Semua Bab Suamiku Direbut Kakak Tiriku: Bab 91 - Bab 100
102 Bab
Memangnya Siapa Dia?
Rald yang mendapatkan motor sewaannya lagi, pun mulai mengitari kota kecilnya sendirian. Ia yang memang mencoba penampilan santai seperti gaya andalan Danny pun semakin percaya diri.Melihat suasana yang sepi dan masih sejuk, ia pun memutuskan untuk bergerak menuju taman. Ia percaya, di sana pasti akan mendapatkan ide tentang apa yang akan dilakukan beberapa hari ke depan.Benar saja, di sana juga hanya ada beberapa orang saja. Ia merasa senang sebab tebakannya benar. Laptop andalannya, pun dikeluarkan sekarang dan segera mengerjakan tugas kuliahnya.Terdiam selama beberapa saat untuk menikmati suasana, ia melihat Sara yang tengah bersama seorang pria. Jogging lebih tepatnya.Sekitar lima meter di belakangnya, ada Tiffany yang berlari sendirian dan tampak sangat lemah. Ingin sekali ia membuang rasa khawatir dan pedulinya, namun bukan Rald namanya jika ia jahat.Segera saja, ia menutup laptop itu kemudian memasukkannya dalam tas. Ia memperhatikan gerak-gerik Tiffany yang tengah memegan
Baca selengkapnya
Egoisnya Noah
"Iya, aku melamarmu sekarang." Memberikan sekuntum bunga dan sebuah kotak berisikan perhiasan yang jumlahnya sangat banyak.Setelah mendapat keyakinan itu, Ana pun mengnagguk mengiyakan. Impian terbesarnya selama ini akhinya menjadi kenyataan. Bagaimana tidak, Ian datang ke hadapannya untuk melamar.Noah yang juga ada di tempat itu, pun bersorak kegirangan. Ia juga mendekat untuk memberikan pelukan pada Ian dan Ana, memberi kesempatan untuk keduanya saling melepas rasa senang masing-masing."Aku kalau dikasih kesempatan juga mau begitu.""Kamu tidak punya uang."Orang-orang yang ada di kafe itu tampak sedang membicarakan mereka. Ana yang sadar akan hal itu semakin senang. Ia memang tipe orang yang suka pamer tanpa pamer dengan sengaja.Namun, kening Noah mengerut sekarang. Ia baru teringat dengan keadaan Mario yang bahkan belum baik-baik saja. Ia menjadi penasaran. Bagaimana bisa, Ian datang untuk melamar putrinya padahal Mario masih di rumah sakit?"Aku memang sudah melamarnya, Om, t
Baca selengkapnya
Pemakaman Mia
Elvina mengerutkan kening tatkala ia memanggil-manggil sahabatnya berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Ia memanggil ponsel wanita itu, namun tetap tidak ada jawaban.Hal itu sangat membuatnya panik lalu memberikan laporan pada pihak berwajib untuk mencari keberadaan Mia. Sementara dirinya sibuk mencari wanita itu di seluruh bagian rumahnya sekarang.Beberapa saat kemudian, ia sadar jika Mia mungkin sudah tidak baik-baik saja. Hal itu ia yakini setelah mendapatkan pesan yang ditinggalkan oleh wanita itu di kertas di atas nakas."Di mana kamu, Mia? Aku saja masih tidak menyerah untuk membantumu sembuh, kenapa kamu malah lebih dulu menyerah?" kata wanita itu benar-benar merasa sedih sekarang.Ia menatap ke arah luar hingga menyadari jika ada yang janggal dengan jendelanya. Ia mendekat dan dengan was-was mencoba menyibak gorden yang menutupi jendela hingga akhirnya pemandangan itu membuatnya teriak panik seketika."Mia?" teriaknya benar-benar ketakutan.Orang-orang yang mendengar teriak
Baca selengkapnya
Hamil Anak Ian
Ai merasakan sakit yang teramat di perutnya. Ia segera memperhatikan arah kakinya, rasanya cukup lega sebab tidak ada darah yang ke luar.Namun, rasa sakit itu masih tak berhenti. Ia berteriak hingga akhirnya mendengar suaranya sendiri yang bergema. Tau jika dirinya tengah disekap di ruangan itu, ia mulai mencari jalan ke luar untuk segera ke luar dari sana."Ya Tuhan, aku sangat ketakutan," gumamnya.Suara langkah kaki menyadarkan ia jika seseorang telah datang, mungkin untuk memastikan keadaannya. Ia masih berpura-pura tidak sadarkan hingga sebuah tangan menyentuh dagunya."Bangunlah, jangan berpura-pura lagi," ujar Ian yang membuat Ai sungguh tidak menyangka.Rasa takutnya kembali memuncak dan menjadi lebih agresif sekarang. Pria yang hendak menyentuhnya itu segera ia hantam kepalanya. Ia juga mendorong pria itu dan menggigit tangannya sekuat tenaga."Aw," pekik Ian merasa geram menahan sakit. "Kamu jangan bertindak di luar batas, ya. Aku bisa saja membunuhmu sekarang. Aku sudah cu
Baca selengkapnya
Segera Menikah dengan Ana!
