All Chapters of Kaya Setelah Diusir Mertua: Chapter 131 - Chapter 140
220 Chapters
Bab 131
"Selamat pagi Bu salma." Dokter Mariska muncul dari balik pintu nampak cantik dengan jas putih dan stetoskop menggantung di lehernya "Selamat pagi, Dok" Aku menyambut senyum dokter Mariska yang langsung mendekat pada Mas Yuda. "Pak Yuda, kami periksa kondisinya dulu, Ya!" Mas Yuda mengangguk. Dokter Mariska memeriksa Mas Yuda dengan teliti. Aku berdiri di sudut ranjang rumah sakit ini seraya memperhatikan dokter Mariska dengan seksama. "Bu Salma, Jika kondisi Pak Yuda stabil seperti ini terus, dalam beberapa hari kedepan, Pak Yuda sudah bisa pulang." "Syukurlah. Alhamdulilah." Tak henti-hentinya aku bersyukur dalam hati. Inilah saat yang aku tunggu-tunggu. Membawanya ke kampung bawal. Tempat di mana pertama kami bertemu Semoga dia dapat mengingat kembali kisah cinta kita yang unik selama di sana. Setelah Mas Yuda makan siang, seperti biasa ,aku hendak pulang ke rumah melihat Raiihan. Saat ni aku bersiap-siap untuk berangkat dan pamit pada suamiku itu. "Mas, aku tinggal pula
Read more
Bab 132
"Selamat siang, Bu Salma!" Aku terlonjak, tiba-tiba saja seorang perawat sudah berdiri di sampingku. "S-selamat siang, suster. Maaf ada apa?" tanyaku sedikit berbisik. Sesekali mataku masih melirik ke dalam ruang rawat Mas Yuda. Sekilas aku melihat wajah Mas Yuda menggelap. Apakah suamiku sedang emosi? Apa sebenarnya yang sedang mereka bicarakan. Tampak sesekali mereka bersitegang. "Dokter ahli neurologi ingin bicara dengan Bu Salma mengenai kondisi Pak Yuda." Perawat yang umurnya tampak tak jauh dariku itu mengernyitkan dahinya. Mungkin dia heran melihatku yang selalu melirik ke dalam.. "Eh, ya. Bicara ya? Kapan itu suster?" tanyaku lagi yang sebenarnya sedang fokus pada wanita yang sedang bersama suamiku di dalam sana. "Sebaiknya sekarang saja, Bu. Kebetulan sudah dtunggu diruang Prof. Camalia. Mari saya antar, Bu!" Perawat itu mengarahkan ibu jarinya ke arah yang berlawanan hingga aku menoleh ke belakang. Timbul keraguan di benakku. Aku harus segera menemui dokter Camalia ah
Read more
Bab 133
Mataku melebar ketika melihat sebuah mobil yang aku kenal terparkir tak jauh dari tempatku berdiri. Untuk apa mereka kemari? Semoga saja mereka tidak membuat masalah lagi. Dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, aku melangkah menuju rumahku yang terletak tepat di belakang rumah kost ini. "Salma, ada yang mencarimu. Katanya mereka adalah kakak dari suamimu." Bang Safwan datang tergopoh-gopoh menghampiriku. "Ya Bang. Dimana mereka sekarang? Aku akan ke sana." "Salma, mereka ada di ruang tamu. Sepertinya mereka datang tidak dengan niat baik. Kamu harus hati-hati!" ucap Bang Safwan pelan. "Mereka tadi banyak tanya ini dan itu. Mereka tak segan-segan meremehkanmu di depan para tamu dan karyawan di sini. Kalau mereka bukan kakak iparmu, sudah aku habisi mereka. Kamu hati-hati, Salma!' "Terima kasih, Bang." Aku mendesah gelisah. Baru saja bernapas lega bisa terlepas dari mereka. Kini mereka muncul lagi. Entah apa lagi maunya mereka sekarang. Sepasang suam
Read more
Bab 134
