All Chapters of The Cursed Journey Of Zhura: Chapter 121 - Chapter 130
175 Chapters
Danau Misterius
"Selain mengacaukan persediaan, para Hel juga melepaskan kuda-kuda kita," gerutu Asyaralia sambil menyalakan api pada sebatang kayu.Aryana membenarkan posisi tasnya, "Tidak apa-apa. Berkat penglihatan Inara, kita bisa meminimalisir risiko korban karena lebih dulu bersiap. Terima kasih, Inara.""Saya hanya melakukan tugas saya, Yang Mulia," jawab Inara tersenyum manis.Pada saat yang sama, mata Zhura justru mendapati drama curi-curi pandang antara gadis merah dan si pembuat obor. Terkadang Valea yang diam-diam memerhatikan setiap gerakan Asyaralia, tapi ketika pemuda itu mengangkat pandangan padanya, gadis merah itu pura-pura memeriksa perlengkapannya."Karena kuda-kuda kita pergi entah ke mana, jadi kita akan berjalan kaki. Pastikan sepatu kalian terpasang dengan nyaman atau kaki kalian akan sakit. Periksa juga barang kalian, jangan sampai ada yang tertinggal. Kita harus keluar dari wilayah ini sebelum pagi datang, jadi kita mungkin akan berjalan cepat."Mendengar penuturan Aryana, Z
Read more
Berenang
"Aku hanya menyebrangkan orang enam belas tahun sekali. Sebelumnya tidak pernah ada pemuda yang ikut dalam perjalanan gadis suci." Centaurus bertopi bulat besar yang sejak tadi mendayung di belakang Arlia tiba-tiba bersuara. Aryana menoleh, "Kami dalam keadaan mendesak.""Jaga pikiran kalian, jangan biarkan itu kotor jika kalian tidak mau tertimpa kesialan," timpal juru kemudi itu. Semua penumpang di perahu sontak menatapnya dengan kening membentuk kerutan sempurna."Paman, apa maksud Anda dengan pikiran yang kotor?" tanya Luther yang duduk di samping Aryana."Bersikap fleksibel dalam kehidupan. Seseorang yang kurang pengetahuan, akan terkurung dalam kesengsaraan dinding ketidaktahuan. Pada akhirnya pribadi mengeras seperti batu di dasar danau, kuat tapi terlupakan. Kepandaian bukan terletak pada jawaban, tapi pada pertanyaan. Oleh sebab itu kita tidak boleh berhenti bertanya dan tetap waspada," jelasnya.Zhura menelan ludah, tersenyum kikuk saat matanya bertemu pandang dengan sosok
Read more
Arus
Byur!Tubuh Zhura mengejang tidak lama setelah ia melompat. Dari bawah air, perahu terlihat seperti bayangan besar yang tidak stabil. Terombang-ambing ke kanan dan ke kiri. Air danau dengan cepat menyerap ke dalam, membawa suhu dingin untuk menusuk tulangnya. Ia tidak begitu pandai berenang, tapi sistem pergerakannya masih bekerja, jadi ia bisa mengusahakan tubuhnya tidak tenggelam.Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Enam gadis lain terlihat sedang beradaptasi dengan air. Tak lama setelahnya Valea menunjuk dasar danau. Mereka semua mengerti, lantas mulai berenang ke dasar. Di dasar danau tersebut terlihat ada eksistensi sebuah objek. Benda berkilauan, yang dikira adalah barang yang sengaja dibuang ke danau ternyata adalah cermin besar. Seorang gadis mengulurkan jemarinya mengusap permukaan cermin itu. Tak disangka tangannya menembus. Mereka semua sontak saling bertemu pandang, kemudian memberikan kode satu sama lain. Diawali Valea, satu per satu gadis suci masuk ke dalam cerm
Read more
Dunia Bawah Air
