All Chapters of The Cursed Journey Of Zhura: Chapter 101 - Chapter 110
175 Chapters
Sanguina
"Benarkah ini tempat yang dimaksud Nenek Manira?"Zhura memeriksa alamat yang tertera di kertas, ia yakin ini adalah tempat yang cocok dengan alamatnya. Azhara yang masih belum mau membuka suara, kini memilih berdiam diri di belakangnya. Tak menunggu lama, Zhura langsung saja membuka pintu masuk. Yah, sepertinya Sanguina mulai beralih profesi sebagai pedagang karena seperti yang terlihat, tempat mereka berdiri sekarang adalah toko. Wajar saja, catatan yang ditulis di buku catatan Kakek Maral terjadi hampir sepuluh tahun lalu. Sebelum melangkah lebih jauh, ia sempatkan untuk melihat ke pasar di depan toko. Sama seperti pasar yang biasa Zhura temui, banyak penjual menggelar dagangannya di meja atau karpet. Orang-orang berseliweran dari berbagai ras, kesibukan menyeruak di sana. Hanya saja, jika dibandingkan dengan pasar di alun-alun dekat istana, pasar di hadapan Zhura sekarang terlihat lebih unik. Gadis itu mengernyitkan kening, tidak ada satu pun manusia murni yang melintasi jalanan
Read more
Karsa
Tak adanya ketersediaan waktu untuk menghindar, memaksa Zhura untuk menunduk, bersiap menerima apapun yang dia layangkan. Kedua lengannya naik melindungi kepala saat Azhara ternyata sigap menangkap pergelangan tangan wanita itu, mengarahkan serangannya ke rak-rak di belakang.Brak!Zhura merasakan hempasan angin kencang saat cahaya merah itu menghantam rak-rak tersebut. Ketika ia menatapnya, rak-rak kayu itu sudah hancur dengan sisa percikan berwarna merah. Barang-barang yang diletakkan di dalam benda itu pun luluh lantah. Ia bergidik membayangkan bagaimana jika cahaya tadi mengenai kepalanya. Sanguina yang terkejut karena serangannya dialihkan, kini melebarkan matanya ke arah Azhara. Mata Sanguina melebar dua kali lipat karena murka."Siapa kau?! Siapa yang beraninya mengendalikan sihir milikku?!"Azhara yang tak tertarik mengarungi pergolakan situasi, membuka tudungnya dengan malas."Kau ... Putera Amarhaz?!" Sanguina yang melihat sosok pemuda itu terlonjak menutup mulut seraya mund
Read more
Lindap
"Sisik siren, duri mawar pelangi, air mata musang putih, serbuk peri hutan kabut, irisan lidah buaya rawa.""Kuharap itu bukan lidah buaya rawa sungguhan," ujar Zhura menatap wanita bergamis putih yang kini sibuk memasukkan bahan-bahan aneh ke dalam kuali berbahan perunggu di depannya. Sudah beberapa jam sejak ia membuat penawar itu, tapi proses pemasakannya belum juga selesai. Di tengah keheningan, Sanguina menggerakkan bibirnya seolah-olah menggumamkan mantra. Dalam sekejap kemudian cahaya putih berpijar dari telapak tangannya.Racikan di dalam kuali bergemelutuk. Ruangan seluas empat kali empat meter, tempat khusus bagi Sanguina untuk membuat racikan penawar pun seketika menjadi terang benderang. "Tinggal satu lagi!" Sesaat cahaya putih itu meremang, ketika Sanguina mengulurkan tangannya, tanpa aba-aba wanita itu mencabut satu helai rambut Zhura. Gadis itu sontak saja merintih seraya mengusap kulit kepalanya yang terasa nyeri."Bahan terakhir! Rambut kepala," ujar Sanguina mengambi
Read more
Akil
