All Chapters of Kembalinya Mama Muda Kaya Raya: Chapter 31 - Chapter 40
56 Chapters
Apa Sebenarnya Arti Dari "Rumah?"
Setelah beberapa hari berlalu dokter akhirnya mengizinkan Thea untuk pulang dari rumah sakit, yang mengantarkan Thea pulang adalah bibi Mai. Beruntung ternyata masih ada bibi Mai yang siap membantunya untuk pulang. Bibi Mai menolak untuk mampir ke dalam rumah Thea, dia berkata bahwa saat ini jadwalnya sangat padat ... oleh karena itu, Thea tidak menahan bibi Mai lagi untuk pergi.Thea tanpa dibantu oleh siapapun berjalan ke arah rumahnya, hari ini gang sempit yang biasa ia lewati sangat sepi ... berbeda dengan saat sebelum Thea masuk ke rumah sakit. Hal ini membuat lingkungan yang Thea tinggali terasa asing. Thea berjalan dengan cepat ke rumahnya, ia berencana sesegera mungkin untuk mengecek ponsel yang telah ia tinggal selama beberapa hari di rumah sakit. Mungkin ada panggilan kerja dari beberapa CV yang sempat ia kirim secara online di beberapa perusahaan.Saat pintu dibuka dengan jelas suasana rumah yang sepi terasa, Thea menghembuskan napas dengan kasar ... Ya,
Read more
Percobaan
Kamarnya tampak suram dengan sedikit cahaya yang mampu masuk ke dalamnya, tak ada penerangan lain selain dari lubang ventilasi yang menyebabkan suasana di dalam kamar terasa dingin dan tidak nyaman. Thea memandangi seisi kamarnya sebentar, walau ia tidak lama menetap di sini, beberapa kenangan mulai muncul di dalam kepalanya.Thea menggelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan ingatan menyedihkan yang tidak berguna itu dari kepalanya. Segera, Thea berjalan ke arah lemari besar peninggalan pemilik rumah yang diberikan gratis kepadanya. Lemari itu terbuat dari kayu, tampak cukup kokoh dalam sekali lihat. Namun, pada dasarnya lemari itu bahkan sudah cukup tua untuk digunakan. Thea hanya menggunakan lemari itu untuk menyimpan syal yang memiliki beban ringan.Thea meraih sebuah syal rajut berwarna putih gading yang berada pada tumpukan paling atas, Thea ingat itu pemberian dari kakeknya saat musim dingin tahun lalu ... kakeknya memang memiliki hobi untuk merajut. Thea
Read more
Yohan
"Hal yang lebih penting itu adalah perintah dari Tuan besar," ucap sekretaris Mai dengan kepala menunduk. Ia sangat sadar bahwa mungkin saja ucapannya ini dapat membuat bosnya lebih marah. "Ayah? Kau bilang yang lebih penting itu adalah perintah dari ayah?" Yohan menatap wanita paruh baya di depannya dengan tatapan penuh tanya. Sedangkan sekretaris Mai yang berada di depannya hanya bisa menunduk takut, dia telah salah bicara!"Katakan pada saya, apa yang membuat perintah dari ayah lebih penting dari perintah yang saya berikan pada kau?" Yohan menyilangkan kedua tangannya, kepalanya semakin terangkat ke atas untuk menunjukan sikap dominasi."Apakah ayah yang membayar gajimu?" Sekretaris Mai menggeleng dengan cepat saat mendengar ucapan itu keluar dari bibir Yohan. Yohan menarik nafas panjang, berusaha menahan umpatan yang sudah berada di ujung lidahnya."Pada siapa kau bekerja?" tanya Yohan kemudian berdeham ringan, suaranya sedikit serak saat di akhir kali
Read more
Ayahnya
