"Sebainya kita pikirkan ulang mengenai rencana pernikahan kita. Aku permisi!" Pras tersentak mendengar ucapan Sera. Dengan kasar ia kembali meraih tubuh Sera yang tadi sempat melepaskan diri, lalu mendekapnya dari belakang. "Sera ..., tolong jangan bicara seperti itu. Tolong percaya Aku. Cuma Kamu yang ada di hatiku." "Astaga, Pras! Kamu apa-apaan, sih! Bikin malu aja. Lihat, banyak orang di sini! Lepasin, nggak!" Wajah Sera memerah karena diperhatikan oleh setiap orang yang melewati lorong tempat mereka berdiri. Apalagi orang-orang itu mengenali wajah Pras yang sudah tak asing bagi mereka. "Aku tidak akan lepasin Kamu, kecuali kita bicara dimobilku sekarang!" Pras berbisik di belakamg telinga Sera. "Iyaa, iyaa. Tapi tangan Kamu ini tolong lepas dulu!" balas Sera kesal dengan suara pelan. Kedua tangannya berusaha melepaskan lingkaran tangan Pras yang menyentuh dadanya. Sera sangat ingin marah, namun ia sudah menjadi pusat perhatian orang-orang sekitarnya. Terpaksa ia menahan emo
Read more