Semua Bab (Bukan) Menikahi Suamimu: Bab 11 - Bab 20
32 Bab
11. Tak Tidur Terpisah
Seketika Lakshmi terdiam kaku, bahkan aliran darahnya seakan ikut terhenti begitu juga napasnya. Benda kenyal yang terasa dingin tengah menghisap bibirnya kuat dan tergesa-gesa. Demi Tuhan. Darius tengah menciumnya lagi sekarang! Namun, rasa mual menyerang perutnya saat ingatannya berputar di malam kemarin. Malam saat Darius memasuki kamarnya. “Le--pashh!” Suara Lakshmi tersendat-sendat selagi tangannya mendorong kuat Darius agar melepaskan pagutannya. Darius membuka matanya, irisnya gelap. Namun, ia bisa menguasai emosinya saat itu. Melihat Lakshmi yang menatapnya penuh benci dengan segala emosi yang dirasakan sekaligus juga bagaimana dirinya yang tak kuasa untuk menahan diri. Dia mencoba tenang walau bibir itu kini menjadi candu baginya, rasanya bak zat adiksi yang ikut membuainya dan membuatnya melayang nyaman. “Kau--sialan!” maki Lakshmi yang segera berbalik, keluar kamar. Bruk! Lakshmi sekuat tenaga membanting pintu kamar itu. Napasnya terengah-engah, masih dengan tangan
Baca selengkapnya
12. Kualat
Darius baru saja terbangun dari tidurnya, dia melihat ke sisi kirinya. Ranjang itu sudah kosong. Dia hanya berbaring sendirian. Sontak dia panik. Segera saja dia bangun, mencari keberadaan istrinya. Takut kalau-kalau Lakshmi malah kabur karena terbangun dengan kondisi sekamar dengan sang suami. Langkah kakinya bahkan terdengar nyaring saat menuruni tangga. “Mbok! Mbok!” teriak Darius, berusaha mencari sang ART. Dia menuju ke dapur, karena panik bahkan kepalanya tak bisa berpikir dengan benar. “Mbok, tadi apa pintu terbuka?” Lina yang terkejut mendengar suara menggelegar milik Darius buru-buru keluar dari dapur. Sementara Lakshmi hanya berusaha memotong sayuran dengan pandangan terus menunduk. Bahkan dadanya benar-benar bergemuruh hebat, memikirkan kalau semalam dirinya kecolongan. “Ada apa, Den? Kok pagi-pagi malah teriak-teriak begitu?” Darius buru-buru menghampiri Lina, “tadi pagi pintu utama terbuka?” Lina menggeleng, terkekeh, “aduh, hehe. Den, mana ada pintu kebuka? Den
Baca selengkapnya
13. Perkara Panggilan Mas
Darius mengernyit heran, dia menyadari kalau Lakshmi terlalu lama berada di dalam kamar mandi. Tok tok tok. Sengaja dia mengetuk pintu kamar mandi. “Lakshmi, kenapa lama sekali? Aku perlu mandi,” ucapnya. Lakshmi yang tengah bingung pun terkejut. “Ah, ya … ya, saya sudah selesai!” “Kalau begitu cepatlah keluar,” pinta Darius tak sabaran. Dia sendiri memang dikejar waktu saat ini. Dia harus pergi bekerja. Lakshmi bingung, dia tak punya handuk dan bajunya basah! Astaga … apa yang harus dia lakukan sekarang?! “Euhm … kamu … tunggu luar dulu!” teriak Lakshmi. Darius mengernyit, heran tentu saja. “Kenapa harus? Aku harus mandi, Lakshmi. Semua peralatan mandiku di dalam sana.” Lakshmi semakin merasa panas mendengarnya. Memikirkan kalau dirinya benar-benar melakukan hal bodoh tadi. Dia tak pernah tahu bagaimana rumah mewah yang ditempatinya mampu melakukan perponcoan padanya hanya karena dia baru saja tinggal di sini. “Ba … baju saya basah!” Darius terdiam mendengarnya. Dia masih
