All Chapters of Aku Istri Rahasia Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40
72 Chapters
Bab 31
"Kenapa Mbak Anita bicara seperti itu?" tanya Syifa dengan penasaran."Karena aku tahu kalian pasti punya hubungan rahasia,"jawab Anita sambil tersenyum kecut."Hubungan rahasia, apa maksud Mbak Anita dan kenapa Mbak bisa menyimpulkan hal seperti itu," tanya Syifa sambil berusaha menarik rambutnya dari cengkraman Ningrum."Kami pikir aku tolol, tatapan mata kalian saat berpandangan tidak dapat membohongi ku," jawab Anita sambil menatap Syifa."Nyonya lepaskan rambut saya!" teriak Syifa sambil menarik rambutnya dengan keras."Asal Nyonya besar dan Mbak Anita tahu, saya dan Mas Rudi tidak ada hubungan apapun selain hubungan majikan dan pembantu," tanbah Syifa setelah melepaskan rambutnya dari jambakan Ningrum."Ehm kamu pikir kami percaya, asal kamu pelacur seperti kamu akan sangat muda menggoda semua laki-laki apalagi mereka yang notaben keluarga kaya raya seperti Mas Rudi," ucap Anita sambil berjalan mendekati Syifa."Plak," tiba-tiba Syifa menampar pipi Anita dengan cukup keras."Kur
Read more
Bab 32
"Apa maksudmu, aku tidak melakukan apapun kepada pembantu itu," ucap Anita sambil mengelak."Jangan bohong! Aku sudah tahu apa yang kamu dan Mama ku lakukan kepada Syifa," bentak Rudi hingga membuat Anita terkejut."Dari mana dia tahu apa yang sudah kami lakukan, apa jangan-jangan perempuan itu melapor kepada Mas Rudi," batin Anita sambil menatap Wajah sang suami."Kenapa diam, kamu pasti heran darimana aku bisa tahu apa yang sudah kamu lakukan kepada Syifa," tebak Rudi saat melihat wajah gugup Istrinya."Tidak, ehm begini saja bagaimana kalau malam ini kita makan di luar," ucap Anita sambil merayu Rudi."Tidak, malam ini aku mau makan di rumah bersama keluargaku," jawab Rudi yang lalu berjalan ke arah kamar mandi.Anita yang melihat sikap dingin Rudi langsung keluar dari kamar. Dia mulai berjalan ke arah ruang keluarga untuk menemui Ningrum dan kedua adik iparnya. Sambil memasang wajah cemberut Anita duduk di samping mertuanya."Ya ampun menantu kesayangan Mama kenapa cemberut, coba k
Read more
Bab 33
Ningrum dan Andre langsung bergegas keluar dari kamar untuk segera ke kamar sang putra. Ternyata Shania dan Sherin sudah ada di depan kamar sang kakak. Terdengar keributan dan perdebatan antara Rudi dan Anita."Rudi, cepat buka pintunya," perintah Andre sambil mengetuk pintu kamar Rudi."Rudi! Cepat buka pintunya," teriak Ningrum yang sudah khawatir dengan keadaan sang menantu."Ada apa Ma?" tanya Rudi sambil membuka pintu kamarnya."Minggir kamu," ucap Ningrum sambil mendorong tubuh Rudi dan berjalan ke arah Anita yang menangis di bawah tempat tidurnya."Rudi! Kenapa kamu bisa memukul seorang perempuan, apalagi dia istrimu," bentak Andre saat melihat Anita penuh dengan luka lebam."Dasar anak tolol tidak punya otak kamu, bisa-bisanya kamu memukul Anita hingga babak belur," tambah Ningrum sambil berjalan ke arah Rudi dan memukul kepalanya."Perempuan seperti dia memang harus dikasih pelajaran, agar dia tahu bagaimana caranya bersikap sopan," jawab Rudi seolah mencari pembenaran dalam
Read more
Bab 34
