All Chapters of Jebakan Ranjang Suami Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
115 Chapters
Mencari Petunjuk
Keesokkan harinya. Sejak pagi Vivian sudah sampai di kantor. Ia terus memeriksa semua buku, serta berkas-berkas yang tersusun rapi di lemari yang ada di dekat meja kerja Raven. Ya, seperti yang Raven katakan sebelumnya, Vivian diizinkan berusaha mencari benda yang diinginkannya selama itu tidak dilakukan di depan Raven dan tidak diketahui oleh Raven.Bahkan, selama satu minggu Raven tidak ada di kantor, Vivian memeriksa seluruh isi ruangan Raven tersebut. Ia pun terus berusaha mencari informasi dengan samar-samar tentang ruangan yang mungkin saja bisa menjadi tempat yang dikatakan sebagai brangkas perhiasan oleh Yana waktu itu. “Kenapa tetap tidak ada,” geram Vivian yang merasa sangat kesal karena tak juga menemukan petunjuk apa pun padahal sepertinya ia sudah mencari di seluruh ruangan Raven tersebut.Hingga tanpa sengaja ia menyenggol sebuah vas kecil dan membuat benda tersebut menghantam lantai sebelum akhirnya
Read more
Asisten Untuk Asisten
“Ada apa?” tanya Raven sembari melapaskan pelukannya dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang baru saja datang tersebut.Wanita berpakaian cukup terbuka tersebut pun berlenggak-lenggok ke arah Raven dengan tenang. “Itu Tuan, saya datang ke sini untuk melapor,” ujarnya dengan lembut.“Ya,” sahut Raven dengan tenang dan kemudian melangkah kembali ke tempat duduknya.‘Cih, dia ternyata sama saja seperti laki-laki lainnya,’ batin Vivian sembari membetulkan pakaiannya.“Cher, mulai besok kamu akan membantu setiap tugas Vivian, apa kamu paham?” Mendengar hal itu, wanita bernama Cheri yang saat ini tepat di samping Vivian pun langsung menggeser posisi tubuhnya agar bisa tepat menghadap Vivian. “Kenalkan namaku Cherry,” ucapnya sembari mengulurkan tangannya, meminta berjabat tangan.Vivian pun langsung membalas senyuman tersebut dengan canggung. “Aku Heta,” ujarnya sembari menjabat tangan wanita berparas mi
Read more
Ancaman Nyonya Reya
“Rav, kamu harus mendengar Mama. Mama berbicara seperti ini juga demi kebaikan kamu,” ujar Nyonya Reya sembari menatap ke arah Raven dengan tatapan penuh perhatian.Tentu saja Raven tahu dengan jelas kalau semua perhatian dari ibu tirinya itu hanyalah palsu. “Dengar Nyonya, aku sudah mengatakan berkali-kali pada kamu ‘jangan menyebutmu mama di depanku’ karena ibuku hanya satu dan dia sudah tenang di surga,” tandasnya.Sedangkan Yella yang saat ini sedang duduk di sebelah Nyonya Reya pun hanya bisa menghela napas dalam ketika mendengar ucapan Kakak angkatnya tersebut. Dia tahu dengan jelas jikalau Raven sangat membenci ibu tiri mereka itu karena dia dulu adalah wanita yang merusak rumah tangga orang tuanya. “Baiklah, kalau begitu terserah kamu saja,” sahut Nyonya Reya sembari bangun dari sofa yang didudukinya. “Dan ya, aku ke sini karena mendapat perintah dari kakekmu, dia mengatakan agar kamu segera membawa Vivian ke rumah utama,” imbuhnya.