POV Elkan Begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan dalam beberapa hari ini. Beberapa klien yang harus aku temui karena beberapa kasus yang belum terselesaikan. Seorang artis ternama ibu kota memintaku untuk menyelesaikan kasusnya, membuatku tak luput dari para infotaiment yang sengaja mencari berita tentang klienku itu. Sebenarnya bukan hanya kali ini aku memiliki klien orang-orang terkenal. Namun kasus yang cukup besar ini melibatkan para pengusaha muda sukses yang juga sedang viral di negara ini. Hampir setiap hari namaku di sebut-sebut oleh pencari berita. Bahkan mereka sampai menduga aku ada main dengan sang artis. Benar-benar unik dunia selebritis ini. [ Elkan, aku ingin bertemu siang ini. Aku tunggu di apartemen. Luna] Panjang umur, ternyata si artis yang sedang ada dalam pikiranku meminta untuk bertemu. Padahal baru tadi pagi aku bertemu dengan asistennya. Aku tidak mungkin bisa menolak. "Tuan Elkan, ada seorang wanita mencari Tuan." Seorang pelayan menghampirik
Read more
Bab 135
POV Elkan"Hai tampan!" Kedatangan Luna membuyarkan lamunanku. Artis cantik itu mencium pipi kiri dan kananku. "Wauw ... ck ,ck,ck ...!" Aku berdecak kagum melihat penampilan yang cantik dan seksi di hadapanku. Luna tampak sangat cantik dengan dress selututnya. Wanita berdarah campuran Indonesia Belanda itu selalu tampil memukau. Pantas saja jobnya sebagai model papan atas dan pemain sineton terus berdatangan. Hingga membuat penghasilannya sebagai artis melambung tinggi. Hal ini yang membuat para artis lainnya iri karena tersingkirkan. "Ayo berangkat!" Ajaknya seraya menyelipkan tangannya dibalik lenganku. Luna bergelayut manja padaku. Bagaimana tidak para netizen ramai membicarakan kedekatan kami berdua. Luna seolah mempertontonkan kemesraan kami kepada semua orang. "Naik mobilku saja!" pintanya. "Its oke." Sebuah mobil sport keluaran terbaru seharga dua kali lipat dari mobil sportku, berhenti di depan kami. Seorang supir turun dari pintu kemudi dan membukakan pintu belakanh
Read more
Bab 136
Pov Elkan"Terimakasih sudah menemaniku hari ini, El."Luna mengecup kedua pipiku ketika hendak pamit meninggalkan apartemennya Aku tersenyum pada model cantik yang memiliki tinggi di atas rata-rata untuk seukuran wanita itu. "Aku pamit, ya!" ucapku membalikkan badan. Luna melambaikan tangannya ketika aku melangkah keluar dari apartemennya. Siang tadi, setelah lelah menghindari beberapa wartawan dan stasiun TV di restoran itu, aku dan Luna melanjutkan ke lokasi pemotretan. Sebenarnya aku sudah menolak karena pembicaraan kami tentang kasusnya sudah selesai. Akan tetapi Luna memaksa agar aku ikut dengannya. Lagi-lagi model cantik itu mempertontonkan kedekatannya denganku di lokasi syuting. Semoga saja tidak sampai ke telinga Salma. Ya ampun, kenapa selalu Salma yang ada dalam pikiranku.Aku meraih ponsel dari dalam saku jas. Beberapa pesan dan panggilan masuk dari Mira. Wanita itu pasti sangat mengharapkan sekali aku datang. [ Aku tunggu kamu malam ini. Jangan sampai tidak datang
Read more
Bab 137
Pov Elkan"Bagaimana Elkan? Apa kamu bisa membantuku?" Aku ingin semua aset Yuda berpindah ke tanganku. Dengar ya, ke tanganku, bukan tangan Rio!" tegas wanita yang mulai menggerayangiku ini. Dia pikir aku akan tertarik dengannya Entah kenapa sejak bertemu Salma, tidak ada seorang wanita pun yang menarik perhatianku. Termasuk para model atau artis papan atas sekalipun. Tidak ada yang istimewa seperti Salma. Mungkin Mira berpikir aku ini adalah laki-laki yang mudah bermain dengan wanita. Tidak taukah dia selama ini aku dan Yuda mati-matian menjaga keperjakaan kami? Beruntung Yuda sudah memiliki istri secantik Salma. Dan sialnya lagi, kita mencintai wanita yang sama. "Elkan ..., kenapa diam? Apa kamu sanggup? Aku tau, sebagai pengacara Yuda, pasti kamu tau di mana semua dokumen-dokumen penting itu. Kamu juga pasti tau caranya bagaimana memenuhi permintaanku tadi." Mira menatapku penuh harap. Aku tersenyum di depannya. Walau sesungguhnya sangat geram dengan perempuan licik ini. "Mir
