Semua Bab Kaya Setelah Diusir Mertua: Bab 141 - Bab 150
220 Bab
Bab 141
"Mas Yuda ganti baju dulu! Ini pakaiannya!" pintaku dengan lembut. Masih dengan sikap dinginnya, tanpa menjawab, pria itu meraih pakaian yang ada di tanganku, kemudian mulai memakainya. "Tolong tutup tirainya!" Gegas aku menutup tirai sesuai permintaanya. Astaga! Kenapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang membayangkan apa yang ada di balik tirai ini. Ya Tuhan, begitu merindunya diriku. Ingin rasanya bersandar di dada bidang milik pria yang telah memiliki hatiku ini. "Sudah, Mas?" perlahan kubuka kembali tirai, nampak Mas Yuda telah berganti pakaian dengan baju yang kubawa tadi. Kenapa dia tak pernah mau bertemu mata denganku? "Pagi, Bu Salma! Hari ini Pak Yudatara sudah bisa pulang. Ini obat-obatan yang harus di minum rutin. Ini surat untuk kontrol dua minggu lagi." Seorang perawat masuk membawa obat-obatan Yuda. "Terima kasih, Suster! Untuk makanan Pak Yuda apa saya perlu konsultasi dengan ahli gizi?" "Oh tidak perlu, Bu. Cukup makanan sehat saja. Kondisi Pak Yuda sudah
Baca selengkapnya
Bab 142
Mataku melebar saat melihat sebuah mobil yang sangat kukenali telah terparkir di depan rumahku. Mau apa lagi wanita itu datang kemari? Dari mana dia tahu bahwa Mas Yuda pulang hari ini? Setelah mobil berhenti, Pak supir membantu menyiapkan kursi roda untuk Mas Yuda. Bang Safwan tergopoh-gopoh menghampiri kami. Kakak iparku itu membantu memindahkan Mas Yuda ke kursi roda. Kemudian Bang Safwan mendorong kursi roda Mas Yuda menuju pintu masuk rumahku. Mataku menyisir mencari keberadaan Mira. Mobilnya terparkir di sekitar rumahku, pasti wanita itu ada di sekitar sini. "Salma sedang mencari wanita pemilik mobil itu?" tanya Bang Safwan seakan mengerti dengan gerak-gerikku. "Iya, Bang. Dimana perempuan itu?" "Wanita itu yang dulu pernah ke sini bersama suaminya dan mengaku sebagai kakak iparmu. Tadi dia memaksa masuk ke dalam. Aku nggak berani izinkan. Dia marah-marah kemudian memutuskan untuk menunggumu di ruang tamu rumah kost," papar Bang Safwan. "Ya sudah. Suruh ke sini aja, Bang!"
Baca selengkapnya
Bab 143
"Yuda ..., kamu ingat aku kan? Aku Mira! Kita dulu saling mencintai." Mira terus memaksa Mas Yuda agar bisa mengingatnya. "Pergi!" tegas Mas Yuda sekali lagi, kemudian suamiku itu beralih menatapku. "Tolong usir perempuan ini. Bikin aku pusing saja!" pinta Mas Yuda. "Baik, Mas. Dengan senang hati," sahutku . "Mira, kamu dengarkan barusan? Sampai kapanpun Mas Yuda tidak akan mengingat masa indahnya bersamamu. Tapi mungkin penghianatan yang telah kamu lakukan padanya yang tak akan bisa dia lupakan. Sekarang pergilah dari rumahku!" "Perempuan sial*n!" umpat Mira dengan wajah merah padam. Sebaiknya aku panggil Bang Safwan saja untuk mengusir Mira. "Ayo bu Mira, silakan keluar! Atau mau saya seret seperti tadi?" Tiba-tiba Bang Safwan sudah muncul dari balik pintu bersama seorang security, kemudian menghampiri wanita gila harta itu. Dengan wajah penuh emosi, Mira melangkah keluar dari rumahku. Kemudian wanita itu pergi melajukan mobilnya. Sungguh drama yang melelahkan. Kasian Mas
Baca selengkapnya
Bab 144
