaskan aku! Biarkan aku pergi, aku gak mau lagi hidup bersama laki-laki toksik seperti kamu!" sergahku keras sambil berontak berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan Mas Arya."Kenapa? Karena dokter sialan itu? Benar 'kan kamu ada hubungan dengannya hingga tiba-tiba memutuskan pergi seperti ini? Kamu pikir dia lebih baik dariku? Begitu?" Mas Arya mengangkat kedua alisnya, tajam."Jangan sebut
Read more
Bab Enam Belas
"Kamu tetap di sini dan bantu ekonomi keluarga kita seperti biasanya. Jangan pergi. Apa kamu gak kasian sama Via kalau kita hidup terpisah-pisah? Toh, hidup sendiri pun kamu tetap butuh makan, Via juga butuh makan! Apa kamu juga gak kasian sama ibu, dia janda tua, merawat Mira yang masih kuliah pula, apa gak kasian kalau kekurangan biaya hidup dan Vira harus putus kuliah karena gak bisa bayar SPP? Tolong mas dan ibu, Ana. Jangan egois ...," tutur Mas Arya sambil menunjukkan ekspresi wajah sedih, tetapi mendengar ucapannya yang begitu terdengar ringan tanpa beban, emosiku makin bangkit saja rasanya, aku makin tak mengerti dengan jalan pikirannya. Dia yang laki-laki, dia yang jadi anak, masa aku terus yang harus memikirkan hidup orang tua dan adiknya? Gak salah?"Kamu 'kan laki-laki, Mas. Ibu dan Mira itu ibu sama adik kandungmu, masa aku yang harus terus-menerus memikirkan kebutuhan mereka?Selama tiga tahun ini aku selalu menutu
Read more
Bab Tujuh Belas
"Permisi! Aku mau lewat," ucapku memecah percakapan dua sosok manusia itu di teras. Mas Arya menoleh, wajahnya begitu terkejut mendapatiku membawa pakaian dan menggendong Via yang syukur, tak pernah rewel atau cengeng dan menurut saja saat kugendong setelah kubangunkan paksa dari tidurnya. Gadis kecilku itu seakan tahu kondisiku yang sedang tidak baik-baik saja dengan papanya sehingga hanya diam saja dalam gendonganku. "Kamu mau ke mana, An?" tanya Mas Arya dengan nada suara khawatir dan cemas. Cemas aku pergi dan meninggalkannya dalam kesulitan sendirian.  "Urusan di antara kita sudah selesai, Mas. Jadi, biarkan aku
Read more
Bab Delapan Belas
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya taksi yang kunaiki pun memasuki sebuah perumahan kelas menengah milik orang tuaku. Kemarin aku memang sudah jujur pada bapak dan ibu bahwa Mas Arya menikah lagi dan beliau berdua mengatakan akan menerima kedatanganku jika sewaktu-waktu aku kembali lagi ke rumah mereka. Meski sedih dan prihatin, tapi kedua orang tuaku juga tak tega membiarkan diriku tersiksa dalam perkawinan yang tak lagi sehat bersama Mas Arya. Ibu menyambut saat aku tiba dan langsung mengambil cucunya dari gendonganku. "Ana, masuk yuk. Kamu gak papa 'kan? Yang sabar ya, hidup kamu masih panjang, Nak. Gak usah ditangi
Read more
Bab Sembilan Belas
"Ana, kamu mau ke mana?" tanya ibu saat pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan berpakaian rapi. Pagi ini aku memang berencana hendak ke pengadilan agama setempat untuk bertanya mengenai proses mengajukan gugatan perceraian, mengingat tentu saja ini kali pertama aku akan melakukannya.Kutatap sendu wajah ibu lalu menyahut, "Ana mau ke pengadilan agama, Bu. Mau tanya-tanya proses mengajukan gugatan perceraian di sana. Ana merasa sudah gak bisa lagi bertahan dalam perkawinan yang gak sehat bersama Mas Arya. Maafkan Ana karena sudah salah pilih suami ya, Bu. Semoga selanjutnya gak terulang lagi," ucapku sembari menghela nafas gundah.Ibu tersenyum lalu mengangguk, "aamiin. Gak papa, An. Ibu dan Bapak mengerti kok. Kami menyerahkan semuanya padamu. Sebab kamu juga yang menjalani pernikahan. Kami sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik, semoga Allah memberikan kebaikan pada kamu. Ibu juga bisa merasakan perasaan kamu ya
Read more
Dua Puluh
Kalau masalah nafkah, ATM gaji mas kan sudah mas kasih ke kamu. Kalau gak cukup, ya gimana caranya kamu mengaturnya. Makanya dalam islam, istri itu harus bisa hidup hemat, harus bisa merasa cukup. Gimana gak boros kalau kamu maunya masak enak terus? Mulai sekarang kita cukup 'kan aja dari gajiku. Kita pindah ke kontrakan yang lebih kecil. Atau ... kamu dan Maya tinggal satu rumah saja, supaya gak perlu dua dapur yang harus mas pikirkan.Masalah kamu punya penghasilan, itu urusan kamu, terserah mau kamu gunakan untuk apa. Mas akan berusaha bertanggungjawab pada kalian berdua tanpa menggangu penghasilan kamu lagi. Mas akan kerja keras, kalau perlu mas nyambi jadi sopir ojek online biar bisa menafkahi istri-istri mas. Yang penting kalian berdua akur biar rumah tangga kita bisa sakinah, mawadah dan warahmah. Kalau orang lain bisa, kenapa kita nggak, An?" ucap Mas Arya lagi dengan nada tegas. Mendengar ucapannya, aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sepe
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status