All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 171 - Chapter 180
363 Chapters
Bab 171
Pak Yuda menceritakan semuanya kepada Rendi tanpa melewatkan sedikit pun atas kejadian yang menimpanya pada 27 tahun yang lalu. "Nak... masih jelas dalam ingatan saya dimana pada saat saya dan Meta melangkah menyebrang jalan yang ada di depan lobi bandara, dari arah yang berlawanan tiba tiba saja sebuah mobil pengangkut barang melaju dengan kencang kearah kami berdua, untung saja ada seorang OB yang menyelamatkan kami berdua, OB itu mendorong kami berdua sampai jatuh terpelanting ke samping sehingga kami berdua lolos dari maut, setiap kali saya mengingat kejadian itu seketika rasa takut merayapi seluruh hati dan jiwa saya."kedua tangan Pak Yuda gemetar pada saat menceritakan semua kejadian yang pernah dia dan istrinya alami. "Maaf Pak... apakah bapak tidak merasa kalau kejadian itu sudah di rencanakan oleh seseorang dan siapa kira kira orang yang berada di balik semua kejadian yang menimpa bapak pada waktu itu." "Karena saya terlalu panik, melihat kondisi istri saya Meta sangat ter
Read more
Bab 172
Mas Brian sedang menemani Humairah di kamar, terlihat dari wajahnya kalau dia sedang khawatir, sesekali tangannya menggenggam tangan Humairah yang masih tertidur,di kedua netranya tidak pernah lepas dari wajah wanita yang telah menemani hidupnya selama kurang lebih 11 tahun, tidak terasa air matanya menetes perlahan membanjiri pipinya."Bunda...kamu harus kuat dan bertahan demi anak anak kita, terutama demi kehidupan bayi yang ada di dalam kandungan kamu saat ini, Bunda pasti bisa melalui semua ini...saya sangat mencintai Bunda...."Mas Brian memberikan kekuatan kepada Humairah lewat genggaman tangannya.Humairah berusaha membalas genggaman tangan Mas Brian walaupun sangat lemah, Humairah tidak bisa menggerakkan seluruh bagian tubuhnya dengan normal, karena setiap kali dia menggerakkan anggota tubuhnya selalu di berengi dengan erangan kesakitan, Humairah merasakan seluruh tulangnya remuk.Sedetik pun Mas Brian tidak meninggalkan Humairah yang tengah berbaring di atas tempat tidur, semu
Read more
Bab 173
Rendi kembali menemui Pak Yuda yang sedang berada di dalam kamar rawat inap Ibu Meta, secara kebetulan Pak Yuda juga sedang berada di depan pintu kamar Bu Meta di rawat, Pak Yuda seperti hendak keluar sebentar untuk menghirup udara segar di luar, kebetulan sudah ada perawat yang menemani istrinya,.Mereka berpapasan persis di depan pintu. "Maaf Pak... saya bisa bicara sebentar." "Iya Nak.... tidak apa-apa,ayo kita cari tempat di luar agar kita bisa ngobrol dengan santai." "Mari Pak.. silahkan."Rendi mengikuti langkah Pak Yuda yang telah berada beberapa langkah di depannya, mereka berdua sengaja menuju taman yang ada di samping rumah sakit tempat Bu Meta di rawat.Di sana ada kursi yang sengaja di siapkan oleh pihak rumah sakit untuk tempat bersantai para pasien dan pengunjung rumah sakit. Pak Yuda dan Rendi mereka berdua duduk berdampingan. "Ada apa Nak... apakah ada hal penting yang hendak kamu katakan!." "Iya Pak... saya akan kembali ke Indonesia sekarang juga, perasaan saya tid
Read more
Bab 174