POV YUDA Benarkah wanita yang bernama Salma itu adalah istriku? Entah kenapa sejak tiba di rumah ini, aku merasakan sesuatu yang begitu hangat dan lekat. Rasanya sangat tidak asing berada di sini. Wanita yang bernama Mira itu sepertinya bukan orang baik. Aku merasakan kebencian ketika dirinya mendekatiku. Salma masih terlelap di dadaku. Walau terasa masih canggung. Namun aku merasakan adanya getaran yang tak biasa jika berada di dekatnya. Wanita cantik ini sejak awal di rumah sakit telah menggetarkan hatiku. Namun saat itu aku harus waspada pada setiap orang yang aku temui. Menurut wanita yang pernah menemuiku di rumah sakit, Aku hampir terbunuh. Dia bilang, siapapun bisa menjadi tersangka, termasuk Salma. Namun dari pantauanku, Salma tulus padaku. Jika dia memang membunuhku, sudah sejak di rumah sakit dia bisa lakukan. Sangat mudah untuknya membunuh pria lumpuh sepertiku. "Maaas, kamu sudah bangun?" Salma terjaga. Aku tersentak ketika dia langsung mencium pipiku. "Eh, maaf, ak
Baca selengkapnya
Bab 145
Pov YudaDengan sabar Salma membantuku turun dari ranjang kemudian duduk di kursi roda. Setelah mengenakan hijabnya kembali, Salma membawaku keluar dari kamar menuju ruang tamu. Dua orang pria tampan yang sepertinya usianya tak jauh dariku berdiri menyambut kedatanganku di ruang tamu. Mereka menatapku hangat, seakan kami sudah begitu dekat. "Hai, Yuda! Apa kabar?" sapa pria yang lebih kekar dan agak gondrong. "Hallo, Bro! Jangan kelamaan sakit, dong! Kasian itu istri cantik dianggurin!"celoteh pria tampan di sebelahnya. Pria ini penampilannya sangat modis seperti artis papan atas. "Elkan, jaga bicaramu! Ingatan Mas Yuda masih belum pulih!" bentak Salma pada pria tampan yang dipanggil Elkan itu. "Tenang Salma, kalau Yuda sampai melupakanmu, ya sudah kamu sama aku aja! Kali ini dia pasti tidak akan keberatan." Elkan terkekeh. Dia masih mencoba menggoda Salma. Kenapa aku tak terima jika ada seseorang yang menggodanya? Apa aku cemburu? "Bagaimana kesehatanmu, Yud? Jika kamu ada wa
Baca selengkapnya
Bab 146
Pov Yuda "Bro, kalau kamu masih belum bisa mengingat Salma seutuhnya, tidak apa-apa. Tapi tolong jangan membuatnya terluka. Dia begitu mencintaimu." Elkan nampak serius dengan kata-katanya. "Asal kamu tau, jika Salma tak bertemu kamu lebih dulu? Pasti saat ini dia sudah menjadi istriku." "Apa maksud anda, Tuan Elkan?" sahutku dengan suara meninggi. Entah kenapa aku merasa tak suka melihat kedekatan Elkan dan Salma "Hei, santai, Bro! Aku memang ingin memiliki Salma sejak Almarhum suami pertamanya menitipkan dia padaku. Namun apapun usahaku pasti akan sia-sia. Karena dihatinya hanya ada kamu, Yuda." Penjelasan Elkan membuatku semakin bingung. "Almarhum suaminya?" "Ya, Raihan adalah anak Irsan, suami pertama Salma. Tapi kamu sangat menyayanginya. Irsan dulu kecelakaan dan meninggal saat Salma sedang hamil tua. Irsan menitipkannya padaku. Namun keluarganya menyembunyikanya dariku setelah mereka menerima uang dengan jumlah yang sangat banyak dariku. Dulu mereka memperlakukan Salm
Baca selengkapnya
Bab 147
Pov YudaPantas saja waktu itu banyak yang dia tanyakan. Sementara aku tak bisa mengingat apapun. Hingga aku emosi dibuatnya waktu itu. "Aku pikir wanita itu ada maksud jahat pada Mas Yuda. Sepertinya dia mengikuti kami," sahut Salma. Tiba-tiba saja aku merasa sangat pusing. "Mas Yuda kenapa? Mas Yuda pusing, ya?" Salma sangat cemas melihatku memijit kening dan kepalaku. "Iy-iyaaa, kepalaku rasanya nyeri dan berat."jawabku sambil memejamkan mata, berharap rasa sakit ini berkurang. Namun ternyata sakitnya makin hebat. "Kita ke dokter! Elkan, bantu aku bawa Mas Yuda ke mobil. Rein, tolong siapkan mobil!" Salma terlihat sangat panik. Aura kecemasan nampak jelas dari raut wajahnya. Aku terus memegang kepalaku. Di sekitarku terasa seakan berputar. Perlahan Elkan mendorong kursi rodaku. "Tahan ya, Mas. Aku yakin kamu kuat. Sebentar aku ambil tas ke kamar." Astaga! Salma berlari menuju kamar. Bukankah dia sedang hamil? "Salma ... Salma! Jangan lari! kamu sedang hamil!" Aku berteria
