Semua Bab Menjadi Istri Kedua Mantan Suamiku: Bab 31 - Bab 40
57 Bab
31. Sebulan Sekali
Azhar POVPagi ini aku menemani Tisa untuk menjalani transfusi darah lagi, kali ini dia tak menginap di rumah sakit. Ini merupakan sebuah kemajuan, karena Tisa bahagia sehingga membuatnya sangat sehat, setelah proses transfusi darahnya selesai dia langsung di perbolehkan pulang."Teruslah seperti ini tuan Azhar, semoga anak anda cepat sembuh," ucap Dr. Rian sambil menjabat erat tanganku.Kami kembali ke rumah, ternyata di sana Salsa sudah menungguku. Mita pamitan ke pasar bersama Nabila. Aku dan Salsa duduk di teras sambil berbincang."Kemarin nyonya Alisha datang ke perumahan."Aku terkejut, jantungku berdegup sangat kencang. Ini bukanlah berita yang aku harapkan."Mau apa dia datang ke sana ?""Jangan khawatir tuan, nyonya hanya datang menemani temannya.""Temannya siapa ?" tanyaku penasaran.Akhirnya Salsa menceritakan keributan yang terjadi di kompleks perumahan Griya Permai. Aku menghela nafas lega, walau begitu aku semakin waspada. Untunglah kemarin sore kami sudah pindah ke rum
Baca selengkapnya
32. Papa tahu
Aku tak mengizinkan Mita keluar dari kamar, terlalu candu bagiku untuk terus mencumbunya."Aku akan memasak makanan ke sukaanmu.""Nanti dulu."Aku tak membiarkannya beranjak dari tempat tidur. Kutatap wajah isteri cantikku ini, bukan wajah cantiknya yang membuatku mencintainya, tapi hatinya yang selalu perduli pada orang lain, perhatiannya dan hati yang mudah memaafkan semua kesalahanku. "Nanti malam kita akan melakukannya sampai pagi."Ucapan Mita membuatku tertawa terbahak-bahak, dia berpikir aku menahannya untuk kebutuhan biologisku. Memang ku akui sejak menikah dengannya aku seakan menemukan kembali gairah hidupku, aku terus bersemangat di tempat tidur tanpa kenal lelah. Tetapi bukan hanya itu yang membuat hidupku penuh gairah, tetapi kenyamanan dan kebahagiaan barulah kutemukan sekarang."Kenapa tertawa, tidak lucu tau...!"Mita menepis tanganku lalu bangkit menuju ke kamar mandi. Rasanya aku ingin mengejarnya dan memulai kembali rasa yang muncul tiba-tiba. Tapi kutepis semua r
Baca selengkapnya
33. Papa Tahu 1
Setelah meletakkan cangkir ke atas meja, aku memandangi sekeliling ruangan, aku takut jangan sampai ada yang mendengarkan pembicaraan antara diriku dan ayahku.Siapapun yang akan mendengarkan percakapan kami pasti akan tembus sampai ke telinga Alisha. Dan ini tak boleh di biarkan. Sepanjang jalan menuju ke rumah orang tuaku, aku sudah memikirkan segala konsekwensinya. Tetapi ternyata ayahku sudah mengetahui kebenarannya."Kenapa papa tidak menghubungiku jika sudah tahu kebenarannya ?""Papa tau pasti kau akan datang menemui papa.""Sejak kapan papa mengetahuinya ?""Papa melihatmu mengantar anakmu ke Rumah Sakit."Aku terdiam beberapa saat lamanya. Kutatap wajah ayahku, aku membutuhkan dukungan. Apakah ayahku akan berada di pihakku ?"Namanya Tisa, dia mengidap penyakit Thalasemia," ucapku lirih, air mataku menetes perlahan.Ayahku terkejut dan menatapku tak berkedip, mungkin ia tak menyangka jika cucunya mengalami hal yang sama dengan kakakku.Ayahku tersentak mendengar penuturanku.
