All Chapters of You're MINE: Chapter 11 - Chapter 20
55 Chapters
bab 10 : my child - 2
"Paman?" Abiyasa membeo menirukan kata terakhir cucunya. Dahinya yang telah dihiasi banyak kerutan semakin mengerut dalam mendengar panggilan Axel pada Daniel—yang merupakan ayah kandungnya. Ia sedikit heran, namun merasa lega di saat yang bersamaan.Sedangkan Daniel terlihat mengurai pelukan putranya perlahan, lantas menatap mata biru cerah yang sewarna dengan miliknya; mencoba memberi pria kecilnya pengertian. "Sayang, Paman ada sedikit urusan dengan Kakek, sebentar saja. Axel menurut sama suster dulu, ya? Nanti kita bermain lagi setelah ini.""Plomise?" mata besar nan berkilau Axel menatap polos pada mata biru sang ayah, terdapat begitu besar harapan yang terlihat pada iris indahnya.Tentu Daniel membalas tatapan putranya dengan senyum menenangkan miliknya. "Tentu, seorang pria harus menepati janjinya."Setelah itu, kepala pirang Axel terlihat mengangguk pelan. Ah, sepertinya Daniel telah berhasil membujuk pria kecilnya. Dan hal tersebut kembali berhasil memancing keterkejutan Abiy
Read more
bab 11 : her secret - 1
Langkah kaki yang awalnya berayun cepat, seketika terhenti. Mata indah itu membelalak, pula jantungnya kembali berdegup kencang kala atensinya menangkap presensi sang mantan kekasih, membuat tangan kanan halusnya secara otomatis terangkat menyentuh dada kiri. Kemeja slimfit berwarna hitam dengan lengan yang tergulung asal masihlah melekat pas pada tubuh atletis si pria pirang; masih pakaian yang sama yang Daniel kenakan semalam, Kinara masih mengingatnya. Yang artinya, pria itu benar-benar menginap di rumahnya.Sungguh, ia takut jika praduganya benar terjadi. Ia takut jika Daniel benar-benar berniat mengambil Axel dari sisinya, persis seperti apa yang ia pikirkan ketika baru saja terjaga. Apalagi ketika ia melihat sosok yang demikian tinggi itu telah berada tepat di depan pintu kamar putranya, tangan kanan berotot itu telah siap membuka gagang pintu di depannya."K-kau ... di sini?" pertanyaan dengan nada begitu lirih mengalun begitu saja dari kedua belah bibir bergetar Kinara, membua
Read more
bab 12 : her secret - 2
"Nanti akan paman belikan satu yang paling bagus untuk Axel." "Yeayyy~" Seketika Axel berteriak riang mendengarnya, berbanding terbalik dengan raut penuh duka sang ibunda. Entahlah, melihat Axel begitu bersuka cita dengan apa yang dilakukan oleh ayah biologisnya, membuat Kinara semakin takut saja. Ia takut jika Axel akan direnggut dengan mudah dari sisinya. Dan ia tak akan pernah siap jika hal itu benar menjadi nyata."Baiklah ... sepertinya Paman harus pulang sekarang." Ucapan Daniel yang tiba-tiba membuat wanita itu kembali memusatkan atensi pada pemilik surai bak arunika. Pria itu terlihat mendudukkan Axel pada karpet tebal yang mereka duduki, lantas bangkit berdiri."Puyang?" dan yang tak Kinara duga, raut ceria Axel hilang seketika setelahnya. Bahkan kedua netra biru itu tampak berkaca ketika menatap wajah ayahnya, seolah tak mengizinkan pria blasteran itu meninggalkan dirinya.Melihat hal tersebut tentu saja Kinara segera mengambil peran. Ia lantas meraih tubuh kecil Axel ke d
Read more
bab 13 : that woman - 1
