All Chapters of Aku Mengalah: Chapter 111 - Chapter 120
123 Chapters
Sahdu
Idih, nih! Kayu putih buat diusapkan ke perut Abang. Masih sakit nggak?" ucap Afi."Nggak, lihat kamu sakit Abang langsung sembuh!" ucap Rendra membuat membuka mulutnya tak percaya."Abang bohong?" kesal Afi."Bohong demi bisa bertemu denganmu bukan hal yang tak dimaafkan kan?" rayu Rendra.Afi melipat kedua tangannya di dada dan membuang mukanya ke samping. Sebenarnya Afi juga sangat rindu, kedatangan Rendra malam ini membuat ia tak perlu kesusahan lagi tidur malam akibat tak mendengar ataupun melihat calon suaminya ini."Fi, jangan marah! Apa kamu nggak rindu Abang juga?" Afi tersenyum mendengar ucapan Rendra yang terdengar menyesal telah membohonginya.Afi menatap Rendra dan melihat kilat ketulusannya di sana."Afi rindu, tapi nggak harus bohong juga. Nanti kalau Abang beneran sakit gimana? Afi khawatir, Bang!" "Nggak, Abang nggak bakalan sakit kalau ada kamu. Justru beberapa hari tak bertemu dan mendengar suaramu, bikin Abang sakit jantung!""Kok sakit jantung?" tanya Afi heran.
Read more
wajah bahagia
Pagi hari, suasana di kamar Afi sudah mulai ramai. Nissa, Yuna, dan beberapa teman lainnya ikut heboh menyambut hari bahagia Afi dan Rendra. Walau akad jam sepuluh, tapi jam tujuh semua keluarga Rendra maupun Afi sudah datang. MUA yang merias Afi pun sudah datang, mereka sibuk mempersiapkan semua. Di seberang sana, Rendra yang juga sedang merasa gugup dan canggung berusaha tidak menampakkannya. Haris dan Ferdi yang menemaninya di kamar menggoda Rendra yang terlihat bo*oh dengan wajah anehnya itu."Nggak usah grogi, Bro! Anggap saja lagi live sing!" kelakar Ferdi.Rendra hanya mendelik kesal dan menatap dua sahabatnya ini dingin. "Bagaimana rasanya mau nikah? Enak? Selamat menikmati masa gugupmu!" imbuh Haris."Kalian jika hanya di sini untuk meledekku, baik keluar!" Rendra tahu yang dikatakan sahabatnya itu benar. Grogi, gugup, tentu saja. Ini baru pertama kalinya ia menikah, dan wajar saja ia merasakan ini semua.Haris dan Ferdi tertawa melihat wajah Rendra yang biasanya dingin itu
Read more
Afi dan Rendra
Rendra sudah baik mau menolongnya, jadi tak ada alasan baginya untuk membenci orang yang sudah banyak membantunya di masa sulitnya. Kini, perusahaan Aldo sudah kembali pulih atas bantuan Rendra.Dan dia tak ingin merusak kebahagiaan Afi dan juga Rendra. Sudah cukup ia melakukan banyak kejahatan dan dosa dulu, kini ia akan mengintrospeksi dirinya agar lebih baik."Kamu hebat, Al! Mami bangga, kamu sudah menjadi anak Mami yang kuat! Mami yakin, setelah ini kamu yang akan bahagia," ucap Mami sambil menepuk pundak Aldo pelan dan melihat pasangan pengantin di depan dengan tersenyum."Mami tak sedih?" tanya Aldo."Sedih kenapa? Mami malah terharu dan bahagia melihat Afi yang sudah bahagia di sana. Mungkin jodohnya denganmu hanya lima tahun saja, dan kamu juga pasti akan mendapatkan pengganti jodoh yang lebih baik." Semua acara hiburan dan juga sesi foto telah berlangsung. Banyak wajah-wajah tersenyum di sana, tak luput kedua lelaki yang berdiri di samping Nissa memperebutkan kameramen unt
Read more
Ibadah
