Semua Bab Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Bab 16.A
"Elo bilang apa sama Wira?!" tanya Diandra melalui sambungan teleponIa sampai pergi ke gudang belakang demi untuk menghajar mantannya yang rese itu via telepon, kalau bertemu langsung ia takut semua akan ketahuan."Gue ga ngomong apa-apa, cuma keceplosan," jawab Kevin santai seperti di pantai.Diandra mulai resah tak karuan, kenapa lelaki setengah bule ini harus kembali ke Indonesia? padahal beberapa tahun ini Diandra merasa aman hidup jauh darinya."Keceplosan apaan emangnya?! Jangan macam-macam Lo ya."Diandra berbisik dengan nada geram, jika lelaki itu ada di depan mata, mungkin ia sudah mencakar wajah bulenya habis-habisan."Udahlah, ga usah dibahas gue capek." Lelaki di seberang sana terdengar menguap.Tentu saja Diandra jengkel di buatnya."Cepet katakan, Kevin! Lo ngomong apa sama Wira?!" teriak Diandra kalap.Dadanya ngos-ngosan menahan amarah yang membuncah."Gue cuma bilang anggap aja anak itu anak Wira, makanya kalau punya hape itu di password biar suami Lo ga bisa ngutak-
Baca selengkapnya
Bab 16.B
"Jangan macam-macam, Kevin! Gue bisa nekat akhiri hidup lo kalau sampai berani ngelakuin itu," ancam Diandra penuh emosi."Terus aku harus takut gitu? sebelum mati gue pastikan Vidio ini sudah sampai ke WA Wira, gimana?" tanya Kevin memberikan penawaran.Diandra mendongkak dengan rahang mengeras, tak menyangka akan seperti ini efek buruk pergaulan bebas di masa lalunya.Aku harus gimana?Haruskah kuturuti semua maunya?Tapi aku tak bisa, bagaimanapun juga aku tak ingin buat Wira kecewa.Hatinya terus berkata-kata."Diandra, kok diem? udah jangan banyak mikir ini yang terakhir kok, abis ini lo bisa hapus Vidio yang ada di kamera gue, atau lo boleh cek hape gue, pastiin semuanya bersih," ujar Kevin.Diandra masih bungkam tak kuasa mengiyakan ajakan lelaki yang menurutnya kurang ajar itu. Karena hati yang terdalamnya menolak mentah-mentah.Tapi di sisi lain Diandra juga takut dengan ancaman lelaki blasteran itu, ia tak ingin suaminya tahu bahwa dirinya pernah menjadi pekerja s*ks komers*
Baca selengkapnya
Bab 17.A
"Diandra! Begini ternyata kelakuanmu di belakangku hah?!""Kamu bilang mau nginap di rumah Mama dan Papamu, tahunya malah menginap di hotel dengan lelaki ini!"Teriakkan itu sontak membuat leher Kevin dan Diandra berputar, wanita yang mengenakan dres longgar selutut dipadukan dengan cardigan warna senada itu terperangah.Tubuh Diandra bergetar menatap sosok lelaki di hadapannya."Wi-wira," gumamnya sambil menutup mulut dan dada."Kamu menjijikan, Diandra!" teriak Wira, untung saja di sekitar tak ada orang yang lewat.Sementara Kevin hanya diam dalam kepasrahan, menjelaskan pun ia merasa akan percuma, Wira pasti takkan percaya."Engga, Wira, semua ini ga seperti yang kamu fikirkan," tutur Diandra sambil menghampiri dengan langkah pelan.Sementara Wira mematung penuh amarah, tatapannya tajam seperti singa yang hendak menerkam mangsa.Rahangnya mengeras, disertai dengan kepalan tangan yang makin menguat."Wira, aku ... aku emang mau ke rumah Mama tapi di jalan Kevin nelpon ngajak ketemu
Baca selengkapnya
Bab 17.B
