Semua Bab Penguasa Dewa Naga : Bab 101 - Bab 110
349 Bab
99. Penetrasi Segala Efek!
Dong Waru, Slamet Kopling dan beberapa master kuat dari kota Araves telah tiba di bekas ledakan Higanbana. Api surgawi sudah padam, menyisakan jarum kristal yang menancap di mana-mana."Bahkan seorang Master Aura di ranah Gambuh!?" Dong Waru mendekati Avav yang sudah menjadi abu, lalu melihat abu pasukan lainnya. "Sisanya di ranah Asmaradana!" Lanjutnya.Mereka hanya bisa menebak-nebak, siapakah yang melakukan serangan yang bahkan mampu membunuh master Aura di ranah Gambuh dalam satu kali serangan. Karena tidak mengenal pemilik jurus itu, mereka menebak mungkin ia adalah master aura dari dunia atas.…Kini Sania dan Komo menyerap racun di pinggir kolam, sedangkan Akara bersantai di atas batu dengan kedua ular raksasa yang menemaninya."Jadi paman Ken yang selalu membuat suara auman itu?" ucapnya mengingat auman naga yang terus terdengar setiap hari."Tentu saja!... Bukan," jelasnya membuat Akara bingung, lalu ia menjelaskan bahwa itu
Baca selengkapnya
100. Baru 3 Gadis
"Paman, semprotkan bisamu!" Akara berteriak sambil mengangkat pedang yang ia tempa. Tanpa bertanya, paman Ken langsung menyemburkan bisanya ke arah pedang yang masih menyala merah itu.Jwoshh…Bisa racunnya terbakar, membuat pedang itu dingin kembali dan muncul pola pada bilahnya. Pola seperti batik yang disebabkan oleh reaksi zat asam pada racun bisa dengan pedang. Akara kemudian membakarnya lagi, lalu menemanya, lalu membakarnya, lalu disembur bisa dan terus berulang dengan tetap memasukkan energi alam. Tidak lama kemudian, muncul hentakan energi dari pedang itu. Energi yang membumbung tinggi hingga menyentuh awan, seperti cahaya lampu yang terang berwarna merah. "Tingkat Kaisar!? Boleh juga kau bocah!" seru Ken."Kaisar sih Kaisar, tapi masih level empat!" seru Akara sambil mengeluarkan sebuah batu giok biru yang telah ia isi api di dalamnya. Ken dan Kyun langsung terkejut begitu melihat batu kecil berwarna biru itu."Darimana kau mendapatkannya!?" "Ini?" ucap Akara sambil menunj
Baca selengkapnya
101. Pil KB Sania!
Ia mengeluarkan dua senjata berupa pedang dan tombak yang masih mengeluarkan asap ungu beracun dari bilahnya. Segera ia selimuti kedua bilah senjata tadi menggunakan es agar asap racun tidak menyebar."Pedang dan tombak King Kobra Ungu dengan tingkat Kaisar level empat. Sesuai namanya, kedua senjata ini dimurnikan menggunakan racun bisa ular King kobra. Tingkatan ularnya tidak perlu ditanyakan, suruh saja seseorang di ranah Asmaradana menghirupnya. Aku jamin akan langsung kehilangan kekuatannya dan tepar tak berdaya," jelas Akara karena memang benar, Lina dan Bram saat itu bahkan tidak bisa menahan racun dari Kai yang tingkatannya jauh di bawah ayahnya (Ken). "Baiklah, akan saya urus." Kak Elena kembali profesional dan mengeluarkan dua kotak yang terbuat dari es untuk mengamankan senjata itu."Oh iya kak, bisa itu dilelang besok? Hari ini di umumkan saja," ujar Akara saat kak Elena ingin keluar dari ruangan."Tentu saja!" jawabnya, lalu mengulurkan tangannya dan muncul segepok uang d
