All Chapters of TEMAN TAPI MESRA: Chapter 71 - Chapter 80
137 Chapters
Marry Me
Allysa berdiri dengan mata jernihnya di depan Sasha, ia tampak heran dan menatap Sasha dengan penuh tanda tanya. "Jadi kakak siapanya Ayah?" tanya Allysa bingung. "Aku temannya Ayah, mulai sekarang dan seterusnya aku teman kamu juga! Jadi kalau ada apa-apa kamu bisa cerita sama aku!" tukas Sasha dengan posisi berdiri di atas lutut menjajari tinggi badan Allysa. Setelah tiga jam mengobrol dan bermain bersama Allysa, Sasha sudah bisa dengan mudah mengambil hati Allysa. "Tante, kalau ada apa-apa tolong hubungi saya ya, saya akan dengan senang hati datang ke sini," ujar Sasha kepada Ibunda Evan yang menyambut Sasha dengan tangan terbuka, apalagi waktu Sasha mengatakan bahwa Evan masih hidup dan dalam keadaan baik-baik saja. *****Sasha dan Daniel sedang sibuk membereskan kekacauan di Luke & Park Communications yang terkena imbas akibat pemutusan kerjasama dengan MW Food saat tiba-tiba Heidi menelepon Sasha. "Your Mom!" pekik Sasha saat melihat nomor Heidi muncul di layar ponselnya.
Read more
Menghitung Hari
Hujan turun dengan lebat, Sasha dapat melihat butirannya turun dan mengalir dengan deras di dinding kaca Penthouse. Malam ini Sasha memutuskan untuk menginap di Penthouse Daniel, karena Gianna mengatakan dia baik-baik saja, maka Sasha berjanji akan mampir ke apartemen Gianna keesokan paginya. Daniel yang baru saja selesai mandi menghampiri Sasha dan memeluk Sasha dari belakang. "I'm glad you're back," tukas Daniel tulus. Sasha tersenyum, meraih jemari Daniel dan mengecupnya pelan. "It's like a dream, aku masih merasa ini gak nyata, baru kemarin aku ketakutan menyamar di Bandara, sekarang aku di kamar Penthouse dengan kamu dan cincin ini benar-benar di luar ekspektasi aku," ujar Sasha sambil tetap menatap ke depan, melihat air hujan yang masih turun dengan lebatnya. "I know, ready or not Sha, aku mau kita terus sama-sama, pernikahan will let me to protect you always, aku gak akan ngebiarin satu orang pun menyakiti kamu," tukas Daniel sungguh-sungguh. "Jadi kapan kita akan menikah
Read more
Beautiful Wedding
Venue resepsi pernikahan Daniel dan Sasha di taman sebuah hotel sudah didekorasi dengan sangat apik. Mereka sengaja mengusung tema tropical garden party agar terasa lebih hangat dan kekeluargaan. "Gila Gila Sha! Badai banget lo asli!" pekik Gendis saat melihat Sasha dalam balutan baju pengantin berwarna putih tanpa lengan, yang menunjukkan lekuk tulang bahunya yang sempurna. Sasha tersenyum malu-malu, ia juga sudah memuji dirinya sendiri terus menerus sejak pertama kali melihat bayangan dirinya di cermin tadi. "Kakaaaak kayak princess!!!! Katia mau pake baju kayak punya kakak!" tukas Katia sambil memeluk kaki Sasha. Sasha tertawa, "You will Baby, one day yaaaa! Kamu juga cantik kok pakai baju itu, kayak little princess!" ujar Sasha tangannya memegang lembut pipi Katia. Jasmine tampak agak murung, memandang Sasha dengan tatapan sedih. Sasha merentangkan tangan, "Sini Jas!" panggil Sasha lalu memeluk Jasmine saat ia sudah berada di dekat Sasha. "Gak akan ada yang berubah setelah
Read more
Hasrat Pengantin Baru