Baca selengkapnya
34. Kanker Prostat
Yasir PovSeperti biasa aku akan melakukan chek up di Rumah Sakit untuk penyakit prostat yang pernah ku derita. Aku pernah melakukan operasi beberapa tahun yang lalu sehingga hari ini aku akan melakukan chek up untuk penyakitku itu.Ketika melewati ruang gawat darurat, kulihat Azhar menggandeng tangan Mita dan seorang anak kecil. Jika kuperhatikan wajahnya mirip Azhar. Aku sudah bisa menyimpulkan jika anak itu adalah cucuku.Aku sengaja tak menghampiri mereka, aku yakin Azhar pasti akan memberitahukan hal itu padaku cepat atau lambat. Dan benar saja, dia datang ke rumah untuk memberitahukan hal itu. Tapi aku mencegahnya untuk menceritakan hal itu pada Masyita isteriku. Aku sebenarnya tidak membenci Mita isterinya. Karena kulihat gadis itu wanita yang baik dan dari keturunan baik-baik. Hanya saja kami terlanjur menjodohkan Azhar dengan Alisha puteri tuan Permana dan ibu Sulis. Aku berhutang budi pada mereka, Permana adalah teman sekolahku dulu. Dan kami pernah berjanji untuk menjodohka
Baca selengkapnya
35. Keputusan
Azhar PovAku pulang ke rumah dengan sejuta harapan, Erwin lalu berpamitan pulang. Aku melongok ke kamar Tisa, kulihat dia sedang tidur nyenyak. Akhirnya aku masuk ke dalam kamar.Mita sedang melipat pakaian dan menyusunnya dengan rapi di dalam lemari. Dia menengok saat melihatku masuk."Apa kata mama dan papa?"Aku tak menjawab pertanyaannya, aku membuka kemejaku dan menggantungnya di belakang pintu. Mita mengambil kaus dan celana pendek dari dalam lemari dan menyerahkannya padaku. Setelah memakai pakaian, aku menarik Mita ke atas ranjang."Pintunya belum terkunci."Aku tertawa dan segera berdiri mengunci pintu. Lalu kembali berbaring di sampingnya. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku segera bangun kembali dan meraih ponsel di atas meja rias. Kulihat panggilan dari ibuku, aku menaruh telunjuk di bibir meminta Mita tak bersuara."Halo ma, aku baru saja tiba di kantor," bohongku. Tak mungkin aku mengatakan di rumah. Nanti ibu ku akan menanyakan dimana Alisha."Apa kau tak tahu jika papam
Baca selengkapnya
36. Kejujuran itu Pahit
Alisha PovSebagai isteri pasti bisa merasakan apa yang dilakukan suaminya di luar sana. Aku terus menelpon Azhar namun tak juga dia mengangkat panggilanku. Kegelisahan ini tak bisa di lukiskan. Sudah berapa hari ini dia tak pernah menyentuhku.Aku duduk di depan cermin, wajah ini tidak terlalu buruk namun tak bisa di katakan cantik. Ku akui tubuhku tak seputih gadis-gadis di luar sana. Ayahku berkulit hitam sehingga kulit tubuhku menurun darinya.Enam tahun membina rumah tangga, namun kami tak juga di karuniai anak, Azhar bahkan pernah menemaniku ke dokter, menurut dokter kandunganku baik-baik saja. Atau apakah ada sesuatu yang mereka sembunyikan tentangku ?Tengah memikirkan kebersamaan kami, tiba-tiba Azhar masuk ke dalam kamar. Aku menyambutnya dengan gembira.Dia memeluk dan mengecup keningku. Kedatangan Azhar yang sangat tiba-tiba membuatku sedikit gugup. "Siapkan makan malam untukku."Bahagia rasanya ketika Azhar memintaku menyiapkan makan malam untuknya. Aku langsung berdiri
Baca selengkapnya
37. Terpaksa
Azhar POVSejak keluar dari rumah, aku sudah membulatkan tekad untuk menjelaskan posisiku yang sebenarnya. Jika dibiarkan terus seperti ini maka kekhawatiran Erwin bisa saja terjadi."Aku malam ini kembali ke rumah ya ?" Mita tak mengatakan apapun dan hanya mengangguk. Dia menyadari akan posisinya sebagai isteri kedua, kulihat di wajahnya tergambar senyum kepasrahan. Aku memeluknya erat, jika di tanya maka aku ingin berdua selamanya dengan Mita. Aku tak boleh egois, ada seorang wanita lagi yang sedang menanti ke hadiranku di rumah yang lain. Dengan alasan yang masuk akal aku berpamitan pada Tisa. Anak semata wayangku memelukku erat."Papa cepat pulang ya ?"Aku mencium keningnya dan pergi menuju ke rumah Alisha. Saat aku datang, rumah dalam keadaan sepi, makanya aku langsung masuk begitu saja dan langsung ke kamar. Alisha menyambutku dengan gembira. Aku tahu dia merindukanku namun aku tak bisa membohongi diriku sendiri jika aku tak punya perasaan apapun pada isteri pertamaku ini. P
