Semua Bab TAMU SELEPAS SUBUH: Bab 121 - Bab 130
180 Bab
Bab 121
Bab 121Aku dan Fika serta Mas Hasan pun langsung mendekati Nesya, kami mencoba menenangkan dia. Karena saat ini kondisinya kan sedang hamil."Tidak, dia bukan ibuku! Kamu jangan sembarangan ya!" teriak Nesya lagi sambil berurai air mata.Kami pun mengajak Nesya untuk duduk di sofa dan Fika pun memberikan padanya segelas air putih. Meski apa pun yang terjadi, saat ini aku malah memikirkan tentang bayi yang ada dalam kandungan Nesya. Padahal seharusnya aku pun tak juga terlaku percaya pada Bu Rini, belum tentu juga kan dia itu ibu kandung dari Nesya. Tetapi karena hati ini rasanya masih tak enak, jadi aku memilih untuk diam saja dan menjadi penonton saat ini."Demi Allah, Nes. Aku ini ibu kandung kamu! Percayalah Nak!" Bu Rini masih nampak memelas."Kalau memang benar, tunjukan apa buktinya!" Nesya menjawab, tetapi kali ini dia lebih stabil sepertinya.Sedangkan Mas Hasan sejak tadi hanya tediam saja, aku pun tak tahu apa yang saat ini ada dalam pikirannya. Bu Rini pun kembali membuk
Baca selengkapnya
Bab 122
Bab 122Pov AuthorTak ada yang pernah bisa menduga apa yang akan terjadi esok hari. Bahkan, kadang sebuah impian yang telah kita susun rapi saja masih bisa gagal total. Oleh karena itu, wajib rasanya kita selalu untuk berpikir beberapa kali dalam bertindak.Kedatangan Bu Rini sungguh sama sekali tak pernah diduga oleh Dewi. Padahal wanita tangguh itu telah mengira jika semua cobaan dalam hidupnya akan segera berakhir setelah Hasan dan Nesya menikah, nyatanya malah sebuah kisah masa lalu yang bahkan telah dilupakan oleh si pelaku, kembali menguar ke permukaan."Kenapa semua bisa jadi seperti ini!" ucap Hasan yang sungguh sangat frustasi saat ini. Lelaki itu kini beserta dengan Dewi, Bu Rini dan juga Fika tengah berada di sebuah klinik. Menunggu Nesya yang sedang pingsan dan mendapatkan sedikit perawatan medis karena mengalami shock.Tangis pun rasanya percuma saja meski mengalir dengan deras, toh semua pun tak akan berubah. Kenyataanya adalah saat ini dia tengah melakukan hubungan te
Baca selengkapnya
Bab 123
Bab 123Pov Hasan Rasanya bumi yang kupijak ini langsung runtuh, ketika aku kembali ketemu dengan Rini dan mendapati kenyataan bahwa Nesya itu adalah anak kandungku.'Ya Tuhan karma seperti apa ini!?' teriakku seketika dalam hati.Bukan hanya kaget, tapi jika saja aku tak kuat menghadapi kenyataan ini, pasti aku langsung koit! Padahal aku kan sudah ingin berubah, ingin memperbaiki diri. Kenapa malah seperti ini yang aku dapatkan? Jika seperti ini, yang ada aku malah makin menjauh saja dari Dia.Ternyata bangkai yang sudah aku jujur puluhan tahun pun akhirnya bisa terungkap di waktu yang tak tepat. Ini sebuah pembalasan, dan sungguh aku berharap jika ini semua adalah mimpi belaka.Rini, dia adalah seorang wanita yang penampilannya berbanding terbalik dengan Dewi. Dewi terpelajar, cantik, putih, kaya dan idaman semua lelaki. Sedangkan si Rini adalah seorang yatim piatu yang kecil, hitam manis dan terlihat lusuh.Namun meski begitu, entah kenapa aku masih juga tertarik pada Rini. Pada
Baca selengkapnya
Bab 124