Richard Peterpeon, pria yang telah berusia hampir setengah abad itu berdiri mematung kala melihat pemandangan yang menampilkan sesosok manusia yang tidak ia sangka-sangka di dalam ruangan kamar puterinya. Tangannya gemetaran, ada apa gerangan hingga membuat sosok penting ini mengunjungi puterinya?"Keluar!" seru pria itu saat melihat keberadaannya. Jantung Richard serasa berhenti mendadak, ada apa gerangan yang membuat seorang Yohan Radcliffe ini mengusirnya, apakah ia telah melakukan suatu hal yang menyinggung perasaannya?Sebelum Richard berhasil menjawab perintah dari Yohan, pria itu kembali bersuara, "Apa kau tuli? Saya bilang keluar!" Saat ini nada bicaranya sedikit melembut, posisi tubuhnya pun sudah berbalik, tidak membelakanginya lagi. Namun, ekspresi wajah yang Yohan berikan kepadanya jauh lebih mengerikan dari pada sebelumnya. Pria yang baru berumur setengah dari umurnya sendiri memandangnya dengan tatapan tajam, tangannya terkepal seakan menahan sesuatu
Read more
Anakku
"Apa hak yang kau miliki sehingga kau mengusirku?" tanya Richard dengan otot-otot yang menonjol keluar di lehernya. Senyum miring tercetak di bibir tebal Yohan, selanjutnya pria itu mengeluarkan sebuah kalimat dengan nada yang sangat teramat santai, namun membuat Richard terdiam."Mungkin saya memang tidak memiliki hak untuk mengusir Anda, tapi jika Anda menginginkan saya untuk membatalkan seluruh kerja sama dengan Anda ... " Yohan menggantung kalimatnya saat melihat wajah Richard yang menegang. Pria itu sama sekali tidak berniat melanjutkan kalimatnya, hal ini dilakukan untuk semakin memberikan efek penuh ketegangan pada Richard."Anda ... apa?" tanya Richard dengan nada yang menantang. Yohan tersenyum meremehkan kemudian mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Seperti yang Anda tahu, saya adalah penerus Radcliffe ... Bukan hal yang sulit untuk memutuskan hubungan bisnis dengan Peterpeon. Mungkin kami memang akan mengalami sedikit kerugian jika memutuskan ko
Read more
Sadar
Matahari sudah tak nampak sejak beberapa jam lalu, malam semakin larut dan hanya Yohan yang tersisa di dalam kamar rumah sakit tempat dirawatnya Thea. Tiga hari lalu Thea telah dipindahkan ke kamar perawatan, tidak lagi di ICU karena kondisinya telah stabil, selama itu juga Yohan selalu menjaga dirinya ... Dia tidak pernah pergi dari sisi Thea kecuali ada hal-hal mendesak yang harus ia tangani secepatnya.Kemeja yang ia pakai telah berubah kusut akibat gerakan-gerakan yang ia lakukan seharian penuh, bahkan pria itu belum sempat berganti pakaian karena kesibukannya seharian penuh. Yohan memakai kemeja hitam, pria itu bersandar pada sofa yang ada di kamar tempat Thea dirawat. Sejak beberapa menit lalu Yohan begitu fokus pada layar laptop yang menampilkan proposal hasil usaha sekretaris utamanya —Devan, yang telah bekerja keras bolak balik ke kantor dan ke rumah sakit untuk memudahkan Yohan bekerja.Sebenarnya tak ada hal yang yang membuat Thea harus ditemani seharian penuh, tapi Yohan d
Read more
Permintaan maaf
Tak ada hal lain yang terjadi pada Thea selain mimisan, saat di cek seluruh kesehatannya semua tampak normal ... Sepertinya ini hanya reaksi tubuh selepas mengalami stress berat. Dokter telah pergi beberapa saat lalu, hanya menyisakan Thea dan Yohan di dalam ruangan. Thea berbaring di ranjangnya dengan posisi yang hampir duduk sementara Yohan duduk di dekat Thea menggunakan kursi besi yang dapat digeser.Ruangan tampak hening sebelum akhirnya Yohan memulai percakapan, "Hallo ... Thea," ucapnya. Jantungnya berdegup kencang bahkan hanya untuk mengatakan hal itu, untunglah suaranya tidak bergetar sama sekali. Yohan sedikit takut Thea akan histeris karena bertemu dengan orang yang telah membuat hidupnya hancur. Thea menolehkan kepalanya ke arah Yohan, pria yang baru saja ia lihat secara telanjang tadi kini tengah duduk di hadapannya.Jujur Thea tidak merasa takut lagi pada pria di depannya, entah apa yang terjadi mungkin Thea memang sudah terlalu lelah dengan kehidupan
