Semua Bab Istri Kedua dr.Darish: Bab 11 - Bab 20
26 Bab
Bab 11: I Love You
Darish dan Jeremi sedang nongkrok di tempat kafe biasa. Mereka memesan dua cangkir kopi sambil menikmati hawa dingin di pesisir pantai hingga terdengar suara ombak yang begitu besar. “Aku lelah, bro. Dia menguntitku ke kafe, bawa Azka lagi.” Ia mengeluh pada Jeremi akan kekesalannya terhadap Larissa.“Ah, masak sih? Mungkin, dia memang lagi makan di situ dengan Azka. Kau nggak boleh berburuk sangka dengan istri sendiri," kata Jeremi.“Awalnya aku pikir begitu. Tapi, ternyata enggak. Dia sendiri yang bilang, dia pergi ke klinik dan mengikutiku ke sana,” jelas Darish.“Mungkin dia salah paham, sebab kau pergi dengan Megan. Dia tahu nggak, kalau Megan itu asisten kau?” tanya Jeremi.“Ya ... kayaknya dia nggak tahu Megan itu asistenku." Darish mulai merasa itu penyebabnya Larissa mengikutinya. “Nah, kau. Dia itu cemburu, bro. Wanita mana sih yang nggak cemburu lihat suaminya bersama wanita lain? Apa lagi Larissa. Dia nggak tahu seluk beluk kehidupan kau itu. Pernah kau jujur sama dia? S
Baca selengkapnya
Bab 12: Cuek, Tapi Perhatian
"Assalamualaikum! Larissa!" teriak Darish mengucap salam dan memanggil nama Larissa yang berdiri di depan pintu rumah bersama Azka. Larissa dan Bu Anita saling menatap saat mendengar suara Darish. "Itu, sepertinya suara Darish. Coba kamu lihat dulu," suruh Bu Anita.Larissa pin langsung berdiri dari tempat duduknya dan bergegas menuju ke ruang depan. "Waalaikum salam!" jawab Larissa berjalan ke arah pintu. Ia membuka pintu dan melihat Darish dengan Azka. "Abang, Azka.""Apa yang kau lakukan? Kenapa kau kabur begitu saja dan meninggalkan surat sampah ini untukku?" tanya Darish terlihat sangat marah seraya menunjukkan surat itu kepada Larissa. Larissa mengerutkan keningnya karena heran melihat sikap suami yang tiba-tiba emosi. "Siapa yang kabur? Rissa cuma pulang ke rumah mama karena Papa lagi sakit. Rissa tidak tega mengganggu waktu tidur Abang dan Azka. Sebab itulah, Rissa tulis surat," jelas Larissa. "Tapi ...,""Larissa! Darish! Ayo cepat ke sini! Papa kamu pingsan!" teriak Bu An
Baca selengkapnya
Bab 13 : Harus Disingkirkan
“Bibi, ayu ingin naik jungkat-jungkit itu!” tunjuk seorang anak perempuan yang digandeng Megan. Megan dan keponakannya bernama Ayu, mengunjungi taman kanak-kanak yang juga dikunjungi Darish dan Larissa. Apakah mereka akan saling bertemu secara kebetulan. Sepertinya akan terjadi!“Oke, kita ke sana sekarang," kata Megan segera menuju ke arah taman tersebut. Saat Megan mulai mendekat, ia malah melihat Dokter Darish bersama Azka sedang menaiki permainan itu. “Eh, itu kayaknya Dokter Darish dan Azka," lirihnya dalam hati. Darish dan Azka saling mengerakkan jungkat-jungkit itu ke bawah dan ke atas. "Papa aku terbang!" teriak Azka berada di posisi atas. "Dokter Darish!" panggil Megan sudah berdiri berdekatan dengan permainan jungkat-jungkit tersebut. Darish menoleh ke arah samping kanan dan segera menghentikan permainan jungkat-jungkit tersebut dengan hati-hati agar Azka berada di posisi bawah dengan aman. "Megan," balas sapaan Darish agak kaget. setelah Larissa membayar jajanan telur
Baca selengkapnya
Bab 14: Kamu Tetap Menjaganya