"Mom are you sure about this?" tanya Daniel untuk yang kesekian kalinya. Heidi mengangguk yakin. Ia mengulurkan sesuatu pada Sasha. "I no longer need this," tukasnya sambil tersenyum. Daniel yang tak tahu apa-apa merasa penasaran dan mengambil kertas itu dari tangan Heidi. Kertas tersebut merupakan kertas perjanjian yang pernah Sasha berikan pada Heidi. Di perjanjian itu Sasha berjanji jika dalam waktu tiga bulan Sasha tidak mampu mengembalikan semua aset milik Daniel kembali dari tangan Muchtar Hartono, maka Sasha akan meninggalkan Daniel untuk selama-lamanya. Daniel menatap Sasha tak percaya, "So this was what made my mom become nice to you?" tukas Daniel terperangah. Sasha hanya mengigit bibir, tak tahu harus berkata apa. Heidi tersenyum, "Yeah, melihat kegigihanmu rasanya tak ada alasan untuk tidak bersikap baik padamu," ujar Heidi pada Sasha. Malam itu, setelah resepsi pernikahan, Heidi berencana untuk berangkat ke Oslo, Norwegia. Daniel dan Sasha sampai bertanya berkali-k
Read more
Tangis Dan Tawa
Hari ini hari sabtu, Sasha menguap malas saat terbangun pagi harinya, ia dan Daniel tertidur sampai pagi di sofa ruang TV yang memang sangat nyaman. Dengan perlahan Sasha melepaskan pelukan Daniel dan berjalan lunglai menuju kamar mandi. Selesai mandi dan berpakaian, Sasha beranjak ke dapur dan membuat dua cangkir kopi dan beberapa potong toast bread yang langsung ia bawa ke ruang TV. "Hey Boss Besar, Bangun!" Sasha mengguncang bahu Daniel agar segera terbangun karena ia bosan sendirian. Daniel membuka mata dan aroma wangi kopi langsung menyeruak masuk ke indra penciumannya. "Wah kamu udah mandi?" tanya Daniel sambil tangannya membelai rambut Sasha yang masih agak basah. Sasha mengulurkan kopi hitam kepada Daniel, "Morning coffee," ujarnya yang disambut senyuman manis oleh Daniel. Daniel menyeruput kopi dengan nikmat sambil matanya menatap Sasha yang pagi itu hanya mengenakan celana pendek di atas lutut dan tanktop tanpa bra. "Kamu sengaja ya pake baju kayak gitu? Biar aku kasih
Read more
Cemburu Menguras Hati
Tidak mudah bagi Sasha melihat dua orang yang biasanya selalu menjadikan Sasha sebagai pusat semesta mereka kini dalam keadaan kacau karena mengkhawatirkan wanita lain yang sedang terbaring lemah. Daniel dan Raga, keduanya duduk dalam diam, entah apa yang ada dipikiran mereka. Daniel yang mungkin sangat takut kehilangan sahabatnya dan Raga yang takut kehilangan wanita yang baru saja membuka hatinya setelah patah hati karena cintanya tak berbalas oleh Sasha. Sasha bukanlah malaikat, ia merasakan sedikit rasa cemburu karena Gianna menyita perhatian kedua orang yang ia sayangi. Tapi Sasha juga bukan iblis, ia turut merasakan kesedihan karena keadaan Gianna yang memburuk. Bahkan ia dengan rela hati menyumbangkan darahnya dan mengurus segala keperluan Gianna di saat Daniel dan Raga sama-sama terlihat seperti orang yang kebingungan. Gianna terbaring di ruang ICU dengan selang entah apa saja yang menancap di tubuhnya. Wajahnya terlihat seperti tak bernyawa. Sejak kemoradiasi mulai dilakuk
Read more
Masalah Pernikahan Pertama
Sasha masuk ke dalam mobil, membuka jendela sedikit dan mengunci pintu. Ia benar-benar merasa sangat lelah secara fisik maupun mental. Perutnya terasa perih, kerongkongannya terasa kering. Dengan perasaan tak menentu Sasha merebahkan tubuh di jok mobil, berusaha memejamkan matanya, berharap dengan tidur perasaannya bisa menjadi lebih baik. Entah sudah berapa lama Sasha tertidur saat tiba-tiba suara ketukan di jendela mobil membangunkannya. "Sha, open the door please," suara Daniel terdengar dari balik jendela. Sasha membuka pintu mobil dan membiarkan Daniel masuk. Dengan mata merah Sasha melirik jam digital di ponselnya yang menunjukkan pukul 10.00 pagi, Sasha sudah tidur selama kurang lebih dua jam lamanya.Di sebelahnya Daniel tampak sedang memandangi Sasha, wajahnya terlihat lesu karena belum tidur semalaman. "Feeling better?" tanya Daniel pada Sasha yang masih menyandarkan kepala di jok mobil. Sasha mengangkat bahu, tak menjawab, masih kesal dengan sikap Daniel yang berlebiha