Read more
Ambil hidupku
"Apa yang kau tulis sebenarnya?" tanya Yohan setelah bosan menunggu tapi Thea hanya memutar bola matanya. Yohan kemudian merebahkan kepalanya di atas ranjang tempat Thea berbaring, aneh menurutnya. Saat Thea menyentuh rambutnya tadi dia sama sekali tidak merasakan perasaan jijik yang biasa timbul saat orang lain menyentuhnya. Walau tidak sampai pada tahap akut di mana biasanya penderita akan muntah tapi hal ini cukup mengganggu Yohan, perasaan tak nyaman sering menjalar di perutnya sehingga membuat dirinya mual.Yohan memejamkan matanya, berharap dia bisa istirahat untuk sejenak dari banyaknya pekerjaan yang menunggunya. Saat Yohan benar-benar hampir terlelap, tepukan kecil di bahu kirinya berhasil membuatnya terperanjat kaget. Jika saja orang lain yang melakukan hal itu mungkin saja Yohan akan segera mengumpatinya, tapi dia harus bersabar ... Karena di depannya adalah Thea."Apa?" tanyanya dengan mata yang masih sayu. Thea hanya menyodorkan ponsel milik Yohan seba
Read more
Hubungan kontrak?
“Baiklah, apa yang akan kau tawarkan padaku?„Kening Yohan berkerut saat membaca hal itu, bukannya Thea sudah mendengar bahwa Yohan akan memberikan semua hal yang ia inginkan padanya? Yohan berpikir, mungkin saja Thea ingin mengetahui hal spesifik apa yang akan ia berikan kepadanya."Aku sebenarnya akan memberikan apapun yang kau inginkan ... seperti rumah, mobil, perhiasan, pakaian, kehidupan yang jauh lebih mewah dari pada di keluarga Peterpeon ... atau jika kau mau kau mungkin bisa mendapatkan status Nyonya Radcliffe,p" jawab Yohan dengan dengusan geli di akhir kalimatnya. Thea memutar bola matanya malas.“Bagaimana jika aku meminta seluruh saham Radcliffe?„ tulisnya lagi. Yohan mengangkat alis kirinya ke atas."Aku bahkan tidak memiliki seluruh saham Radcliffe, bagaimana caraku bisa memberikanmu seluruh saham itu?" Yohan mulai tertawa, "Tapi jika itu benar-benar suatu hal yang kau inginkan aku akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan sah
Read more
Tepukan ghaib
"Tenang saja, aku akan segera mencari solusi untukmu," Namun pernyataan Yohan kali ini malah menambah amarah Devan yang sedari tadi berusaha diredam."Hei bajingan, apa maksudmu segera? Aku akan mati karena kelelahan sampai sebelum kata 'segera' itu terwujud!" bentaknya kasar. Tarikan napas berat terdengar di pengeras suara yang berasal dari ponsel Yohan. Yohan menggelengkan kepalanya yang kaku sebentar, kemudian berucap, "Kemari, bawakan aku beberapa setelan pakaian, aku akan tidur di sini malam ini," ujarnya kemudian menerima semangkuk salad yang diberikan oleh penjaga kantin tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Yohan mulai menusuk sayur-sayuran di mangkuk menggunakan garpu, beberapa helai selada ia masukan ke dalam mulut sembari menunggu jawaban dari Devan yang ada di seberang telepon.Bunyi renyah langsung terdengar saat Yohan mulai mengunyah saladnya, cukup lama Yohan menunggu namun masih tidak ada suara yang terdengar dari seberang. Yohan mengerutkan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status