Semua Bab Chat Mesra Di Nomor Suami: Bab 71 - Bab 80
86 Bab
69. Cemburu
Season 2 Part 11POV Anita"Siapa laki-laki ini? Sudah berani ya kamu bermain dibelakangku?!" "Uhuk-uhuk!" Gara-gara Mas Bagus ngomong tidak jelas aku jadi tersedak. Secepat kilat Kak Arya langsung menyodorkan air putih ke hadapanku. "Minumlah dulu," ucap Kak Arya dengan santai. Ia memang sengaja memanas-manasi Mas Bagus dan tetap tersenyum walaupun Mas Bagus menatapnya dengan sinis."Hei Bung, tidak bisakah kau berhenti perhatian pada istri orang?" ketus Mas Bagus lagi. Kulihat dadanya naik turun menahan emosi."Tidak. Aku tidak bisa berhenti menyayanginya dan memperhatikannya. Terus kau mau apa?" Kak Arya dengan sengaja mengatakan hal itu membuat Mas Bagus makin naik pitam."Kurang ajar kau!!" Tiba-tiba saja Mas Bagus meraih krah kemeja Kak Arya dan tanpa ba-bi-bu lagi ia memukulnya.Buugg!! Praankk!!Pukulan keras Mas Bagus membuat Kak Arya terjatuh, begitu pula dengan
Baca selengkapnya
70. Merasa tersaingi
Season 2 Part 12POV BagusTak lama seorang laki-laki keluar dari mobil."Kau???!!" pekikku terkesiap kaget, lebih tepatnya aku tak suka melihat kehadirannya. Lelaki yang tadi siang bersama dengan Anita. Dialah lelaki yang sudah membuatku membayar ganti rugi cafe dengan nominal yang cukup besar.***Beberapa jam yang lalu ...Kepalaku kembali berdenyut mengingat ini semua. Hah, aku tak percaya ini. Jalan yang tadinya mulus kini ada batu sandungan. Apa yang harus aku lakukan? Sedangkan Anita juga hamil anakku. [Sayang, temui aku di Cafe Bintang. Aku mau bicara, penting!]Tulisku pada pesan WhatsApp untuk Viona. Benar sekali, aku harus membicarakan ini pada Viona.[Oke, aku segera kesana, Mas]Kulajukan mobilku menuju cafe bintang, memesan meja disana. Tak lama Viona dan Bayu--anak kami datang. Ia tersenyum sangat manis. Sambil menunggu pesanan kami datang, kami berbincang terlebih dahulu.
Baca selengkapnya
71. Mulai terbongkar
Season 2 Part 13Sebuah mobil Honda CRZ berwarna merah memasuki area pelataran rumah yang mewah itu.Seorang lelaki dengan rambut sedikit ikal keluar dari mobil. Ia menatap takjub saat tak ada sedikitpun yang berubah dari bangunan ini padahal ia sudah pergi selama bertahun-tahun dan baru kali ini kembali lagi.Tak lama setelah mengetuk pintu, seseorang membukanya. Wanita paruh baya yang sudah mengabdi selama berpuluh tahun bekerja di keluarga Rusdy tampak terkejut melihatnya."Bi Surwi masih kenal aku?" tanya lelaki itu saat menyapanya."Sepertinya bibi pernah lihat, tapi siapa ya? Kok seperti Den Arya tapi ini ganteng banget," sahut Bi Surwi sambil mengingat-ingat."Haha iya bibi bener, ini aku Arya yang dulu berandalan itu, ternyata ingatan bibi masih tajam ya," sahut Arya dengan suara yang manis. Ia tertawa melihat tingkah kekonyolan Bi Surwi."Ya Allah den, bibi sampe pangling. Aden bisa berubah seperti ini. Ayo masu