Read more
Bab 138
"Elkan, kamu kenapa? Kamu ada di mana sekarang?" sahutku menerima panggilan ponsel dari Elkan. Sungguh Aku sangat khawatir karena dari suaranya, sepertinya Elkan sedang tidak baik-baik saja. "Salma, t-tolong aku!" Terdengar hembusan napas Elkan yang tersengal. Suaranya terasa berat di telingaku. Kenapa dia sebenarnya? Apa yang terjadi? Napasku memburu. Pikiran-pikiran buruk terus terlintas dikepalaku. Kenapa aku sepanik ini? "El, cepat katakan padaku! Kamu ada di mana? Kamu kenapa?" Aku semakin khawatir karena dia terus meracau tanpa mengatakan keberadaannya. "Aku di rumah, Aku butuh kamu di sini, Salma. Tolong Aku!" Rumah? Astaga! Selama ini aku tidak pernah tahu Elkan tinggal di mana. Selama ini Mas Yuda belum pernah mengajakku ke rumah sahabatnya itu. Bagaimana ini? Sebaiknya aku minta tolong dokter Mariska saja. Semoga saja dokter cantik itu tahu alamat rumah Elkan. Bukankah mereka pernah dekat? Setelah memutuskan panggilan dari Elkan, segera kutekan kontak bernama do
Read more
Bab 139
Dokter cantik itu menatapku penuh harap, agar aku dapat menolongnya. Perlahan aku masuk ke kamar yang berukuan besar dan sangat mewah itu. Aku mendekati Elkan yang terus meracau meyebut namaku berkali-kali. "Aku bukan Salma, Elkan! Aku Mariska!" Dokter Mariska terus mencoba menyadarkan Elkan yang sepertinya mabuk. "Elkan, hentikan! Kamu menyakiti dokter Mariska!'" Aku memberanikan diri untuk menghentikan perlakuan bejat itu Seketika Elkan berhenti. Kemudian secara perlahan dia membalikkan badan. Kini laki-laki itu berada beberapa langkah tepat di depanku. "S-Salma ... kamu datang, Sayang. Ini benar-benat kamu, kan?" Elkan mulai melangkah untuk lebih dekat denganku. "STOP!" teriakku histeris ketika melihat Elkan mulai mendekatiku dengan tatapan penuh hasrat. Elkan seketika menghentikan langkahnya. "Salma ... tidakkah kamu rindu padaku? Bertahun-tahun aku mencarimu. Irsan benar-benar meninggalkan seorang istri yang istimewa untukku. Tapi kenapa .... kenapa kamu malah menikah de
Read more
Bab 140
Matahari baru saja terbit di ufuk timur. Perlahan kubuka tirai kamar. Cahayanya menyapu hangat tubuhku. Bermacam tanaman hijau penyejuk mata nampak dari balik jendela kaca kamarku ini. Mas Yuda mendesain kamar ini dengan sempurna. Posisinya sangat pas dengan taman bunga di sampingnya. Dengan cahaya pagi langsung menembus ke dalam ruangan ini. Pagi ini aku akan bersiap hendak menjemput Mas Yuda. Betapa aku sangat merindukan dirinya. Selama ini Mas Yuda telah menjadikan aku ratu dalam hidupnya. Pria itu telah memberiku berbagai macam kejutan indah. Cintanya begitu tulus. Kinilah saatnya aku akan merawatnya dengan baik. Menjadikannya seorang Raja di dalam istanaku. Apapun akan kulakukan demi kesembuhannya. Seberat apapun cobaan akan kuhadapi demi bisa kembali bersamanya seperti dulu. Mungkin Mas Yuda belum bisa mengingatku saat ini. Namun, aku percaya, ini hanya masalah waktu. Allah sedang menguji kesabaranku. Aku akan terus berusaha membuatnya mengingatku. Mengingat moment-moment ind
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status