Semua Bab TAMU SELEPAS SUBUH: Bab 101 - Bab 110
180 Bab
Bab 101
Bab 101Pov Author "Hey! Kamu mau menipu saya ya?!" Pemilik toko berucap dengan sangat emosi, hingga membuang semua perhiasan imitasi itu ke arah Fika.Sontak saja Fika dan semua orang yang ada di dalam toko emas itu pun menjadi kaget dengan sikap sang pemilik toko bermata sipit itu. Dan, Pak Hasan pun tak terima dengan perlakuan pada gundiknya itu."Apa-apaan ini? Nggak sopan banget sih?!" ucap Pak Hasan yang langsung bangkit dari duduknya.Bukannya merendah, tapi si pemilik toko malah membelalakkan mata saat ini."Buat apa aku sopan pada penipu seperti dia? Cepat pergi dari sini sebelum aku memanggil polisi dan membuat kalian berdua tidur di hotel prodeo!" tegas sang pemilik.Mendengar ucapan itu, Nesya dan juga Pak Hasan pun langsung melongo tak mengerti bahkan sama seperti para pembeli yang lain. Mereka mulai bertanya sambil berbisik."Semua perhiasan yang dia bawa ini palsu! Pantas dong jika aku marah? Seperti ya dia ini mau menipu aku. Atau mungkin saja wanita ini gila!" tukas
Baca selengkapnya
Bab 102
Bab 102Pov Author "Nesya, kamu kenapa?!" Pak Hasan pun langsung panik dan mencoba membangunkan Nesya. Saat itu para pengunjung yang tadi memperolok pun langsung merasa iba juga. Tak jauh beda dengan Fika dan Bu Dewi yang juga ikut panik saat melihat kejadian itu."Ma, itu Nesya kenapa?" tanya Fika penasaran sekali."Wah, mama juga nggak tahu Fik. Semoga saja ini karena dia kelelahan," tukas Dewi sambil terus menatap ke depan.Meski memang sangat geram pada kedua pengkhianat itu, tetapi jika sudah begini maka pasangan ibu dan anak itu pun merasa kasihan.Beberapa menit banyak orang mencoba membangunkan Nesya, namun tak bisa. Dan, akhirnya Pak Hasan dan seorang lelaki pun menggendong Nesya menuju ke sebuah klinik kesehatan yang letaknya dekat sekali dari toko emas itu."Ma, ayo kita ikut! Fika masih kepo banget nih!"' Tanpa menunggu jawaban dari sang Mama, Fika segera menarik tangan Bu Dewi mengikuti Pak Hasan. Tetapi saat itu Pak Hasan belum sadar jika ibu dan anak itu mengikuti me
Baca selengkapnya
Bab 103
Bab 103Waktu rasanya berjalan begitu cepat untukku. Dua minggu sudah berlaku sejak kejadian di Malang itu. Kini aku dan anak-anak serta Bi Nur pun susah pindah ke rumah lama. Kami menjalani hari dengan riang, tanpa sedikit pun ingin tahu tentang Mas Hasan atau Nesya. Meski beberapa kali kulihat video dan berita mereka di sosial media.Fika pun masih di rumah saat ini, karena masih libur akhir semester. Tetapi mungkin beberapa hari lagi dia sudah kembali pergi. Rasanya hati ini begitu lega dan plong ketika sudah bisa menyelesaikan semua ini. Dua minggu ini menjadi hari-hari yang tenang bagiku. Aku bisa memulai hidup baru dengan bercocok tanam sayuran dan juga bunga di kebun belakang. Dengan pergi ini malah membuat otak dan badanku semakin sehat.Rencananya, aku akan menyewakan rumah yang baru kami tinggali selama enam bulan itu, dari pada tak terpakai."Ma, kenal dengan yang namanya Pak Rusli?" tanya Fika sambil menunjukan layar ponselnya.Aku pun mengangguk sambil membaca chat yang
Baca selengkapnya
Bab 104