Baca selengkapnya
72. Kejutan
Season 2 Part 14POV AnitaPagi itu setelah Mas Bagus berangkat ke kantor, aku bergegas ke rumah ayah. Ayah yang memintaku untuk bertemu saat berbicara di ujung telepon.Sampai di rumah ayah, kulihat ada sebuah mobil Toyota Yaris berwarna merah terparkir disana. Kira-kira mobil siapa ya? "Assalamualaikum.""Waalaikum salam," jawab mereka dengan serempak."Ayah," aku berjalan menghampiri ayah dan menyalami punggung tangannya. Kutangkupkan kedua tanganku di depan dada untuk menyapa tamu yang ada di hadapanku."Anita, ini Pak Haris dan Bu Sonata. Tadinya mereka juga bekerja di perusahaan ayah menjadi karyawan terbaik, tapi katanya mereka dipecat beberapa bulan yang lalu oleh suamimu dengan alasan yang tidak jelas. Ayah juga baru tahu hal ini sekarang. Mereka juga mengatakan ada hal yang ganjil tentang suamimu. Maka dari itu ayah kirimkan Arya untuk mengawasi Bagus. Maaf Anita, bukannya ayah suudzon, tapi hal ini ayah lakuk
Baca selengkapnya
73. Berdebat
Season 2 Part 15POV AnitaTerdengar suara anak kecil menangis. Aku segera masuk ke dalam, lalu meraih Bayu ke dalam gendonganku, kemudian kubawa masuk ke dalam rumahku sendiri.Hatiku seakan teriris begitu perih, karena keegoisan orang tuanya, sang anak bisa saja jadi korban. Anak ini tidak bersalah. Hanya orang tuanya yang tak pandai bersyukur. Perasaan hancur berkecamuk jadi satu. Mengingat hal tadi. Rasanya aku malu pada diriku sendiri.Bayi mungil itu sudah terlelap dalam tidurnya. Sementara mataku masih terjaga. Entahlah malam ini tak bisa tidur. Harusnya di saat kehamilan pertamaku, aku bisa bermanja-manja dengan suami tapi ini justru ...Selang satu jam, Mas Bagus kembali tanpa Viona. Ia masuk ke dalam rumah dengan wajah ditekuk."Gimana keadaan Viona, Mas?" tanyaku."Gak usah sok peduli. Kamu senang kan udah buat Viona seperti ini! Puas?!" bentaknya. "Astaghfirullah hal'adzim. Sudah kukatakan
Baca selengkapnya
74. Sebuah keputusan
Season 2 Part 16Aku tak pernah menyangka, keputusanku untuk bertahan dengan Mas Bagus sangat salah. Bukannya aku bahagia, tapi justru menderita. Hatiku benar-benar sangat sakit. Mas Bagus sudah memperlakukanku semena-mena. Ia lebih mencintai istri pertamanya itu. Sekarang aku bertekad, akan bercerai dengannya. Tak peduli apapun yang terjadi, meskipun anak yang kukandung takkan merasakan kasih sayang seorang ayah. Setidaknya anak ini takkan melihat ibunya hancur.***"Kak, siang ini bisakah temani aku menemui ayah?" Terpaksa kuhubungi Kak Arya di telepon."Ada perlu apa, Dek?" sahut Kak Arya dari seberang telepon."Ada yang ingin kubicarakan pada ayah, tapi sepertinya aku butuh orang yang bisa mendampingiku untuk mengatakannya. Biar ayah tidak kaget atau shock.""Baiklah, nanti kujemput ya.""Iya kak, terima kasih."Panggilan kamipun terputus. Sesuai yang dijanjikan, Kak Arya datang menjemput.
