All Chapters of Skandal Cinta Nona Bangsawan: Chapter 81 - Chapter 90
147 Chapters
81
Sebulan kemudian. . .Hari dimana Elios harus menunjukan kemampuannya akhirnya tiba. Semua pihak seperti anggota penjaga keseimbangan dunia Vampir, Raja Roland, Ibu Suri Agung, Edward bahkan Alona dan Enes Tikta juga ikut hadir untuk melihat kemampuan Elios kecuali Zaiden yang tidak bisa ikut hadir karena ingin menemani istrinya melahirkan.Alona yang baru mengetahui hal tersebut tidak menyangka bahwa hari Teresa juga akan melahirkan hari ini, apa ini sebuah kebetulan?Tapi Alona tidak ambil pusing, lagi pula dirinya senang karena tak perlu melihat wajah pria itu di tempat ini, setidaknya ia bisa fokus melihat putranya.Kendati begitu, sebagai seorang ibu, Alona tak bisa tenang sedikit pun, dengan perasaan cemas dan detak jantung yang berdetak kencang, Alona berharap Elios bisa melewati semua ini lalu mereka bisa pulang bersama-sama. " Elios! Apa kamu sudah siap? " Tanya sang Tetua." Siap! " Jawab Elios tanpa ragu." Kalau begitu silahkan di mulai. "Dengan penuh keyakinan, Elios
Read more
82
Menghilangnya Elios secara Misterius membuat Alona kacau dan tak bisa berpikir jernih, dirinya terus menyalahkan dirinya karena kecerobohannya, seharusnya ia memegang tangan putranya.Namun, nasi sudah menjadi bubur dan dirinya hanya bisa menangis atas menghilangnya sang putra, Elios." Alona tenangkan diri mu, akan ku kerahkan semua pasukan ku untuk menemukan putra mu, jadi aku harap kamu bisa menenangkan dirinya, " kata Ibu Suri Agung yang mencoba menenangkan Alona. Begitu pun dengan Edward yang ikut menenangkan istrinya." Ini pasti ulah Teresa! " Ucap Alona secara tiba-tiba dengan perasaan marah, kedua matanya merah menyala." Apa maksud mu semua ini salah Teresa? " Tanya penasaran Ibu Suri Agung.Namun, bukannya menjawab, Alona langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan.Sementara itu, Teresa bersama ibunya tengah berbahagia menyambut kelahiran putra pertamanya yang nantinya akan meneruskan tahta kakeknya kelak jika dia sudah tumbuh dewasa.Teresa sungguh bahagianya bukan b
Read more
83
Setelah Alona di bawa pulang oleh suaminya yang kemudian di ikuti oleh yang lainnya. Teresa akhirnya menghela nafas lega, sejujurnya dirinya begitu gugup saat kakak tirinya ternyata telah mengetahui ayah bayinya, tapi siapa sangka, ramuan yang ia dapatkan dari seorang pria misterius yang menemuinya beberapa waktu lalu, bekerja dengan sangat baik.Saat putranya terlahir, tanda kerajaan itu terlihat begitu jelas di bahu putranya hingga membuat semua orang berpikir bahwa bayinya adalah milik Zaiden. Kendati begitu, Teresa tak bisa selamanya bernafas lega karena pria itu telah memperingatinya untuk tidak lupa memandikan putranya dengan ramuan yang diberikannya sekaligus menjauhkan si jabang bayi dari ayah kandungnya dan juga jangan sampai ayah kandungnya mengakui bahwa bayi itu adalah anaknya, jika sampai semua itu terjadi maka tanda itu akan menghilang tanpa jejak dan akan memberitahu semua orang siapa ayah dari anak tersebut.Awalnya Teresa tidak langsung mempercayai kata-kata
Read more
84