Bab 104Aku pun meminta pada Fika ponsel itu. "Jangan diterima Ma. Bukankah lebih baik jika kita tidak lagi berhubungan dengan perempuan ular itu?" ucap Fika sambil menatapku lekat.Kuambil nafas dalam lagi kali ini. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Fika itu tidaklah salah, tapi entah mengapa rasanya kali ini aku ingin sekali menerima panggilan dari Nesya itu."Gak apa-apa Fika. Mungkin sudah waktunya berdamai dengan masa lalu," ucapku sambil tersenyum.Beberapa saat Fika masih terdiam namun kemudian dia pun memberikan benda pipih kesayangannya padaku."Ya sudah terserah mama saja deh. Semoga saja si Nesya nggak buat masalah lagi ya Ma," kujawab kerisauan Fika itu dengan anggukan dan senyuman.Segera kuterima panggilan itu, dan saat itu juga si Nesya menangis. Volume panggilan dari ponsel Fika saat itu lumayan besar, jadi sepertinya Fika pasti mendengar apa yang baru akan kami bicarakan melalui sambungan telepon itu."Tante ... tolong maafkan Nesya Tan. Tolong berikan maaf atas s
Baca selengkapnya
Bab 105
Bab 105Aku dan Fika pun sontak saling pandang saat mendengarkan perkataan dari Nesya itu. Secara langsung juga bayangan tentang kejadian enam bulan yang lalu seperti terlintas lagi di benakku. Kenapa aku malah takut jika nanti Nesya akan bernasib seperti Adelia? Ah tidak, hal seperti ini tak boleh terjadi!"Apa kamu sudah menikah dengan Papa?" Fika terlebih dulu bertanya sebelum aku pun melontarkan pertanyaan yang ada dalam pikiranku ini.Nesya pun menghentikan sesaat tangisannya dan mulai berbicara. " Sudah, Fik. Hari itu saat aku tahu hamil, Mas Hasan memang sempat pergi. Namun, saat itu dia kembali dan mau menikahi aku, tetapi tentu saja setelah aku merengek dan mengatakan masih memiliki simpanan uang di tabungan," jelas Nesya sambil menarik nafas dalam-dalam.Hal yang diucapkan oleh Nesya yang kali ini tak kuduga, padahal kukira saat itu Mas Hasan akan pergi dan tak bertanggung jawab sama sekali pada Nesya."Bentar deh, berarti Papa itu mau nikahin kamu karena kamu janjikan masih
Baca selengkapnya
Bab 106
Bab 106"Mau minta tolong apa?" tanyaku dengan segera, menyela Fika yang sebenarnya akan berucap juga.Dengan bahasa isyarat Fika pun mengatakan tak suka dengan ideku, tapi kali ini aku menyuruhnya untuk diam."Maukah nanti Tante mengasuh bayiku?" tanya Nesya akhirnya dengan suara lirih.Sontak aku dan Fika pun saling berpandangan saat ini."Mengasuh bayi? Apa kamu pikir panti asuhan?" Secara spontan juga Fika pun langsung meradang.Kuelus pundak putriku itu, agar dia bisa sedikit tenang. Karena memang hal ini pun sungguh tak aku pikirkan sebelumnya."Memangnya kamu mau kemana? Sehingga menitipkan bayimu padaku?" tanyaku lagi dengan suara yang lembut.Bayangan Adelia selepas subuh itu kembali terlintas di benakku. Meski memang Nesya bersalah padaku, tetapi aku sungguh tak ingin dia medapatkan nasib buruk seperti Adelia. Apa Lagi aku merasa jika Mas Hasan pun tetaplah Mas Hasan yang dulu. Malah mungkin saat ini dia bisa lebih beringas, mengingat sudah tak memiliki apa-apa lagi."Sudah
Baca selengkapnya
Bab 107
Bab 107Hari ini, Nesya akan datang ke rumah. Seperti yang aku katakan kemarin, jika aku memang menyuruh dia untuk datang dan tinggal di salah satu rumahku. Kali ini dia akan tinggal sementara hingga nanti melahirkan di rumah yang aku dibelikan oleh Mas Hasan setelah insiden Adelia itu. Tak masalah, toh memang sampai saat ini rumah itu masih kosong.Tentu, setelah mengambil keputusan ini, aku dan Fika sempat beradu pendapat saat itu. Putriku itu sedikit tak setuju dengan tindakan yang aku ambil ini. Karena memang menurut dia semua itu terlalu beresiko bagi dia. Memasukkan kembali ular ke dalam rumah, berarti telah siap untuk suatu saat terkena bisanya, begitu istilahnya.Namun kembali lagi aku melakukan hal ini atas dasar kemanusiaan. Sungguh aku tak bisa membiarkan seorang gadis muda hamil yang terlantar begitu saja. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, yang paling aku takutkan tentu saja si lelaki tak tahu malu itu datang dan menghabisi nyawa Nesya. Sungguh aku seperti tak ingin
