All Chapters of Testpack Milik Siapa di Tas Suamiku?: Chapter 101 - Chapter 110
128 Chapters
101 Suara Jerit Tangis Bayi
Fero tiba di kediaman orang tua Leandra setelah lewat jam makan siang. “Aku pergi dulu ya, Bu?” Leandra berpamitan kepada kedua orang tuanya. “Yah, aku jalan sekarang ya?”“Itu Fero suruh makan dulu, Lea!”“Saya sudah makan siang di rumah, Bu.” Fero memberi tahu sambil mengangkut koper Leandra, sementara Tian berpamitan kepada kedua mertuanya.“Ini kita mau langsung pulang ke rumah, Kak?” tanya Fero kepada Tian yang menyetir.“Iya, memangnya mau ke rumah siapa lagi?”“Aku kira mau ke hotel atau bulan madu.”“Belum ada rencana, yang penting sampai rumah dulu.”Leandra duduk anteng di belakang, kepalanya bersandar sambil melihat pemandangan dari kaca jendela.“Kita di sini dulu semingguan, ya?” ucap Tian ketika mereka tiba di kediaman orang tuanya. “Setelah itu baru kita cari rumah.”Leandra mengangguk.“Rumah ... rumah buat kita tinggali berdua?” “Iya, memangnya siapa lagi? Bisa bertiga, berempat, dan seterusnya kalau nanti kamu siap adopsi anak.”Leandra terdiam, dia se
Read more
102 Rendra Tidak Rela
Seminggu setelah Leandra tinggal di rumah orang tuanya, Tian menepati janji dengan mengajak sang istri untuk mencari rumah yang akan digunakan sebagai tempat tinggal pribadi mereka berdua. “Kamu mau pilih rumah di daerah mana?” tanya Tian ketika dia dan Leandra berkeliling menggunakan mobil. “Rumah yang tidak terlalu jauh dari lokasi mertua, tempat kerja dan rumah Tante Ivana.” Leandra menjawab. “Biar strategis, tapi pasti harganya juga mahal ... Kita patungan saja, Mas! Aku ada tabungan kok, biarpun tidak terlalu banyak.” “Tidak usah kamu pikirkan soal dana,” sahut Tian. “Itu kewajiban aku.” “Tapi ....” “Kalau aku tidak mampu, baru aku minta bantuan kamu.” “Oh, oke kalau begitu.” Leandra sangat terkesan dengan sikap Tian yang begitu mendalami tugasnya sebagai suami yang bertanggung jawab. Meskipun dia tidak keberatan untuk saling membantu termasuk soal uang, tapi dia tidak akan memaksa jika Tian tidak menghendakinya. Hari itu mereka berdua meninjau beberapa lokasi perumahan ya
Read more
103 Kebahagiaan Versi Kita
“Terima kasih sudah datang,” ucap Tian datar cenderung dingin.Rendra balas menjawab tangan Tian dengan tak kalah eratnya.“Kamu tentu sudah yakin saat memilih Lea untuk menjadi istri kamu kan?” “Tentu saja ....”“Bagus, apa kamu juga yakin kalau Lea bisa membuat pernikahan kalian bahagia?” potong Rendra licik.“Apa maksud kamu?” Tian nyaris menguliti Rendra dengan tatapan tajamnya.“Lea ini tidak bisa punya anak, dia divonis mandul sama dokter.” Rendra mempertegas ucapannya. “Aku harap kamu juga sudah tahu tentang ini, jadi kesannya kamu tidak seperti membeli kucing dalam karung.”Ini jelas sudah sangat keterlaluan, Tian bahkan nyaris mematahkan jari jemari Rendra hingga hancur berkeping-keping seandainya Leandra tidak menarik tangannya.“Mas, sudah.” Rendra menoleh dengan cepat ke arah Leandra, mengira kalau sang mantan istri memanggilnya.“Sudah cukup ceramah kamu, Ren?” tanya Leandra dingin ketika Tian melepas tangannya dengan kasar.Ayah dan ibu Leandra muncul dengan
Read more
104 Bulan Madu Bersama Leandra