"Tuan, pasukan sudah bergerak." Seorang Shar lain datang menginformasikan pada mereka semua. Mendengar itu, Tuan Minra mengangguk. Ia berbalik, memerintahkan anak buahnya untuk membawa Ramia keluar dari markas. Kini pemuda itu disudutkan di sisi jurang sedalam puluhan meter dengan dasar sungai yang sangat deras. Beruang atau serigala, jelas ada banyak hewan buas di sana. Kini tak ada rantai yang mengekangnya lagi, tapi dia disuruh berlutut.Tuan Minra merendahkan dirinya agar setara dengan Ramia. Ditepuk-tepuknya bahu pemuda itu, bertindak bak teman karib. "Sekarang keputusannya ada di tanganmu, kau mau bekerja sama dengan kami atau tidak? Seperti Tusk yang tak ingin mempertaruhkan nyawa keluarganya, maukah kau bergabung dengan kami juga? "Dalam mimpimu!" telak Ramia. Ia mencium aroma harum yang khas dari tubuh sosok di hadapannya. "Aku tidak akan pernah bergabung dengan kelompok penjahat seperti kalian! Akan kutemukan cara untuk mengatakan segalanya kalau kau adalah seorang pengkhia
Read more
Sumbu Yang Kering
Langit malam bergemuruh, tiada bulan atau pun bintang yang cukup luang untuk menemaninya. Petir itu terdengar dekat bersaut-sautan di atas awan gelap yang menggulung. Zhura melirik sosok di sisinya, lalu mengembuskan napas panjang. Azhara terus larut dalam keheningan. Mungkin semua hal memang sedang bergumul pada kesibukannya. Entah bagaimana Zhura baru sadar satu hal, dan itu membuatnya risih. Kejadian waktu itu mengubah bagaimana Azhara menatapnya, bahkan dia belum mengeluarkan satu kata pun sejak terbangun"Hei, apa kau marah?" tanya Zhura mulai membakar ikan yang ia tangkap di atasnya api unggun. Mereka sudah berkuda selama beberapa jam dari tempat Sanguina. Kini, masih tersisa setengah perjalanan lagi. Jika semuanya lancar, maka mereka akan sampai di istana besok siang.Karena tak ada jawaban, gadis itu pun berdecak. Dia merasa berbicara pada Azhara yang dulu. "Aku minta maaf karena melukaimu kemarin, tapi aku melakukannya agar kau tidak menyakiti dirimu sendiri. Kau tahu, aku sa
Read more
Hangus
Ditatapnya kepergian gadis itu, ada kehancuran yang tersimpan dalam dirinya. Tak peduli seberapa keras Azhara berusaha membuat Zhura membencinya, pada akhirnya gadis itu tetap kembali ke istana. Punggungnya terasa panas karena obor pasukan Shar yang datang. Mereka tak memberinya kesempatan apapun selain langsung menggencarkan serangan. Azhara menangkap anak panah yang melesat, lalu melemparkannya kembali ke arah datangnya.Satu per satu anak panah lain melesat ke arahnya, tubuh Azhara terlihat kepayahan karena harus menahan roh jahat itu seraya terus bertarung. Matanya berubah menjadi biru lancip menyala, tanda bahwa ia menyerahkan seluruh dirinya pada kekuatan tersebut. Di kegelapan, cahaya putih kebiruan pun berpendar darinya. Saat itu juga, ia berubah menjadi monster yang orang-orang sebut sebagai roh jahat. Dan seperti biasa, ia dengan brutal menghancurkan apapun di sekelilingnya.Tak adanya jarak aman di antara mereka tentu saja membuat Azhara atau orang-orang Shar terluka. Orang
Read more
Pembunuh
Pagi hari mendung, tabuhan gong istana bergema beberapa kali memekakkan telinga. Langkah kaki Zhura terhenti begitu ia melihat wajah-wajah bermuka muram. Mereka berseliweran di seluruh penjuru istana dengan pandangan ke bawah. Pada tubuh mereka melekat pakaian hitam seolah-olah menandakan adanya duka cita atas meninggalnya seseorang. Seseorang yang berjalan terburu-buru tanpa sengaja menyenggol punggungnya, karena itu dia hampir saja tersungkur. Beruntung tubuh Zhura bergerak lebih cepat daripada pikirannya sehingga sigap memperoleh keseimbangan.Keheranan yang tak terbendung memaksanya mencari penjelasan. Ia menghentikan seorang pelayan yang lewat di dekatnya. "Apa terjadi sesuatu?" tanyanya.Pelayan berpakaian hitam itu menatap Zhura dengan alis terangkat, matanya lebar terkejut. Dia seperti terperangah sebelum kemudian berlalu menjauh seperti orang ketakutan. Zhura mengerutkan kening. Ada masalah apa dengan pelayan itu? Belum juga ia berpikir lebih lanjut, suara langkah kaki berger