Baca selengkapnya
Bab 108
Bab 108"Hey! Memangnya kamu kemarin sempat punya pikiran mau bunuh diri?" tanya Fika dengan wajah yang sepertinya kaget.Nesya segera mengangguk dan kali ini wanita muda itu pun mulai menghapus air matanya dengan kasar."Ya seperti itu lah Fik. Aku merasa hina sekali saat itu. Penyesalan atas apa yang aku perbuat, ditambah dengan masa depan yang terlihat suram. Menjadikan aku semakin putus asa saja. Rasanya hanya kematian saja yang pantas untukku," jelas Nesya dengan lirih.Mungkin jika aku yang ada di posisi Nesya, mungkin akan punya pikiran yang tak jauh beda dari pada itu."Itu adalah suatu pikiran yang bodoh, Nes. Kamu telah melakukan banyak kesalahan. Kenapa harus ditambah dengan kesalahan lagi yang lebih besar? Lebih baik kamu sekarang bertaubat dan mulia mendekatkan diri pada Allah," timpalku.Nesya pun mengangguk pelan saat itu. "Bismillah Tan. Energi postif yang Tante Dewi dan Fika tularkan pasti akan membuat saya berubah. Tapi, apakah Tuhan mau menerima permintaan maaf saya
Baca selengkapnya
Bab 109
Bab 109Pov Nesya "Kemana lelaki yang tadi bersama saya itu, Sus?" tanyaku seketika saat masih di klinik dan melihat Om Hasan sudah tak ada lagi disana. "Tadi keluar sih Mbak. Tapi memang belum kembali sampai sekarang. Lebih baik Mbak sekarang istirahat dulu ya, sebelum nanti diperbolehkan untuk pulang," jawab suster itu dengan ramah, yang hanya kubalas dengan anggukan saja.Entah kemana Om Hasan pergi, tadi dia masih saja terus setia menemani aku. Tapi ketika dokter mengatakan jika aku hamil, malah tak nampak lagi batang hidungnya.'Apa mungkin dia pergi karena aku sedang hamil?' tanyaku dalam hati.Pikiranku pun langsung melayang pada kisah Adelia yang pernah diceritakan oleh Fika. Gadis Muda yang dibunuh oleh Om Hasan karena tak mau mengugurkan kandungannya itu.'Tidak! Aku tak mau bernasib sama seperti Adelia! Aku harus lebih pintar dari pada dia!' ucapku lagi dalam hati.Aku pun sesungguhnya tak menyangka jika hamil. Sebenarnya memang sudah sejak dua bulan yang lalu aku tak dat
Baca selengkapnya
Bab 110
Bab 110Pov Nesya Ketika Mas Hasan mengucapkan ijab kabul, saat itu aku sungguh merasa sangat bahagia, meski ini bukan pernikahan resmi dan bukan pernikahan yang diimpikan setiap gadis tapi aku sungguh bersyukur karena bisa menikah dengan orang yang kucintai."Mas. Terima kasih karena kamu sudah mau menerima aku dan bayi kita. Aku tahu jika kamu memang benar sangat mencintaiku dan tak mungkin memperlakukan aku seperti Adelia dulu," ucapku setelah resmi sah menjadi istri sirinya.Mas Hasan mengecup keningku dengan manis. " Tentu, hanya kamu gadis bisa mengambil hatiku. Sekarang kamu nggak usah mikir yang macam-macam ya. Cukup tenang dan wajib terus sehat demi anak kita. Sementara aku akan mencari pekerjaan. Yang lalu biarlah berlalu dan sekarang waktunya kita membuka lembaran baru," ucap Mas Hasan dengan super lembut.Pikiran buruk yang tadi sempat bersarang padanya pun seketika sirna. Karena rasanya kini aku menjadi gadis yang paling beruntung di dunia ini."Kalau begitu ini bawa ATM
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status