“Aku mau ke pantai, kita menginap di sana. Setiap pagi dan sore kita bisa jalan-jalan pinggir pantai ...” Leandra sudah membayangkan suasana syahdu yang di dalam pikirannya.“Oke, kita ke pantai.” Tian mengabulkan permintaan sang istri. “Kamu siap-siap sekarang, aku mau kasih tahu ibu.”Leandra mengangguk antusias dan segera menyiapkan baju-baju yang akan dia bawa.“Bu, aku titip kunci rumahku.” Tian mendatangi ibunya di dapur, dilihatnya Fero baru saja selesai sarapan dan sedang menikmati secangkir kopi.“Kamu jadi pergi? Bukan madu ke mana?” tanya Felin ingin tahu.“Lea minta ke pantai,” jawab Tian.“Ke lantai mana, aku boleh ikut nggak, Kak?” sela Fero antusias.Felin menatap anak bungsunya dan menggeleng. “Kakak kamu ini kan mau bulan madu, kamu ngapain ikut?”“Aku nggak akan mengganggu kok, Bu!” elak Fero. “Maksud aku kan baik, biar bisa gantian nyetir kalau Kak Tian capek ... Nanti di sana aku misah sama teman-temanku sendiri.”“Memangnya kamu mau ke pantai mana, siapa
Read more
105 Nezia Mendamba Tian
Leandra dan Tian kembali ke rutinitas kerja mereka setelah momen bulan madu mereka berakhir.“Lea!” Dini memeluknya erat-erat ketika Leandra masuk kerja lagi. “Bagaimana bulan madunya? Meriah?”“Syahdu, Bu!” jawab Leandra dengan suara lirih. “Saya kerja dulu, ya ....”“Kamu tidak usah kerja lagi, Pak Tian pasti akan kasih gaji kamu. Dobel, Lea!” sahut Dini sambil tertawa menggoda. “Ini kan sama saja kantor kamu sendiri, jadi seharusnya saya mulai panggil kamu Bu Bos.”Leandra balas tertawa kecil.“Ibu ini ... saya tetap karyawan,” katanya salah tingkah. “Jadi saya harus tetap melakukan kewajiban saya, Bu.”“Pak Tian pasti bangga sama kamu,” kata Dini ketika Leandra berlalu ke ruangan Tian.Meskipun sudah berganti status menjadi istri, Leandra tetap berhati-hati ketika membersihkan ruangan suaminya. “Lea, ada yang cari kamu!” seru Dini saat menjelang makan siang.“Siapa, Bu?” tanya Leandra sambil celingukan.“Itu, sedang ngobrol sama Pak Ibnu di pos.” Dini memberi tahu.Lea
Read more
106 Kamu Sudah Punya Anak
“Halo, Mas?”“Kamu belum pulang juga jam segini?” tanya Rendra ketika suara Silvi menyambutnya begitu sambungan terhubung.“Belum, Mas ... aku masih harus merapikan kerjaan junior yang menggantikan aku selama cuti kemarin!” Silvi beralasan. “Kamu pulang duluan saja, Mas ... biar bisa gantian jaga Nayra sama ibu kamu, kasihan.”Rendra mengembuskan napas keras.“Ya kalau kamu merasa kasihan sama ibu, buruan pulang sekarang!” suruhnya tegas. “Kerja kok jam segini belum pulang, kamu seharusnya ingat kalau kamu sudah punya anak, Vi!”“Iya, iya, Mas! Namanya juga kerjaan, wajar kan aku masih penyesuaian?” kilah Silvi. “Lagian ibu pasti nggak keberatan jaga Nayra, bukannya dari dulu ibu sangat menginginkan cucu?”Rendra memijat pelipisnya.“Tapi bukan berarti kamu melupakan kewajiban kamu sebagai seorang ibu bagi Nayra,” kata Rendra letih. “Dia butuh kamu sebagai ....”“Mas, aku minta maaf sebelumnya! Tapi aku harus lanjut kerja lagi—aku akan secepatnya pulang kok, Mas! Sampai ketemu
Read more
107 Menguping Pembicaraan Orang
Motor Ibnu masih ada di sana, dan Leandra bersikap seolah-olah dia baru menyadari hal itu.“Lho, ada Pak Ibnu?” ucap Leandra terkejut. Tian menyempurnakan sikap Leandra dengan ikut memasang ekspresi tidak terduga.Alih-alih bertanya sedang apa, Tian lebih memilih untuk mengucap pertanyaan ini.“Sudah lama, Pak?”Ibnu mengangguk antara sungkan dan malu, “Sekitar satu jam yang lalu, Pak.”“Eh, ada kalian datang ... sini masuk!” ajak Ivana tanpa gelagat yang aneh. “Lea, ajak Tian minum di dalam!”Leandra dan Tian mengangguk sopan ke arah Ibnu, kemudian melangkah memasuki ruang tamu.“Sebentar ya, tante mau menyelesaikan urusan sama Pak Ibnu. Lea, kamu bikinkan minum buat Tian ya—anggap rumah sendiri seperti biasa!”“Iya, Tante.” Leandra mengangguk saja meski pikirannya sibuk bertanya-tanya tentang kedatangan Ibnu ker rumah Ivana.“Mikir apa?” tanya Tian yang curiga saat melihat ekspresi wajah istrinya yang tampak serius.“Aku penasaran, ada urusan apa mereka kira-kira?” balas
