All Chapters of Wanita Panggilan & CEO Duda: Chapter 41 - Chapter 50
55 Chapters
Hasil Kehamilan
Setelah memantapkan hati, aku kembali duduk di kursi, tempat mereka masih menungguku dengan pikiran mereka masing-masing. Aku menyerahkan amplop yang kubawa tadi kepada James. Dia telihat bingung ketika menerimanya, dan menatapku seakan bertanya apa isi amplop itu. "Bukalah James!" James terlihat membukanya secara perlahan dengan ragu, dia seperti takut akan apa isi dari amplop itu. Sebuah foto hitam putih hasil USG yang memperlihatkan sebuah gumpalan kecil, di keluarkannya dari amplop beserta surat hasil kehamilanku dari dokter. Dia memabaca surat hasil pemeriksaan kehamilanku itu, yang kini sudah berusia enam minggu. "Apa ini sayang? kamu benar sedang hamil anak kita?" James terlihat sangat kaget, seketika matanya berkaca-kaca menahan tangis. Aku sangat tidak menyangka dengan respon yang diberikan oleh James saat ini. Aku menjawab pertanyaan James dengan anggukan, aku masih enggan untuk menjelaskan apapun. "Mama, jadi Jesen akan jadi kakak? kalau begitu nanti Jesen tidak akan ma
Read more
Kepindahan
Kami pun sepakat untuk menginap di rumah ini semalam, rencananya besok pagi aku mengundang Bu Parmi untuk berdiskusi mengenai orang yang akan merawat rumah ini. Bu Parmi sangat bersemangat namun juga terlihat sangat kecewa, ketika tahu aku akan pindah kembali. Beliau sudah aku anggap saudara, yang sangat menerimaku masuk ke daerah ini. Beliau jugalah yang menceritakan keseharian almarhumah nenek, sampai nenek menghembuskan napas terakhirnya. Aku sangat menyesali saat tidak bisa menemani disaat-saat terakhir nenek, Bu Parmi lah yang menghiburku dan menenangkanku saat itu. Aku sangat berterimakasih akan itu.Sebagai ucapan terimakasih, aku sudah mengatakan rencanaku untuk membiayai khursus anak Bu Parmi yang bernama Santi. Dia sangat tertarik juga dengan rias dan potong rambut. Biarlah nanti Santi bisa mengembangkan salonku bersama Rini.Di rumah ini hanya ada dua kamar, karena kondisiku yang tidak bisa berdekatan dengan James, Jesen akan tidur bersamaku dan James ak
Read more
Kembali Ke Rumah
Sesampainya di rumah James, kami pun disambut oleh semua keluarga. Masih ada rasa takut dan bersalah ketika melihat wajah Mama, namun James segera menenangkanku untuk jangan mengkhawatirkan apapun. "Tenang sayang, Mama juga sangat merindukanmu." "Apakah benar sayang? Mama tidak membenciku?" Aku sangat khawatir dengan tanggapan dari keluarga James tentang kepergianku waktu itu. Sebenarnya aku juga sangat penasaran dengan apa yang terjadi disana, setelah kepergianku yang mendadak. Aku takut untuk menanyakannya pada James, semoga saja mereka tidak mempermalukan keluarga James lebih dari terakhir aku mendengarnya. "Daisy sayang, Mama kangen sama kamu nak." Mama langsung memelukku ketika aku sudah berada di hadapannya, kami pun menangis bersama dalam pelukan. Sungguh aku tidak menyangka dengan sambutan yang aku terima ini. Bagaimana mungkin mereka masih begitu menyayangi dan merindukanku, setelah apa yang aku dan orang tuaku lakukan waktu acara itu. Tid
Read more
Berita Kehamilanku
