All Chapters of Purba Mahkota: Chapter 81 - Chapter 90
96 Chapters
S.S - Arcamanik : Malam Pertama?
“Selamat atas pernikahan kalian~!”Menyambut dengan antusias pasangan suami-istri baru berganti pakaian setelah memutuskan untuk langsung pulang ke kediaman yang terasa lebih bersih juga rapi, patut untuk ditinggali oleh orang, … baik itu Juan dan istrinya, dengan bangga mempersiapkan perjamuan makan.“Kalian berdua sudah pasti sangat lapar kan? Dengan begitu, ayo cepatlah duduk.”Mempersilahkan Arcamanik untuk duduk dengan Arcadika, Ibu Koki menampilkan gurat senyum penuh arti.“Nah~ karena Head Butler dan Vivi ada tugas untuk membantu Saya di dapur, kami bertiga akan pamit terlebih dahulu ya~!”Seolah-olah sudah menanti hari menggebu-gebu ini, wanita yang sudah berpengalaman dalam menjalani kehidupan cinta ikatan pernikahan, menghilangkan jejak secepat kilat dari hadapan sang tuan dan nyonya rumah sembari menyeret serta sang anak dan sang suami.“….”Pada akhirnya, rasa canggung, menghinggapi keduanya.“….”Beraktivitas dalam diam berupa melilitkan serbet di leher sama seperti apa y
Read more
S.S - Arcamanik : Pesta Berburu
“Pesta berburu?”“Ya. Ini pesta berburu tahunan yang akan selalu diselenggarakan di pertengahan akhir musim gugur.”Beberapa minggu telah berlalu lagi.Arcamanik yang menjalani hari dengan tenang dalam membantu Arcadika mengelola kepemimpinannya secara sukarela setelah tidak jadinya proses malam pertama di waktu itu, … menelengkan kepalanya dengan wajah penasaran. “Mungkin kamu pasti merasa sumpek untuk terus-menerus berlalu lalang di mansion yang membosankan ini. Jadi, jika kamu mau … ayo menyegarkan mata dengan pergi ke Dukedom.”Arcadika yang sudah berangsur-angsur berubah rajin, mengurangi berbicara kasar atau kotor, juga lebih kurusan daripada sebelumnya lagi ini, … menjalankan petuah dari ksatria pemberi sarannya untuk memepet hati sang istri yang sudah mulai terbuka perasaannya, … sambil menampilkan senyum yang lembut.Walau setelah hari penyatuan tempat tidur berdua gagal dilaksanakan sekali pun, tetap saja, … sampai saat ini pula mereka betul-betul tidur sekamar berdua.Mesk
Read more
S.S - Arcamanik : Hancur
“Manik.”“…?”Sungguh.Semuanya seketika menjadi berbeda begitu Arcamanik dikunjungi oleh ibu mertua yang menyuruh istrinya ini untuk pulang ke istana tempat kelahiran, demi merebut takhta dari orang berstatus saingan yang hampir sepenuhnya dilupakan.“Apa makanannya tidak enak?”Segalanya tak serupa lagi. Yah.“Atau kamu sedang tidak enak badan?”Arcadika yang sudah merindukan sosok Arcamanik yang malu-malu menyanggah perasaannya itu, tidak merasa nyaman jika terus mendapati istrinya jadi pendiam begini.Padahal ini sudah sembilan belas hari berlalu semenjak ibunya datang kemari. Akan tetapi, obrolannya di waktu itu yang mengakibatkan Arcadika melihat sisi Arcamanik yang menangis dengan rapuh, … sepertinya masih terngiang-ngiang secara jelas di dalam kepala.“Anu, itu … apa caraku memegang sendok ini benar?”Bahkan, meski Arcadika kali ini sengaja menyalahi peraturan tata krama di meja makan yang biasanya akan membuat istrinya mengomel panjang lebar hanya untuk mengembalikan suasana
Read more
S.S - Arcamanik : Bulannya Indah Ya?