"Sekarang juga kamu harus menikah dengan Ana," gertak Mario penuh amarah tatkala putranya siuman dari tidur panjangnya.Pria itu memang sudah tidak sadarkan diri selama dua bulan lamanya. Mungkin karena benturan hebat di otaknya. Semua orang seolah memberi tekanan yang membuatnya merasa tidak dihargai, seolah segala sesuatunya menjadi sulit.Sementara Ai, ia menjadi lebih tenang sekarang sebab kandungannya sebentar lagi akan segera ke luar ke dunia. Ia juga tak lagi bekerja di luar rumah.Traumanya jauh lebih besar dari keinginan untuk bisa bekerja selayaknya harapannya dari jauh-jauh hari."Apa yang dia lakukan tanpaku?" tanyanya pada Ana yang segera memberikan tamparan di wajahnya sekarang."Perutku sudah semakin besar dan kamu masih memikirkan wanita lain? Sialan kamu, Ian. Aku tidak mau tau, kamu harus segera menikahi aku!"Kecaman itu segera membuat Ian sadar jika ia memang telah melakukan hal itu pada Ana. Ia sendiri juga yang telah berjanji jika akan segera menikahi wanita itu,
Baca selengkapnya
Kamu adalah Ayahnya
Ai menatap ke arah pintu kamarnya yang tengah terbuka sejak tadi namun tidak ada yang masuk. Pada akhirnya, ia ke luar sekarang. Mencoba menelusuri seluruh sudut rumah dan masih tidak mendapati siapa-siapa di sana.Pada akhirnya, ia turun ke lantai bawah dengan maksud untuk mencari sang ayah. Langkahnya tertatih sebab perutnya yang sudah semakin besar sekarang.Bayi dalam kandungannya pun begitu aktif memberikan tendangan untuknya sehingga ia harus menahan rasa sakit esktra."Sayang, tunggu sebentar, ya. Kita cari papa kamu dulu," gumam wanita itu sambil terus melangkah hingga akhirnya ia tidak sengaja mendengar percakapan antara ayah dan orang-orang yang entah siapa mereka."Jadi, kecelakaan Ai waktu itu adalah rencana Ian?" tanya Arzi dengan nada kencang.Ia masih tak percaya hingga sekarang.Beberapa saat kemudian, Ana datang. Ia membenarkan kabar itu sebab rekaman suara itu didapat dari ponsel milik Ian sendiri. Ia memang telah melewati batas dengan memeriksa ponsel pria itu, namu
Baca selengkapnya
Lakukan yang Baik
Sementara Ai, ia mengeluhkan rasa sakit yang teramat. Entah kenapa, pikirannya terus terbayang pada ibunya yang sekarang tak lagi bersama dengannya.Ia kemudian meminta sang ayah untuk menghubungi ibunya sebab bagaimana pun, wanita itu akan tetap menjadi orang yang paling berarti baginya sebab telah melahirkannya ke dunia ini."Ada kami di sini-""Om, please lakukan saja. Kita tidak tau bagaimana wanita menahan rasa sakit yang teramat ketika akan melahirkan. Aku bisa menjamin seratus persen kalau semuanya akan segera baik-baik saja setelah Ai mendengar suara Tante Elvina."Menyerah dan tidak ingin berdebat lebih panjang, Arzi pun melakukan hal itu. Dokter dan perawat yang menanganinya pun ikut bersuara. Mereka berbincang sekarang dan dalam hitungan menit, anak itu lahir ke dunia."Selamat, Bapak dan Ibu, anak kalian laki-laki. Dia sangat tampan," puji sang dokter membuat Ai merasa sangat penasaran."Kenapa jadi mirip sama kamu sih, Dan?" tanyanya sebelum akhirnya tak sadarkan diri.Se
Baca selengkapnya
Lah, Pikiranmu?
