All Chapters of Kembalinya Mama Muda Kaya Raya: Chapter 41 - Chapter 50
56 Chapters
Tentang Raka
Yohan berjingkat kaget, seketika tubuhnya merinding saat merasakan tepukan orang asing di bahu kanannya. Segera Yohan memutar tubuhnya untuk membuat tangan lancang yang asal memeganginya itu terlepas. Yohan memandang tajam manusia yang ada di depannya, alisnya berkerut saat mengenali pria remaja yang berdiri di hadapannya. Yohan menghembuskan napas kasar, sensasi merinding masih terasa di sekujur tubuhnya. Namun, Yohan harus mengambil sikap tenang."Apa?" tanyanya dengan nada bicara yang sepenuhnya datar. Remaja laki-laki yang berada di hadapannya tersenyum miring."Aku meminta bayaranku!" jawabnya singkat kemudian melangkahkan satu kakinya mundur. Kening Yohan berkerut, dia ingat dia telah membayar anak di depannya ini. Beberapa saat Yohan berusaha untuk memutar ingatan hingga ia menemukan saat yang dimaksudkan oleh anak yang berada di depannya ini."Saya akan mengirimkannya nanti, lewat rekening bank. Berikan alamat rekening milikmu!" ucap Yoha
Read more
Permintaan Bumil
Yohan menoleh, ia mendapati Thea tengah memandangnya dengan mata yang sayu. Wajahnya sangat pucat nampak seperti kelelahan ... Yohan yang panik langsung berjalan mendekat ke arah Thea, "Kenapa?" tanyanya kemudian duduk pada kursi di sebelah ranjang Thea. Tangannya bergerak mengelus jari-jemari gadis itu, tetapi itu hanya berlangsung sebentar karena Thea segera menepisnya."Lapar ... " ucapnya mengadu ... bohong, sebenernya dia baru saja mimpi buruk. Namun, ia terlalu malu untuk mengakuinya. Yohan menorehkan senyumnya halus, dengan mata yang mulai memerah karena menahan kantuk pria itu bertanya, "Kau ingin makan sesuatu? aku akan segera membelikannya," Yohan berdiri ... Saat ia akan melangkah ujung bajunya ditarik oleh Thea."Tidak ... Aku tidak ingin makan," jawabnya membuat kening Yohan berkerut. Dia pusing, fajar hampir menyingsing, tapi dia belum mendapatkan tidur sama sekali ... kemudian di sini Thea mengadu lapar, tetapi tak ingin makan. Yohan menarik napas da
Read more
Pulang Ke Mana?
Di pintu masuk terlihat Yohan yang tengah menenteng dua buah tas kertas di masing-masing tangannya. Pria itu tersenyum sebentar ke arah Thea, "Lama?" tanyanya ramah. Ia kemudian meletakan tas kertas yang berisikan pakaian gantinya ke dalam lemari khusus di ruangan ini, pria itu segera berjalan ke arah dapur pribadi untuk menghangatkan susu. Harap maklum, ini ruang VIP...Lama Thea menunggu hingga akhirnya yohan kembali datang bersama segelas susu di tangannya. Pria itu membangunkan Raka yang tengah tertidur pulas bersandar pada ranjang Thea, kemudian memintanya untuk berpindah posisi agar tidur di sofa. Tanpa perlawanan Raka langsung pergi merebahkan tubuhnya yang terasa amat sangat kaku ke atas sofa.Yohan yang melihat hal itu meringis ngilu, hidup anak laki-laki itu terlalu berat baginya yang sedari lahir sudah dihujani emas.Begitu Thea menghabiskan susu yang dibawakan oleh Yohan, ia merasakan sensasi aneh dalam dirinya. Entahlah tiba-tiba Thea ingin me
Read more
Pulang
"Pulang kemana?" Akhirnya kata itu terucap dari mulutnya setelah beberapa saat. Alis Yohan tersangka ke atas, dia memandang aneh wanita di depannya."Ke rumahku lah, kemana lagi?" ucapnya bingung. Lalu tanpa menunggu lagi dia segera berjalan keluar ruangan dengan menenteng sebuah tas kecil yang berisikan keperluannya sendiri. Thea yang melihat hal itu lantas berjalan mengikuti Yohan di belakangnya."Bisa mampir ke rumahku sebentar?" tanya Thea. Yohan lantas menghentikan langkahnya membuat Thea yang tidak siap akan hal itu menabrak punggung tengapnya. Pria itu menoleh ke belakang mendapati Thea yang sedang mengelus dahinya sendiri."Ngapain?" tanyanya bingung, satu alisnya terangkat ke atas. Gadis itu mendongakkan kepalanya ia bersusah payah menelan ludahnya saat bertatap mata secara langsung dengan Yohan."Ambil gawai," jawab Thea kemudian kembali menundukkan pandangannya. Yohan mengangguk sebagai tanda persetujuan, walaupun hal itu tak mungkin da
Read more
Boleh?
