All Chapters of Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku: Chapter 121 - Chapter 130
256 Chapters
Bab 119
"Pembunuh Kamu, Tirta!" Roy memandang Pras dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Napas pria paruh baya itu naik turun. Pras yang baru saja tiba di depan ruang UGD terhenyak melihat Roy dan keluarganya menangis histeris. Napasnya seakan tertahan melihat tatapan penuh amarah dari suami Tante Sarah itu. "Om ... Aku tidak ..." "Kamu tega membiarkannya menyetir sendirian dalam keadaan mabuk. Kamu sudah gila, Pras ...!" Roy mencengkeram kerah kemeja Pras dan menghempaskan tubuh tinggi besar itu ke dinding. "Mas, tahan! Grace sedang koma. Sebaiknya kita berdoa agar dia segera sadar!" Levin menghampiri Roy yang begitu geram dengan Pras. "Astaga! Grace koma?" lirih Pras dengan wajah memucat. Jantungnya berdetak cepat. Terlintas rasa menyesal. Seharusnya ia tak meninggalkan Grace sendirian. Wanita itu tadi sedang mabuk berat Pras hanya memikirkan Sera. Setelah tunangannya itu keluar dari kamar hotel, Pras panik. Namun Grace tak mau melepaskan dirinya. Akhirnya dengan terpaksa Pras men
Read more
Bab 120
Serani mengerutkan keningnya setelah membaca pesan dari Wedding organizer yang mengurus pernikahannya dua minggu lagi. [ Selamat pagi, Bu Serani. Apakah Ibu bisa datang ke tempat kami hari ini untuk fitting baju setelah makan siang hari ini?] "Kenapa Pras tidak mengabariku? Apa dia tidak tau?" gumam Sera yang masih bersiap-siap hendak ke kantor. Sejak kejadian di hotel Corla beberapa hari yang lalu, Pras belum datang menemuinya. Sera pun masih kesal dan enggan menghubungi calon suaminya itu. Namun ada perasaan yang tak biasa yang ia rasakan saat ini. Pras seperti menjauh dalam beberapa hari ini.Tidak ada pesan yang setiap saat pria itu kirimkan padanya. Pras tidak datang menjemputnya setiap pagi. "Ada apa dengannya?" bathin Sera. "Sudah mau berangkat, Sera? Biar diantar Sandy saja!" Mama Celline menyapanya saat Sera baru saja keluar dari kamarnya. "Tidak usah, Ma. Aku harus bawa mobil. Siang ini mau fitting baju di tempat WO." "Kamu ke sana dengan Pak Yono?" Sera mengangguk s
Read more
Bab 121
"Sebagai laki-laki, Kamu harus bertanggung jawab atas kelalaianmu. Kami bisa saja mempermasalahkan ini ke meja hijau. Kamu sengaja meninggalkan Grace sendirian, kan? Kamu memang senang kalau Grace celaka, kan?" Emosi Roy semakin menuncak. Ia sampai menggebrak meja. Amarahnya kian meledak karena penolakan Pras. Pras hanya bisa diam. Namun beberapa detik kemudian ia memberanikan diri untuk bicara. "Tapi Aku mencintai Serani, Om. Sementara Grace ... sudah Aku anggap sebagai adikku sendiri. Jadi, bagaimana mungkin Aku menikahinya, Om." Pras bicara dengan sangat hati-hati. Ia masih melihat kilatan amarah pada netra Omnya itu. "Tapi ini situasinya berbeda, Tirta. Kamu hanya perlu membahagiakannya. Beri dia semangat untuk sembuh! Dokter bilang, Grace sudah putus asa. Ia tidak ada semangat untuk hidup. Tolonglah, Tirta." Kali ini Sarah yang memohon. Wajah Pras mulai gusar. Seketika pikirannya beralih pada Sera. Rasa rindu yang membuncah pada wanita itu seakan menguasai hatinya saat ini
Read more
Bab 122