Bab 124Pov HasanHanya berawal dari membetulkan radio itu, akhirnya aku pun setiap hari mampir ke tempat kost Rini. Kebetulan juga memang tempat kost itu bebas sekali, semrawut deh pokoknya. Rini si gadis manis yang pendiam itu ternyata enak sekali jika diajak bicara. Ditambah dengan sikapnya yang suka malu-malu kucing, membuat aku semakin gemas saja. Meski telah memilki bidadari seperti Dewi, tetapi nyatanya aku pun tak bisa menghilangkan pesona seorang Rini."Besok kan kamu libur kerja, mau nggak kalau kuajak main?" tanyaku pada Rini setelah sekitar sebulan kami mulai makin dekat."Main? Mau main kemana nih Mas? Bukannya Mas Hasan harus jualan juga?" tanyanya balik, tetapi aku bisa melihat jika wajahnya makin merona."Pokoknya kita muter kemana gitu, cari tempat yang seru dan nyegerin otak! Capek Rin tiap hari cari duit. Rasanya pingin refreshing. Apa lagi jika refreshing sama kamu, pasti indah banget saat itu!" Rayuan gombal tentu saja langsung aku lancarkan saat itu."Ah kamu in
Baca selengkapnya
Bab 125
Bab 125Penyesalan kini nampak terlihat di mata Mas Hasan. Selama kurang lebih dua puluh tahun kami menjalin rumah tangga, rasanya aku baru kali ini melihat dia frustasi seperti itu. Dalam hati aku masih bersyukur karena tak berada dalam posisi Bu Rini. Naudzubillah! Nyatanya sampai saat ini Allah pun masih terlalu sayang padaku, hingga Dia terus saja memberikan kebaikan dan juga menunjukkan bangkai yang telah lama disimpan oleh Mas Hasan."Ma ... mama yang tabah ya," ucap Fika sambil memelukku dari samping.Aku pun mengangguk pelan. "Tenang saja Fik. Insyaallah saat ini mama bisa lebih tenang," jawabku lirih.Saat ini kami masih berada di klinik, menunggu hingga bisa masuk ke ruang perawatan Nesya. Meski seperti apa pun, tentu aku masih mengkhawatirkan keadaan dia.Aku dan Fika memang sengaja duduk sedikit menjauh dari Bu Rini dan Mas Hasan yang juga sedang duduk saling saling berjauhan. Mereka berdua pun kini saling diam setelah tadi betapa saat terus bertengkar."Sungguh, jika bo
Baca selengkapnya
Bab 126
Bab 126"Saya berhutang banyak hal pada Bu Dewi. Pertama karena kesalahan yang saya buat dulu, dan kini kesalahan yang dilakukan oleh Nesya. Entah kenapa takdir terasa begitu rumit seperti ini! Padahal saya pun setelah meninggalkan Nesya di panti asuhan itu, terus berusaha memperbaiki diri dan juga mendekatkan diri pada sang pencipta. Tetapi apa yang terjadi, malah semua semakin runyam saja!" sungut Bu Rini yang kini duduk tepat di sampingku."Yang sabar ya Bu. Lewati semua ini dengan hati yang tenang. Sepertinya ini adalah cobaan final dalam hidup ini. Jika Bu Rini bisa melewati semua ini, insyaallah Allah akan menaikkan derajat ibu. Pernah saya mendengar, jika karma itu akan datang ketika kita mulai lengah dan menganggap semua sudah membaik. Terus sabar ya, Bu." Saat ini yang aku bisa hanya terus memberikan support saja bukan?"Terima kasih banyak atas semua legowo ini, Bu. Allah yang akan membalas semua ini. Bismillah saya sekarang hanya bisa pasrah." Bu Rini pun akhirnya berucap d
Baca selengkapnya
Bab 127
Bab 127Pov Rini Hampir dua puluh tahun aku pergi merantau di luar pulau jawa dan telah memiliki tabungan, aku pun ingin menemui putriku. Belahan jiwaku yang sejak bayi memang sudah aku titipkan di pantai asuhan.Pasti banyak yang berpikir jika aku ini adalah ibu yang tak baik, karena meninggalkan putrinya sendiri di panti asuhan. Terserah saja jika orang mau bilang apa, yang penting menurutku itu adalah hal yang terbaik. Dari pada aku menjadi gelap mata dan kemudian melakukan hal lain untuk mencelakai bayiku itu? Jadi, jika tak tahu apa pun lebih baik kalian diam saja."Mas, aku hamil!" ucapku dengan perasaan yang bercampur aduk saat itu pada Mas Hasan, seperti biasa saat dia bertandang di kost ku yang sempit itu."Kamu hamil? Gila kamu!" Respon yang diberikan oleh Mas Hasan saat itu sebenarnya sudah aku tebak, tetapi aku memang harus mengatakan hal ini padanya bukan? "Iya Mas. Kenyataannya begitu, dan aku hanya melakukan hal ini dengan kamu saja. Kamu juga tahu kan hal itu," tuka