Perabotan mewah dengan gaya modern adalah hal pertama yang Thea temukan ketika pertama kali menginjakkan kaki masuk ke dalam rumah milik Yohan. Berbeda dengan kediaman keluarga Peterpeon yang memiliki gaya klasik Eropa abad pertengahan, Thea pikir seluruh old money selalu menyukai gaya itu."Aku kira rumahmu bakal kaya rumah konglomerat pada umumnya," ucap Thea tanpa memandang ke arah Yohan, netranya masih menelusuri seluruh benda-benda di ruangan yang baru saja ia masuki ... Ruang tamu.Yohan yang mendengar hal itu menoleh, dia berdeham singkat sebelum akhirnya berucap, "Tentu, karena ini properti pribadiku."Thea yang mendengar hal itu mengerinyitkan ke dua alisnya, "Kau tak tinggal bersama keluarga besar?" tanyanya penasaran. Yohan hanya memberikan senyum sekilas kepada Thea kemudian mulai berjalan, meninggalkan Thea yang masih menunggu jawaban darinya jauh di belakang.Thea mengekor saja, ia lihat pria itu berjalan ke arah dapur ... dengan ger
Read more
Beragam Pertanyaan Dari Thea
"Hah?" tanya Thea mematung, ia tak menyangka pertanyaan seperti itu akan keluar dari bibir Yohan. Sedangkan Yohan yang baru saja menyadari apa yang keluar dari mulutnya gelagapan sendiri, mulut sialan."Lupakan, aku hanya bercanda!" ucapnya kemudian segera bangkit dari duduknya. Pria itu berjalan meninggalkan Thea yang masih mematung, Thea yang menyadari bahwa Yohan semakin menjauh mulai bangkit dari duduknya kemudian berjalan mengekori Yohan."Yohan!" panggilnya. Namun, tak ada sahutan sedikitpun dari pria itu ... Membuat Thea hanya menghembuskan napas pasrah. Thea melihat Yohan menaiki tangga, Thea memutar bola matanya malas ... Gadis itu lebih memilih duduk di sebuah sofa di ruang keluarga yang terletak di dekat tangga. Lagi pula Thea yakin, Yohan akan turun lagi nanti.Gadis itu mengeluarkan ponselnya, beruntungnya baterai ponselnya masih ada walau telah ditinggal beberapa waktu. Thea memilih untuk berselancar di sosial media, melihat berbagai kegiatan
Read more
Toilet
Malam semakin larut, ke dua insan yang akan menjadi sepasang orang tua masih belum tertidur. Thea yang masih setia bertanya banyak hal pada Yohan dan pria itu yang akan selalu menjawab apapun yang ditanyakan oleh calon ibu dari anaknya.Saat Yohan melihat Thea telah menguap beberapa kali dalam satu waktu pria itu mengucapkan sebuah kalimat yang membuat Thea berhenti bertanya, "Mari tidur ... ini sudah larut malam," ajak Yohan kemudian berdiri dari duduknya. Thea mengangguk, dirinya segera menandatangani dokumen di hadapannya dengan cepat."Di atas?" tanya gadis itu. "Iya, kau keberatan?" Thea menggeleng, ia terlalu malu untuk meminta banyak hal dari Yohan. Yohan yang mendapat jawaban dari Thea lalu berjalan mendahului wanita itu, ia menaiki anak tangga satu persatu hingga tiba di lantai dua."Ini kamar kita," Tunjuknya pada sebuah pintu berwarna coklat tua dengan ukiran yang Thea tak tahu apa itu."Pintu ini menggunakan sistem pin, kode
Read more
"Pagi, sayang!"