Suasana yang masih ramai dan acara yang tak kunjung usai membuat Rendra ingin sekali menyudahi acara ini. Ia ingin segera tidur dengan memeluk istri yang kini ada di sampingnya."Bun, Rendra ke atas dulu ya! Rendra capek pengen istirahat!" ungkap Rendra pada Bunda Nilam."Masih banyak tamu, Ren. Nggak enak kalau di tinggal. Bentar lagi, paling satu jam lagi acara selesai. Kamu nggak sabar banget sih!" ejek Bunda sambil tersenyum."Kasihan Afi, Bun! Dia kayaknya lelah.""Kasihan Afi apa kamu?" Rendra hanya tersenyum malu telah ketahuan Bunda, tak sabar untuk mengajak Afi ke kamar."Ya udah sana. Bentar lagi kan juga pada pulang! Kasihan banget anak Bunda, udah mupeng gitu!" kelakar Bunda lepas disambut tatapan malu Rendra.Rendra lalu membisik di telinga Afi dan mengajaknya untuk ke atas. Afi yang merasa tak enak karena masih banyak tamu di sini membuat ia menolak keinginan Rendra untuk istirahat lebih dulu."Bang, nggak enak! Masih banyak tamu masa di tinggal?" Rendra yang sudah tak s
Read more
halal
Sholat jamaah selesai, Afi mendekati Rendra dan meminta salim padanya lalu mencium punggung tangan suaminya . Rendra sangat senang dengan status barunya kini sebagai suami. Rendra mencium pucuk kepala Afi sambil melafadzkan doa."Allohuma innii as aluka khayraha wa khayra wa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzibika min syarriha wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi.Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dalam rumah tangga kami. Turunkanlah rasa cinta di hati kami berdua. Cinta yang senantiasa menambah kecintaan kami kepada-Mu.""Aamiin." Setelah melafalkan doa dan mencium kening Afi, Rendra kini duduk bersila menghadap sang istri. Dipandanginya wajah cantik nan sholeh yang kini sudah sah menjadi istrinya ini. Afi yang merasa malu dipandang suaminya, memilih melepas mukena dan melipatnya."Udah Bang, lihatinya!" ucap Afi salah tingkah. Ia hendak berdiri untuk menaruh mukena yang tadi ia pakai ke dalam lemari. Rendra masih menatap Afi, membuat Afi memilih tiduran di ranjangnya.Rendra berdiri dan
Read more
Aku bahagia
Pov Afi"Pagi, Sayang!" ucap lelaki di sampingku yang sah bergelar menjadi suami. Rendra mencium pipiku dan mengusap rambutku perlahan. Aku yang baru tidur diperlakukan suamiku dengan hangat membuat hatiku berbunga-bunga."Bang! Jam berapa ini? Aku kesiangan ya?" ucapku mengucek mataku mengedarkan pandangan ke dinding. Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi."Nggak, Sayang! Tapi kalau kamu mau nambah lagi, kita kesiangan!" godanya. Senyum genitnya membuatku mencubit lengannya. Suamiku hanya terkekeh pelan. Senyum yang jarang ia tampakkan pada semua orang, kini bahkan sangat mudah aku dapatkan.Aku melemaskan ototku, semalam bahkan Bang Rendra sangat membuatku kelelahan. "Mandi dulu, Sayang! Atau mau Abang mandikan?" ucap Bang Rendra menaik turunkan alisnya. Genit! Aku hendak berdiri dan pergi ke kamar mandi tapi Bang Rendra malah mengangkat tubuhku hingga aku kaget."Bang! Aku bisa mandi sendiri!" ucapku meminta turun. Namun, bang Rendra hanya tersenyum dan meletakkanku di bathub ya
Read more
POV Afi
"Kenapa melihat Abang seperti itu? Abang memang tampan," ucapnya percaya diri."Tampan tapi mes*um!" ucapku asal. Kami keluar kamar hotel dan mengetuk pintu kamar Nissa. Ia juga telah siap dari tadi. "Cie, pengantin baru. Seger amat! Habis berapa ronde tadi malam?" goda Nissa membuatku sedikit malu."Dek, kamu jadi ikut pulang nggak! Cepat! Abang tunggu di bawah," ucap Bang Rendra dingin."Yuna mana, Niss?" tanyaku karena tak melihat Yuna."Dia di jemput sama cowoknya tadi," ucapnya."Kamu nggak dijemput cowokmu?" ledekku membuat ia mencebikkan bibirnya."Ya iya, yang sudah laku. Sombong amat!" sahutnya dengan nada kesal.Aku, Nissa, dan Bang Rendra pulang ke rumah Bunda. Kami akan berkumpul bersama keluarga besar."Di sana nanti ada Haris juga, Bang?" tanyaku melirik Nissa. Ia tampak tak suka ketika aku menyebut nama Haris. Aku tahu, Nissa masih marah dengan Haris dan Nissa bukan wanita yang mudah memaafkan sepertiku."Mungkin. Tapi kalau dia sadar diri, seharusnya nggak usah datan