"Irfan ada apa... kenapa kamu berbicara sambil berteriak, apakah ada telah terjadi sesuatu di depan sana." "Iya Mas... anak buah saya yang berada di depan sedang berusaha mengalihkan perhatian orang orang yang telah mengepung kita saat ini, sepertinya kita harus mencari jalan alternatif lain menuju ke bandara Mas...." "Iya Irfan.... lakukan saja yang terbaik." "Iya Mas...." Handphone Irfan tiba tiba berdering menandakan ada panggilan masuk. "Bos hati hati....ada beberapa orang telah berjalan menuju mobil bos sekarang, mereka semua menggunakan benda tajam,kami di sini sedang berusaha menghalau yang lainnya." "Oke...tolong atasi yang ada disitu."Irfan mendengar beberapa pekikan dan bunyi suara orang sedang bertarung. "Baik bos..." Irfan dengan refleks menoleh k belakang dia melihat ada sekitar lima orang atau lebih sambil memegang benda tajam sedang berjalan menuju mobil yang dia kemudikan, mereka berjalan menyelinap dari sela sela mobil yang berhenti. "Mas... hati hati ada beb
Read more
Bab 175
Bukh... Bukh.. "Mas kenapa keluar dari dalam mobil dan meninggalkan ibu Humairah, saya tadi sudah bilang Mas tidak boleh keluar dari dalam mobil."di sela sela gerakannya menghalau pukulan dari pihak lawan Irfan menumpahkan kekesalan kepada Mas Brian. "Irfan saya tidak bisa membiarkan kamu bertarung sendiri sedangkan saya hanya menonton saja dari dalam mobil, saya hanya membantu kamu untuk melawan mereka semua." "Tapi Mas... bagaimana dengan keselamatan ibu Humairah dan juga yang lainnya." "Kamu tidak usah takut dan khawatir ada Ummi Salamah dan juga Almeera yang melindungi Humairah."Mas Brian menjawab semua kata kata Irfan sambil beberapa kali memblokir pukulan dari pihak lawan. Bukh... Bukh.. Sambungan handphone Irfan dengan Rendi,tadi sempat terganggu karena Rendi sedang berada udara untuk kembali terbang ke Jakarta, kini sudah normal kembali, Rendi mendengar ada suara orang berteriak dan juga suara orang sedang bertarung.Rendi berusaha menghubungi Irfan dan menanyakan apa y
Read more
Bab 176
"Bunda.. kenapa keluar, ingat Bunda itu lagi hamil."Mas Brian setengah berteriak kepada Humairah. "Tidak apa-apa Mas... insya Allah aku bisa menjaga diri dan juga bayi yang ada di dalam kandunganku ini." Pada saat Humairah sedang membokir pukulan yang mengarah ke pada Mas Brian dan juga Almeera,ekor mata melirik kearah Irfan, dia melihat Irfan sudah kelelahan mau tidak mau Humairah harus membantu Irfan, kondisi Irfan dan Mas Brian tidak jauh berbeda. "Kakak... lindungi Ayah... Bunda mau bantu Om Irfan dia bisa di bunuh." "Iya Bunda..." Dengan sekali lompatan Humairah melesat memblokir semua pukulan yang mengarah ke arah Irfan. Bukh... Bukh.... "Bu kenapa keluar dari mobil,ini sangat berbahaya, apalagi sekarang ini ibu lagi hamil."Irfan sangat menghawatirkan keadaan Humairah. "Tidak apa-apa Irfan, insya Allah aku bisa menjaga diri,aku tidak bisa melihat kamu seperti ini." "Maafkan saya Bu, seharusnya saya yang melindungi keselamatan ibu, tapi justru ibulah yang melindungi say
Read more
Bab 177
Setelah mendengarkan semua penjelasan dari Irfan mengenai kondisi dirinya dan juga keluarga Humairah, akhirnya Bang Rendi kembali pada orang orang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya di masa lalu. Rendi langsung menghubungi Markas utama tempat dimana dulu dirinya menjadi seorang pimpinan mafia yang sangat tersohor di negeri ini. "Halo..selat siang Pak Andi..." "Selamat siang juga bos... selama ini bos kemana saja kenapa tidak menghubungi kami atau mengunjungi kami di markas." "Sebelumnya saya minta maaf untuk hal itu... sekarang juga kalian bergerak siapkan semua peralatan lengkap, dan salah satu dari kalian tolong jemput saya dengan helikopter sekarang juga, saya lagi di bandara Sukarno Hatta, saya harus menyelamatkan nyawa beberapa orang dan salah satunya nyawa bos kalian saat ini Irfan Afandi." "Siap bos....kami segera meluncur ke TKP dan salah satu diantara kami akan menjemput bos dalam waktu 10 menit,bos bersiaplah." "Oke... saya tunggu, secepatnya...." Setelah menga