Read more
Yang Terpendam
Sudah empat hari berlalu sejak Gianna dan Allysa dirawat di rumah sakit Garuda. Selama empat hari itu juga Sasha bolak-balik dari kantor ke rumah sakit untuk memastikan semua keperluan Gianna dan Allysa terpenuhi sampai kadang ia lupa dengan kesehatan dirinya sendiri. Hari ini trombosit Allysa sudah kembali normal sehingga ia sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Sasha teringat pesan Evan untuk selalu membawa ponsel yang Evan berikan kepada Sasha, karena Evan mungkin sewaktu-waktu akan menghubungi Sasha, jika ia masih hidup tentunya. Sasha baru saja sampai di rumah Evan, saat ponsel yang Evan berikan padanya berdering keras. Sasha buru-buru mengeluarkan ponsel tersebut dari tasnya dan menekan tombol hijau. "Evan?" tanya Sasha cepat. "Iya Sha, ini saya. Allysa sakit?" tanya Evan cepat. "Iya demam berdarah, tapi udah diperbolehkan pulang kok, ini udah di rumah," jawab Sasha dengan cepat-cepat juga. Dalam hati bertanya-tanya, Evan tau dari mana jika Allysa sakit. "Oke, bisa
Read more
Gagal Move On
Sasha kembali ke ruangan kerjanya dengan wajah pias, ia bahkan lupa membawa kopi hitamnya yang sudah tidak lagi panas. Entah apa maksud Raga mengatakan semua itu pada Sasha, namun perasaan Sasha menjadi sangat berantakan sekarang. Kata-kata Raga ada benarnya, jika Raga dan Gianna di satukan, mereka akan jadi pasangan paling menyedihkan di dunia, karena mereka tidak mencintai satu sama lain dan sama-sama sedang mencari pelarian semata. Sasha mengangkat interkomnya dan berusaha menghubungi Daniel untuk sekedar menenangkan perasaannya. "Ya Sha, sebentar lagi aku telepon ya, aku belum selesai dengan Karin, key?" Daniel menutup teleponnya, membuat Sasha menghentakkan kaki kesal. Belakangan Sasha benar-benar tak bisa mengendalikan rasa cemburunya. Apalagi Daniel sering sekali meeting berdua dengan Karin. Menyebalkan! "Halo Stev! Bawa semua pendingan ke meja saya Stev, mau saya beresin semua!" tukas Sasha pada Stevi melalui saluran interkom. Jika Daniel sok sibuk ia bisa lebih menjadi s
Read more
Insting Seorang Istri
Dua minggu kemudian, Sasha membuka matanya dan mendapati Daniel masih bernafas halus di sampingnya, memeluk Sasha di dekapan dadanya yang bidang. Dengan perlahan Sasha berusaha melepaskan lengan Daniel yang memeluknya, namun saat akan turun dari tempat tidur Daniel menarik tangannya sampai Sasha terjatuh lagi di atas dadanya. Senyum manis dengan dua dekik dalam terbit di wajah Daniel walaupun kedua matanya masih setengah terpejam. Tanpa membuka mata Daniel menarik tali piyama tidur Sasha hingga terlepas seutuhnya membuat Sasha memekik dan menahan tawa. "Good morning Baby," tukas Daniel mulai menarik Sasha ke dalam pelukannya dan melancarkan serangan fajar yang langsung membuat Sasha lupa jika tadi ia berniat untuk segera mandi dan membuat sarapan, karena ternyata sarapan yang Daniel sediakan lebih menggoda. *****"Gianna keluar dari rumah sakit hari ini kan?" tanya Sasha sambil meletakkan sepiring nasi goreng dengan omelet di atas meja di depan Daniel. Daniel yang sedang membaca
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status