‘Wiu wiu wiu ...!’ Bunyi sirine mobil Ambulans yang membawa Pak Hasballah ke rumah sakit. Darish menemani ayah mertua sepanjang perjalanan menuju ke sana. Sesampai di rumah sakit, Darish bergegas turun dari mobil dan memanggil perawat lainnya untuk membantunya menurunkan Pak Hasballah dari dalam mobil yang terbaring di atas ranjang. Dua perawat itu pun bergegas lari untuk segera menurunkan pasien. Lalu, Darish dan dua perawat itu mendorong Pak Hasballah melalui lorong rumah sakit menuju IGD.*** Jeremi yang tak sengaja menabrak seseorang bergegas turun dari mobil. Ia mendekati wanita yang ditabraknya itu yang sudah terjatuh ke jalan tepat di depan mobilnya."Maaf. Apakah Anda terluka?" tanya Jeremi khawatir saat melihat wanita itu menunduk sambil memegang kaki kirinya.Ulfa menaikkan pandangannya dan menatap Jeremi dengan tatapan kaget. "Kamu?" Jeremi mengerutkan keningnya. "Ulfa? Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Jeremi ikut terkejut melihat Ulfa. Ia pun langsung berjongkok di
Baca selengkapnya
Bab 15: Doa Yang Terbaik
Tiga puluh menit sebelumnya tepat pukul 22:00 malam, acara ulang tahun Keyla, keponakan Jeremi, berlangsung sempurna dan sukses. Ulfa dan Indah ikut menikmati acara itu karena Bu Syela menyuruh mereka untuk tetap tinggal sampai acara selesai. Banyak sekali tamu dari kalangan pejabat dan selegram Aceh yang ikut menghadiri pesta ulang tahun anak pertama perempuan Pak Saharja Rusli dan Bu Syela. Seorang pria paruh baya bertubuh tinggi dan besar yang sudah menjabat sebagai walikota banda aceh selama dua tahun.Pak Saharja berada di depan para tetamu membawakan beberapa kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu yang hadir. Ia terlihat begitu gagah dengan didampingi dua bidadari dalam hidupny yaitu Bu Syela dan anaknya Keyla. Ia tak henti bersyukur juga berterima kasih kepada mereka. Di sisi lain, Jeremi terus menggandeng lengan kanan Ulfa yang berdiri di baris paling depan dan berhadapan dengan Bu Syela. Jeremi menatap kakaknya sambil mengedipkan mata. Dan, Bu Syela memb
Baca selengkapnya
Bab 16: Selalu Bersamanya
Darish melepas tangan Larissa dan bergegas bangun dari tidurnya. Ia menurunkan kedua kakinya dari ranjang dan mengenakan sandalnya untuk segera pergi menghindari sang istri.Larissa bergegas bangun dan menghalangi sang suami saat hendak pergi. “Abang mau kemana?” tanya Larissa melentangkan kedua tangannya di depan Darish.Darish mengerutkan keningnya. “Aku mau ke toilet. Ke toilet pun harus ikut juga?” tanya Darish dengan nada kesal.Larissa mengganguk sambil tersenyum. “Kita mandi bareng,” kata Larissa tak tanggung-tanggung menggoda sang suami.“Jangan gila!” potong Darish menatap sang istri tajam.Sontak memajukan bibirnya dengan manja. “Oke.”Darish bergegas pergi memasuki toilet dan membanting pintu dengan keras. “Gila,” ulang Darish menghela napas berat hingga wajahnya memerah.Larissa tertawa kecil setelah puas mengerjai sang suami. “Sok jual mahal.”Larissa membiarkan suaminya membersihkan diri terlebih dahulu dan melanjutkan tugasnya dengan merapikan tempat tidur. Setelah mera
Baca selengkapnya
Bab 17: Saling Memberi Kenyamanan
Tibalah waktu senja dan di klinik Harapan Kita sudah tidak ada lagi pasien yang berdatangan karena waktu praktek sudah ditutup. Husna dan Afifah bergegas menyelesaikan pekerjaan mereka dan akan segera pergi meninggalkan klinik. Mereka serentak berdiri dari tempat duduk setelah mematikan layar komputer di meja mereka masing-masing. Kemudian, merapikan dan menyusun berkas yang berserakan. “Eh, Fah. Kok Dokter dan Ibu belum keluar-keluar dari ruangan, ya? Apa mungkin mereka sedang ketiduran?” tanya Husna seraya mengambil tasnya di atas meja. “Mungkin. Coba kamu cek dulu,” suruh Afifah juga mengambil tas dan ponselnya di atas meja. “Nggak berani aku. Sekarang, Dokter Darish sudah punya istri. Kita nggak bisa masuk sembarangan ke ruangannya,” kata Husna.Afifah menghela napas. “Aku juga nggak berani masuk ...," “Sudah-sudah. Cepat masuk,” potong Husna mendorong punggung Afifah ke arah ruangan Dokter Darish. Afifah memutuskan untuk pergi memeriksa Dokter Darish di ruangannya. Padahal Af