"Sekarang aku tanya sama Mama, apa Mama lupa kalau tadi kami pamit ke Dokter?" tanya Rudi kepada Ningrum."Mama ingat, tapi kenapa sampai selama ini?" tanya Ningrum sambil mendesak Rudi."Rumah sakit itu tempat umum jadi wajar kalau lama," jawab Rudi sambil berjalan ke arah kamarnya.Melihat sang suami masuk ke dalam kamar Anita langsung mengikutinya. Terlihat Rudi mulai memejamkan mata seolah terlihat sangat lelah. Anita yang saat itu sudah berada di dalam kamar langsung masuk dan duduk diatas tempat tidur."Sepertinya kamu sangat lelah Mas?" tanya Anita dengan lembut."Iya," jawab Rudi dengan singkat."Apa mau aku pijitin atau aku buatkan teh hangat untukmu," tawar Anita sambil memegang tangan suaminya."Tidak perlu, lebih baik kamu keluar, karena aku ingin beristirahat," jawab Rudi hingga membuat Anita kesal dan keluar dari kamarnya.Anita yang kesal dengan Rudi langsung menemui Syifa yang sedang menemani Akbar. Anita yang dalam kondisi marah langsung membuka kamar Syifa. Dia langs
Read more
Bab 35
“Kenapa Mama tidak boleh mengusirnya? Ini rumah Mama jadi Mama berhak mengusir siapa pun yang Mama mau!" bentak Ningrum saat dia tahu pemilik suara yang membentaknya."Tapi aku yang membawa Syifa dan aku juga yang memberikan dia upah selama ini, jadi hanya aku yang berhak mengusirnya!" jawab Rudi sambil menghampiri Ningrum dan Anita."Mungkin maksud Mama agar kamu tidak perlu terbebani dengan biaya penggeluaran Syifa dan putranya, Sayang," ucap Anita sambil berjalan dan memeluk lengan kekar sang suami."Diam kamu! Jangan pernah menghasut semua orang yang ada di rumah ini dan asal kamu tahu aku tidak pernah merasa terbebani dengan kehadiran Syifa selama ini," bentak Rudi sambil menatap Anita dengan tatapan tajam."Syifa cepat kembali ke kamarmu sekarang," perintah Rudi kepada Syifa yang di balas dengan anggukan kecil."Tapi Mas …." belum selesai Anita menyelesaikan ucapannya Rudi langsung memotong ucapannya."Jika kamu tidak suka atau keberatan dengan aturan yang aku buat silahkan perg
Read more
Bab 36
"Bagaimana hasil pemeriksaan Dokter?" tanya Ningrum yang sudah penasaran dengan hasil pemeriksaan Anita. "Dokter bilang Anita hamil Ma," jawab Rudi sambil memapah Anita masuk ke dalam rumah dengan perlahan. "Alhamdulillah, akhirnya sebentar lagi Mama punya cucu. Sekarang kamu bawa Anita ke kamar biar dia bisa istirahat, Mama mau ke dapur dulu untuk meminta Marni dan Mbok Inah masak makan malam istimewa," perintah Ningrum sambil mengusap perut Anita yang masih rata lalu berjalan ke arah dapur. "Ma, tidak perlu biar Rudi saja yang ke dapur sekalian mau minta tolong Mbok Inah buatkan kopi," ucap Rudi hingga membuat Ningrum menghentikan langkahnya. "Baik kalau begitu, biar Anita Mama yang antar ke kamar. Ayo Sayang Mama bantu ke kamar, " ucap Ningrum sambil menggandeng tangan menantu kesayangannya. "Tapi Mas …." belum selesai Anita bicara Rudi langsung memotong pembicaraannya."Kamu ke kamar sama Mama dulu ya, setelah buat kopi aku akan langsung masuk ke kamar," jawab Rudi sambil ter
Read more
Bab 37
“Mama, Papa," ucap Rudi saat melihat Ningrum dan Andre sudah berdiri di depan kamar Syifa. “Plak," sebuah tamparan Andre berikan kepada Rudi di hadapan Ningrum dan Syifa lalu meninggalkan kamar itu dengan rasa marah. "Apa yang Mama pikirkan selama ini benar, ternyata kamu dan Syifa …." ucap Ningrum yang tiba-tiba berhenti saat melihat wajah Syifa."Maafkan Rudi Ma," ucap Rudi sambil bersimpuh di kaki Ningrum."Plak!" tiba-tiba Ningrum menampar Syifa dengan sangat keras."Dasar kamu perempuan miskin, kamu pasti sudah menggoda putraku sampai tanpa sadar dia menghamilimu dan kini harus membawamu tinggal di sini, jangan harap aku akan menerima statusmu sebagai menantu di rumah ini, karena buatku kamu adalah pembantu miskin yang tidak ada gunanya!" bentak Ningrum sambil melotot ke arah Syifa. Setelah puas membentak Syifa, Ningrum langsung berjalan meninggalkan kamar itu dan berjalan ke ruang kerja sang suami. Rudi yang melihat Ningrum meninggalkan kamar itu langsung bergegas mengejarn