Read more
Interogasi
"Bangun! Hei, interogasimu akan dimulai!"Tubuh Zhura tiba-tiba ditarik bangun dan dikekang begitu saja oleh tali. Kesadarannya belum sepenuhnya kembali, gadis itu dengan bingung menatap orang-orang berpakaian prajurit yang tengah mengikat kedua tangannya ke belakang. Cahaya kejinggaan jatuh menyoroti matanya dari celah ventilasi udara, serangan pening tiba-tiba menyerangnya."Kepalaku sakit.""Tidak ada alasan. Cepat ikut kami!" serunya menyeret Zhura keluar dari jeruji besi itu. Beberapa prajurit lain sudah menunggu kedatangan mereka di depan pintu, lantas ikut menggiringnya ke tempat interogasi.Tajam dan mengintimidasi, banyak pasang mata memberikan sorot serupa. Wajarnya tidak ada orang yang menatap seorang pembunuh dengan kelembutan. Maklum, hanya itu yang bisa Zhura katakan untuk menguatkan dirinya sendiri. Menyadari tidak adanya kesempatan yang bisa ia gunakan untuk membela diri, gadis itu memilih menurunkan pandangan. Ia terlalu lelah, staminanya habis untuk bersinergi dengan
Read more
Jati Diri
"Namaku Zhura. Aku datang dari dunia yang sangat jauh dari rumah yang kalian sebut Firmest."Gadis itu menahan napas, menjatuhkan pandangan pada karpet hijau di bawah. Ia bersiap menerima respon orang-orang setelah mendengar ceritanya. Tentu saja, banyak reaksi berbeda ia terima dari orang-orang. Beberapa dari mereka menampilkan wajah terkejut dengan mulut terbuka lebar, tapi ada juga yang tertawa seolah baru saja mendengar lelucon terlucu sepanjang hidupnya."Tidak bisa disebut kesengajaan, kehadiranku di dunia ini justru berawal dari kecelakaan. Aku berasal dari desa kecil, di sebuah wilayah di bumi. Kalian boleh percaya, boleh juga tidak. Aku hanya bercerita sesuai dengan fakta. Jauh di sisi lain ada peradaban manusia yang menjadi tempat asalku."Zhura melanjutkan, "Di duniaku, aku hanyalah seorang gadis biasa. Pada suatu malam, aku mengantar pesanan di hutan desa, setelah mengantar roti itu ke rumah pemesan ternyata ada barang yang tertinggal di amplop pembayarannya. Jadi aku memu
Read more
Menelisik
Zhura tak ingin bertatap muka dengan Azhara, jadi ia mengalihkan pandangannya. "Hanya karena beberapa hal, kalian semua menuduh kami sebagai pembunuh raja?""Dengan data dan informasi yang bocor kepada kalian adalah satu bukti lain. Jika kalian tidak memiliki suatu niat tersembunyi, kalian tidak akan mengorek sedemikian rahasia yang disembunyikan istana!" Ruvas membahas mengenai informasi perekrutan prajurit baru dan identitasa anggotanya yang pernah didapat Tabib Ma dari ruangan Pak Dima.Azhara menatap gadis di sisinya, ia yakin bahwa Zhura mendapatkan informasi itu untuk alasan yang baik.Ruvas berdehem. "Dan lagi, barang-barang sebelumnya yang sudah kau akui sebagai milikmu, juga pernyataan gadis-gadis suci yang mengatakan kau bertindak mencurigakan menjadi poin penting. Kau mungkin bisa berdalih dengan cerita asal-usul karanganmu, tapi barang-barang bukti ini mengatakan kalian mempunyai persekutuan!""Kami memang berkerja sama! Tapi persekutuan kami bertujuan untuk mengungkapkan
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status