Danny buru-buru pindah ke rumah Arzi. Ia memang sengaja mengalah dalam hal itu agar lebih dekat dengan istri dan anaknya. Bagaimana pun, saat ini yang paling ia utamakan adalah kebahagiaan sang istri.Arzi tersenyum lebar ketika melihat kedekatan antara anak dan menantunya itu. Ia juga tidak terlalu mempermasalahkan apapun yang menjadi pilihan pasangan itu."Yah, ini Keeano tidak mau diam dan tenang. Sepertinya harus mandikan bundanya dulu." Pria itu segera memberikan anaknya kepada Arzi. "Aku bantu Ai mandi sebentar ya, Yah.""Iya, tenang saja. Serahkan pada ayah." Arzi segera bergerak ke luar dari ruangan keluarga kemudian mendekati sang istri yang tengah tersenyum menunggunya sekarang. Ia terpaku menatap arah dada istrinya yang cukup besar sebab mengalami pembengkakan."Hei, apa yang kamu lihat? Aku tidak suka pria genit ya, Dan.""No. Bukan itu masalahnya, Ai. Kenapa ukurannya malah semakin membesar? Ada masalah kah, kita periksakan ke dokter, yuk?"Ai menggeleng sambil tersenyum
Baca selengkapnya
Ikatan Batin Ayah dan Anak
Sebulan telah berlalu, naluri seorang ayah terhadap putrinya tidak akan bisa terpatahkan begitu saja. Hal itulah yang sedang dirasakan oleh Ian sekarang. Ia membawa begitu banyak pakaian anak-anak bersama kedatangannya ke sana.Masih dengan jarak yang jauh, namun Ai sudah dapat melihat kedatangan pria itu. Ia yang memang masih merasakan trauma mendalam yang entah kapan sembuhnya pun segera menutup semua akses untuk kedatangan pria itu.Ai yang memang hanya tinggal bersama pembantunya tak dapat berbuat apa-apa selain menghindar. Tampak jika Ian tengah membuat penawaran sekarang. Bagaimana tidak, ia sangat takut jika tidak diberi kesempatan."Sudah, Bi. Suruh saja dia pergi. Aku tidak mau kalau dia datang ke sini, tidak suka." Perintah Ai yang dikirimkan lewat pesan wa itu membuat Ian semakin sedih. Ia segera berlutut sekarang."Ai, tolong beri aku kesempatan untuk melihat wajah putraku. Aku tidak mau dihantui rasa bersalah ini terus-terusan. Hidupku terasa sangat menderita, jadi tolon
Baca selengkapnya
Kepergian Ana
Tiffany mengintip dari jauh, tentang apa yang sedang dilakukan oleh Rald sekarang. Pria itu terlihat sangat sibuk di dekat mobil keluarganya.Beberapa saat kemudian, ketika sang sopir sudah datang, ia buru-buru menjauh dari sana.Tiffany yang tau kelakuan pria itu pun segera mendekat."Loh, kok bannya bisa bocor begini, ya? Sepertinya ada yang sengaja, nih." Keluhan sang sopir yang tentu saja segera ditepis oleh Rald."Jangan banyak menuduh dan berpikiran buruk, Om. Tidak baik untuk kesehatan dan sekitar.""Tidak, Nak. Ini memang benar, tadi saya tinggal masih baik-baik saja, kok.""Ini minumannya, aku pulang duluan, ya?" ujar Tiffany yang tentu saja membuat Rald kaget.Ia punya firasat buruk tentang kelakuannya yang mungkin sudah disaksikan oleh gadis itu."Om, aku pulang duluan, ya. Om perbaiki mobil saja dulu, nanti jemput di rumah Bang Danny!"Ia juga segera berlari untuk mengejar Tiffany yang sudah pergi jauh meninggalkannya."Tiff, kamu lihat semuanya, ya?""Apanya yang aku liha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status