Kantor Dakṣa cabang Indonesia sudah menunjukkan kebisingan meskipun mentari baru saja tampak lebih tinggi menghiasi cakrawala pagi. Setiap orang berbisik membicarakan suatu hal yang sepertinya begitu menarik, terutama para kaum hawa. Hal yang menjadi perbincangan hangat orang-orang kantor seminggu belakangan ini.Jam masuk kerja memang masih satu jam lagi, biasanya kantor masihlah terasa sepi. Namun, terkhusus untuk hari ini ada yang berbeda, bahkan beberapa karyawan dan karyawati telah berjejer rapi berdiri di sisi kanan dan kiri pintu masuk gedung megah sebuah perusahaan penyedia layanan transportasi."Kudengar pagi ini akan ada orang penting yang berkunjung ke kantor kita. Kau sudah mendengarnya?" bisikan lirih terdengar dari salah satu mulut karyawati berambut panjang legam pada teman di sisinya. "Tentu saja sudah. Makanya hari ini aku berdandan secantik mungkin untuk menyambut tamu penting itu," sahut wanita lain di sebelahnya. Ia baru saja kembali memoleskan sebuah lipstik berwa
Read more
bab 14 : that woman - 2
Waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Kini rona jingga telah tampak mendominasi angkasa di atas sana, begitu memanjakan mata. Daniel tampak kembali mengecek jarum pendek pada jam tangan Rolex yang melingkari pergelangan tangan kirinya, sebelum kembali menyesap secangkir kopi di atas meja.Kafe yang dirinya kunjungi memang tampak sedikit rame di kala senja, banyak pasangan kekasih yang mampir hanya sekedar untuk melepas penat sepulang kerja. Dan di sinilah Daniel, duduk seorang diri pada salah satu meja. Pria itu tengah menunggu kedatangan seseorang yang hendak ditemuinya. Seseorang yang ia telepon siang tadi.Dan ... tak perlu menunggu terlalu lama sosok tersebut akhirnya mampu tertangkap pandangan mata birunya. Sosok seorang wanita cantik bernama Karin dengan seorang pria kecil yang bergandengan tangan dengannya tampak berjalan mendekat, tentu diiringi lengkungan senyuman manis yang terpatri di kedua belah bibir ranumnya."Selamat sore, maaf saya terlambat," ucap wanita itu, sedikit
Read more
bab 15 : that feeling - 1
La fleur café, sebuah tempat makan ala Perancis dengan dinding kaca yang mengelilingi bangunannya. Terdapat berbagai jenis bunga merambat yang menghiasi setiap sudut tempat, beraneka warna, membuat kafe itu terlihat begitu menarik pandangan mata, sesuai dengan namanya. Setelah menepikan mobil yang ia kendarai, Daniel memperhatikan tempat itu dari balik kemudi. Menatap begitu ramainya pengunjung kafe kala jam makan siang telah tiba, sebelum akhirnya mata biru itu menoleh pada wanita yang duduk dengan tenang pada kursi penumpang di sisinya."Turunlah ...." sembari membuka seat belt, pria pirang itu berucap.Tentu wanita cantik dengan rambut tergerai rapi itu segera menuruti perintah pria di sampingnya. Ia turut membuka seat belt yang melingkupi tubuhnya, lantas membuka pintu alat transportasi roda empat yang ia naiki. "Kenapa kita harus jauh-jauh ke kafe ini hanya untuk makan siang, Mas?" tanyanya kemudian ketika telah menjejakkan kedua kakinya pada permukaan paving di bawah tubuhnya
Read more
bab 16 : that feeling - 2
"Wah, sejak kapan dia kembali ke Indonesia? Dan lagi ... dengan siapa dia?""M-mungkin kekasihnya." Atas pertanyaan Anindita, Kinara menjawabnya dengan lirih kemudian menundukkan kepala, menatap kosong sisa makan siangnya."Kau ... baik-baik saja?" Anindita memajukan wajah, meneliti raut wajah sahabat baiknya dengan khawatir. Tentu ia tahu bagaimana cintanya Kinara pada pria di ujung sana. Dan melihat pria yang dicintai membersamai wanita lain tentulah terasa sangat menyakitkan, Anindita tahu itu.Namun, kelopak mata Kinara memejam seiring air matanya jatuh berlinangan. Wanita itu menghapusnya kasar, lantas memaksakan sebuah senyuman—yang justru terlihat menyedihkan. "I'm okay ... aku turut bahagia jika ia telah mendapatkan kebahagiaannya."Bullshit!Anindita tentu tahu jika Kinara membohonginya. Air mata yang mengaliri kedua pipi wanita itu seakan menjelaskan apa yang tak terucap oleh kedua belah bibir sahabat baiknya."Kau masih mencintainya, mana mungkin kau merasa bahagia melihatn
