All Chapters of Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!: Chapter 71 - Chapter 80
158 Chapters
Kelicikan Arif bag 2
Bab 71********Arif begitu bersemangat mengikuti terapi, namun langkahnya terhenti saat melihat Bu Bejo datang bersama seorang perempuan yang cantik jelita dan berpakaian seksi."Hai Mas Arif, apa kabar?" perempuan itu mencium pipi Arif dengan tiba-tiba.Arif terkejut diperlakukan demikian, dengan halus Arif menolak perempuan itu."Siapa dia, Bu?" tanya Arif menoleh ibunya."Ini Sinta, loh, Rif. Masa kamu lupa, sih? tanya Bu Wongso dengan senyum terkembang."Sinta? Sinta yang mana, ya?" Tanya Arif seperti mengingat sesuatu."Sinta anaknya pakde Rahmat," ujar Bu Wongso mengingatkan Arif.Arif langsung teringat, bagaimana dulu ibunya menentang pernikahannya dengan Yana karena ibunya ingin menjodohkan Arif dengan Sinta. Arif ingat betul, Sinta adalah perempuan keturunan ningrat dan sudah mulai tergila-gila pada Arif sejak masih SMU. Sinta bahkan rela memberikan apa saja kepada Arif demi mendapatkan perhatian Arif. Namun, ketika Arif menolak perjodohan tersebut dan menikah dengan Yana, r
Read more
Mendatangi rumah pembully
Bab 72Mendatangi rumah pembully"Sebenarnya Mbak kenapa, sih?" tanya Intan kepada Yana."Kenapa apanya?" Yana balik bertanya tanpa menghentikan pekerjaannya."Kayaknya ada yang aneh sama sikap Mbak," jawab Intan menyelidik. "Nggak ada yang aneh, Intan. Mbak hanya tidak tega meninggalkan Bapak hanya bersama ibu saja," elak Yana."Intan mencium sesuatu yang tidak beres" sahut Intan menatap Yana tajam."Maksudmu?" Yana menghentikan meracik bumbu dan membalas menatap Intan."Intan merasa, sepertinya mbak sengaja menghindar dari bang Fikri. Kenapa, mbak?" tanya Intan terus mendesak Yana."Tidak apa-apa," jawab Yana berbohong."Mbak tidak boleh berbohong padaku, Mbak harus jujur, apapun masalahnya kita bisa selesaikan ini secara baik-baik." ujar Intan membujuk Yana. Yana hanya menarik napas berat. "Mbak hanya tidak ingin, kalau Bang Fikri berharap Mbak akan membalas cintanya. Karena sampai kapanpun, Mbak hanya mencintai Mas Arif." Yana mendengus kesal. "Sebenarnya hati mbak terbuat dar
Read more
Mendatangi rumah pembully bag 2
Bab 73"Bu Rita, keluar! Bu Rita!" Pak Bejo berteriak di halaman rumah Bu Rita.Beberapa tetangga yang mendengar suara lantang Pak Bejo melihat keluar rumah dengan penasaran. Karena suara Pak Bejo lumayan lantang meneriaki Bu Rita untuk keluar dari rumahnya.Mendengar namanya dipanggil berkali-kali, Bu Rita keluar dari rumah dan terkejut mendapati Pak Bejo yang berkacak pinggang dengan wajah merah padam."Ada apa ini, Pak? berani sekali bapak meneriaki saya dengan lantang seperti ini!" tanya Bu Rita dengan nada yang tidak kalah lantang."Apa maksud anda membully Yana dan mengatakan Yana akan menjadi janda yang menjadi perebut suami orang, Hah?" tanya Pak Bejo menatap Bu Rita dengan tajam.Mendapati pertanyaan yang tanpa sedikitpun akan terpikir olehnya membuat Bu Rita kaget, namun, Bu Rita tidak ingin terlihat takut oleh Pak Bejo. "Ouwh ... jadi anak kesayangan Pak Bejo itu sudah mengadu sama bapaknya?" tanya Bu Rita tersenyum sinis."Jadi benar, apa yang diceritakan oleh Yana?" kata
Read more
Kekalahan Pak Bejo