Kalau saja Arcamanik pikir-pikirkan lebih dalam lagi, benarkah ia itu sangat-sangat membenci sang saingan,… si saudari tiri yang lebih tua darinya selama beberapa bulan saja?-“Ayo kita pergi bersama-sama!”-Padahal ibunya sudah sering kali memperingatkannya untuk tidak berdekatan dengan putri tertua ayahnya itu, akan tetapi, … tawarannya yang manis untuk Arcamanik kecil dulu, tak bisa untuk ditolak segera.-“Um!”-Sejujurnya, pada awalnya dia tidak sebenci ini.-“Tidur cukup dua jam saja. Kau harus menggunakan banyak sisa waktu di hari-harimu untuk mengisi otak kopongmu itu dengan banyaknya pelajaran.”-Sebetulnya, dia pula tidak menginginkan tuk mulai menorehkan banyak bibit kebencian yang ditaburkan oleh ibunya begitu. -“Dasar anak bodoh. Bisa-bisanya kau kalah saing dengan j*lang kecil itu?!”-Akan tetapi, karena tekanan yang ibunya berikan kepadanya yang selalu saja diteriakkan keras-keras sembari menampar, menoyor, atau pula mencengkeram kerah pakaiannya demi menghukumnya supay
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Zona Teman
“Baik anak-anak, biar Ibu perkenalkan.”“….”Terpaku menatap anak perempuan yang berdiri di depan kelas juga di samping ibu guru sebagai murid baru, seorang anak laki-laki berambut coklat lempung pucat dan mata coklat agak kemerahan, … melebarkan matanya terpesona.“Nama teman baru kalian ini adalah Rarasati. Dia dan keluarganya baru saja pindah tempat tinggal untuk menetap di kota kita.”“Halo.”Tentang bagaimana mungkin pipi miliknya ini bisa memerah seketika tatkala mendengarkan suara dari murid baru tersebut yang berpenampilan seperti boneka, dengan rambut hitam dan mata hitam kelamnya berpadu bersama raut muka yang cenderung kurang berekspresi dengan baik, … anak laki-laki itu tidak tahu dengan pasti.Yang jelas.“Salam kenal.”Murid laki-laki yang baru menginjak kelas 4 sekolah dasar itu sepertinya mulai mengerti apa itu pubertas yang kerap kali muncul pembahasannya di pelajaran buku IPA.“Panggil aku Raras.”°°°“Psst! Dengar tidak? Ayahnya Raras katanya sedang gencar-gencar me
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Mari Kita Pulang
“Woah~ irinya.”Berbinar-binar melihat hasil dari tes yang diberlakukan di dalam les yang baru dijalani oleh teman masa kecilnya ini jauh lebih baik dari dirinya, Rarasati menunjukkan raut muka kagum.“Padahal, yang sudah biasanya ahli di bidang ini itu yang punya nilai tinggi. Tetapi untuk kamu yang berbeda jurusan saja kenapa bisa sebaik itu?”“Ngehehe.”Tertawa dengan polos seolah-olah dia itu adalah makhluk yang tak berdosa, … Mahendra merasa bangga akan pencapaiannya yang dapat mengalahkan nilai bagus milik ketua OSIS perasa tidak puas dengan nilai 96.“Itu hanya kebetulan,” sanggahnya merendah. “Kamu tetap yang terbaik loh, Raras.”Apakah ini adalah penghinaan terang-terangan? Pikir ketua OSIS.Melihat seperti apa tersipu malunya Rarasati terhadap godaan Mahendra yang remeh itu, … sepertinya ucapan laki-laki menyebalkan di depannya tadi bukanlah sekadar gertakan.Dengan begini …!“Ini sudah sore.”Melemparkan upaya untuk mengambil kesempatan lain mendekati Rarasati, menawarkan m
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Suka! Aku Menyukaimu!
