All Chapters of Pembalasan Ibu Tiri: Chapter 11 - Chapter 20
91 Chapters
Pelukan Hangat yang Dirindukan
James berjalan tanpa menoleh ke belakang, langkahnya diiringi oleh tangis Grace yang terdengar sangat terluka. Hati Grace tergores cukup dalam, tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, jika James tidak mencintainya selama ini. Grace hanya bisa melihat punggung James menjauh, tidak bisa mendekatinya lagi. Jarak mereka sudah sangat jauh dan tidak mungkin kembali seperti dulu."Sudahlah! Kamu masih muda dan cantik. Mulailah perbaiki kebiasaan burukmu dan jangan pernah bilang aku tidak bisa!" ketus Bu Yuyun.Semua ucapan Bu Yuyun terkesan menyudutkan anaknya, tapi dia sangat mengetahui sikap dan sifat anak perempuannya yang keras kepala dan manja.Bu Rina yang sejak tadi hanya diam, kini mendekati Grace dan memeluknya dengan lembut. Menepuk pundak dan memberinya semangat,"Seperti kata James, kamu pasti akan mendapatkan yang terbaik dan kebahagiaan akan datang menjemputmu. Maafkan James, jika pernah memberikan harapan hampa untukmu!" bisik Bu Rina lembut.Grace merasakan ketulusan dari Bu R
Read more
Tawaran Sherly
Grace mendongak untuk memandang wajah remaja yang berdiri di depannya, wajah manisnya terlihat sangat serius. grace diam sejenak, mencerna apa yang baru saja didengarnya dari bibir mungil yang menggoda."Kamu Sherly, kan?" tanya Grace memastikan.Grace pangling dengan wajah ayu di depannya, sudah lama dia idak berjumpa dengan gadis kecil itu. Di depannya saat ini, gadis remaja yang memakai riasan tipis. Melontarkan kata yang tidak masuk akal.Sherly mengangguk, dan menyunggingkan senyuman sinis, tapi terlalu manis. Sehingga tetap saja terlihat cantik dan mempesona. Sherly mendekat dan duduk di samping Grace, membalas tatapan wanita yang lebi tua darinya."Tidak mungkin, Sherly. Papamu suda memilih wanita lain yang lebih baik dari tante menurutnya, padaal gadis itu sangat culun!" ujar Grace, tetap dengan rasa kesal yang masih tersisa."Itu hal yang sangat mudah, Tante! Kita buat mereka berpisah saja!" balas Sherly dengan penekanan disetiap kata-katanya,Mulut Grace menganga, dia tidak
Read more
Sherly Menghilang
Grace menghembuskan napas dengan gusar, meskipun tadi mengatakan tidak ingin memiliki James, tapi hatinya tidak bisa dia bohongi. Tawaran yang diberikan oleh Sherly sungguh sangat menggiurkan, bagi Grace yang masih menyimpan harapan untuk bersama James."Aaakh!" pekik Grace kesal, lalu dia berdiri dan berlari.Grace mendekati teman-temannya yang tadi menjauh saat ibunya datang memarahinya. Mereka memeluk Grace dan memberikan semangat untuknya.***Di tempat lain, James mengetuk pintu kamar istrinya dan mengucapkan salam. Setelah Rima menjawab salamnya, James masuk. lalu menutup lagi pintu kamarnya. James menghembuskan napas panjang dalam diam, ketika melihat istrinya duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Tatapan Rima fokus ke lemari buku yang ada di pojok kamarnya. James mendekat, duduk di samping Rima dan menggamit tangan istrinya. Akan tetapi, Rima tidak mengguris kehadiran lelaki yang sudah sah menjadi suaminya."Kamu marah?" tanya James."Tidak," jawab Rima ketus.James ter
Read more
Di mana Sherly