Bab 74Kekalahan Pak Bejo"Sebenarnya ... Bu Rita itu orangnya memang suka membully orang. Hanya saja, selama ini tidak ada orang yang berani menuntut perkataan Bu Rita yang sering menyakitkan hati." ujar bu RT kepada suaminya. Pak RT mengerutkan keningnya."Maksud Ibu?" tanya Pak RT dengan tatapan heran."Maksud ibu, Bu Rita itu memang suka membully orang lain, beberapa Minggu yang lalu, Bu Rita juga pernah membully anaknya Pak angger yang tidak lulus sekolah. Untung saja anaknya Pak angger tidak mengadu kepada bapaknya, sehingga masalah itu tidak diperpanjang." ujar bu RT panjang lebar."Masa sih, Bu?" tanya Pak RT lagi."Beneran lho, Pak, bahkan pernah juga Bu Rita itu membully istrinya kang Eman. Karena istri kang Eman itu hamil lagi, sedangkan anaknya masih sangat kecil." jawab Bu RT tertawa kecil."Wah ... ternyata Bu Rita itu beneran biang gosip ya, Bu?" tanya Pak RT menyandarkan punggungnya di sofa."Iya, Pak, hanya saja, korban yang dibully sebelumnya tidak ada yang berani me
Read more
Kekalahan Pak Bejo bag 2
Bab 75Yana semakin menangis mendengar perkataan bapaknya, Yana menyesali perbuatannya. Karena keegoisannya, karena kerapuhan hatinya, Yana telah membuat hati bapaknya kecewa."Maafkan Yana, Pak. maafkan Yana," Yana mencoba meraih tangan Pak Bejo.Pak Bejo tidak merespon apapun, pandangan matanya nanar. Air mata terus membanjiri wajahnya. Hati Pak Bejo terasa sakit melihat kelakuan dan perbuatan Yana, Pak Bejo tidak pernah berfikir kalau Yana akan serapuh itu."Ternyata, besarnya kasih sayang yang kami berikan tidak mampu mengalahkan besarnya cintamu kepada Arif. Terbukti, ketika ada masalah. Kamu memutuskan untuk kembali kepada suamimu yang bejat itu." Pak Bejo melepaskan tangannya dari genggaman Yana."Itu enggak benar, Pak! itu enggak benar!" ujar Yana kembali meraih tangan yang mulai keriput itu."Itu benar, Nduk. Kenyataannya seperti itu. Kalau memang kamu menyayangi kami sebagai orang tuamu, kamu tidak akan melakukan ini. Ketika kamu di-bully, kamu pasti akan berbagi kesedihanmu
Read more
Mencari kuasa hukum
Bab 76Mencari kuasa hukumIntan heran melihat Yana yang bersimbah air mata, keningnya berkerut dan kedua alisnya saling bertautan"Mbak kenapa?" Intan mengulang lagi pertanyaannya. Yana tidak menjawab pertanyaan Intan, isak tangis mulai terdengar. Intan bingung harus berbuat apa karena tidak tahu duduk permasalahan yang dihadapi Yana."Boleh Mbak bertanya sesuatu?" tanya Yana kepada Intan."Tentu saja," Jawab Intan singkat."Apakah pemikiran Mbak yang selalu mengharapkan kehadiran Mas Arif merupakan pemikiran bodoh?" tanya Yana.Mendengar pertanyaan Yana, Intan tertawa bahkan tergelak dengan lantang. Yana heran melihat Intan yang tertawa terbahak-bahak. Apakah pertanyaan Yana lucu, sehingga Intan menjadi tertawa seperti itu."Intan, Mbak serius! Kenapa kamu malah tertawa seperti itu?" tanya Yana geram."Kenapa Mbak harus bertanya kepadaku? boleh aku Jawab dengan jujur?" jawab Intan mereda tawanya."Katakan, apa aku bodoh karena mengharapkan kembali bersama Mas Arif?" tanya Yana denga
Read more
Mencari kuasa hukum bag 2
Bab 77Bu Indah memang sangat mengharapkan Yana menjadi menantunya, namun, itu bisa terjadi jika Yana sudah menyandang status seorang janda. Bu Indah tidak mau mengambil resiko kalau Yana masih dalam status tidak jelas seperti sekarang. Ketika Bu Indah sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Bu Indah tersenyum dengan penuh bahagia saat melihat layar tersebut menyala dan tertera Yana Calling.Bu Indah langsung mengusap ponsel tersebut menerima panggilan Yana"Assalamualaikum, Yana," sapa Bu Indah."Waalaikumsalam, Ibu!" jawab Yana di seberang telepon."Bagaimana kabarmu, Nak? apakah kamu bisa hadir dalam Opening Restaurant ibu?" tanya Bu Indah penuh harap."Insyaallah, Bu, siang ini Yana berangkat ke sana. Apa bang Fikri bisa menjemput Yana dipinggir sungai?" Tanya Yana lagi"Tentu saja, Sayang, nanti Ibu akan minta Fikri untuk menjemputmu di tepian sungai, kamu chat saja kalau sudah OTW, ya," ujar Bu Indah lagi "Ini Yana sudah OTW, Bu," sahut Yana."Loh, kena