Read more
108 Milik Orang Lain
Keesokan harinya, Leandra belum juga merasa enakan meskipun demam sudah berangsur-angsur turun.“Kalau kamu masih sakit, lebih baik tidak ikut acara dulu.” Tian menyarankan. “Biar aku yang bicara sama Tante Ivana kalau kamu sakit.”Leandra yang sedang bersandar di bahu Tian, hanya menggeleng tanpa bersuara.“Mau tetap ikut?”Leandra mengangguk.“Kamu masih lemas begini, lebih baik istirahat dulu di rumah.”“Tapi ....”“Kita bisa datang di hari pernikahan Tante Ivana, oke?”Leandra mengangguk lemah. Sudah beberapa kali Tian membujuknya untuk periksa ke dokter, tapi dia menolaknya dan lebih memilih untuk beristirahat di rumah.“Mas? Kamu tidak datang ke acara lamarannya Tante Ivana?” tanya Leandra lirih ketika dia terbangun dari tidur. “Sudah jam berapa ini?”“Jam setengah sepuluh,” jawab Tian sambil menonton televisi. “Kamu belum makan dari tadi, makan dulu yuk?”“Malam-malam begini makan?”“Memangnya kenapa?”“Nanti badanku melar, Mas.”“Kan tidak setiap hari, aku juga b
Read more
109 Harus Aku Sampaikan
Leandra menikmati pesta pernikahan Ivana yang berlangsung sederhana, tetapi penuh makna.“Tante Ivana cantik banget ya, Bu?” komentar Leandra dengan wajah berseri-seri.“Iya, ibu saja saja sempat pangling tadi saat menyusul tante kamu di belakang!”Ketika hidangan disajikan, Leandra menolak nasi khusus untuknya.“Kamu tidak makan nasi?” tanya Tian heran ketika melihat Leandra hanya minum teh dan snack.“Tidak, Mas. Kamu saja,” jawab Leandra sementara tamu yang lain asyik menikmati hidangan.“Kamu kan baru sembuh, makan itu harus tetap dijaga.” Tian menyodorkan piringnya. “Ini buat kamu saja.”“Tidak usah, Mas. Aku tidak lapar,” tolak Leandra sambil sedikit menjauhkan kepalanya. “Daripada aku paksa makan, tapi tidak habis kan malah jadi mubazir ... aku juga sudah makan roti tadi sama minum teh.”Tian tidak lagi memaksa. Baginya yang penting perut Leandra tidak kosong sama sekali.Ketika acara berakhir, Leandra merasakan perutnya mulai melilit.“Mas, habis ini beli buah yuk?”
Read more
110 Vonis Dokter Sebelumnya
“Iya, Bu. Takutnya aku kena sakit maag nanti,” angguk Leandra.“Tian, titip Lea. Jangan kasih obat sembarangan,” pesan ibu mertua ketika akan pulang. “Jangan lupa kasih kabar kalau ada apa-apa,” timpal ayah Leandra.“Iya, Bu. Hati-hati pulangku, Yah.” Tian mengangguk dan menunggu hingga taksi yang ditumpangi kedua mertuanya berlalu pergi meninggalkan rumah. Di kamar, Leandra mengoleskan minyak kayu putih ke perut dan lehernya. Harum minyak kayu putih menguar hingga ke seantero kamar.“Minyak siapa ini, tumpah?” komentar Tian ketika dia masuk kamar dan hidungnya langsung dipenuhi aroma minyak kayu putih.“Tidak ada yang tumpah, aku pakainya kebanyakan!” Leandra nyengir. “Aku suka wanginya, Mas. Enak ....”Tian memegang tengkuknya, seraya berpikir keras apakah perubahan-perubahan ini sudah cukup menjadikan pertanda kalau Leandra memang sedang hamil?“Makan nasi, yuk? Tadi di kondangan, kamu tidak mau makan.” Tian membujuk.“Tidak lapar, dari kemarin perutku kram. Mungkin aku
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status