Baca selengkapnya
38. Perang terbuka
Hari ini aku bangun kesiangan, aku membuka ponselku berharap Mita menanyakan kabarku, tapi nyatanya Erwin yang mengirim pesan jika dia sudah di kantor. Aku buru-buru masuk ke kamar mandi, walau baru semalam aku meninggalkan Mita namun aku sudah merasakan perbedaannya. Bukan karena kecantikan wajahnya tetapi lebih ke hatinya yang sangat baik. Selama berapa malam aku tidur dengan Mita, biasanya dia akan membangunkan aku untuk sholat subuh.. Disini Alisha membiarkan aku tidur kesiangan, dia lebih senang melihatku tertidur dari pada bangun dan pergi meninggalkannya."Aku sudah menyiapkan sarapan di meja makan."Alisha masuk dan mengajakku sarapan, setelah aku mengganti baju, aku mengikuti langkahnya untuk sarapan. Melihat lengkapnya menu makanan di atas meja aku tak perlu bertanya siapa yang memasaknya. Sudah pasti yang masak adalah pembantu di rumah kami dan Alisha hanya membantu menyiapkan di meja saja."Bolehkah aku ikut denganmu ?" pinta Alisha."Untuk apa ?"Aku rnenatap wajah Alish
Baca selengkapnya
39. Berhati-hatilah
Mita POVAku meletakkan ponsel begitu saja di dalam kamar dan langsung pergi memasak di dapur. Aku tak pernah berharap jiķa Azhar menghubungiku Sebagai isteri kedua aku tau diri, di sana isteri pertamanya ĺebih berhak bersamanya di banding diriku."Mita, tuan Azhar memintamu untuķ menghùbunginya."Aku terkejut saat Salsa tiba-tiba nongol di pintu. Jantungku rasanya mau copot, karena Salsa mengatakan itu saat aku sedang menghayal."Iya nanti saja, makasih."Kulihat Salsa hendak mengatakan sesuatu, tapi urung karena Nabila memanggilnya. Aku merasa senang dengan keberadaan Salsa dan Nabila, walau aku sudah mulai mencurigai keberadaan mereka. Sepertinya mereka di bayar Azhar untuk menjaga kami.Aku bergegas masuk ke dalam kamar, ternyata terdapat lima kali panggilan tak terjawab dari Azhar. Aku melihat ke jam yang terpampang di dinding. Azhar sekarang pasti sedang di kantor.Aku menyadari tubuh ini masih bau amis sehingga aku meletakkan kembali ponselku dan masuk ke kamar mandi. Aku meren
Baca selengkapnya
40. Bertemu Mertua
Hati ini merasa sangat deg-degan karena hari ini Azhar akan mengajakku bertemu mertua. Masih terbayang olehku bagaimana penolakan ibu mertua padaku saat itu. Aku meringis membayangkannya, hari inipun aku menyiapkan hatiku untuk menerima penolakan untuk kali kedua, asalkan bukan Tisa yang mengalaminya. Walau bagaimanapun Tisa adalah bagian dari mereka."Aku sudah siap ma," Tisa melongokkan kepalanya di pintu kamar.Aku tersenyum melihatnya yang sudah berdandan dengan cantik. Kutatap Azhar yang saat itu pula melihat ke arah Tisa."Ayo kita pergi," ajaknya sambil menggandeng tanganku. Aku lalu menggandeng Tisa dengan tak lupa berpamitan pada ibu. Kulihat Salsa dan Nabila keluar dari dapur."Kami ikut tapi dengan mobil sendiri," ucap Salsa.Sekilas kulihat Azhar menganggukan kepalanya, hal ini membuatku semakin yakin, jika kehadiran mereka berdua di rumahku bukanlah kebetulan. Aku tak berkata apapun dan hanya ikut naik ke mobil. "Tisa mau ketemu kakek dan nenek ya ?""Iya !" jawabku sam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status