Semua orang yang ada di meja makan itu terlihat sangat terkejut, setelah James menceritakan tentang kehamilanku. Aku pun ikut terkejut karena James menceritkannya tanpa aba-aba apapun padaku. Aku menelan salivaku, karena khawatir dengan reaksi yang akan diberikan semua keluarga. Bagaimana mungkin James menceritakan semuanya dengan sangat bangga seperti itu. Padahal kami belum resmi menikah, dan anak ini hadir tanpa rencana dari kami. Perlahan aku melihat perubahan sinar mata dari Mama, namun anehnya kekhawatiranku berbeda dengan apa yang aku lihat. Mama dan seluruh keluarga terlihat sangat bahagia, bahkan Papa yang jarang sekali mengutarakan pendapat, malah melontarkan kalimat bercandaan seolah mendapatkan kabar gembira. "Tidak Papa sangka James, milikmu ternyata belum karatan. Papa kira milikmu tidak akan berfungsi lagi karena terlalu lama kamu diamkan. Hahahahaha...." Tawa Papa diiringi oleh tawa-tawa anggota keluarga yang lain, sedangkan aku masih
Read more
Sahabat Terbaikku
Pagi ini aku berencana untuk memberi perhitungan kepada seseorang, berani-beraninya dia ingkar janji kepadaku. Ya siapa lagi kalau bukan sahabatku Lina, padahal dia sudah berjanji padaku untuk tidak memberitahukan keadaanku dan tempat aku tinggal kepda James. Dia masih belum aku beri tahu tentang kehamilan dan rencana pernikahanku, biarlah ini menjadi balas dendamku untuk penghianatannya. Aku menekan bel pintu rumahnya, tidak beberapa lama di membukakan pintu dengan ekspresi kaget. "Ai, kenapa kamu bisa ada disini?" Dia masih menengok ke arah luar untuk mengecek aku datang bersama siapa, namun aku tidak menjawab dan langsung memeluknya dengan erat. Sebenarnya aku tidak marah sedikitpun kepadanya, aku bahkan sangat merindukannya. Aku hanya ingin membuat perhitungan, karena aku sangat bersyukur dengan keputusannya. Kalau saja dia tidak memberitahukannya kepada James, mungkin sampai saat ini aku akan berpikir untuk merawat anakku seorang diri. L
Read more
Seperti Kakak Kandung
"Aku hampir lupa, niatku datang kesini untuk memberitahu sebuah kabar." Aku menatap mata Lina dengan tajam, dia terlihat tegang dengan perubahan suaraku yang mendadak menjadi serius. "Ada apa Ai, apa yang terjadi? Apa orangtuamu membuat ulah lagi?" Aku menahan senyum karena sudah berhasil membuatnya panik, aku sudah tidak khawatir dengan orang tuaku mungkin aku akan bisa menghadapi mereka demi orang-orang yang melindungiku. "Bukan itu Lin, sebenarnya....." Aku sengaja menggantungkan kata-kataku agar dia lebih panik lagi, dan benar dia terlihat sangat panik dan penasaran dengan lanjutan kalimat yang ingin aku sampaikan. "Kamu gak berubah Ai, senang sekali menjahiliku dan membuatku penasaran!" "Hahahaha...Iya iya, maaf Lin. Wajahmu sangat lucu saat penasaran." "Sudahlah, cepat ceritakan ada apa atau aku akan marah." "Baiklah, jangan marah. Itu tidak cocok denganmu." Aku mengeluarkan amplop yang waktu itu sempat aku berikan kepada
Read more
Ngidam
"Sayang!"Aku memanggil James sambil mengetuk pintu kamarnya."Sayang, bangun dong!" teriakku lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari dalam.Aku akhirnya membuka pintu kamar yang tidak terkunci dan masuk ke dalam. James ternyata masih tertidur pulas, namun aku tidak segan untuk membangunkannya,"James sayang, ayo bangun!"Aku menggoncang-goncangkan badannya agar dia segera bangun. Beberapa detik kemudian dia bangun sambil mengucek matanya, dan melihatku yang sedang ada dihadapannya."Ada apa sayang? Ini masih tengah malam, apa kamu mau tidur denganku? Sini langsung masuk aja!"James malah kegirangan mengira aku sudah tidak mual lagi berdekatan dengannya, tapi melihat matanya sudah terbuka dengan lebar, membuatku senyumanku merekah."Sayang aku mau itu!"Kataku mencoba merayunya, entah kenapa aku sangat menginginkanya. Walaupun ini masih tengah malam, tapi aku tidak bisa tidur kalau belum merasakannya."Benarkah
