All Chapters of CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN): Chapter 71 - Chapter 80
95 Chapters
BAB 37 SALING TERBUKA (Bagian 2)
Alif sengaja berangkat dari hari Sabtu agar ia bisa mampir untuk pulang dan istirahat, setelahnya di Minggu pagi ia menjadi pengisi materi, dan siangnya kembali ke Ujung Kulon dengan terlebih dahulu singgah di Bitung untuk sekadar bertemu dengan Nisa.----/Iya, besok Minggu bisa kok kita ketemuKak Alif mungkin sampai di Bitungnya siang, itu pun sebentar karena mau lanjut kerja----//Emang kerja dimana kak?Di daerah Pandeglang Nis----Alif sengaja tidak pernah menampilkan identitasnya sebagai pegawai negeri atau pun label lainnya. Ia paling tidak suka dengan label atau title. Pernah dalam satu kesempatan, selesai mengisi kegiatan organisasi kepemudaan ia mendapatkan pesan dari peserta perempuan seminar. Sebagai orang yang sudah terlanju dikenal oleh peserta kegiatan tersebut, Alif kerap membalas beberapa pesan dari si perempuan. Hingga akhirnya dalam percakapan yang mengarah kepada hubungan lawan jenis, Alif dibuat mati ras
Read more
BAB 38 BABAK BARU (Bagian 1)
Dengan kehadiran Nisa saat ini, Alif belum sepenuhnya bisa menerima sosoknya secara utuh. Bayang-bayang dari kekecewaan di masa lalu tetap membekas, terlebih ia dikejutkan oleh tindakan Nisa yang membuat status WA seperti anak-anak SMP atau SMA yang ingin membuktikan eksistensinya.-/ Inilah aku apa adanya, yang masih senang berhahahihiStatus WA lengkap dengan berpose yang menampilkan keceriaan itu sedikit pun tidak Alif tanggapi. Biarlah, Alif hanya menduga memang Nisa nampak ceria di balik cadarnya yang senanda dengan jarinya membentuk victory.Alif membuang jauh segala pikiran yang hanya membuatnya ragu terhadapa apa pun yang saat ini sedang ia capai. Ia mengerti betul posisinya yang telah melewati kisah asamara dengan sosok seperti Nurul. Baginya saat ini, apa pun itu yang hanya melemahkan semangatnya, tak akan ia gubris lagi.“Nis, keseriusan dalam suatu hubungan bisa berarti adanya upaya yang ditempuh untuk mendekatkan diri kepada hal-hal yan
Read more
BAB 38 BABAK BARU (Bagian 2)
Alif bermaksud ke Dampit, ada pamannya yang tinggal disana dan sudah lama ia  tidak berjumpa. Namun, karena perjalanan kali ini adalah kali pertamanya ia ke Malang, Alif masih belum tahu persis rute dan kendaraan mana yang akan ia cari. Biasanya, paman Alif yang berkunjung ke Tangerang.“Pintu keluarnya sebelah sana mas.” Petugas pintu kereta nampak sopan dengan senyumnya.Alif mencari kursi tunggu di stasiun dan duduk sejenak, ia mengeluarkan gawainya dan mulai membuka peta. Alif biasa menentukan segala hal yang akan ia lakukan di perjalanan saat masih ada di dalam aera stasiun, tujuannya adalah demi keamanan dan keselamatan. Bagi orang awam atau orang baru yang datang ke suatu tempat dan terlihat bingung biasanya akan mudah mengundang tindak kejahatan, tetapi sejauh ini jika ia keliling ke daerah Jawa Timur situasi masih aman.Setelah mengetahui rute yang harus ia tempuh untuk sampai ke Dampit, Alif mulai mencari kendaraan umum yang melintas k
Read more
BAB 39 UPAYA ALIF (Bagian 1)