"Kau yakin ini tidak apa-apa?""Tidak ada pilihan lain. Jangan khawatir, mereka akan segera sadar," sahut Valea yang kini sibuk menyandarkan tubuh seorang gadis di balik batu besar. Satu gadis lain yang juga tak sadarkan diri, sudah lebih dulu disandarkan di sana. Alih-alih membuat rencana yang aman, Valea justru membuat rencana yang bisa dibilang nyeleneh."Aku hanya membuat mereka pingsan, kenapa kalian menatapku seperti melihat seorang kriminal?""Kau baru saja merampok mereka!" sahut Zhura disambut anggukan dari para gadis."Terserah!" Setelah kegiatan "menyembunyikan tubuh dua orang asing di balik batu" selesai, Valea meraih bingkisan besar yang tergeletak di sampingnya. Sebuah gaun hijau terlihat menyembul, saat gadis merah itu menyingkap kain yang membungkus bingkisan. Tidak menunggu lama, ia segera menutup kembali bingkisan itu dengan senyum yang terlihat sama merepotkan."Waktu kita tinggal sedikit, sekarang apa?" tanya seorang gadis bernama Maris."Tiga orang gadis tetap di
Read more
Kacau
Aryana menelan ludahnya gugup. Dirinya semakin dilanda keresahan. Ia ingin pergi menyelamatkan adiknya dan gadis-gadis suci itu, tapi di sisi lain danau itu tidak menerima eksistensinya sebagai setengah manusia dan setengah elf. "Maaf, bolehkah saya menanyakan sesuatu?" tanyanya duduk di dekat centaurus tua si juru kemudi."Tentu," jawab juru kemudi itu."Anda tahu jika saya dan adik saya bukanlah manusia murni, tapi bagaimana bisa Scabious itu membawa adik saya ke dunia mereka? Bukankah mereka hanya menerima manusia?""Pada dasarnya semua ras dari semua makhluk adalah musuh Scabious. Tapi, dibanding kebencian terhadap ras lain, kepada manusialah yang masih bisa diterima dengan jantung mengecil," jelas centaurus tua itu.Aryana melirik Luther dan Vilois yang juga diam-diam mendengarkan percakapan mereka. "Jantung mengecil?" tanya pemuda itu."Maksudnya berat hati." Juru kemudi itu melepas topi bundarnya, menatap lurus Aryana. "Tidak ada kriteria khusus untuk para Scabious menjadikan m
Read more
Letupan
"Valea, jangan!""Minggir! Akan kuhabisi si cengeng ini!!"Sekuat tenaga Zhura menahan kekuatan Valea yang seperti monster. Beberapa kali Valea berusaha memberontak, tapi Zhura menahannya sekuat tenaga hingga cahaya merah dari tangan gadis itu akhirnya terlempar menghantam dinding batu."Kumohon, ini bukan waktu yang tepat. Jangan berkelahi di sini, waktu kita tinggal sedikit." Zhura menggenggam kedua tangan Valea, menjaga tatapan mereka terhubung. ""Zhura benar." Yiwen mengangguk-angguk, menepuk bahu Maris yang mulai tenang."Valea, aku tidak menyalahkanmu karena menyihirku jadi kepiting. Itu memang bukan hal yang buruk, karena nyatanya aku bisa kembali jadi manusia. Tapi mungkin lain kali, kita bisa berdiskusi lebih dulu karena kita ini satu grup. Kita akan mati jika tidak bekerja sama, jadi kumohon berbaikanlah."Valea berdecak, menghempaskan tangan Zhura menjauh. Gadis merah itu kemudian menyilangkan tangan di depan dadanya. Ia berujar, "Bukankah kedinginan dan kehilangan efek ra
Read more
Ketakutan
"Aku baik-baik saja," ujar Valea berusaha bangkit, tapi luka-lukanya membuat gadis merah itu kembali jatuh. Menyusul, seruan Yiwen terdengar dari arah belakang. Gadis itu berlutut dengan keadaan yang jauh lebih buruk daripada Valea. Sekujur tubuhnya berlubang akibat sisik emas yang dilesatkan wanita scabious itu. Darah segar dengan cepat mengalir dari celah-celah tubuhnya menggenangi lantai."Kau melukai teman-temanku!" Zhura berseru."Masa bodoh!" Wanita bersisik yang langsung menatapnya dengan mata mengerikan. Belum sempat Zhura memikirkan hal itu lebih lanjut, wanita scabious itu sudah lebih dulu melesat padanya."Hentikan! Apa yang kau lakukan adalah kesalahan! Menculik sembarang orang lalu menjadikan mereka pasangan sangat tidak bemoral! Hentikan ini!!" Zhura berusaha menguatkan kuda-kudanya saat wanita bersisik itu berusaha menyudutkannya."Dia harus menjadi milikku! Selamanya milikku! Kalian para pengganggu akan mati!!" jawab wanita itu menarik dorongannya tiba-tiba. Sontak saj