Read more
Bab 38
“Silahkan Syifa, karena sebagai seorang istri kamu juga berhak menentukan pilihan untuk hidupmu," jawab Andre sambil mempersilahkan Syifa bicara. "Mas Rudi, apa yang dikatakan orang tuamu itu benar, pilihlah salah satu diantara kami dan apapun pilihanmu akan aku terima dengan ikhlas," ucap Syifa sambil menetap Rudi dan tersenyum walaupun dalam hatinya menyimpan luka yang sangat dalam. "Aku yakin Mas Rudi akan lebih memilihku dibandingkan kamu, karena kamu lihat saja aku jauh lebih cantik, pintar bahkan aku mempunyai karir yang bagus, iya 'kan Mas?" ucap Anita sambil memeluk tangan Rudi dengan erat. 'Iya, jika Mama jadi Rudi pasti akan memilih Anita yang jauh lebih segalanya daripada wanita kampung sepertimu," sahut Ningrum sambil berdiri dan menatap Syifa dengan tatapan penuh kebencian dan rasa jijik. "Mama! Lebih baik kamu diam, biarkan Rudi memilih sesuai hatinya dan jangan pernah kamu ikut campur dalam masalah ini," bentak Andre kepada sang istri. "Rudi cepat pilih satu d
Read more
Bab 39
Beberapa jam kemudian mereka pun sampai di rumah yang sudah disiapkan Andre. Terlihat wajah kesal Anita saat dia harus tinggal satu atap dengan Syifa. Dia berharap semoga ibu mertuanya segera menyingkirkan Syifa dan putranya. "Aku harap perempuan tua itu bisa secepatnya menyingkirkan perempuan miskin ini, agar aku bisa secepatnya menguras harta laki-laki tolol ini," batin Anita sambil melirik ke arah Syifa. "Anita kamarmu ada di sebelah sana," ucap Rudi sambil menunjuk sebuah kamar di lantai dua. "Kamar tamu?" tanya Anita dengan sedikit kesal saat tahu jika dia harus tidur di kamar tamu. "Iya memangnya kenapa? Apa ada yang salah dengan kamar tamu itu," tanya Rudi dengan penasaran. "Kalau aku di kamar tamu lalu bagaimana dengan kamar utama itu, tidak mungkin 'kan kamar itu kosong," jawab Anita sambil menunjuk sebuah kamar yang terlihat lebih luas daripada kamarnya. "Kamar itu akan di tempati oleh Syifa, dan Mbok Inah bisa tidur di kamar bawah bersama Akbar," jawab Rudi sambil
Read more
Bab 40
"Assalamualaikum, Pa." ucap Rudi sambil membuka pintu. "Waalaikumsalam, tumben jam segini kamu sudah di kantor?" tanya Andre saat melihat Rudi masuk ke ruangannya. “Ada hal yang ingin aku bicarakan sama Papa, apa pagi ini Papa tidak ada kesibukan?" jawab Rudi sambil duduk di kursi. “Kebetulan pagi ini Papa banyak jam kosong, memang apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Andre sambil bersandar di kursinya. "Bagaimana kalau pagi ini Papa traktir aku makan, karena kebetulan aku belum sarapan," ucap Rudi sambil tersenyum. "Bagaimana bisa kamu belum makan?" tanya Andre kepada sang putra dengan rasa heran. "Ceritanya panjang, nanti akan aku ceritakan saat kita sudah di tempat makan," jawab Rudi sambil berdiri. "Baik, ayo kebetulan pagi ini Marni juga tidak masak," ucap Andre sambil berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah sang putra lalu berjalan beriringan ke arah kantin yang ada di gedung itu. ***Di Tempat terpisah Syifa yang baru saja menerima uang dengan jumlah yan
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status