Baca selengkapnya
Bab 128
Bab 128Pov RiniUntung saja saat itu aku masih ingat dengan Tuhan, jika tidak pasti aku sudah mengakhiri hidup ini. Karena semua yang aku impikan dan diharapkan nyatanya hancur begitu saja. Entah benar atau salah, tapi aku memang melimpahkan semua kesalahan ini pada Mas Hasan.Andai saja dia bilang sudah memiliki isteri, tentu aku tak akan pernah menerima cintanya bukan? Kenapa jika memang dia mencintai istrinya, tapi kenapa dia malah menjadikan aku pacarnya? Berarti memang sejak awal niat Mas Hasan sudah tidak baik. Tetapi aku pun juga salah, karena dengan polosnya malah mau menyerahkan semua sebelum menikah. Dan, tentu saja penyesalan memang selalu ada di akhir."Bu, tolong titip putri saya ini. Suatu saat nanti saya pasti akan menjemputnya kembali," ucapku saat menggendong Nesya yang baru berusia dua minggu itu ke panti asuhan."Kenapa harus dititipkan? Kamu mau kemana?" Ibu panti yang terlihat sangat sabar itu pun balik bertanya padaku.Lalu, tanpa sedikit pun rasa malu aku pun m
Baca selengkapnya
Bab 129
Bab 129Pov Rini Seperti sebuah mimpi yang tak pernah aku harapkan lagi, nyatanya sebelum aku bertemu dengan Nesya malah aku bertemu dengan Mas Hasan. Padahal, hampir setiap hari aku selalu berdoa agar tak lagi dipertemukan dengan lelaki kurang ajar itu.Sakit hati yang telah kuobati selama puluhan tahun, nyatanya sekarang semua harus kembali terungkap di waktu yang singkat.Dan, seperti benang kusut entah bagaimana caranya hingga Mas Hasan dan Nesya bisa menikah dan malah saat ini putriku itu sedang mengandung anak dari ayahnya sendiri.Namun ada satu hal yang kusyukuri saat ini, akhirnya aku bisa bertemu dengan istri dari Mas Hasan. Bu Dewi, aku selama ini sebenarnya sangat ingin betermu dengan dia, karena aku tahu jika memiliki kesalahan yang sangat besar."Maafkan saya Bu. Sungguh saat itu saya tak tahu jika Mas Hasan sudah memiliki istri. Tolong maafkan saya," ucapku dengan sepenuh hati.Jika saat itu Bu Dewi ingin menampar aku atau mungkin menghajarku, aku pasti akan menerima
Baca selengkapnya
Bab 130
Bab 130Pov Author"Aku ingin bayi ini mati saja! Aku tak ingin anak ini! Tolong bilang pada dokter untuk mengeluarkan bayi sial ini! Atau jika tidak, maka aku yang akan mengeluarkan dia sendiri secara paksa!" ucap Nesya dengan mata penuh kebencian.Tak ayal semua yang ada di dalam ruangan itu pun tersentak kaget, tak terkecuali Pak Hasan yang masih di ambang pintu."Nesya, kamu yang tenang ya Nak. Kamu jangan seperti ini. Istighfar!" Bu Rini langsung mendekati anaknya dan berusaha untuk memeluknya.Namun dengan cepat Nesya pun menghalau tangan ibu kandungnya itu. "Kamu jangan pernah dekati aku! Atau aku akan bunuh diri sekarang juga!" teriak Nesya dengan mata berapi-api."Jangan Nak. Jangan bilang seperti itu, istighfar! Ibu minta maaf karena telah meninggalkan kamu di panti asuhan, itu semua ibu lakukan demi kebaikan kamu. Sekarang kamu tenang ya. semua akan baik-baik saja karena ibu sudah berada disini sekarang." Bu Rini terus saja tetap berusaha mendekati putrinya.Sementara itu F
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status