Baca selengkapnya
Bab 18: Aku Hamil
Di pagi hari yang begitu cerah, Larissa dan Bu Fatimah sedang menyiapkan sarapan bersama. Bu Fatimah sibuk memasak nasi goreng putih kampung kesukaan Darish dan Azka. Sedangkan Larissa membantu mengupas buah apel sambil berdiri di dekat wastafel. Bu Fatimah mematikan kompor gas saat nasi sudah masak. “Rissa, bisa tolong ambilkan baskom di lemari kaca itu,” tunjuk Bu Fatimah ke lemari kaca di samping kirinya. “Boleh, Bu.” Larisaa menaruh apel dan pisau di atas piring. Lalu, ia segera membuka lemari kaca tersebut. Setelah lemarinya terbuka, ia malah mencium bau ikan goreng yang disimpan Bu Fatimah di dalam lemari itu. Perutnya mulai merasakan mual dan terus menutup pintu lemari itu lagi. “Wuaak!” Ia menepuk dadanya untuk menghilangkan rasa mual sambil menelan air ludah. “Rissa, kamu kenapa?” tanya Bu Fatimah agak kaget dan mendekatinya. “Rissa nggak tahan dengan bau ikan goreng ini, Bu. Bau minyak goreng, Rissa nggak tahan," kata Rissa yang sudah menutup mulut dan hidungnya dengan
Baca selengkapnya
Bab 19: Gelisah
Jeremi berdiri mematung di depan gedung rumah sakit dengan raut wajah yang gelisah, setelah mengetahui kehamilan sang istri yang belum terpikirkan olehnya. Ia bahkan tak menyangka kalau kejadian malam itu membuat Larissa hamil begitu cepat. Hatinya terus merasakan keresahan yang membuat dirinya terus menghela napas. 'Tidak, Darish. Fokus. Sebentar lagi kamu akan melakukan operasi yang sangat penting,' lirihnya dalam hati. Kemudian, ia melangkahkan kakinya untuk memasuki gedung rumah sakit. Apapun yang akan terjadi, ia harus menyelesaikan pekerjaannya lebih dulu sebagai seorang dokter. *** Larissa, Bu Fatimah dan Azka sudah sampai di rumah Bu Anita. Bu Anita dan Pak Hasballah begitu gembira menyambut kedatangan anak, cucu, dan besannya itu ke rumah. Apalagi Azka yang sudah lama tidak bertemu pak Hasballah karena ia bersama Bu Fatimah selama dua minggu terakhir ini. Azka diajak Bu Fatimah berlibur ke kampung halamannya ke Aceh Tengah, Takengon, karena ada kenduri saudara. Jadi, Bu F
Baca selengkapnya
Bab 20: Duduk Sendirian dan Menangis
Larissa pergi dengan hati yang begitu sedih. Apalagi ia sedang hamil, perasaannya yang mulai sensitif membuatnya terus berpikir kalau Darish tidak akan menerima anak dalam kandungannya itu. Untuk menenangkan pikirannya yang kacau, Larissa berjalan menuju taman di dekat rumahnya saat langkahnya sudah lelah. Ia duduk di atas kursi besi yang menghadap ke arah sungai. Tatapannya sangat sayu dan tubuhnya terlihat lesu. "Ya Allah! Aku sungguh mencintai, suamiku. Tapi, kenapa dia tidak mencintaiku?" Ia mengajukan pertanyaan itu kepada Sang Pencipta sambil menangis. Ia mengutarakan perasaannya kepada Yang Di Atas untuk meminta petunjukNya. Ia sadar, ia menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak memiliki hati untuknya. Saat-saat Larissa meratapi kesedihannya sendirian, tiba-tiba Megan muncul di taman itu bersama Ayu. Namun, ia hanya memerhatikan Larissa dari jarak jauh dan Larissa tidak melihatnya. Ia mulai merasa kalau Larissa sedang ada masalah dengan Darish.Megan langsung terseny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status