Baca selengkapnya
14. Masih Asing
Lakshmi bingung, apa yang harus dilakukannya selama berada di rumah Darius. Dia bahkan sama sekali tak memiliki kegiatan berarti.Apa dirinya disebut menumpang hidup saja saat hanya melakukan makan, tidur dan sembahyang? Bahkan Si Mbok sama sekali tak membolehkannya memegang sapu.Tapi … itu lebih baik daripada dirinya harus melihat wajah Darius seharian. Yang ada dia malah semakin kesal kalau sampai melihat pria itu di rumah.“Non, kok diam saja?” Si Mbok yang memang selalu berada di rumah pun melihat Lakshmi yang tengah bengong walau televisi di depannya menyala.Lakshmi terkejut, dia meringis saat tahu Si Mbok sudah duduk di sampingnya.“Tidak Mbok, saya hanya … bingung.”“Loh, bingung kenapa?”“Tidak ada kegiatan, hehe.”Si Mbok hanya ber-oh ria saja mendengarnya. Tapi … dia pun teringat akan ucapan Darius mengenai libur semester.“Non … pasti masih kuliah ya?”Pertanyaan itu malah membuat Lakshmi semakin diam. Bingung ingin menjawab apa.“Memang sih, libur semester tuh pasti lama
Baca selengkapnya
15. Menjadi Nona Muda
Benar saja, Lakshmi menjadi bebas untuk beberapa hari. Dimulai dengan dirinya yang mengikuti saran Si Mbok untuk kursus memasak secara gratis.“Non, ini ongkosnya.” Si Mbok terburu-buru memberikan beberapa uang lembaran merah dengan nominal tertinggi.Lakshmi terpekur, dia memandangi Si Mbok dengan bingung. “Ini apa Mbok?” tanyanya.“Loh, ini loh Non. Sebenarnya pas kemarin Mbok bilang sama Aden, kalau Non mau ikut kursus. Dia minta Mbok berikan uang saku Non. Katanya dia lupa buat kasih ATM sama Non karena buru-buru kerja,” tutur Si Mbok masih dengan tersenyum ramah.Lakshmi semakin terkejut mendengarnya. “Tapi Mbok … ongkosnya tidak sebanyak itu.”Dia bahkan terkejut karena Darius memberinya uang saku. Kenapa juga? Apa karena status mereka suami istri? Atau karena Darius kaya raya?“Loh, ini mah wajar. Aden bilang segitu, ya berarti itu untuk Non. Sudah, nih. Cepat ambil.” Bahkan Si Mbok memaksakan lembaran uang kertas itu ke dalam genggaman tangan Lakshmi.Lakshmi masih membeku beb
Baca selengkapnya
16. Kepulangan Darius
“Mbok, aku pergi ya?” pamit Lakshmi dengan terburu-buru memakai sepatunya.Si Mbok pun tergopoh-gopoh menyongsong gadis muda itu. “Non, tunggu, ini uang sakunya,” teriaknya dari dalam rumah.Lakshmi terperanjat mendengarnya. Dia mencoba menghitung sudah berapa kali dirinya mendapatkan uang saku?Wanita bertubuh gempal itu pun tersenyum sambil menyodorkan beberapa lembar uang ke tangan Lakshmi.“Ini Non.”Lakshmi tak segera menerimanya, “tapi Mbok, ini uang jajan aku masih banyak kok. Kenapa Mbok kasih setiap hari?” tanyanya merasa segan.“Loh? Ya memang sudah begitu. Aden sendiri kok yang bilang kamu dapat uang saku, kan dia belum sempat tanya rekening kamu jadinya belum bisa langsung transfer. Sudah sudah, cepat sana pergi. Ini uangnya.” Si Mbok pun segera meletakkan paksa uang itu ke dalam genggaman Lakshmi.Lakshmi yang tadinya ingin menjawab pun sudah dipanggil oleh Parjo untuk segera berangkat pun segera menyongsong ke mobil.Pikirannya semakin berlarian, memikirkan kemungkinan-k