"Kenapa diam, Pras?" Sera menoleh pada pria disampingnya. Ia menatap calon suaminya itu dengan tatapan tajam. Pras berusaha tersenyum. "Aku memang tidak ke kantor. Hanya ada sedikit masalah di perusahaanku yang lain. Tapi semua sudah teratasi. Maafkan Aku jarang menghubungimu beberapa hari ini. Aku hanya ingin semua masalah selesai sebelum hari pernikahan kita..Aku ingin membawa kalian ke sesuatu tempat untuk berlibur setelah kita menikah nanti. Kita akan berbulan madu dengan tenang, karena anak-anak aman berada diantara kita," jelas Pras panjang lebar. Ia bernapas lega melihat Sera tersenyum. Walau.hatinya masih belum tenang karena masih ada sesuatu yang ia sembunyikan. "Beneran mau bulan madu ajak anak-anak ?" Sera melirik Pras dengan tatapan menggoda. Pras tertawa gemas menerima sikap Sera yang sudah berani menggodanya. "Aku sudah memesan hotel dengan dua kamar tidur. Jadi, Kamu tetap bisa memberi Pangeran ASI kapan saja, walau kita sedang bulan madu nanti. Hanya saja, mungkin
Read more
Bab 123
"Tirta ...! Cepat ke kamar rawat Grace! Kamu ditunggu di sana sejak tadi!" Levin menghampiri Pras yang baru saja tiba di lobby rumah sakit. "Kenapa? Ada apa dengan Grace?" Pras nampak panik melihat wajah Levin yang memucat. "Grace mencoba nenyakiti dirinya dengan mencabut selang infus dan alat medis yang melekat pada tubuhnya. Ia terus berteriak memanggil-manggil namamu." Levin bicara dengan napas memburu sambil melangkah cepat di samping Pras. Pria yang biasa dipanggil Tirta itu menghela napas berat. Apa yang ia khawatirkan sejak tadi semakin memenuhi pikirannya. Pria bule itu berkali-kali mengusap kasar wajahnya. Lagi-lagi bayangan wajah Sera melintas di benaknya. "Sera ... apa yang harus aku lakukan? Om Roy dan Tante Sarah pasti akan memintaku menikahi Grace," bathin Pras dalam hati. Wajah Sera terus membayangi Pras setiap langkah melewati lorong rumah sakit. Wajah cantk dan senyum wanita yang sangat ia cintai itu terus menggelayuti kepalanya. Wanita yang telah bertahun-tahu
Read more
Bab 124
"Pagi Elara, Apa Pak Tirta ada di kantor?" Entah kenapa pagi ini Sera merasa gelisah. Ponsel Pras tidak aktif sejak subuh tadi. Akhirnya ia menutuskan untuk menghubungi sekretaris Pras setelah jam kantor mulai berjalan. "Pak Tirta semalam mengiirm pesan bahwa tidak ke kantor hari ini karena ada keluarganya yang sedang sakit." "Apa? Saudaranya sakit? Kenapa Pras tidak cerita padaku?" bathin Sera gelisah. "Pagi Bu Sera! Meeting dengan Pak Levin dan Pak Roy pagi ini ditunda. Sekretarisnya bilang, anak Pak Roy kecelakaan." Tiba-tiba Dido masuk ke ruangannya. " A-anak Pak Roy yang mana? Grace?" tanya Sera spontan karena terkejut. "Saya tidak tau." "Dido, tolong cari tau di rumah sakit mana anak Pak Roy di rawat!" "Baik,Bu." Dido bergegas kembali ke ruangannya dan langsung menghubungi sekretaris Roy. Namun ternyata sekretaris Roy pun belum tau dimana anak Roy dirawat. Karena kecelakaannya sudah lebih dari seminggu yang lalu. Sejak itu Roy dan Levin tidak datang ke kantor. Siang ini
Read more
Bab 125
"Sebainya kita pikirkan ulang mengenai rencana pernikahan kita. Aku permisi!" Pras tersentak mendengar ucapan Sera. Dengan kasar ia kembali meraih tubuh Sera yang tadi sempat melepaskan diri, lalu mendekapnya dari belakang. "Sera ..., tolong jangan bicara seperti itu. Tolong percaya Aku. Cuma Kamu yang ada di hatiku." "Astaga, Pras! Kamu apa-apaan, sih! Bikin malu aja. Lihat, banyak orang di sini! Lepasin, nggak!" Wajah Sera memerah karena diperhatikan oleh setiap orang yang melewati lorong tempat mereka berdiri. Apalagi orang-orang itu mengenali wajah Pras yang sudah tak asing bagi mereka. "Aku tidak akan lepasin Kamu, kecuali kita bicara dimobilku sekarang!" Pras berbisik di belakamg telinga Sera. "Iyaa, iyaa. Tapi tangan Kamu ini tolong lepas dulu!" balas Sera kesal dengan suara pelan. Kedua tangannya berusaha melepaskan lingkaran tangan Pras yang menyentuh dadanya. Sera sangat ingin marah, namun ia sudah menjadi pusat perhatian orang-orang sekitarnya. Terpaksa ia menahan emo