Read more
Monster
"Seperti yang kita rencanakan sebelumnya dengan para tetua dan jenderal, kita harus tiba di dataran itu besok. Saat ini tempat kita berjarak tujuh kilometer dari dataran terduga tempat tinggal naga biru itu. Dan selagi cuaca buruk, persiapkanlah diri kalian dengan bsik di sini. Kita tidak tahu pasti apa saja yang menunggu kita di sana."Tidak peduli bagaimana Pangeran Aryana mengatur suara hingga batas tingkatan oktafnya, suara tetesan air hujan yang jauh lebih keras mengalahkannya telak. Bukan hanya Zhura, semua orang yang bersimpuh di ruangan seluas sepuluh kali sepuluh meter pun terpaksa menajamkan pendengaran dan penglihatan. Menerawang satu per satu kalimat pangeran itu, demi terjaganya pemahaman mengenai hal yang pemuda itu katakan.Zhura mengedarkan pandangan. Pangeran Asyaralia masih belum menunjukkan batang hidungnya, ia membutuhkan istirahat. Meskipun pemuda itu sudah sadar saat keluar dari air, tapi tubuhnya sangat lemah. Ada ramuan scabious yang bersemayam pada dirinya, be
Read more
Bincacak
Siapa dia?Zhura menarik rambutnya lebih kuat lagi saat ia tak juga mendapat jawabannya. Dinginnya air yang menghujaninya dari langit bahkan tak lagi terasa. Apa yang sebenarnya ia lewatkan? Monster itu, benarkah ada di dalam tubuhnya?Sssh...Zhura terkesiap saat mendengar suara desis. Di antara kegelapan, sesuatu yang besar menggeliat di arah jam delapan. Sedikit demi sedikit sosok itu muncul dari balik semak-semak di pinggir rawa dengan senyuman lebar di bibirnya. Sosok besar yang Zhura kira adalah seorang pria itu ternyata adalah siluman. Yah, jika dilihat dari kepala hingga pinggang dia adalah pria. Tapi kakinya berbentuk ular raksasa yang memanjang hingga lima meter. Mengerikan. Berurusan dengannya pasti merepotkan.Mengambil langkah cepat, Zhura segera menjauh. Namun, belum juga ia berlari ekor siluman menjeratnya. "Lepas!" Ia memberontak, berusaha melepaskan kedua kakinya dari cengkeramannya.Pria ular itu tertawa, "Kau terlihat sangat lezat, sayang sekali Sacia memintaku memb
Read more
Derap
"Jejak kaki dan bekas cakaran pada tanahnya hanya berakhir di sini, kurasa dia mungkin di bawa oleh sesuatu."Mendengar penuturan Pangeran Aryana yang berkata bahwa Zhura mungkin sudah diculik, membuat perasaan bersalah juga turut mendekam pada diri Valea. Gadis itu menjatuhkan kepalan tangannya pada pohon di samping. Dia berusaha mengalihkan pandangan dari jejak kaki itu, tapi gusar tidak juga mau pergi dari hatinya."Jika dilihat dari jejaknya, kurasa ini ada sejak semalam," ujar Ramia yang merendahkan tubuhnya. Pemuda elf itu kemudian menggelengkan kepalanya, cemas. "Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Lailla?""Kenapa baru pagi ini kita menyadarinya? Sebenarnya apa yang dilakukannya? Kenapa ia keluar tengah malam?" timpal Pangeran Asyaralia yang sudah kembali pulih kini berdiri di sisi Aryana."Ini semua salahku!" seru Valea lalu bersimpuh. Semua pasang mata sontak saja terarah padanya.Inara lekas berlutut, menyamakan tingginya dengan Valea. "Apa yang terjadi?" tanyanya menyuarak
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status