Read more
Bab 178
Setelah melafazkan doanya dan mengamininya dalam hati Al Jazair secara perlahan lahan lahan membukakan kelopak matanya.Al Jazair memeluk tubuh Mas Brian yang telah bersimbah darah sambil terisak-isak. "Ayah.... jangan tinggalkan kami, Adik janji akan jadi anak penurut sama ayah dan Bunda,adik tidak akan nakal lagi..hiks...hiks.." "Iya Ayah tidak akan meninggalkan kalian,adik janji ya harus selalu menjaga Bunda dan juga kakak ya..." "Iya Ayah,Adik janji..."salah satu tangan Mas Brian berusaha membelai kepala anak laki lakinya itu. Napas Mas Brian mulai terengah-engah, membuat Humairah tambah panik, terlihat tatapan mata Mas Brian semakin sayu, Mas Brian sudah mulai kehilangan kesadarannya. "Mas... bangun... jangan tinggalkan kami, Mas bertahanlah...hiks...hiks..."Humairah berteriak sambil terisak-isak, Humairah memeluk tubuh Mas Brian dengan sangat erat. Almeera dan Ummi Salamah juga sudah kelelahan karena mereka berdua berusaha memblokir semua serangan yang mengarah kepada Humai
Read more
Bab 179
Bang Rendi belum sempat melihat kondisi Irfan, Bang Rendi dia masih fokus pada keselamatan Mas Brian yang kritis karena sudah banyak kehilangan darah. Bang Rendi melihat salah satu anak buahnya menghampiri dan memberikan pertolongan pertama kepada Irfan.Ada binar kelegaan terpancar di kedua netra Bang Rendi, setidaknya sudah ada orang yang menolong sepupunya itu. Bang Rendi mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru tempat mereka berada saat ini, Alhamdulillah... anak buahnya sudah menguasai keadaan,ada beberapa orang yang mereka tangkap sebagai sandera, mereka sengaja menyandera orang orang yang telah menyerang Mas Brian dan juga keluarganya, mereka akan mengintrogasi orang orang itu untuk mencari tau siapa dalang dibalik semua insiden ini. Sebuah helikopter berhasil mendarat di samping helikopter yang di gunakan Bang Rendi tadi.Helikopter itu milik kepolisian, terlihat Om Afandi turun dan segera berlari menghampiri anaknya Irfan. "Irfan.... bagaimana keadaan kamu Nak, kenapa sam
Read more
Bab 180
Abah sama Ummi sudah menghampiri kami semua,aku masih memangku kepalanya Mas Brian, perasaanku saat ini tidak bisa di gambarkan,aku melihat kondisi Mas Brian semakin melemah, membuat hatiku berdenyut seperti di tusuk ribuan jarum, sakit....air mataku rasanya sudah kering,aku sangat tertekan, seluruh tubuhku rasa remuk redam semua,aku hanya fokus pada keselamatan Mas Brian, tanpa menghiraukan kondisiku sendiri,aku lupa kalau sekarang ini lagi hamil. "Nak....kamu yang sabar,kita doakan semoga suami kamu tidak terjadi apa-apa, ingat Nak tidak ada yang bisa melawan takdir,kamu harus kuat demi suami dan anak anak kamu,dan satu hal lagi ingat saat ini kamu lagi mengandung, Abah sama Ummi khawatir sekali dengan bayi kamu Nak, apalagi tadi kamu berulang kali menghalau pukulan dari beberapa orang yang berusaha menyerang suami kamu."Abah berusaha memberikan kekuatan dan juga mengingatkan kalau sekarang ini aku lagi mengandung. "Iya Abah... insya Allah kandungan Humairah tidak terjadi apa-apa
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
37
DMCA.com Protection Status