Read more
Bab 126
"Jadi, apa yang hendak Kamu tanyakan, Sayang?" Pras membawa Sera duuduk di atas kursi santai di tepi kolam renang. Suasana petang itu cukup sejuk. Dalam hatinya Sera tak berhenti memandang takjub dekorasi dan desain interior rumah besar itu. Pras yang hanya memakai celana pendek dan kaos polos pas body, merebahkan diri pada kursi santai yang cukup panjang. Sepertinya kursi itu memang di desain untuknya yang memiliki tinggi tubuh di atas rata-rata. Sera hanya duduk di kursi yang berada tepat di sebelah Pras. Kedua kursi itu cukup rapat hingga Sera merasa kurang nyaman. "Santai saja Sayang. Baringkan tubuhmu di sini!" Pras menepuk-nepuk kursi yang diduduki Sera. "Aku duduk saja," sahut Sera menggeleng. Pras tersenyum. Ia paham Sera pasti menolak karena tak nyaman. Salah satu sikap Sera yang ia suka sejak dulu, Sera pandai menjaga kehormatannya. Tidak seperti banyak wanita yang ia kenal sebelumnya. Bahkan ketika di Amerika, para wanita datang menawarkan diri padanya. Pras pun ban
Read more
Bab 127
Hari yang dinanti-nantikan akhirnya akan tiba. Malam ini Sera mengangkut kedua anaknya, beserta dua babysitter dan satu ART nya ke hotel tempat acara akad nikah sekaligus resepsi, yang akan berlangsung besok. Pras ingin melakukan penjagaan ketat terhadap Sera dan kedua anaknya menjelang akad nikah nanti. Dengan semuanya berada di satu hotel, membuat Pras lebih tenang. Apalagi Pangeran masih masa menyusui, Pras tidak ingin Sera kelelahan dan membawa pengaruh buruk pada Pangeran. "Jangan sampai Pangeran kekurangan ASI. Walau sudah makan makanan pendamping, jagoanku itu harus sehat!" gumam Pras sambil menggoda pangeran yang berada dalam pengkuan Sera. "Iyaaa ..." sahut Sera singkat. Pras melirik Sera. Ia melihat wajah cantik itu murung sejak tadi mereka masuk ke kamar hotel yang cukup luas itu. Sera memperbolehkan Pras masuk karena di kamar itu juga ada Giska, dua babysitter dan ARTnya. Pras yang tadi duduk di hadapan Sera kini berpindah tepat di sebelah calon istrinya itu. "Ada
Read more
Bab 128
"M-maaf, Aku lupa! Tapi nggak apa-apa. Nanti juga Kamu akan liat semuanya." Pras tak menghiraukan tatapan melotot dari Sera. Pangeran sudah tak sabar ingin berpindah ke tangan kekarnya. "Apa Pangeran sudah diberi ASI?" Sera hanya mengangguk. Wajahnya masih nampak shock akibat melihat pakaian yang dikenakan Pras. "Ya sudah Kamu istirahat saja. Biar Aku coba menidurkan Pangeran di kamarku." Sera lagi-lagi hanya mengangguk. Ia pun terheran melihat Pangeran yang langsung tenang dalam gendongan Pras. Sera kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia merasa sangat mengantuk. Namun, pikirannya masih tertuju pada Pangeran. Lelah menunggu, Pras tak kunjung membawa kembali Pangeran ke kamarnya, akhirnya Sera tertidur pulas. Di kamarnya, Pras pun tertidur bersama Pangeran di ranjangnya yang sangat luas. Bocah yang belum genap satu tahun itu sepertinya memang ingin tidur bersamanya malam itu. Hingga menjelang subuh Pangeran terjaga dan menendang-nendang Pras sambil.menangis. Pras terkejut d
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
26
DMCA.com Protection Status