Read more
Calon Istri Suami
“Ini memang sangat cantik, dia adalah edisi terbatas dari rumah mode El Round’s,” terang Cherry dengan tenang. “Dan gaun ini sudah dipesankan oleh Tuan Raven. Jadi saya hanya tinggal mengambilnya saja tadi,” imbuh Cherry dengan sopan. Langsung saja Yella mengusap benda yang ada di dalam bingkisan tersebut. “Pasti sangat sulit mendapatkan gaun ini,” komentarnya.“Ini ... gaun ini sangat mewah, sepertinya aku tidak bisa menerimanya,” ucap Vivian sembari menutup kembali wadah gaun berwarna gold mewah tersebut.Melihat pemberiannya akan ditolak, Raven pun menyahut, “Kenapa, apa kamu merasa tidak beruntung mendapat pakaian dariku?”Mendengar hal itu Vivian pun segera mengalihkan pandangannya kembali pada Raven dan menatapnya tajam.“Ehem!” Tiba-tiba Cherry berdehem saat melihat interaksi negatif di antara kedua orang tersebut. “Nona Heta, harusnya Anda sangat bersyukur dan merasa beruntung karena mendapat hadiah seperti
Read more
Calon Suami Yella
Beberapa jam berlalu dengan sangat santai bagi Vivian. Ia menyerahkan hampir seluruh tugasnya pada Cherry karena memang seluruh tugasnya berhubungan dengan Raven, kecuali beberapa hal seperti penyusunan jadwal dan penyusunan berkas penting.“Kenapa tidak dari kemarin wanita itu datang,” gumam Vivian sembari menatap ke arah langit-langit ruangannya dengan punggung yang menyender di kursi kerjanya.Hingga sesaat kemudian, terdengar suara notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya. Vivian pun segera melihat isi pesan tersebut, lalu menatap ke arah jam dinding yang ada di ruangannya.“Ternyata sudah waktunya makan siang, sungguh indahnya hidup ini,” gumamnya sembari terkekeh sendirian.Ia pun segera mengemasi clutch-nya, juga memasukkan beberapa benda penting ke dalam tas tersebut. Dan setelah itu ia pun berjalan dengan tenang ke arah ruangan Raven.Seperti yang seharusnya, ia mengetuk pintu ruangan Raven dengan pelan sebelum akhirny
Read more
Hubungan Terlarang Nyonya Reya
Lagi-lagi belum sempat Vivian menyelesaikan kalimatnya, Yella sudah lebih dulu menarik tangannya dan membuat Vivian kembali duduk di tempatnya semula.“Tolong tenang Vi, jangan sampai kita ketahuan,” bisik Yella.Benar saja, sesaat kemudian laki-laki paruh baya yang sedang duduk bersama Nyonya Reya tersebut pun menoleh ke segala arah. Vivian pun mengawasi hal itu dari balik buku menu yang diberikan oleh Yella. ‘ini gila, tidak mungkin ini terjadi,’ pikir Vivian sembari mencengkeram erat buku menu yang ada di tangannya.“Vi, kemarin Mama menyodorkan foto laki-laki tua itu padaku. Dia mengatakan kalau itu adalah calon suamiku,” keluh Yella. “Tapi aku tidak menyangka kalau ternyata mereka berdua punya hubungan seperti ini,” ucap Yella dengan suara pelan seperti orang yang tengah bergumam.Vivian pun kembali menatap ke arah Nyonya Reya yang saat ini tengah saling menggenggam tangan dengan laki-laki paruh baya tersebut . Seketika gi
Read more
Suami Kecil