Baca selengkapnya
102. Damai Sebelum Badai!
"Ayo ke kota hutan," ucap Akara membuat Sania langsung memerah padam karena salah sangka. Ia lalu menangkap tangan Akara yang masih di pipinya, lalu menggigitnya."Akhhh. Ampun!" teriak Akara kesakitan, lalu Sania melepaskan gigitannya dan berlari ke arah lingkaran teleportasi di ruangan itu. Akara mengejarnya, namun Sania sudah terlebih dahulu berteleportasi menuju kota hutan Araves. Sania bergegas bersembunyi, menyelinap di kerumunan, berpakaian aneh, dan berbagai hal lainnya, namun Akara selalu bisa menemukannya. Setelah itu Sania membeli dua es krim dan dengan malu-malu diberikan pada Akara. Saat Akara ingin menggodanya, ia langsung menarik tangannya untuk pergi membeli bahan pil. Mereka juga membeli topeng yang menutupi matanya agar tidak lagi mengenakan tudung kepala. Karena tidak memberi kesempatan untuk menggodanya dengan kata-kata, Akara kemudian mencari akal lain. Mencolekkan eskrim pada pipi Sania hingga gadis itu mengejarnya, lalu mendekati tanaman karnivora yang mengejutk
Baca selengkapnya
103. Raja kota Shuyal dan Gnome
Sebuah esensi Angin Surgawi berwarna hijau telah bersemayam di dadanya, memberikan energi yang begitu luar biasa hingga membuatnya seperti itu. Makhluk superior itu masih berdiam di pusat gelombang energi, ia nampak masih menyesuaikan diri dengan esensi yang bergabung dengan tubuhnya.Pegunungan batu Vodor yang bersebelahan langsung dengan samudera itu memiliki ujung yang masuk ke dalam laut dan ada sebuah rongga. Rongga besar yang masuk ke dalam pegunungan, memiliki nama Gnome. Kota yang dikenal sebagai surganya para penempa, kini di atasnya sudah penuh dengan puluhan pasukan. Mereka masing-masing menunggangi seekor Wyvrn, makhluk seperti naga eropa, namun hanya memiliki dua kaki dan ukurannya sebesar Komo. Yog Aren, seorang pria bertubuh besar dan kekar, memimpin pasukan itu setelah gelombang energi melewati kota mereka...Untung saja saat itu Akara bergegas turun, kalau tidak, pasti ia masih terjebak di atas. Pasalnya, altar teleportasi tidak dapat digunaka
Baca selengkapnya
104. Raja Penempa!
"Pasukan kota Shuyal bersiap untuk bergabung dengan pasukan kota Gnome! Bagi master aura lainnya yang ingin bergabung, kami akan sangat berterima kasih!" Raja kota Shuyal lalu melakukan segel tangan, membuat lubang besar pada kubah pelindung. Tidak banyak yang mau bergabung, bahkan pasukan kota saja hanya segelintir yang membuka sayap perinya dan menyusul Raja Bento Besiah. "Siapa juga yang mau bunuh diri melawan monster itu, lebih baik menunggu Kaisar Amerta!" seru salah seorang warga."Walau banyak master aura di ranah abadi, apa mampu melawan monster yang dapat meratakan hutan sejauh ratusan kilometer hanya dengan hentakan energinya saja!?""Makhluk yang seharusnya tidak berada di dunia fana, sama saja dengan menyerankan nyawa padanya!" .."Sangat sedikit sekali yang ikut!" ujar seseorang di dekat Bento Besiah hingga terdengar olehnya."Akan dampak yang telah diperbuat makhluk itu, tidak heran jika mental mereka terganggu," ujar
Baca selengkapnya
105. Terror Naga!
Kini Formasi Penyegelan Gunung Vodor telah terbentuk sepenuhnya. Lonjakan tanah seperti balok telah berbentuk seperti gunung batu yang runcing, mengepung Amphipthere. Sekarang yang terlihat dari makhluk itu hanya tersisa kepalanya yang seperti Naga dan esensi Angin Surgawi di dadanya. "Keempat tetua, pertahankan formasi!" seru Yog Aren, ia kemudian membuat lubang pada kubah pelindung dan masuk ke dalam."Sudah gila!" gumam Bento Besiah. "Kita berjaga saja di sini, bersiap-siap jika ada hal yang tak terduga!" serunya pada para master aura dari kota Shuyal.Yog Aren kini turun tepat di depan dada Amphipthere, menutup sayap perinya, namun masih menyalakan aura ranahnya. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya, menghentakkan energinya, lalu muncul semburan Magma dari tanah di belakangnya. Magmanya tidak seperti milik Salamander yang menyala merah, milik Yog Aren memiliki warna dominan hitam karena sebagian besar membatu. Walaupun membatu, tapi di atasnya