Read more
Kejutan
Malam ini Rendra mengajak Afi berbulan madu ke Bali. Rendra menutup mata istrinya dengan kain penutup agar ia sukses dalam memberikan kejutan. Afi dan Rendra sampai di Bali, tepatnya resort Stary angel milik istrinya."Apa sih, Bang? Afi penasaran banget!"Rendra mengajak Afi berjalan dan berhenti tepat di depan Resort. Semua orang yang diperintahkan Rendra sudah siap dengan tugas masing-masing. Mereka sampai di resort malam hari, membuat suasana begitu sangat romantis.Rendra memberikan aba-aba pada semua orang dan ia membuka penutup mata Afi perlahan."Sudah boleh buka mata?" tanya Afi. "Sudah! Dan lihatlah, Sayang!" Afi membuka matanya dan terkejut dengan surprise yang di buat suaminya. Karpet permadani merah dan juga bunga mawar putih kesukaannya, berjejer rapi di setiap pinggir jalan menuju pintu masuk resort. Beberapa orang yang tampak berseragam melebarkan senyum dan menunduk hormat."Suka?" tanya Rendra."Suka banget! Makasih, Bang!" jawab Afi tersenyum riang."Ini belum seb
Read more
membahagiakan
Pipi Afi merona karena malu, ia menghabiskan malam ini dengan pesta dansa yang amat membuat malam begitu indah."Dan kamu, harus membayar mahal nanti malam dengan ku, Sayang!" Rendra membisikan kalimat yang membuat Afi begitu merinding. Rendra, lelaki normal yang sedang di mabuk asmara. Gelora cintanya pada Afi, membuat ia semangat sekali untuk menggoda Afi dan membuatnya salah tingkah.Afi kaget ketika melihat Nissa dan juga Yuna dengan seorang lelaki dan mereka juga ikut berdansa. "Mereka memaksa minta ikut, katanya ingin menikmati suasana Bali yang indah. Namun, jangan khawatir. Mereka tak akan menginap di resort ini, mereka akan menginap di hotel keluarga Dirgantara. Jadi, kita nggak ada yang bisa ganggu!" goda Rendra membuat pipi Afi kembali bersemu merah. Ternyata ia tahu, jika dirinya kaget melihat kehadiran Nissa dan Yuna.*Malam ini, dansa dan pesta kembang api digelar. Di luar resort, semua tamu menikmati indahnya bintang dan juga kembang api yang meriah. Banyak kekaguman
Read more
Buah kesabaran
"Fi, Abang lapar! Kita cari makanan yuk!" ucap Rendra saat sedang berbaring di kasur dengan Afi."Malam-malam pengen makan? Abang nggak salah? Apa Afi masak lagi aja di dapur?" Afi memandang jam di dinding, padahal sekarang pukul sepuluh malam. Tetapi suaminya ingin makan di luar. "Nggak usah masak, Abang pengennya makan di luar bareng kamu." Pernikahan Afi dan Rendra sudah berjalan hampir lima bulan, dan akhir-akhir ini Rendra memang kelihatan aneh. Dia yang biasanya dingin, berubah sangat manja dan suka sekali mencium rambut Afi yang baru saja keramas."Besok saja ya, Bang!" bujuk Afi.Dengan wajah kecewanya, Rendra menekuk wajahnya dan berbalik memunggungi Afi. Afi yang melihat tingkah lucu suaminya, mencubit pipinya pelan."Abang kayak wanita lagi datang bulan, suka ngambek. Dan keinginan Abang yang aneh seperti wanita ngidam. Apa mungkin Abang ngidam?" ucap Afi terkikik geli.Rendra kembali berbalik badan menghadap Afi. "Kamu terakhir datang bulan kapan?" tanya Rendra serius.
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status