Tetap saja Wira tak bergeming, semua alasan yang diucapkan tak masuk akal pikirannya.Semenjak Diandra menelpon diam-diam di gudang belakang tadi siang, sejak saat itulah Wira curiga jika istrinya ini ada main-main dengan kawan lamanya."Wira, aku tuh sayang sama kamu. Walaupun kamu udah bangkrut tapi aku tetep di samping kamu 'kan? aku ketemu Kevin itu untuk kebaikan kita berdua, supaya dia mau join bisnis bareng kita," tutur Diandra lagi.Tapi sayang, kini taxi yang membawanya sudah sampai di depan gerbang rumah orang tua Diandra."Ayo turun!" titah Wira dengan tegas."Engga! Kita pulang aja, selesaikan masalah ini berdua," jawab Diandra masih tetap dalam mobil."Aku bilang turun! Aku ini bukan anak kecil, Diandra! Yang bisa luluh hanya dengan kata-kata dusta!" sentak Wira membuat sopir taxi terkejut.Pria tua dan kurus di depan kemudi sana memperhatikan dari kaca spion tengah, ia ingin bicara tapi takut dikatakan ikut campur."Aku ga bohong, Wira. Please jangan libatkan orang tuaku
Baca selengkapnya
Bab 18.A
Dengan ngos-ngosan Wira keluar dari taxi pergi ke tempat kecelakaan yang ternyata tak jauh dari rumahnya, di sana masih ada beberapa orang yang berkerumun membicarakan kecelakaan nahas itu."Maaf, Pak, permisi perempuan yang kecelakaan di sini dibawa ke mana ya?" tanya Wira pada salah satu warga."Sudah di bawa ke RS terdekat, Pak, barusan."Tubuh Wira langsung lunglai, air mata merembes dari matanya."Emang dia keluarga Bapak?" tanya seorang pemuda."Dia istri saya," jawab Wira sambil tertunduk lemah.Orang-orang di sekitar saling pandang, dan menatap iba pada Wira, ada pula yang mengucapkan banyak doa.Wira hanya mengangguk tanpa kata, lidahnya Kelu saking sedihnya.**Tiba di ruang IGD pria yang tingginya seratus enam puluh lima senti itu berlari menembus pintu kaca utama, ia celingukan kiri kanan."Ayah," teriaknya saat menyadari ada Pak Mustafa yang sedang berjalan.Lelaki tua yang masih bugar itu melirik dan menghentikan langkah."Rara di mana, Yah? gimana keadaannya?" tanya Wir
Baca selengkapnya
Bab 18.B
"Aku ... tadi Keluar sebentar.""Sudah pasti dia kencan dengan istri barunya, perempuan itu ga tahu malu malah tinggal lagi di sana, yang jadi lakinya juga lembek dan ga tegas," sahut Pak Mustafa menyindir.Bu Sandra menghirup napas dan membuangnya perlahan lalu diam, percuma terus berkata ia pasti akan kalah oleh keluarga besannya yang masih kaya.Ternyata jadi miskin menyebalkan juga, gerutu Mama Sandra dalam hati.Suasana di ruang tunggu itu hening, hanya dering ponsel Wira yang terdengar, sontak saja semua keluarga meliriknya, merasa risih dengan panggilan yang tiada senyapnya.Merasa tak enak dengan tatapan risih anggota keluarga, ia undur diri hendak mengangkat telepon."Ada apa lagi, Diandra?" tanya Wira bergumam."Wira, kamu di mana sih? kok rumah dikunci? kata tetangga Rara kecelakaan ya? terus gimana aku masuk kalau gitu?" tanya Diandra beruntun.Seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya, ia pulang ke rumah itu tanpa merasa berdosa.Bagaimana lagi, Diandra malas nginap di rumah
Baca selengkapnya
Bab 19.A
"Dan sekarang di hadapan Ayah sebagai wali Rara, saya ingin kembali mengajak putri ayah untuk rujuk, saya janji takkan mengecewakannya lagi, saya janji akan buat dia bahagia dan nerima apapun kekurangannya."Pak Mustafa terdiam, dalam hukum Islam jika seorang suami mengatakan ingin rujuk pada istrinya yang masih dalam masa iddah, maka sang istri wajib menerima ajakan rujuk itu walau tak suka."Gimana ini, Yah?" tanya Bu Denia.Ia tahu betul hukum agama, itu artinya kini Rara telah kembali jadi istri Wira, hanya dengan perkataan dan niat yang tulus saja, ikatan pernikahan itu telah kembali."Ayah, jangan takut dan jangan khawatir. Saya akan berjuang buka usaha baru, saya akan bahagiakan Rara dan menjaganya hingga akhir waktu" sahut Wira meyakinkan.Ia bisa membaca keresahan sang mertua, maka dari itu Wira merangkai kata seindah mungkin agar mereka memberi restu atas keinginannya."Kita lihat saja nanti, jika kamu menyakiti putriku sedikit saja maka aku sendiri yang akan menyewa pengaca
