All Chapters of Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta: Chapter 81 - Chapter 90
128 Chapters
Bab 81
"Mau apa kak Elang?" tanya Hafsa terbata-bata, jantung pun berdegup tidak beraturan yang ada dipikirannya saat ini adalah tolong hentikanlah kami jangan sampai kami melakukan yang kami inginkan disini."Mau apa lagi jika sudah berdua." jawab Elang semakin tersenyum.oh tuhan tolonglah Elang jangan semakin tersenyum jantung Hafsa semakin berdegup kini keringat dingin menjalar kemana-mana apalagi kini tatapan Elang yang sudah bisa melihat menjurus ke matanya yang mampu menghiptonis dirinya untuk terpesona."Kau sudah bisa melihat." kata itu yang mampu keluar dari mulut Hafsa."Seperti yang kau lihat, dan seperti janjiku dulu aku tidak akan melihat siapapun sebelum melihat dirimu." kata Elang memang benar, meski dia diajak bicara dengan yang lain namun pandangannya tidak mengarah pada lawan bicaranya bahkan pada ibunya sekalipun."Benarkah, aku tidak percaya." jantung Hafsa yang berdegup mulai stabil karena pembicaraan yang sejalan.
Read more
Bab 82
Setelah mereka selesai mandi berdua, kini mereka sedang bersiap untuk makan malam.Elang sudah menyiapkan gaun indah untuk dikenakan Hafsa gaun yang sangat cocok dan cantik."Kau pakailah ini." Elang memberikan paper bag yang berisi gaun."Terimakasih." Hafsa menerimanya dan membukanya."Wah cantik sekali, tapi kita kan hanya mau makan malam saja kenapa harus pakai baju bagus seperti ini." kata Hafsa merasa Elang berlebihan."Kau tinggal memakai tidak perlu protes. Cepat pakai aku sudah lapar" jawaban Elang tentu saja membuat Hafsa cemberut."Mentang-mentang ini darimu huh.." Hafsa menggerutu namun tetap menuruti perintah Elang.Selagi Hafsa berganti pakaian dikamar mandi Elang juga berganti pakaian dengan jas mahal rambut yang disisir rapi serta parfum yang sangat maskulin sudah pasti para kaum hawa akan terpesona melihatnya karena Elang berdandan tampan sekali.Disisi lain Hafsa sedang mencoba gaun yang diberikan
Read more
Bab 83
"Wah... tempatnya mewah sekali kak, aku sungguh beruntung bisa makan ditempat seperti ini." ucap Hafsa memuji dan kagum dengan restoran nya."Dan ku jamin kau pasti akan ketagihan dengan menu makanannya." ujar Elang membuat Hafsa penasaran."Benarkah, aku belum pernah makan makanan di restoran mahal." ungkapnya tidak malu."Benar, dan sudah aku pesankan untukmu." kata Elang tidak masalah dengan ke kampungan sang istri.Mereka sedang berjalan menuju tempat yang sudah Elang pesan, semua mata tertuju pada pasangan ini mungkin mereka berkata bahwa pasangan ini sangat serasi cantik dan tampan dan ada juga yang iri dengan paras mereka."Ayo duduk." Elang mendorong kursi untuk diduduki Hafsa.Hafsa merasa tersanjung diperlakukan seperti itu sungguh baru ini dia mendapat perlakuan seperti itu."Terimakasih." Hafsa tersenyum dan duduk.Kemudian pelayan datang dengan membawa berbagai makanan yang terlihat lezat.Rupan
Read more
Bab 84
Hafsa sudah mencium pipi Elang dia sampai tersenyum malu, dirasa tidak ada pergerakan lagi membuat Elang membuka matanya."Apa kau sudah menciumku.?" tanya Elang, alisnya mengernyit bingung.Hafsa tambah heran, " sudahlah, memangnya yang tadi itu apa?"."Yang aku rasa tadi kau hanya mengelus pipiku.""Kak Elang kau ini becanda terus.""Aku benar kau seperti mengelus pipiku.""Aku tidak mau tau cara mencium yang benar." Hafsa memalingkan wajah seperti tau niat Elang."Kau memang tidak perlu tau, tapi kau cukup menikmatinya saja." Elang menjawabnya dengan tersenyum smirk.Mendengar itu Hafsa curiga dia segera beranjak namun terlambat Elang sudah tau langsung saja Elang menarik pinggangnya dan membopongnya seperti karung beras."Hey, apa yang kau lakukan? turunkan aku." Hafsa terkejut dia berteriak sambil memukul punggung Elang dengan pelan."Diamlah aku akan mengeksekusi mu." jawab Elang asal.