Di tempat Raven. Saat ini Raven tengah duduk di ruang tamu di rumahnya. Ia yang baru saja selesai menelepon seseorang pun segera memasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celananya.Tak lama kemudian, terlihat seorang laki-laki berlari masuk ke dalam rumah tersebut dengan tergopoh-gopoh.“Tuan, Tuan Sean sudah datang, “ucap laki-laki yang berusia sekitar 50 tahunan itu dengan napas yang tersengal-sengal.“Bagus,” jawab Raven sembari bangun dari kursinyaIya pun bergegas keluar dari pintu rumah tersebut dan menuju ke arah halaman, di mana mobil Raven berhenti. “Di mana dia?” tanyanya pada Sean yang tak jauh di depannya.“Di dalam,” jawab Sean sembari melepas jasnya.Langsung saja Raven mempercepat langkahnya dan kemudian menggendong Vivian yang ada di dalam mobil tersebut, lalu membawanya masuk ke dalam rumah besarnya.Sean yang sudah selesai melepas jasnya pun segera mengikuti Raven di belak
Read more
Pulang
‘Dari mana dia tahu Shine? Apa dia menyelidiki hal ini atau jangan-jangan dia justru sudah tahu semuanya,’ batin Vivian yang merasa semakin gelisah.“Kenapa kamu diam saja?” tanya Raven yang kini terus menatap ke arah Vivian.“Kenapa kamu menanyakan tentang Shine?” tanya Vivian tanpa berani berbalik.“Apakah ada masalah sampai aku tidak boleh bertanya tentang anak laki-laki itu?” Vivian kemudian kembali melangkahkan kakinya sembari menjawab, “Tidak ada, dia hanya anak temanku.”“Hem,” gumam Raven menanggapi jawaban dari Vivian tersebut.Di rumah Vivian. Jam di dinding kamara Shine menunjukkan hampir pukul sebelas malam, tapi saat ini Shine masih saja sibuk dengan laptopnya. Semenjak Raven mengangkat panggilannya, ia pun penasaran dengan sosok Raven. Ia pun sempat bertanya pada Jessi tentang Raven, tapi Jessi terlihat seolah menutupi sesuatu darinya. Hingga akhirnya, ia
Read more
Alat Di Leher
“Aku tidak menyangka kalau dia akan kagum pada Raven seperti itu,” ujar wanita tersebut sembari melangkah memasuki ruang tamu.Jessi yang saat ini melangkah di belakangnya pun langsung menyahut, “Dia bahkan ingin menjadi muridnya, apa itu tidak membuat kamu ingin mengatakan saja yang sebenarnya?Sepertinya mereka dua cocok.”‘Aku sudah berkata pada Raven akan membantunya, jika dia masih benar-benar mencintai Vivian. Semoga apa yang aku lakukan ini tidak salah,’ batin Jessi yang mengingat pembicaraannya saat Raven menemuinya di Taman Kanak-kanak Shine.“Iya, mereka memang cocok. Mereka sama-sama orang yang posesif dan punya lidah tajam, kadang-kadang. Mungkin jika suatu hari nanti aku tidak bisa menjaga Shine lagi.Aku bisa memberikannya pada ayahnya dengan tenang,” ucap Vivian sembari menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu tersebut.Jessi pun segera duduk di dekat Vivian. “Jangan bicara macam-macam, kamu akan tetap merawat Shi
Read more
Kiss Mark
Seketika Vivian langsung tersenyum aneh saat mendapat kejutan yang sebenarnya adalah hal romantis itu.“Apa ini Tuan?” tanya Vivian sembari menatap ke arah bunga yang saat ini sedang disodorkan oleh laki-laki di depannya.“Ini mawar yang cantik, secantik wanita di depanku,” jawab laki-laki di depan Vivian dengan sebuah senyuman yang harusnya menawan bagi wanita yang melihatnya, kecuali Vivian.‘Cih, najis. Rayuan kuno ini kenapa masih bisa dia lakukan, astaga,’ komentar Vivian di dalam hati, tetapi di luar masih menampakkan ekspresi malu-malu untuk menanggapi rayuan Rain tersebut.Pada akhirnya Vivian pun menerima mawar tersebut dan berterima kasih dengan gaya khas seorang wanita polos.Tak lama kemudian, terdengar suara deheman dari arah lain yang membuat Vivian dan Rain langsung menoleh hampir bersamaan.“Tuan Rain, apa yang Anda lakukan di sana?” tanya Raven yang saat ini sedang melangkah ke arah mereka berdua deng
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status