Baca selengkapnya
Bab 19.B
Kelebetan masa lalu terbayang, saat Wira menghujaninya dengan banyak cinta, bahkan rela menomor duakan Rara demi dirinya.Diandra rindu masa itu"Aku pergi, setelah Rara kembali semua harus rapi, jangan berantakan gini." Wira mendengus lalu pergi.**Dua Minggu berada di rumah sakit cukup membuat Rara jenuh, ia ingin pulang ke rumah, rindu akan bunga-bunga yang ia tanam terutama bunga rosella.Selama itu pula Wira bolak-balik ke rumah sakit untuk mengurus keperluan Rara, kini Wira sedang merintis bisnis kecil-kecilan, modal dari sang Mama serta pinjaman dari seorang teman cukup untuk menyewa tempat dan mendirikan sebuah restoran."Sayang, Wira sudah mengatakan ingin rujuk denganmu waktu kritis kemarin," ucap Bunda Denia, pelan dan sangat hati-hati.Selama kondisi Rara belum pulih betul, Pak Mustafa melarang siapapun menyampaikan tentang hal ini.Rara membisu karena tercekat, impiannya untuk terbang melayang ke udara sirna lah sudah, ternyata ia akan kembali jadi burung cantik dalam s
Baca selengkapnya
Bab 20.A
"Pertama, kamu harus izinkan aku mengajar lagi, kedua, kamu tak boleh meminta nafkah batin sebelum aku ridho, ketiga, setelah Diandra melahirkan suruh dia pergi dari rumah itu beserta anaknya, kamu sanggup?"Wira mengangguk mantap.Syarat yang tak terlalu berat menurutnya.Rara pulang ke rumah mengenakan kursi roda yang di dorong suaminya, Pak Mustafa beserta Bunda Denia ikut mengantar, katanya mereka ingin menginap di sana beberapa hari.Memastikan sang putri baik-baik saja dan bisa menjalani aktivitas seperti biasa, barulah mereka akan pulang dengan lega.Kehadiran mereka tentu saja keuntungan untuk Rara, karena hal itu ia bisa menyudutkan Diandra, sampai jiwanya kerdil dan tersiksa.Entahlah, kini Rara berambisi sekali atas penderitaan orang-orang yang sudah mengkhianatinya, padahal jauh hari ia sudah menghindari rasa dendam yang berusaha menyelusup ke dalam dadanya.Tapi ternyata hati manusia memang lemah, iman di hati Rara tak sekuat baja. Lagi pula siapapun takkan tahan disatuka
Baca selengkapnya
Bab 20.B
bab 20.b Ng"Ah iya, ayamnya juga enak, Ayah mau nambah lagi ah," sahut Pak Mustafa, ia pun mengambil paha ayam yang tersisa satu potong lagi di atas piring."Iya ayo, Bunda juga nambah, mana kenyang makan segitu," sahut Rara.Bunda Denia hanya tersenyum, selera makannya hilang memikirkan nasib sang putri yang malang.Akhirnya semua makanan lezat nan mahal itu habis hanya nasi dan kuah sop yang tersisa, Wira bingung di dalam kamar pasti Diandra kelaparan."Aku mau nonton tv dulu deh sebelum ke kamar," ucap Rara.Sengaja tak masuk kamar, ingin melihat Diandra berani atau tidaknya keluar dari sangkar."Oh ya sudah, ini biar Mas yang bereskan."Rara memasang wajah datar lalu berlalu ke ruang keluarga, ia duduk santai di sofa sambil menonton acara ceramah di Chanel khusus favoritnya."Ayah mau istirahat dulu ya." Pak Mustafa berkata.Rara mengangguk sambil tersenyum."Bunda ingin di sini dulu, mau ngomong sesuatu," ujar Bunda Denia."Oh boleh." Rara mengangguk senang."Nak, Bunda hanya me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status