Read more
Melepas Rindu
Warning 18+"Ini kebab pesanan kamu."James meletakkan bungkusan kebab di atas meja yang ada di hadapanku. Dia pun melepas jaketnya dan ikut duduk disampingku sambil menghela napasnya."Terimakasih sayang, maaf ya udah ngerepotin kamu. Aku juga gak tahu, kenapa tiba-tiba pengen banget makan itu.""Tidak apa-apa sayang, mungkin itu mau anak kita yang ada di dalam sini."James menenangkanku, sambil mengelus perutku yang masih rata. Entah kenapa aku sangat menyukainya, dan membuatku sudah tidak mual lagi berdekatan dengan James.Aku pun langsung mendekat, dan memeluk James dengan erat. Sebenarnya aku sangat merindukannya, dan ingin memeluknya seperti ini sejak pertemuan kami kembali waktu itu."Sayang, kamu sudah tidak mual lagi berdekatan denganku?"Tubuh James sedikit menegang saat pertama kupeluk tadi, mungkin dia kaget karena aku memeluknya secara tiba-tiba."Aku suka waktu kamu mengelus perutku tadi sayang, entah kenapa aku sudah tidak
Read more
Persiapan Pernikahan
Pernikahanku tinggal seminggu lagi, semua persiapan pernikahan sudah hampir selesai. Aku tinggal fitting baju pernikahan terakhir, agar gaunnya nanti sesuai dan tidak perlu dirubah lagi.Dan hari ini aku juga sudah janjian dengan WO yang mengurus pernikahanku, untuk persiapan terakhir acara yang masih belum selesai dipilih. Rencananya aku akan janjian di rumah, setelah dari rumah sakit untuk periksa kandunganku.James juga jadi calon suami siaga saat ini, karena mulai hari ini dia sudah tidak masuk bekerja. Semua pekerjaan sudah dia serahkan kepada Alex dan Andre, katanya agar Alex segera bisa membantu nanti, jadi semua tanggung jawab diserahkan kepadanya untuk sementara.Tapi James masih memantau pekerjaan Alex dari rumah, jadi sekarang semua waktu James sepenuhnya untukku dan Jesen.Setelah aku kembali, aku tidak diperbolehkan oleh James untuk mengantar Jesen ke sekolah. Entah karena apa, tapi aku mengikuti saja apa keinginan James.Aku tahu James Berusaha meli
Read more
Pesta Piyama
Tidak terasa lusa sudah hari pernikahanku dan James, semua dibuat sibuk oleh semua persiapan acara. Walaupun sudah ada WO yang menanganinya, semua keluarga tetap ikut memberi saran dan membantu. Alice malam ini menginap disini, dan tidur denganku. Katanya kita akan pesta piyama, sebelum melepas masa lajangku. Sebenarnya Kak Emely sangat ingin ikut dengan kami, tapi perutnya yang sudah mulai membuncit membuat kami takut jika harus tidur bertiga di ranjangku.Sebenarnya Alice yang paling takut, karena katanya kebiasaannya tidur lumayan parah. Aku sendiri sedikit melotot ke Alice, saat dia mengatakannya, tapi dia hanya memperlihatkan cengiran tanpa dosa.Aku pun pasrah dengan kondisiku nanti saat kami tidur, tapi aku tetap senang karena Lina mau menggantikan Kak Emely untuk menginap juga.Alice sangat mudah bergaul, jadi tidak ada rasa canggung diantara kami bertiga, bahkan aku sempat merasa seperti obat nyamuk, karena mereka bercerita tentang banyak hal yang aku
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status