“A-apa yang …?!”Syok.Benar-benar menyelimuti satu sekolahan menengah atas di upacara kelulusan kelas tiga begitu nama direktur perusahaan kenamaan disebutkan untuk mengambil rapor juga piagam penghargaan kejuaraan tahunan kelas sekaligus medali emas pemenang Olimpiade antar provinsi, milik murid bernama lengkap Mahendra Jaya.“Bukannya dia itu anak dari pemilik toko elektronik sederhana di pinggiran ya?”“Dengar-dengar sih memang begitu. Tapi kenapa …?”Tidak hanya satu lingkungan sekolah yang mengenal Mahendra sebatas formalitas belaka merasa sangat-sangat terkejut dengan hal ini, justru, si teman masa kecilnya sendiri yang tahu dengan pasti kalau paman ramah ayah dari Mahendra memang berpenampilan seadanya, tidak seroyal orang kaya pada umumnya, … ikut terperanjat.“Ya, seperti apa yang kalian lihat. Dengan berdirinya Saya di sini, Saya … blahblahblah ….”Ah, apakah mungkin, karena dulu-dulu yang selalu mengambil rapor milik Mahendra ke sekolah hanya ibunya saja, Rarasati jadi mey
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Mana Tahan
Kenapa ya … hubungan ini terasa hampa?“Sini, aku pakaikan helmnya.”Seraya mata memandang laki-laki berstatus tunangan untuk dua setengah tahun ke belakang di hadapannya dengan ceria melakukan hal-hal remeh jika itu menyangkut dirinya, Rarasati membatin sendiri.“Awas, hati-hati naiknya.”Padahal, dengar-dengar dari orang-orang yang berkencan dan berpacaran dengan pasangannya itu … katanya sudah sering kali melakukan hubungan intim, apalagi ciuman panas yang sudah pasti tidak akan bisa dihitung lagi.“Pastikan rokmu tidak turun dan menggapai rantai motornya ya~ itu bahaya.”Akan tetapi, kenapa hubungannya dengan Mahendra yang sudah bisa dikatakan terjamin dengan ikatan cincin pertunangan ini, bahkan sudah satu atap dalam rumah yang dihadiahkan oleh kakaknya atas pertunangan ini, … tidak pernah melakukan hal aneh-aneh selain dari pegangan tangan, kecupan dahi dan pucuk kepala, atau cipika-cipiki saja?“Kita berangkat~!”Apa Mahendra tidak tertarik dengannya?“Ehh?! Seriusan itu!?”“Ka
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Ikatan Pernikahan
“Hufft!”Menarik nafas panjang-panjang akibat merasa tegang pada hari ini, hari di mana seluruh pekerja atau pula para pelajar diliburkan aktivitasnya agar mereka dapat menyaksikan baik secara langsung maupun lewat televisi, berita terkait detik-detik upacara pernikahannya dengan Mahendra yang melamarnya di 27 hari yang lalu, … Rarasati meneguk ludahnya gugup.“Eyy, jangan khawatir. Hari ini dan seterusnya, kamu itu adalah Tuan Putri paling cantik sedunia! Apalagi untuk Mahendra!”“Benar. Tegakkan wajahmu dengan tegas dan percaya dirilah. Aku tahu kamu orang yang seperti itu, Rarasati.”Melirik kedua sahabatnya yang tengah menemaninya lengkap dalam balutan dandanan dua orang pagar ayu, Indah dan Monika, yang menghiburnya dengan tulus begitu, … Rarasati tersenyum simpul.“Baiklah.”Seperti apa yang dikatakan oleh teman-temannya, Rarasati yang melihat bayangannya sendiri ini merasa kalau dirinya memang lebih cantik dari hari-hari biasa.Apakah mungkin ini semua disebabkan karena berdand
Read more
S.S - Afeksimu Di Dunia Paralel : Rivalku, Sainganku!
“Arghh! Sialan!”Menendang batu kerikil di tanah dengan kesal akibat dirinya diadukan oleh Ketua OSIS SMA elite tempatnya bersekolah, sampai dimarahi oleh kakak laki-lakinya yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, anak gadis bernama Pepita Jaya, … kedapatan mengamuk tidak karuan.“Dia benar-benar …!”Selain dari gara-gara dilaporkan dan menerima sangsi langsung yang kakaknya jatuhkan untuknya supaya dihukum membersihkan rumput bergoyang di halaman belakang gudang penyimpanan alat-alat olahraga, juga disuruh untuk berpakaian dengan benar, … hukuman tambahan yang ditimpakan kepadanya adalah berupa rokok kesayangan harus disita.“… Aku membencinya! Sangat membencinya dari sejak Kakak memberikan beasiswa untuknya!”Pertama kali Pepita melihat sang ketua OSIS, pengadunya, pemuda bernama Lukman yang berasal dari lingkungan kumuh semacam panti asuhan itu, adalah saat kakaknya dan kakak iparnya yang masih berstatus calon, … bersama-sama anak menyebalkan tersebut berkunjung ke rumah tempa
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status