Baca selengkapnya
Bab 148
Pov Mira "Segera bayar hutang-hutangmu! Atau kami akan menjebloskanmu ke penjara." Sial! Para penagih hutang itu datang lagi. Bagaimana ini? Sudah lebih dari tiga bulan aku tak ada pemasukan. Tidak ada kontrak Iklan dan pemotretan. Para Produser lebih memilih para model-model muda ketimbang diriku saat ini. Sementara kebutuhan hidupku terus berjalan. "Aku minta waktu," pintaku gemetar pada tiga orang pria berperawakan seram itu. "Sudah tidak ada waktu lagi. Cepat ayo bayar!" Aku terlonjak mendengar suara menggelegar dari salah satu penagih itu. "Aku mohon beri Aku waktu seminggu lagi." Aku terus memohon. Padahal dalam waktu seminggu pun belum tentu aku bisa mendapatkan uang yang jumlahnya tidak sedikit itu "Kelamaan! Pokoknya tiga hari lagi kami datang. Kalau kamu tidak melunasinya, kami akan langsung seret kamu ke kantor polisi," ancam para penagih itu. Aku tertunduk ketakutan dengan tubuh bergetar. Tak lama kemudian ketiga penagih hutang itu pergi. "Ada apa? Para penagih itu
Baca selengkapnya
Bab 149
Pov MiraAku melajukan mobil membelah jalan raya yang masih padat. Sengaja aku tak memberitahu Rio kemana tujuanku. Dia pun sepertinya tak peduli. Aku harus menyelesaikan masalahku sendiri. Punya suami sama sekaki tak bisa diandalkan. Setelah perjalanan hampir satu jam, akhirnya aku tiba di depan Cafe Blackwhite. Setelah memarkir mobil di halaman depannya yang cukup luas, aku melangkah masuk ke dalam Cafe yang cukup ramai namun tenang. Astaga kenapa aku lupa menanyakan nama orang yang akan aku temui ini? Seperti orang bodoh aku celingukan ke sana ke mari. Mencoba menghubungi nomor tak dikenal tadi, namun masih tidak aktif. Dengan rasa hampir putus asa aku memutuskan untuk duduk di salah satu meja di sudut ruangan. Kemudian mencoba memesan segelas minuman. Sempat terpikir olehku ini hanyalah lelucon. Mungkin saja seseorang ingin mengerjaiku Tiba-tiba seorang wanita bertubuh tinggi dan langsing bagaikan seorang model datang mendekat. Wanita itu memakai kacamata sedikit gelap.
Baca selengkapnya
Bab 150
Kembali Pov Salma [ Tinggalkan Yuda atau tidak akan ada satupun yang pernah bisa memilikinya!] Mataku membola saat membaca sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal. Jantungku berdetak cepat. Napasku memburu tak beraturan. Kecemasan dan ketakutan mulai merajai hati ini. Siapa pengirim pesan misterius ini? Apakah ini Angel? Walau saat ini berada di penjara, wanita itu tetap menjadi ancaman bagi keluargaku. Dari kata-katanya jelas sekali dia hendak mengancamku dan Mas Yuda. Jangan sampai terjadi apa-apa lagi terhadap Mas Yuda. Aku harus bisa menjaganya. Aku harus segera menghubungi Rein. "Ada apa, Salma? Kenapa wajahmu tampak panik?" Mas Yuda yang tadi terlelap disampingku ternyata sudah bangun. "Pesan dari siapa malam-malam begini, hmm?" Perlahan Mas Yuda mencoba untuk bangkit. Sejak rutin melakukan terapi di rumah sakit, Mas Yuda sudah mulai ada kemajuan. Walau masih belum bisa berjalan, tapi suamiku ini sudah bisa melakukan berbagai aktifitas. Syaraf-syaraf yang sebelumnya t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status