Semua Bab ISTRI PERTAMA SUAMIKU: Bab 11 - Bab 20
61 Bab
Bab 11. Ini untuk Mbak Laras
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 11Perempuan berambut pirang bergelombang itu melengak dengan wajah merah menahan amarah. Ada bekas telapak tangan kananku di pipi kirinya, yang membuatku puas. Setelah pulih dari keterkejutannya, kini dia berdiri menghampiriku dengan mata nyalang."Siapa kau?!"Aku tertawa sumbang."Aku istri lelaki brengs*k itu tentu saja!""Hah! Jangan berdusta. Istrinya baru saja pergi dari sini."Aku membuka tas selempang dan melemparkan foto foto pernikahan kami. Meski aku dan Mas Dany menikah siri, tapi pernikahanku dirayakan di kampung tempat tinggalku. Kertas kertas itu berhamburan, persis seperti hatiku yang kini pecah berantakan. Melihat suamiku bersama perempuan lain disertai bekas bekas pergumulan mereka ternyata menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Seperti inikah perasaanmu dulu Mbak?Wanita itu memungut sampah sampah itu dan menelitinya. Matanya melebar, lalu menoleh pada Mas Dany."Is it true?!"Mas Dany mendesah, merampas foto-foto itu dari tangan si perempuan
Baca selengkapnya
Bab 12. Menyentuh kesadaran
"Apa ini?"Mbak Laras menatapku ketika kuletakkan dua buah kunci di meja. Ketika aku datang, wanita anggun itu tengah bersiap untuk pergi. Kali ini penampilannya sungguh berbeda. Dia menggunakan setelan blazer panjang berwarna hitam yang tampak sangat pas di tubuhnya. Dengan sepatu tertutup setinggi tiba centi, dia terlihat semakin elegan dan berkelas. Menatapnya, aku merasa kerdil, dan jelek sekali."Ini kunci rumah, dan ini kunci mobil. Aku kembalikan semua ini pada Mbak Laras. Aku hanya minta sedikit saldo di ATM sebagai biaya hidup sebelum aku dapat pekerjaan. Sisanya akan kutransfer."Aku mengeluarkan sertifikat rumah dari dalam tas berikut surat kendaraan. Semuanya kugabungkan dengan kunci di atas meja.Mbak Laras diam sejenak, menatap benda-benda itu. Dia menoleh padaku, lalu tersenyum tipis."Livia, seandainya saja tidak salah jalan, aku yakin kau gadis yang baik."Aku terkejut mendengar kata-katanya. Bagaimana mungkin dia bisa berkata begitu pada perempuan yang telah merebut
Baca selengkapnya
Bab 13A. Karma itu memang ada
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 13A"Dasar pelakor! Kalau mau hidup enak itu usaha, bukan cari lakik orang terus numpang hidup kayak benalu.""Tahu gak, istri pertama itu selalu yang paling utama. Lo mah sampingan doang.""Di samping lelaki sukses, selalu ada istri pertama yang susah payah mendampingi dari bawah. Eh, Lo mau enaknya doang."Semua caci maki itu menghantam kepalaku tanpa ampun. Aku duduk meringkuk di sudut ruangan, entah dimana. Beberapa perempuan yang tak kukenal merangsek maju. Wajah mereka semua bengis dan tampaknya siap melumat tubuhku. Aku menangis. Sehina dan sesengsara ini ternyata jalan yang kupilih. Seharusnya dulu aku berpikir panjang sebelum memutuskan menggoda Mas Dany. Dan kini, lelaki itu bahkan telah tergoda perempuan lain lagi. Sakit yang kurasakan berlipat ganda kini."Kita gundulin aja yuk. Kita liat masih cantik gak dia kalo gak punya rambut." Ujar seseorang sambil memainkan gunting di tangannya.Aku terbelalak."JANGAAANN!""Boleh juga tuh. Habis itu kita siram
Baca selengkapnya
Bab 13B