Hal yang Alona takutkan selama ini akhirnya terjadi, Selama dua hari ini ia terus mencari Elios kemana-mana tanpa istirahat sedikit pun, bahkan Sang Ayah, Enes Tikta juga ikut membantu mencari keberadaan cucunya itu, akan tetapi seberapa keras mereka mencari, tak ada satu pun atau pun tanda-tanda yang menunjukan keberadaan Elios. Tapi mereka berusaha untuk tetap kuat dan kembali mencari, hingga pada satu titik, Alona merasa sudah lelah dan ingin menyerah dan pada akhirnya dia hanya bisa menyalahkan suaminya, Edward, jika bukan karena dia adalah ayah Elios, pasti putranya tidak akan pernah mengalami mimpi buruk seperti ini. Dari sekian banyaknya lelaki mengapa harus Edward yang menjadi Ayah kandung dari anaknya? Mengapa bukan orang lain? Setidaknya ia tak akan mengalami hal seperti ini.Terkadang, ia berpikir mungkin ada baiknya jika Johan adalah ayah kandung Elios, meski menyebalkan tapi setidaknya, tak akan ada satu pun yang tertarik untuk menculik putranya.Edward yang terus
Read more
85
Sepertinya Dewa langit masih mengasihani Teresa yang malam, karena beberapa jam sebelum acara di mulai, pria yang membantunya beberapa waktu itu kembali mendatanginya. Seketika seberkas cahaya harapan pun terpancar dari sorot matanya. Ingin rasanya ia menangis bersyukur dan bersujud pada pria itu dan menjadikannya seorang dewa karena dia selalu ada di saat dirinya membutuhkannya.Pria berambut panjang abu-abu itu tersenyum penuh arti, seakan tahu bahwa Teresa akan menantikan kehadirannya kembali, . Dia pun berjalan menghampiri Teresa, tangannya mengangkat dagunya tinggi hingga kedua mata mereka saling bertemu dengan jarak wajah yang begitu dekat. Dengan tatapan berkaca-kaca, Teresa memohon pada pria itu untuk membantunya satu kali, sebagai imbalan, ia rela melakukan apapun.Pria itu menyunggingkan bibirnya, tangannya menyeka air mata yang membasahi pipi Teresa, " tentu saja aku akan membantu mu dan sebagai imbalannya, aku ingin kamu memberi tahu pada Alona bahwa kamu tahu dimana
Read more
86
Alona mengernyitkan dahinya, " jangan pernah membohongi ku, " ancamnya sambil menguatkan cengkraman tangannya hingga membuat Teresa semakin kesulitan untuk bernafas.Semua orang yang hadir di sana mulai merasa cemas bahkan Zaiden telah memberi isyarat pada beberapa bawahannya untuk menyerang AlonaTeresa yang berada dalam cengkraman tangan Alona, terus meronta dengan memukul tangan Alona sambil memohon padanya untuk melepaskan dirinya. Melihatnya memohon seperti itu, Alona pun melepaskan cengkeramannya tetapi di detik berikutnya ia menghunuskan pedangnya ke arah Teresa." Kenapa kamu tidak bertanya langsung pada suami mu? Apakah ucapan ku benar atau tidaknya? " Kata Teresa setelah dirinya berhasil mengatur nafasnya, tak lama kemudian Zaiden pun datang menghampiri.Seketika Alona terdiam, menatap tatapan matanya yang menunjukan bahwa apa yang dikatakannya itu benar adanya, perlahan ia berbalik dan menatap suaminya yang tengah menatapnya dengan raut wajah yang begitu tenang, akan t
Read more
87
Sesuai perkataannya, Fako membawa Alona ke Elios yang tengah di kurung di dalam sebuah benda menyerupai kaca berbentuk tabung dengan keadaan tidak sadarkan diri.Alona pun segera bergegas berlari menghampiri putranya sambil memukul benda yang menyerupai kaca itu, " Elios! Ini mama sayang, bangunlah! " Teriaknya dengan suara lantang.Namun, Elios tidak bergeming sama sekali bahkan tidak menunjukan tanda-tanda akan sadar.Fako yang sejak tadi terdiam memperhatikan, memberitahu Alona bahwa Elios tidak akan bisa mendengar atau pun melihat apapun dari dalam sana, karena benda itu bukan lah benda biasa, sebab ia memasukkan sedikit racun ke dalam bahan pembuatan benda itu.Mendengar hal tersebut, Alona terdiam lalu berbalik menatap Fako dan meminta pria itu untuk melepaskan Elios, karena dia hanyalah seorang anak kecil.Fako tiba-tiba tertawa setelah mendengar ucapan Alona, memang ucapannya tidak salah, Elios hanyalah seorang anak kecil, akan tetapi dia bukanlah bocah kecil biasa, karena dia