Baca selengkapnya
17. Tak Bisa Menghindar!
Sontak Lakshmi terbangun dari duduknya, matanya terbelalak saat melihat wajah Darius yang garang. Bukankah pria itu memerintahkannya untuk masuk ke kamar?“Saya sudah masuk ke kamar,” jawab Lakshmi berusaha cuek dan berusaha agar tatapan tajam Darius tak mengintimidasi dirinya.Tapi tetap saja, aura kemarahan sampai menusuk ke sumsum tulangnya saat ini.Kakinya memaku tak bisa dia gerakkan dan matanya menatap waspada, firasatnya berkata kalau saat ini dia akan mendapatkan masalah besar.“Kamar kita, Lakshmi. Bukan di sini!” sentak Darius yang semakin kesal dengan respon sang istri.“Saya tidak merasa memiliki kamar, itu kamar anda.”Lihat bukan?Darius merasa semakin berang, benar-benar dia kehilangan kesabaran karena gadis itu.Dia yang baru saja tiba ke rumah harus dibuat terkejut dengan ketiadaan Lakshmi di rumah. Berharap melihat gadis itu berada di dapur dengan bercengkerama dengan Si Mbok seperti pagi itu. Tapi yang didapatinya, rumahnya kosong dan hanya ada Si Mbok seorang.“Ti
Baca selengkapnya
18. Hal Mengejutkan dari Darius
Lakshmi bahkan melangkah dengan enggan, sengaja memelankan tempo jalannya. Tapi begitu tiba di lantai dua, Darius sudah menunggunya dengan bersandar di tembok sambil melipat tangannya dan memandangi istrinya dengan intens.“Berapa lama lagi aku harus menunggu?” sindirnya.Lakshmi menghembuskan napasnya kasar, ingin sekali rasanya memaki pria itu. Tapi pada akhirnya dia hanya melirik tajam dan diam membisu.“Masuklah,” perintah Darius begitu pria itu membuka pintu ruang kerjanya.Lakshmi sangat enggan untuk berduaan bersama Darius. Entah kenapa dia malah benar-benar tak siap jika harus berbicara empat mata. Tak kan pernah ada hasil yang baik di antara pembicaraan mereka.Dia menyeret kakinya, melangkah dengan berat hati untuk masuk ke ruang kerja pria itu.Dadanya bergemuruh begitu Darius menutup pintu. Lakshmi semakin waspada saat dia sudah berada di ruangan itu.Darius sendiri masih belum mengucapkan apa-apa selain duduk di kursi sambil menyalakan PC personal yang sudah ditata di ata
Baca selengkapnya
19. Memborong Pakaian
“Apa yang kamu inginkan?” tanya Darius begitu mereka memasuki salah satu mall mewah yang ada di ibu kota.Lakshmi bahkan sedari tadi menganga, sempat dia enggan untuk keluar dari mobil saat melihat bagaimana wallet parkir saja begitu mewah.Lakshmi masih diam saja, membeku sambil menatap kagum dinding kaca yang menampilkan banyak manekin dengan pakaian yang indah.Melihat Lakshmi yang tak bergerak sama sekali, Darius segera mengulurkan tangannya. Menjangkau pergelangan tangan gadis itu dan menariknya pelan.“Ayo masuk,” ucapnya lembut.“Eh?” Lakshmi tak bisa berkata apa pun selain kakinya yang mengikuti langkah Darius memasuki salah satu outlet pakaian dengan brand ternama dan khusus untuk pakaian wanita saja.“Pilih yang kamu mau,” perintah Darius.Pria itu membiarkan Lakshmi melihat-lihat, sementara dirinya malah duduk dan memperhatikan bagaimana Lakshmi akan memilih pakaiannya.Tapi Lakshmi lagi-lagi terbengong-bengong dengan banyaknya pakaian di sana. Matanya melotot saat melihat
Baca selengkapnya
20. Accident At Dinner
Lagi-lagi Lakshmi dibuat ternganga begitu mereka tiba di depan restoran fine dining. Dimulai dengan bagaimana area luar yang nampak mewah dan berkelas, tentu dia tahu kalau tempat itu bukan untuk orang sembarangan.Spontan tangannya mencengkeram lengan Darius, merasa gugup ketika seorang staf restoran yang berdiri di depan mereka tersenyum dan menyambut hangat.“Halo, Mr and Mrs. Do you already have a reservation?” tanya pria dengan pakaian berjas hitam dan mengenakan sarung tangan putih itu.Lakshmi bisa melihat penampilannya yang rapi bak eksekutif dengan jas, dasi dan sepatu serba hitam.Astaga, tempat apa ini sebenarnya?Lidahnya kelu bukan main menyaksikan kemewahan di depan mata. Sementara Darius terlihat begitu biasa saja, memang pria itu sudah terlalu biasa berada di tempat para kalangan elit.“Belum, apa kami bisa memesan tanpa reservasi?” Darius sendiri menjawab jujur, karena ini adalah acara mendadak.Selagi Lakshmita tengah bersikap padanya dan menurut, dia harus menggunak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status