PoV LARASAku keluar dari rumah sakit dengan hati miris. Jika benar Mas Dany yang melakukan hal itu pada Livia, berarti dia benar-benar telah berubah. Suamiku yang lembut dan penyayang kini telah musnah. Siapakah yang telah merubahnya hanya dalam waktu singkat? Apakah Renata? Karena saat bersama Livia, dia tak berubah sama sekali.Aku menyetir dengan hati gundah. Kulirik lagi berkas perusahaan yang kuletakkan di kursi samping kiri. Sejak pertemuan di hotel kemarin, Mas Dany belum lagi menghubungiku. Entah apa yang dia pikirkan, yang jelas aku harus bertindak cepat, menyelamatkan saham milik keluargaku dan aset milik anak-anak. Dia boleh main perempuan sampai puas, tapi nanti, jika telah resmi berpisah denganku dan menjadi gembel.Ya. Aku tak sebaik itu. Dua puluh tahun lamanya aku menjadi istri yang baik untuknya, mendampingi setiap peningkatan karir dan juga jatuh bangun perusahaan. Tak kupungkiri dia begitu pandai mengelola perusahaan retail ini sehingga kini kami punya lima cabang
Baca selengkapnya
Bab 14. Terusir
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 14PoV LARAS"Kau boleh duduk disini. Biar kita selesaikan sekalian. Akan aku umumkan posisi yang layak bagimu."Wajah Mas Dany tampak mengeras. "Jangan main-main Laras. Itu kursiku."Dia masih bersikukuh. Aku menghela nafas dengan lelah. Sulit sekali memberinya pengertian. Apakah semua yang kukatakan tadi masih kurang jelas baginya? Pintu terbuka, dua orang lelaki masuk, lalu disusul satu perempuan. Mereka lalu mengambil tempat duduknya masing-masing sambil saling bertatapan, mungkin heran melihat aku yang duduk di kepala meja, sementara suamiku merajuk seperti anak kecil yang minta permen."Pindah Ras. Kau boleh duduk di sampingku."Aku muntab. Enak sekali dia memerintahku setelah semua yang dia lakukan. Selama ini aku tak pernah ikut campur urusan perusahaan karena percaya dia tak akan mengkhianatiku selamanya. Tapi setelah apa yang dia lakukan, dia seharusnya tahu bahwa aku bisa mengambil kembali posisi ini karena di atas kertas, namaku jelas tertulis sebag
Baca selengkapnya
Bab 15. Titik Balik
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 15Aku menatap sosok perempuan itu, yang belum kutahu siapa namanya dengan emosi menggelegak. Sekuat tenaga kutahan diriku untuk tidak menyerangnya karena sadar kondisi tubuhku yang lemah saat ini. Mas Dany tertawa kecil mendengar kata-kata kekasihnya itu, dia bahkan merangkul dan menciumnya di depan mataku. Oh, aku tahu dia sengaja membuatku sakit hati. Aku membuang pandang dengan tenggorokan tercekat. Kemana Mas Dany yang kemarin tampak sangat mencintaiku? Dia bahkan tak pernah melakukan itu padaku di depan Mbak Laras. Dia tetap menjaga hati istri pertamanya. Semakin kusadari, bahwa aku bukan siapa-siapa baginya selain sekedar gula-gula pemanis yang sesekali dibutuhkannya. Dan kini, dia telah menemukan gula yang lain."Tadinya, aku memang tak akan melepaskan siapapun wanita yang sudah jadi milikku Livia. Tapi dirimu adalah pengecualian. Apa yang bisa membuatku mempertahankanmu? Cantik? Renata jauh lebih cantik dan seksi. Dan yang terpenting. Kau miskin, tidak s
Baca selengkapnya
Bab 16. Bertemu Cintya
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 16Hijau, putih, hitam, ada gelembung yang banyak sekali, lalu ombak bergulung-gulung, entah apa. Rasanya aku ingin berteriak melihat ombak itu seakan ingin menelanku. Tapi kemudian hilang, lalu warna warna itu datang silih berganti. Hijau, putih, hitam, kini ditambah warna kuning, ungu, biru…"Livia… oh, badannya panas sekali. Apakah dia tak apa-apa?""Dia mengalami infeksi di jalan lahirnya karena setelah kuret sepertinya dia tak dirawat dengan baik. Tapi tidak usah cemas, sebentar lagi dia akan membaik."Terdengar suara seseorang mendesah lega. Aku ingin membuka mata, melihat siapa yang bicara tapi kenapa mataku terasa lengket sekali?"Tolong lakukan yang terbaik untuk adik saya dokter."Adik? Suara yang lembut itu memanggilku adik? Siapakah dia?"Benar. Seluruh biaya saya yang menanggung. Saya yang membuatnya celaka dan saya akan bertanggung jawab."Sebuah suara lelaki kemudian terdengar. Suara yang asing. Susah payah, kubuka mata. Silau. Terang yang sangat m