Setelah dua jam perjalanan dan sudah beberapa kali tertidur di bus, Alif terbangun dan memastikan tasnya. Ia melihat gawainya, lalu mencari titik keberadaannya di peta digital.“Lampu merah, kiri ya pak!”Alif turun di perempatan lampu merah Dampit, kemudia ia menuju masjid agung yang berada beberapa meter di depan. Dari bayangan matahari yang terlihat memang menujukan waktu salat zuhur.Alif melepas sepatu dan kaos kakinya, ia membiarkan telapak kakinya mencium ubin masjid. Sejuk rasanya, ia bahkan ingin tidur dan meluruskan badannya.Di bagian samping masjid agung Alif meletakan ranselnya, ia kemudian ke kamar mandi dan membersihkan diri untuk salat.“Assalamualaikum, halo Mas Alif.” Alif sedikit kaget dengan suara yang baru dikenalnya dari balik telepon.“Walaikumsalam, iya benar pak.”“Ini Mas Fuad anaknya pakdhemu. Lho, Mas Alif ke Dampit kok nggak minta dijemput. Katanya dari kemarin per
Read more
BAB 39 UPAYA ALIF (Bagian 2)
“Emang salah ya kak kalau aku eksis? Padahal kan aku bikin konten isinya dakwah.” Nisa langsung memotong pembicaraan Alif.“Sebentar, belum selesai. Kak Alif punya alasan, pertama muslimah yang memakai cadar selain untuk menutup aurat jelas bertujuan untuk menghilangkan fitnah, menjaga fitrahnya sebagai muslimah yang justru kehadirannya tidak mau dilihat oleh banyak mata. Alasan kedua, kalau sebelum dan setelah memakai cadar seorang muslimah masih sama saja tingkah lakunya, lantas apa pengaruhnya cadar untuk muslimah tersebut? Okay kalau misal akan ada argumen, jangan salahkan cadarnya dong tapi orangnya. Buat kak Alif mau orang atau pun bendanya, sama aja. Manusia yang memilih menggunakan benda tersebut, manfaat awat mudharatnya jelas manusia yang memakainya harus tanggung jawab, tapi alasan dia gunakan cadar harusnya sudah diimbangi dengan konsekuensinya.”“Maafin aku ya kak, masih banyak kurangnya.”“Nggak, Kak Alif j
Read more
BAB 40 PANGGILAN KEDUA (Bagian 1)
Alif masih berada di Cikokol Kota Tangerang, di rumahnya. Ia sudah janji dengan teman-temannya akan berbarengan untuk kembali bertugas ke Sumur Ujung Kulon pada hari Minggu. Sisa waktu yang masih ada ia manfaatkan betul untuk melihat taman-taman kota yang tersebar di kawasan Cikokol.Ia kembali mengingat masa-masa saat masih dengan bebas bisa berlama-lama membahas berbagai rencana kegiatan dengan teman-teman organisasi kepemudaan dan aktivis sosial lainnya di Taman Potret. Rasanya baru kemarin ia berada di sana, Alif melemparkan pandangannya dari tempat ia duduk menikmati kopi di Taman Bambu yang berada di seberang Taman Potret, menuju bangunan-bangunan tinggi menjulang yang mengelilingi Taman Potret.Awan sesekali nampak pasrah terbawa angin, biru dari lukisan langit begitu padu. Hanya saja, bising kendaraan yang lalu lalang di depannya kembali menyadarkan ia bahwa antara begitu melompongnya langit sangat kontras dengan padatnya lalu lintas. Alif sebenarnya menikmati
Read more
BAB 40 PANGGILAN KEDUA (Bagian 2)
Tepat pukul 07:15WIB mobil yang dikendarai Zulham memasuki Tol Kebon Nanas, pagi ini seperti biasanya Alif dan kawan-kawan selalu mengisi perjalanan mereka dengan berbagai cerita untuk mengisi kebosanan dalam perjalanan.“Loe nggak bawa oleh-oleh mas bro,”tanya Mustafa“Iya bang, abis keliling jatim mana nih oleh-olehnya”, timpal Fatma.“Ada nih kaki pada pegel.”“Wuuuuu, nggak sama pakaian kotor juga?” Arini yang awalnya diam ikut menimpali.“Eh ntar lewat yang rute lewatin Terminal Pakupatan yak, mau ada perlu dikit.”“Bisa aja, masih pagi kok kita otwnya.”Lalu lintas Tol Serang masih sepi, akan berbeda jika nanti siang atau terlebih menjelang malam. Kendaraan dari arah Serang berplat B akan sangat ramai hingga tidak jarang menimpulkan penumpukan kendaraan. Orang-orang yang berada di Jabodetbek biasanya baru pulang berwisata dari kawasan Anyer dan Carita.