James dan Rima duduk dan saling pandang, memendam hasrat yang hampir menggelora. Kemudiaan, James mengecup kening istrinya dan ijin untuk mencari anaknya. James ragu dengan apa yang tertangkap oleh telinganya, meskipun Rima sudah mengatakan sesuai apa yang didengarnya. "Mungkin kita salah dengar. karena terhalang oleh cintamu!" Sempat-sempatnya, James memberikan gombalan pada sang istri. "Sana," usir Rima, menyembunyikan rona yang makin merona di wajahnya. James mendekat ke pintu dan menyahuti teriakan dari luar, "ya, sebentar!" Seorang lelaki paruh baya, yang juga masih kerabatnya terlihat sangat panik. Lelaki yang biasa di panggil Om Hendra oleh James, menjelaskan perihal hilangnya Sherly, setelah James keluar. "Saat kami akan pulang, Sherly tidak ada di manapun. Semua sudah mencarinya, tapi tidak ada!" ujar Om Hendra. Wajah James terlihat pias, mengetahui anak sulungnya tidak ada di mana-mana. Dia langsung melangkahkan kakinya yang lebar ke beberapa tempat, untuk memastikan ke
Read more
Rima Mencari Sherly
Hanya hitungan menit, sambungan telepon telah terhubung dan Grace berbicara dengan James. Tanpa ada yang disembunyikan, Grace mengatakan semuanya apa yang dia dengar dari bibir mungil Sherly. James hanya bisa menghembuskan napas gusar, ketika mendengar penuturan Grace yang sama dengan apa yang dia dengar dari para pegawainya. Setelah mengakhiri panggilan, dan mengembalikan ponsel milik pegawainya, James berpamitan dan meminta mereka menikmati suasana pesta sederhananya. James fokus mencari Sherly yang membuat ulah, disaat yang tidak tepat. "Rima, Sherly pergi tanpa berpamitan!" ujar James lesu, ketika sampai dalam kamarnya untuk mengambil ponsel yang ketinggalan. Kini, wajah Rima yang terlihat pucat pasi mendengar penuturan suaminya. Dirinya merasa bersalah, karena tidak mengindahkan ancaman Sherly tempo hari, jika dia akan mengacaukan pernikahannya, jika dia berani duduk bersanding dengan papanya. "Mas, apakah penikahan ini salah?" tanya Rima, yang membuat james nampak sangat kesa
Read more
Kelab Malam
James melihat istrinya yang berbicara sendiri, dan langsung fokus pada ponselnya. Kemudia memperhatikan baik-baik apa yang dia lihat. "Mas, aku tahu dia ada di mana?" ujar Rima girang. "Kamu yakin?" tanya James yang juga fokus pada layar ponselnya. "Aku dari tadi menghubungi teman-teman sekolah Sherly tidak menemukannya, masa kamu hanya diam dan main ponsel bisa ketemu?" lanjut James bingung. Rima ingin sekali mencium suaminya, karena gemas. Bagaimana bisa, bos besar tidak tahu cara menggunakan ponselnya dengan baik dan cermat. James kembali sibuk dengan poselnya, yang sudah terhubung dengan beberapa teman Sherly. Rima anya diam melihat suaminya yang masih berlum percaya dengan apa yang dia ucapkan. "Payah!" keluh James setelah mengakhiri panggilan. "Mas, Sherly di sini!" ujar Rima, dengan menunjukkan ponsel miliknya. James yang sedang sibuk mencatat nomor teman Sherly lainya, yang dia minta saat menelepon tadi. Jadi terganggu konsentrasinya. Lalu, menanyakan ada apa. "Aku sud
Read more
Sexy-nya Sherly
"Mas, kita harus cepat ke sana!" Kini Rima yang kebakaran jenggot, ketika melihat anak gadisnya berpose dengan baju yang teramat sexy."Kenapa?" tanya James yang fokus pada kemudinya.Rima hanya meminta James untuk cepat datang ke Kelab yang mereka tuju dan memperingati suaminya untuk berhati-hati dalam mengemudi, agar tidak terjadi hal yang tidak diingainkan."Iya, maaf. Aku terlalu mengkhawatirkan Sherly," ujar James.Tubuh James seakan-akan kaku, mengingat kelakuan anaknya yang ada di Kelab malam. Pikirannya tetap tidak fokus, takut Sherly mengalami hal yang tidak-tidak."Semua karena aku, Mas!" lirih Rima."Tidak, pelan-pelan kita perbaiki. Semuanya butuh proses untuk lebih baik dan menerima satu dengan yang lainnya!" James mencoba menguatkan Rima, agar tidak terpuruk."Iya, lebih baik kita istigfar sekarang, agar hati lebih tenang." Rima berusaha menyadarkan dirinya sendiri.James pun memperlambat laju kendaraannya, dan mengikuti Rima beristigfar. Tanpa mereka sadari, sudah sampa