Baca selengkapnya
Bab 17. Aku ingin pulang
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 17"Hey, pelakor. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi selama aku tak ada. Tapi, apa kau tak punya malu sedikit saja sampai berani tinggal di rumah wanita yang kau sakiti?"Aku tak terkejut mendengar kata-kata Cintya. Tapi sungguh aku tak mampu berkata apa-apa. Semua yang dia ucapkan memang benar. Aku perempuan tak tahu malu yang bisa-bisanya menumpang hidup pada wanita yang sudah kusakiti hatinya."Cintya, ayo keluar. Ada yang perlu Mama bicarakan." Mbak Laras menyentuh bahu gadis itu lembut.Cintya bergeming. Tatapan matanya tak beralih dariku. Dia berdiri di ambang pintu dengan kepala tegak dan tangan di kedua pinggangnya."Kalau kau masih punya hati, sebaiknya keluar dari rumahku sekarang juga. Apa belum cukup bagimu merebut Papa sehingga mau menjadi benalu di rumah ini juga?""Cintya, Nak…""Mama…" gadis itu berbalik menatap Mamanya. "Aku tidak tahu apa yang dia lakukan untuk mencuci otak Mama, tapi selamanya aku tak akan pernah ikhlas dia ada di sini. Asal
Baca selengkapnya
Bab 18. Luka Cintya
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 18Aku menatap pesan Siska di layar ponselku. Sesungguhnya, aku tak lagi ingin berhubungan dengannya mengingat dialah yang mengajakku terjun ke dunia ini. Tapi disini aku tak punya siapa-siapa. Aku tak mungkin terus menerus merepotkan Mbak Laras. Apalagi jika Cintya sampai tahu Mamanya masih membantuku, hubungan harmonis antara anak dan ibu bisa saja hancur. Aku pernah jadi pelakor, cukup itu saja, aku tak lagi ingin jadi benalu.(Siska, tolong bantu aku.)Pesanku langsung dibacanya.(Bantu apa?)(Carikan aku pekerjaan Sis. Gak apa apa jadi SPG lagi kayak dulu.)Lama tak ada balasan darinya, padahal pesanku sudah biru. Aku mendesah, lalu masuk ke kamar mandi. Kamar mandinya kecil tapi bersih dan rapi. Peralatan mandi yang masih baru berjejer di rak. Meski hanya ada shower kecil disana, tentu saja ini jauh lebih mewah daripada kamar mandiku di kampung ataupun di kostan dulu. Tidak ada air hangat, jadi lekas kuselesaikan mandiku, menyambar handuk putih yang tersedi
Baca selengkapnya
Bab 19. Segitiga
ISTRI PERTAMA SUAMIKU 19PoV LARAS"Cintya!"Aku menahan bahunya sekuat mungkin. Cintya menghentikan langkah, berbalik menatapku. Dapat kulihat bagaimana keterkejutan di matanya timbul melihat air mata yang menetes di pipi. Air mata yang tak dapat kutahan lagi."Mama?""Jangan pergi Nak. Ini sudah malam. Kau baru saja tiba dari perjalanan jauh. Tenanglah, Mama sudah mengatasi ini semua.""Aku hanya ingin bertemu Papa dan bertanya mengapa dia tega melakukan ini pada Mama."Suaranya bergetar. Aku tahu dia menahan emosinya sekuat tenaga. Kuraih tubuhnya dalam pelukan. Cintya yang keras kepala, akan luluh dengan mudah oleh pelukanku. Sejak dulu, dia memang begitu.Perlahan, tubuhnya yang tadi menegang terasa mengendur. Kubawa gadisku duduk di sofa."Mama tidak usah khawatir. Aku bisa jaga diri."Aku tersenyum."Mama tahu Nak. Tapi bolehkah Mama menghabiskan malam ini bersamamu? Disini, Mama hanya punya kau dan Denish. Sementara Denish masih kecil dan belum mengerti arti perpisahan."Cinty
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status