Read more
88
Hari yang di tunggu oleh Fako pun akhirnya tiba, kini ia tengah berdiri di sebuah pulau kecil, terletak di tengah-tengah lautan dan begitu jauh dari kerajaan Maraham. Setelah ratusan tahun, akhirnya ia bisa menemukan tempat dimana tuannya, Edric di kurung oleh Edward.Ia juga merasa senang, karena rencana yang sudah ia susun selama ini, berjalan dengan sangat mulus. Dari kelahiran Alona sampai lahirnya Elios yang merupakan kunci utama dalam rencananya selama ini.Dengan perasaan berdebar-debar, Fako pun menarik kabut dari dalam kurungan Elios untuk membangunkan Elios dari tidurnya.Tak lama kemudian, Elios terbangun dari tidurnya, perlahan ia mengerjapkan kedua kelopak matanya, mengumpulkan kesadarannya hingga akhirnya ia menyadari bahwa dirinya tengah di kurung dan berada di tempat yang begitu asing dengan di kelilingi oleh empat pilar dan juga sebuah saluran yang membentuk sebuah lingkaran yang di yakini sebagai kunci untuk membuka sebuah segel. Ia terdiam sejenak sambil berpikir, s
Read more
89
Alona memeluk Elios dengan erat, tatapannya menatap waspada kepada Edric yang sejak tadi tidak mengalihkan perhatiannya sama sekali dari dirinya dan juga Elios." Wah aku tidak menyangka, ternyata kamu juga telah melupakan aku. " Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.Edward tersenyum tipis sambil berdiri menutupi Elios dan Alona yang berada di belakang punggungnya dari pandangan Edric, " Jangan salah paham, selama ini aku selalu merindukan mu, saudara ku. "Mendengar hal tersebut, Edric pun langsung tertawa terbahak-bahak, hingga tangannya memeluk perutnya dan menitikkan air mata, namun di detik berikutnya tatapannya berubah menjadi dingin, lalu menyerang Edward secara tiba-tiba dengan sebuah pedang yang lebih gelap dari gelapnya malam. Karena serangannya yang begitu cepat dan begitu mendadak, membuat Edward tak bisa mengelak tepat waktu dan membuatnya mendapat luka kecil di wajahnya. Kendati begitu, Edward tidak bergeming sedikit pun, raut wajahnya terlihat sama seperti sebel
Read more
90
Selama perjalanan mereka menuju kerajaan Maraham, Edward yang membawa Elios di punggungnya hanya terdiam sambil sesekali menatap Alona yang berjalan di sampingnya dengan tatapan lurus ke depan, tatapannya begitu fokus ke depan tanpa memperdulikan sekitarnya. Semakin lama mereka bersama, Edward merasa semakin canggung, padahal mereka adalah pasangan suami istri, tapi rasanya mereka seperti orang asing yang tak saling mengenal.Edward pun berdecak, kenapa malah jadi seperti ini? Bukankah seharusnya mereka saling berpelukan lalu saling menggenggam tangan satu sama lain?' Apa dia masih marah? ' Batin Edward sambil melirik Alona di sampingnya.Namun tiba-tiba, Edward memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah pohon rindang berukuran besar membuat Alona menjadi bingung, bukankah sudah tak ada lagi waktu untuk sekedar beristirahat? " Ada apa? Apa terjadi sesuatu? " Tanya Alona heran." Apa kamu masih marah dengan ku? " Jawab Edward dengan sebuah pertanyaan.Alona pun mengernyitkan d
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status