Read more
Set gamis mewah
Bab 78Set gamis mewahYana dan Intan sampai di pinggir sungai setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit.Mereka lambat sampai dikarenakan Intan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan lamban, karena mereka asik berbincang tentang acara Opening Restoran Bu indah, selain itu Intan juga banyak bertanya-tanya tentang proses perceraian Yana. Mereka sama-sama berharap mudah-mudahan proses perceraian Yana dan Arif berjalan dengan lancar.Mereka menunggu kedatangan Fikri untuk menjemput seraya beristirahat di pinggir sungai. Intan menitipkan sepeda motornya di rumah warga yang cukup mereka kenal. Selama satu jam menunggu, akhirnya Fikri datang dengan wajah sumringah."Maaf, ya, Yan, kamu lama menunggu!" ujar Fikri ketika baru saja turun dari mobilnya."Nggak apa-apa kok, Bang, lebih kami yang menunggu, dari pada Abang harus lelah menunggu kami." jawab Yana tersenyum."Papa ... Papa" Dila mengulurkan tangannya melihat Fikri turun dari mobil.Fikri menyambut uluran tangan Dila lalu
Read more
Set gamis mewah bag 2
Bab 79Dila terlihat sangat bahagia bertemu dengan Bu indah, Dila mengulurkan tangannya untuk minta digendong. Bu Indah langsung menggendong Dila dan membawanya menuju sofa ruang tamu.Yana dan Intan mengekor mengikuti langkah Bu Indah."Makasih ya, Yan, kamu mau datang. Ibu sempat khawatir kamu tidak bisa datang, karena Fikri bilang, kamu tidak mengabari dia!" ujar bu Intan dengan senyum manisnya."Maaf, ya, Bu. Karena di sana terkendala sinyal, jadi tidak bisa menghubungi bang Fikri sejak kemarin, untungnya hari ini Yana bisa menghubungi Bang Fikri ketika sudah mau berangkat kemari." jawab Yana.Bu Indah lalu menyuruh Yana dan Intan beristirahat di kamar tamu, sedangkan Dila di ajak untuk bermain di taman samping rumahnya."Gila, ya, Mbak, ternyata rumah Bu indah semewah ini!" ujar Intan terkagum-kagum melihat kamar yang mereka tempati begitu luas dengan kesan yang mewah."Ih, kamu kayak nggak pernah lihat rumah mewah aja." ujar Yana menepuk bahu Intan."Bukannya gitu, Mbak, tapi be
Read more
Tersanjung
Bab 80TersanjungPagi-pagi sekali, team MUA telah datang ke kediaman Bu Indah untuk make up Bu Indah, Yana, dan Intan. Bu indah mendapat giliran pertama untuk di make up, Yana masih sibuk membujuk Dila untuk mandi, bocah kecil itu sepertinya sedang menguji kesabaran ibunya."Kita mandi, yuk, Sayang. Supaya cantik dan wangi, nanti pakai gaun baru yang dibelikan nenek," bujuk Yana seraya memperlihatkan gaun yang di beli oleh Bu Indah.Dila hanya menoleh sekilas, lalu segera melengos meninggalkan mamanya.Yana membuntuti Dila mengelilingi rumah Bu Indah yang lumayan besar."Sayang, udah dong, Yuk kita mandi." Yana meraih tangan kecil Dila ketika memegang handle pintu sebuah kamar. Namun, bukannya menuruti kemauan ibunya, Dila malah menangis dengan kencang.CeklekkPintu kamar terbuka, Fikri muncul di balik pintu mengernyitkan keningnya, sedangkan Yana tidak kalah kaget melihat Fikri yang muncul di balik pintu."Maaf, Bang," Yana lalu menggendong Dila berlalu dari depan kamar Fikri. Namu
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status