Read more
Bab 85
"Eghh... eh maaf tuan." Melati bersendawa setelah menghabiskan semua makanan.Rey hanya geleng kepala sambil tersenyum melihatnya, Rey hanya menghabiskan separuh saja karena jujur makanan itu tidak masuk dilidahnya tapi karen dia sangat menghargai makanan jadi dia memakannya tapi tidak menghabiskannya."Tuan kau sudah selesai makannya?". tanya Melati melihat nasi dan lauk dipiring Rey masih ada."Iya sudah." jawab Rey singkat."Itu masih ada." kata Melati sambil menunjuk."Aku sudah kenyang." balas Rey tanpa melihat."Sayang sekali biar aku habiskan." kata Melati sambil mengambil piring itu."Hey..." Rey ingin mencegah Melati yang ingin menghabiskan sisa makanannya."Kenapa tuan? ini sayang jangan dibuang tuan juga makannya rapi jadi tidak jorok.""Tapi bukannya kau sudah kenyang." Alibi Rey hanya alasan kenapa Melati mau makan sisa makanan nya."Hehehe tidak apa-apa! demi tuan aku rela makan l
Read more
Bab 86
Hafsa terbangun lebih dulu tidurnya nyenyak namun kesakitan dibagian inti paha mungkin Elang terlalu bersemangat.Saat Hafsa ingin bangun sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang dengan lembut."Kau mau kemana?" Elang bertanya dengan suara khas bangun tidur, matanya masih sayup-sayup."Aku ingin mandi, ini sudah siang." jawab Hafsa. Sebenarnya masih tidak percaya dengan perlakuan Elang pada dirinya selama ini namun Elang belum pernah mengatakan cinta."Nanti saja mandinya denganku, aku masih ingin memelukmu." ujar Elang lalu langsung menarik Hafsa dalam pelukannya."Aaa.." Hafsa reflek menjerit karena memeluknya seperti bantal guling."Kak Elang bolehkah aku hari minta jalan-jalan." pinta Hafsa sebenarnya untuk menghindari dari sesuatu yang bangun dibawah sana."Jalan-jalan kemana?" tanya Elang, matanya langsung terbuka mendengar kata jalan-jalan.Dan Hafsa berhasil fokus Elang jadi pada dirinya."Aku
Read more
Bab 87
"Hafsa....!" teriak Melati sambil berlarian tak peduli dengan tatapan para manusia disekitarnya."Melati...!" balas Hafsa ikut berlari sambil merentangkan tangan.Elang dan Rey hanya geleng kepala melihatnya mungkin memang begini jika dua sahabat perempuan bertemu setelah tragedi menegangkan."Aku rindu sekali denganmu." ucap Melati."Aku juga."."Kenapa kau pergi meninggalkan aku? aku kesepian.""Aku tidak pergi, tidak mungkin aku meninggalkanmu aku juga kesepian.""Aku mencari mu dan terus memikirkan mu.Apa kau juga begitu?"."Sudah pasti aku begitu tidak mungkin tidak."Mereka berpelukan layaknya Teletubbies lepas lagi peluk lagi sambil berceloteh tidak jelas seperti pasangan kekasih sampai membuat telinga Elang dan Rey merasa panas dan geli.Bisa-bisanya Hafsa dan Melati mengabaikan dua pria tampan disampingnya hanya karena rindu."Sampai kapan kalian terus begitu, pesawat aka
Read more
Bab 88
Mereka berempat setelah mendapat penginapan hanya beristirahat sebentar, lalu dua wanita itu merengek meminta keluar untuk bermain dan mengabadakin momennya.Hafsa dan Melati keluar secara bersamaan membuat mereka berpelukan sambil berteriak membuat dua pria hanya bisa menggelengkan kepala.Tanpa berkata mereka langsung keluar dengan sudah memakai jaket tebal, sepatu juga topi untuk menghangatkan tubuh mereka, karena udara sangat dingin sekali."Hafsa kita ke sana yuk! sepertinya di sana lebih banyak saljunya." ucap Melati sambil menunjuk di depann nya."Iya ayo." Hafsa antusias dengan ajakan Melati.Mereka kemudian setengah berlari menuju tempat dibawah pohon sakura, terlihat seperti anak kecil memang dan dua pria yang mengikuti hanya mengawasi saja sambil melihat aktifitasnya."Ah aku lupa sesuatu, kau tunggu disini yah!" Hafsa menyuruh Melati menunggunya dan Melati mengiyakan dengan mengacungkan dua jempolnya.Kemudia
Read more
Bab 89
Mereka berdua terdiam di kala Elang menyebut status dirinya kemudian mereka pergi begitu saja dengan kecewa."Kalian tidak apa-apa?" tanya Elang pada Hafsa dan Melati."Aku tidak apa-apa.""Tidak apa-apa tuan terimakasih." kata Melati bersyukur Elang cepat ada."Lain kali berhati-hatilah kalian orang baru mudah untuk ditebak maka dari itu kalian jangan terlalu menampakan diri." nasihat Elang yang tentu saja membuat dua gadis itu tidak mengerti."Maksudnya tuan." tanya Melati begitu juga Hafsa yang ikut mengangguk."Ya sudah kalau tidak mengerti, aku malas menjelaskan." Elang malah berlalu pergi membuat Hafsa dan Melati cemberut plus kesal."Suamimu itu gimana sih Sa ngasih tau tapi tidak memberi tahu." kata Melati bersungut-sungut."Aku juga tidak tau." kata Hafsa sambil mengikuti suaminya."Hah sebelas dua belas memang." Melati melongo dengan jawaban Hafsa kemudian mengikuti Hafsa dibelakang.
Read more
Bab 90
"Selain itu kau juga pintar mengambil hati tuan Rey sampai dia membelikan ponsel baru untukmu padahal bukan siapa-siapa." lanjut Hafsa ikut senang dengan keberhasilan temannya."Oh iya dong aku kan pernah bilang mau mengambil hati tuan Rey, sekarang aku memang bukan siapa-siapa nya tapi percaya tidak kalau besok aku pasti akan jadi nyonya Rey, hehehe." kata Melati begitu yakin."Hah yakin sekali kamu, memangnya tuan Rey suka padamu." Hafsa meledek Melati."Hem... kau ini temanku bukan, harusnya menyemangati ku." Melati merajuk sambil memanyunkan bibirnya."Oh cup cup maaf yah, tapi yang aku lihat dari tuan Rey sepertinya dia memang mulai membuka hati untukmu dan aku juga yakin kalau kau adalah gadis pertama dalam hidupnya." rayu Hafsa sambil merengkuh Melati."Nah begitu dong kan aku nya jadi semangat lagi buat ngejar tuan Rey." Melati tersenyum sambil memukul lengan Hafsa pelan."Ah kau ini maunya dipuji-puji terus.""T
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status