Read more
Tamparan James
"Singatku, jika remaja sudah berkumpul, maka mereka akan lupa akan waktu yang terus berputar." bantah James.Mereka berdua kembali memperhatikan semua pengunjung yang datang, mencari kemungkinan yang terlupa saat fokus mereka terbagi. Namun, tiba-tiba Rima menarik tangan James, sehingga langkah lelaki itu terhenti. Kemudian menanyakan ada apa pada Rima yang diam dan terpaku, menatap tajam ke arah sudut ruangan."Bukankah itu anak kita, Mas?" tanya Rima dengan bibir bergetar.James langsung mentap ke arah yang dituju oleh Rima, dan terlihat amarah di wajah James. Pemandangan yang tersji di depannya sungguh membuat James meradang. Tanpa menunggu, James langsung mendekati Sherly dan menarik tangan anak gadisnya yang sedang memegang segelas minuman keras. Dengan kasar, James membuang gelas itu. James benar-benar tersulut emosinya. Kemudian, James menarik tangan Sherly dengan paksa."Mas, tenang dulu. jangan seperti ini," cegah RimaJames mengabaikan istrinya, dan terus menarik anaknya yan
Read more
Menitipkan Sherly
Dengan malas, Sherly naik ke dalam mobil. Lalu, membanting pintunya dengan keras. Rima sampai terkejut, dan hanya bisa mengelus dadanya. Melihat kelakuan ayah dan anak yang sedang terbalut emosi.James meminta Rima untuk naik, agar mereka bisa segera pulang, dengan ragu Rima naik dan duduk di kursi depan. Sebenarnya dia ingin bersama Sherly, mencoba melakukan pendekatan, tapi sepertinya itu tidak mungkin untuk situasi saat ini. James langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah Rima duduk di sampingnya, rasa kesalnya dia salurkan dengan meninjak pedal gas.Perjalanan pulang terasa sangat lama, karena James sempat salah arah. Membuatnya harus putar balik, dan membuat Rima tersenyum."Mas," rayu Rima dengan bergelayut manja di lengan kekar James."Enggak malu sama Sherly lagi?" tanya James, menggoda istrinya.Rima hanya memberi kode dengan melihat ke belakang, yang di mana Sherly sedang terlelap karena kelelahan. James tersenyum, mengingat Rima tidak lagi cemberut padanya
Read more
Menitipkan Sherly 2
"Di hari pernikahan kita, terlalu banyak hal tidak terduga yang terjadi!" Suara James terdengar sedikit bergetar, dia benar-benar merasa bersalah pada Rima."Mas, kamu menikah denganku bukan hanya untuk memenuhi hasratmu saja, kan?" tanya Rima, dan dibalas dengan cengiran dari James. "Tapi lebih condong ke anak-anak yang sulit diatur dan pergaulan bebas di era digital ini," ungkap Rima, selanjutnya.James diam dan fokus pada setirnya, ada rasa yang tidak nyaman yang dilontarkan oleh Rima, meskipun hal itu benar adanya.Mobil berhenti di depan rumah ibu James, dengan cepat lelaki yang masi tampan di usianya itu menelepon asisten rumah tangga yang bekerja di sana. Tidak lama, pintu dibuka dan James langsung membawa Sherly ke dalam rumah ibunya. Sedangkan Rima di minta James untuk menunggu di dalam mobil."Bik, tolong jaa Sherly, ya, Ibu sebentar lagi pulang. Saya harus kembali ke rumah mertua saya," pesan James."Iya, Mas," jawab asisten rumah tangga ibunya, kemudia mereka berjalan ber
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status