Baca selengkapnya
106. Kombo Dua Raja!
Karena tekanan gravitasi yang disebabkan oleh aura Naga, membuat para master aura terjerembab di tanah. Para penunggang Wyvrn juga tersungkur di atas bintang sihir mirip naga itu, yang masih bisa bertahan hanyalah kedua Raja dan juga tetuanya. Walau begitu, energi mereka terkuras dengan cepat dan memutuskan untuk menutup sayap perinya."Cepat ambil posisi kembali!" teriak tetua pada pasukan penunggang Wyvrn. Mereka segera di posisinya masing-masing, namun para master aura dari kota Shuyal memutuskan untuk kembali. Bento Besiah tidak melarangnya, namun masih menahan beberapa pasukannya. Amphipthere mencoba untuk keluar dari kubah pelindung, ia menabrakkan kepalanya, namun tidak dapat menghancurkan pelindung kuat itu. Setelah itu ia terbang, memutari bagian pinggir kubah beberapa putaran hingga terbangnya semakin cepat. Setelah itu meluncur ke arah terjauh dan menabraknya. Walau pelindung tidak hancur, tapi terguncang dengan hebatnya."Kalian jaga pelindung
Baca selengkapnya
107. Magma+Angin Surgawi
Untung saja ada lonjakan tanah yang diluncurkan oleh Yog Aren, mendorong Amphipthere dan menggagalkan serangannya. Setelah mengambil senjatanya, mereka melesat lagi. Kini bukanlah kejar-kejaran, namun saling melesat antara kedua raja dan Amphipthere. Saling menyerang di udara dengan sangat cepat hingga hanya terlihat beberapa percikan energi dalam satu detik. Cukup lama mereka bertarung hingga kelelahan, namun tidak dengan ular itu. Ia masih terlihat bugar dan hanya beberapa sisiknya yang terlepas."Alihkan pandangannnya! Aku akan menyiapkan Dunia Magma!" seru Yog Aren yang langsung terbang menjauh dan turun."Baiklah!" Bento nampak tenang, menutup sayap perinya, lalu menghentakkan ujung belakang tombak di tanah. Jlenggg!Terjadi getaran, padahal hanya pelan ia hentakkan, lalu disusul oleh keluarnya air dari dalam tanah. Air itu melayang ke udara seperti tetesan kecil, namun segera berkumpul membentuk aliran sungai. Beberapa orang terkejut sekali
Baca selengkapnya
108. Ken Terbakar!
"Buka!" teriaknya saat hampir mencapai ujung kubah dan punggungnya mulai terbakar.Woshhhhhh!!Tornado api memenuhi kubah pelindung, bahkan keluar dari lubang seperti semburan dari mesin roket. Semburan api sejauh ratusan meter, yanng perlahan mulai mengecil dan lenyap karena kubah yang tertutup. Bekas semburan di luar kubah bahkan sampai membakar tanah menjadi magma. Kedua Raja itu ternyata berada di samping semburan, hanya berjarak satu meter saja. Mereka terkapar di tanah dengan pakaian yang bolong-bolong karena terbakar. Mereka semua jadi bergidik ngeri, membayangkan betapa panasnya api itu di dalam kubah. "Yang Mulia!" Dua orang tetua langsung mendekati Raja mereka masing-masing dan membantunya berdiri."Segera pergi dari sini," ucap Lemon, karena Bento Besiah sekarang lebih lemas daripada Yog Aren."Kubah pelindung bisa bertahan dengan energinya sendiri selama beberapa saat, aku tidak bisa mematikan api itu lagi," imbuh Yog Aren."Tapi Yang Mulia! Jika pelindung pecah, kota Shuy
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
35
DMCA.com Protection Status