Yohan keluar tanpa mengenakan atasan, terpampang jelas perut berototnya yang seperti tumpukan bata. Pria itu hanya melirik sekilas ke arah Thea yang sedang tertidur pulas, ia berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya.Pria itu berjalan mengambil kaos putih dan celana panjang untuk ia kenakan, seluruh tubuhnya sungguh terasa lelah tapi ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Pria itu memilih untuk mengambil laptop di ruang kerjanya, tempatnya berada di sebelah kamar tidur. Yohan berencana untuk menyelesaikan pekerjaannya di kamar.Pria itu duduk di sofa yang terletak di balkon, hujan masih belum reda. Pria itu berdiam diri di hadapan laptopnya sembari menatap buliran air yang turun membasahi pekarangan rumahnya. Pikirannya mulai berkelana, banyak hal yang harus ia urus. Tak hanya Thea dan anaknya, Yohan harus mengurusi perusahaan dan keluarganya juga.Sejujurnya, Yohan tak yakin keluarganya mau menerima Thea. Benar bahwa gadis itu pernah me
Read more
Sarapan.
Seorang dengan pakaian kurir tengah berdiri di depan rumahnya, di belakangnya terdapat banyak koper besar. Yohan mengingat benda-benda itu sekilas, itu adalah barang-barang milik Thea. Di samping kurir tersebut berdiri orang yang ia kenal dengan akrab, asistennya."Atas nama Yohan Radcliffe?" tanya kurir tersebut ketika pintu telah terbuka. Yohan mengangguk, kurir itu tersenyum kemudian memberikan sebuah berkas yang harus ia tanda tangani sebagai tanda terima."Bawa masuk!" perintah Yohan pada asistennya, pria itu menarik napas dalam dari hidung dan mulutnya sekaligus, ini masih pagi. "Baik Tuan!" serunya dengan senyum yang sangat ramah. Pria itu kemudian melepaskan jasnya, menggulung kemeja miliknya hingga siku kemudian mengangkat koper itu satu persatu untuk masuk ke dalam rumah milik bosnya."Taruh di mana?" tanya Devan sebelum Yohan sepenuhnya menghilang dari balik pintu."Taruh kamar!" jawab Yohan sedikit berteriak. Lagi-lagi Devan
Read more
Semburan cinta
"Mau?" tawarnya pada Devan dengan mengacungkan toples selai di tangannya. Devan menggeleng pria itu lalu membuang muka ke arah lain.Yohan berjalan santai ke arah Devan sembari membawa toples selai di tangan kanannya dan sebuah piring berisi dua lapis roti di tangan kirinya. Pria itu mengambil pisau selai di dalam lemari piring yang berada di dekat Devan kemudian mendudukan pantatnya tepat di depan laki-laki itu.Yohan mengoleskan selainya dengan gerakan santai, ia mengabaikan Devan yang tengah menatapnya dengan tajam. Pria itu melirik ke arah Devan sebentar kemudian menaikan satu alisnya ke atas. "Apa?" tanyanya tak sadar diri.Devan tersenyum kaku, "Bukankah tadi ada yang ingin kau katakan, Yohan?" tanyanya kemudian mendatarkan wajahnya, senyuman manisnya hilang begitu saja. Yohan menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Devan."Lalu? Katakan sekarang!" Devan menekankan kata terakhirnya. Dengan wajah tanpa dosanya Yohan malah melahap roti yang
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status