Read more
BAB 41 TUTUP BUKU (Bagian 2)
“Ammiiiiin.” Jawaban serentak dari teman-temannya saat mendengarkan prakata pembuka dan arahan dari Alif. Setelah peserta kegiatan memasuki jam malam dan waktunya untuk tidur, Alif meminta waktu kepada timnya untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan dan memetakan kegiatan selanjutnya. “Kemarin memang saya sudah menyerahkan estafet komando pengambilan keputusan ke kak Dedi, tapi nanti saya juga mau dengar temuan-temaun dan masukan dari kakak-kakak yang lain ya, untuk yang pertama saya mau dengar laporan dari kak Dedi. Silakan kak.” Dengan lukisan langit malam yang dihiasi hamparan gemintang, rasi bintang dan planet-planet di gugusan tata surya begitu nampak menakjubkan menemani hangatnya perbincangan anak-anak muda di bawah kaki Gunung Pulosari. Angin gunung yang berhembus dari puncak gunung melewati Curug Putri dan kebun-kebun timun tidak menyurutkan mereka berbaur dalam pekatnya malam, dingin seolah tidak kebagian ruang untuk sekadar duduk sebentar.
Read more
BAB 41 TUTUP BUKU (Bagian 1)
Dalam beberapa hari belakangan, Alif ternyata nampak biasa saja. Biasa dalam artian setelah kejadian pembatalan sepihak pertemuannya dengan orang tua Nisa, tidak nampak dirinya murung dan sejenisnya. Ia kini lebih bisa bersikap dengan dirinya sendiri. Teman-temannya bahkan tidak pernah tahu cerita antara ia dan Nisa. Kekesalan terhadap Nisa bagai buih, ia sudah anggap seperti angin lalu. Dalam hal ini, ia lebih berkaca pada dirinya karena dengan mudah kembali membuka hati kepada seseorang. Adapun orang-orang seperti Nisa maupun Nurul, biarlah mereka demikian. Di dunia ini memang butuh orang-orang seperti mereka yang mungkin butuh hal-hal seperti yang dialami Alif untuk sensasi atau kesenangan tersendiri. Alif kembali menghabiskan waktunya ke tempat-tempat yang membuat suasana hatinya membaik dan mulai kembali menyibukan diri kepada kegiatan-kegiatan sosial dan kepemudaan. Ia merasa tertinggal dengan teman-temannya di kota, selama ia ditugaskan di Sumur Ujung Kulon, i
Read more
BAB 42 SEBUAH CAP (Bagian 1)
Alif dalam penyusunan agenda untuk kegiatan beberapa bulan ke depan. Timnya akan kembali menjadi pendamping edukasi wisata kekinian di tempat yang berbeda, kegiatannya di awal bulan lalu menjadi pilot proyek yang ternyata mulai diminati.----/Kereenn----Lagi dan lagi, notifikasi dari Nisa yang mengomentari status WA Alif. Kali ini adalah status mengenai foto keberhasilan Alif mendampingi lomba edukasi wisata. Pesan dengan emotikon love itu membuat Alif tidak habis pikir.----//Terima kasih kak----/Eh salah emotnya ulanginKerenn----Kali ini tiga gambar emotikon love sebelumnya diganti dengan gambar bintang dan tepuk tangan. Alif membalas dengan kata yang sama.----//Terima kasih----/Semoga selalu jadi yang terbaik diantara yang terbaik----//AminKakak juga----/Apanya?----//Semuanya kak----/Saya mah
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status