Read more
bab 17 : theatrical — 1
Syal rajut merah tebal tampak melingkari lehernya yang jenjang, sedangkan rambut gelap nan lurus alami itu ia biarkan tergerai di punggungnya. Anting mutiara yang melekat pada kedua daun telinganya mempermanis penampilan Kinara, meskipun hal tersebut tak menutupi fakta bahwa wajah jelita itu tampak sedikit pucat. Suhu tubuh Kinara naik beberapa derajat dari suhu normal sejak pagi tadi; ia demam setelah menangis semalam suntuk, tanpa mampu sedikit pun memejamkan mata. Meskipun ia sudah mencurahkan segala yang ia rasa pada Dirga, nyatanya hal tersebut tak membuat hatinya merasa lebih baik. Entahlah ... kenangan masa lalu indahnya bersama Daniel Christiadjie yang kembali terbayang dalam angan justru membuat dadanya sesak. Jantungnya seakan diremas tangan tak kasat mata kala ia menyadari bahwa kisah mereka telah berakhir, bahkan sirna. Hanya Axel, satu-satunya entitas yang pria itu tinggalkan untuknya. Hanya pria kecilnya itulah yang menjadi bukti bahwa mereka pernah saling mencintai.
Read more
bab 18 : theatrical — 2
Rahang tegas itu mengetat, wajah rupawannya dipenuhi kekesalan. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan konstan tanpa mau sedikit pun kehilangan jejak mobil sedan di depan. Moodnya yang sudah buruk, semakin memburuk saja. Daniel lagi-lagi mendapati Dirga yang tengah berkunjung ke rumah Kinara—tentu tanpa sepengetahuan mereka, seperti semalam. Ia yang pada awalnya ingin menemui sang putra sekaligus memberikan mainan yang telah ia janjikan, dengan terpaksa harus menunda niatannya. Selain karena enggan bertegur sapa dengan pria itu, sejujurnya ... ia merasa kalah. Kinara tampak lebih menerima kehadiran mantan suaminya itu ketimbang dirinya. Dan hal tersebut telah cukup melukai harga dirinya sebagai seorang pria, pula sebagai ayah kandung dari Axel, putranya.Tatapan matanya tetap lurus ke depan. Setelah bermenit-menit menempuh perjalanan, pada akhirnya ia telah sampai di depan butik milik Kinara. Daniel menepikan mobilnya, menjaga jarak aman sembari tetap memasang mata, melihat interaks
Read more
bab 19 : about true feelings — 1
Tubuh Kinara merosot, jatuh terduduk di atas lantai keramik dingin itu. Kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas kala menyaksikan mobil hitam metalik di luar sana perlahan melaju meninggalkan halaman butik miliknya.Bahu rapuh itu tampak berguncang, sedangkan kedua telapak tangan tampak menutupi wajahnya yang semakin pasi. Ia mencoba semampunya meredam isak tangis yang kian menggema seiring rasa perih yang tercipta dalam dada. Mendapati kenyataan bahwa kini Daniel telah benar-benar memiliki kekasih baru nyatanya terasa begitu menyesakkan, mengoyak hati dan juga perasaannya. Ia sadar betul jika hal tersebut sebenarnya memanglah keinginannya, namun nyatanya tak mampu ia tampik rasa pedih yang kian menghunjam.Hukum karma memang benar adanya, kini ia memahami bagaimana sakitnya hati Daniel dulu ketika ia menikahi Dirga. Dan ia akan menerima segala rasa sakitnya sebagai penebus dosa atas apa yang telah ia perbuat di masa lalu. Semua hal yang terjadi hari ini merupakan konsekuensi yang berha
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status