Baca selengkapnya
75. Kejutan untuk Bagus
Season 2 Part 17"Doakan hari ini biar mas yang jadi satu-satunya pemimpin perusahaan," ucap Mas Bagus dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ia sudah berpakaian rapi dengan kemeja lalu jas warna navy membalut tubuhnya. Kelihatan gagah memang.Aku tersenyum. "Ya, semoga saja hari ini kamu beruntung mas," jawabku.Dia mengangguk pasti dengan senyuman yang penuh arti."Mas berangkat dulu ya, Dek," pamitnya seraya mencium keningku, tak lupa ia mengusap perutku yang mulai terlihat buncit. Aku mengantarnya sampai keluar, Mas Bagus tampak masuk ke rumah Viona, berpamitan dengannya dan juga anaknya yang mulai belajar berjalan.Sejak keputusan yang kubuat waktu itu, kami memang sepakat untuk bersandiwara lebih dulu. Ya, aku harus tetap berpura-pura baik pada Mas Bagus sampai waktu yang ditentukan tiba yaitu hari ini. Walaupun seringkali aku menginap di tempat ayah. Tapi ayah bilang, agar aku tetap bersabar."Sabar dulu, Nak, kita
Baca selengkapnya
76. Dendam yang kian terpupuk
Season 2 Part 18POV Viona"Selamat sore, dengan Bu Viona?" --ucap suara dari seberang telepon."Iya saya sendiri," sahut wanita itu harap-harap cemas."Kami dari kepolisian.""Iya pak, ada apa?""Pak Bagus ditangkap atas tuduhan korupsi dan menggelapkan uang perusahaan.""Apaa?""Kami hanya ingin menginformasikan hal itu, bila ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan datang ke kepolisian.""Baik, pak. Terima kasih""Sama-sama. Selamat sore.""Sore"Panggilan itu terputus begitu saja. Kenapa Mas Bagus bisa di penjara? Siapa yang melaporkannya? Bukankah ia menantu pemilik perusahaan? Kenapa ambil sedikit uangnya saja dituduh korupsi dan menggelapkan uang perusahaan? Lalu bagaimana dengan nasibku dan Bayu? Apalagi pembangunan rumah di kampung belum selesai, sekarang justru Mas Bagus masuk penjara. Aargghh.Anita pasti bisa membantunya keluar dari penjara. Aku yak
Baca selengkapnya
77. Dihadang orang tak dikenal
Season 2 Part 19Usai kepergian Mas Bagus, aku masih berada di kantor, menunggu ayah dan Kak Arya selesai meeting lanjutan. Rencananya kami akan pulang bersama sore nanti.***"Bagaimana perasaanmu, Nak? Apa kamu sudah lebih baik?" tanya ayah saat kami akan berjalan menuju ke rumah. "Ya, Ayah. Jauh lebih baik dari sebelumnya," sahutku seraya mencari kunci pintu."Syukurlah. Kapan kamu mau pindah dari sini?""Ayah, Anita perlu waktu untuk mengemas barang-barang disini.""Gak usah khawatir, biar kakak bantu," tukas Kak Arya.Mereka duduk di sofa sambil menyenderkan tubuhnya, sesekali matanya tampak terpejam. Tiba-tiba ponsel ayah berdering."Assalamualaikum, ya halo. Ada apa, Bi? Fandi? Ya, ya saya segera pulang."Ayah beranjak dari duduknya. "Kenapa, Ayah? Ada apa dengan Fandi?" tanyaku khawatir."Kata Bi Surwi, tubuhnya babak belur. Mungkin berkelahi lagi itu anak. Ayah pulang dulu ya," sahut ayah agak tegang."Nita ikut, Yah.""Jangan. Kamu istirahat disini saja. Gak boleh stress
Baca selengkapnya
78. Tentang Perasaan
Season 2 Part 20"Apaaa? gagal, Mas?" pekik Viona, kecewa."Sorry Vi, tadi keburu ada yang dateng menolongnya, kami sempat berkelahi, terus ada polisi juga. Jadi kami kabur.""Ish ... Punya mantra apa sih wanita itu, kenapa selalu saja beruntung! Pokoknya aku gak mau tau ya mas, kamu harus menghancurkan dia! Bagaimanapun caranya.""Iya, iya Viona'ku sayang. Kamu jangan khawatir.""Pokoknya aku mau lihat dia hancur, Mas! Karena dia sudah menghancurkanku!" seru Viona lagi. Dendam dan amarah kasih menguasai hatinya.***Arya membopong tubuh Anita dan membawanya masuk ke dalam mobil. Perasaanya diliputi kekhawatiran yang berlebih. Ia takut terjadi apa-apa terhadap Anita. Arya mengendarai mobilnya cukup kencang. Sampai di rumah sakit, Anita langsung ditangani oleh tenaga medis.Laki-laki itu tampak berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan. Gelisah. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan Anita. Entahlah, ia sendiri tidak tahu jelas dengan perasaannya. Perasaannya bukan hanya sekedar ra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status