Semua Bab KEMBANG DESA SANG MILIARDER : Bab 101 - Bab 110
173 Bab
Memberikan Kebahagiaan Pada Istri
"Maaf Nona, pihak saya tidak bisa memberitahu Anda, karena saya hanya mengelola bukan bertugas untuk menerima pembayaran!" ucap seorang pria yang mengelola gedung tersebut.Radisha menggembungkan pipinya. "Ya sudah deh kalau begitu," ucap Radisha malas."Sudahlah Istriku, kau tidak perlu repot-repot ingin mengetahui berapa banyak biaya itu, kamu jangan khawatir ya, yang penting kamu merasa senang dengan acara ini nantinya!" ujar Danu berusaha menenangkan sang istri."Baiklah, kalau begitu aku tidak mau tahu lagi!""Untuk itu kita harus segera pergi dari sini ya, aku ingin membawa kamu ke suatu tempat lagi!" ajak Danu masih merahasiakan tempat yang akan menjadi tujuannya.Pada saat Danu berjalan, tiba-tiba saja dari kejauhan terlihat Tifany sedang mengawasi keberadaan mereka berdua.Tifany mengikuti mobil yang di kendarakan oleh Danu, sampai pada akhirnya Danu menepikan mobilnya di sebuah mall yang berada di kota itu. "Kenapa kita
Baca selengkapnya
Cinta yang Sebenarnya
Danu dengan Radisha terlihat keluar dari dalam bangunan megah pusat perbelanjaan di kota Jakarta. Mereka saling bergandengan tangan sampai masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan mal itu. "Aku senang sekali hari ini," ucap Radisha menyandarkan kepalanya di pundak Danu."Ya memang itu yang aku inginkan, aku ingin selalu melihat Istriku ini merasa senang sepanjang hari," Danu mengusap kepala Radisha, dan terus melangkahkan kakinya.Kini Radisha sangat bersyukur perjuangannya selama ini tidak sia-sia, dia telah bahagia menikahi pria yang teramat sangat mencintainya. "Apa kau ingin langsung pulang? Apa tidak ingin ke tempat lain?" tanya Danu menawarkan pada Radisha."Memangnya setelah ini kita akan ke mana lagi?" "Ke pantai, itu pun kalau kau mau," ucap Danu penuh harap."Memangnya kau tidak lelah terus melakukan kejutan, demi kejutan untukku?" "Tentu saja tidak, sudah aku bilang aku bahagia bila melihat kau sebahagia ini!" tu
Baca selengkapnya
Selalu Paling Spesial
Suara Natalie terdengar sangat serius ditelinga Audrey. Seketika Audrey menghentikan langkahnya, dan kembali menoleh pada ibunya."Memangnya apa yang ingin Mama bicarakan lagi denganku Ma?" sahut Audrey menelan salivanya, dia terlihat sangat gugup ketika menatap wajah ibunya."Kau sedang membuat rencana dengan siapa?" tanya Natalie penuh selidik."Hah ... rencana apa? Mama ini ada-ada saja. Mana mungkin saya merencanakan sesuatu yang buruk," terangnya menjelaskan."Kamu jangan berbohong?" Natalie terus menatapnya."Ya ... saya tidak berbohong! Memangnya kenapa?" "Awas kamu kalau berbohong!" ucap Natalie tegas, dan segera berjalan pergi.Audrey masih berdiri di sana, masih menatap pada langkah ibunya yang perlahan menjauh darinya."HUH! Untung saja aku bisa meyakinkan Mama," gumam Audrey menghela nafasnya.Audrey segera berjalan menuju ruangan kerjanya. Kini Audrey telah sampai di dalam ruang kerja, dan
Baca selengkapnya
Berbagi Pada yang Membutuhkan
Sore itu Radisha dengan Danu membawa banyak kantung makanan, mereka sengaja membeli banyak makanan untuk di bagikan ke setiap panti asuhan. "Semoga Anak-anak panti suka dengan makanannya ya Suamiku?""Aku jamin mereka akan menyukainya Istriku, kamu jangan khawatir," ucap Danu mengelus punggung tangan Radisha lembut.Kemudian, Danu menstater mobilnya berjalan dengan santai keluar dari kawasan Ancol Jakarta Utara.Danu hanya tersenyum ketika melihat wajah istrinya yang begitu menggemaskan, wajah cantik itu terlihat berkilau ketika sang mentari menyorot dari barat memantulkan cahayanya lewat kaca mobil depannya."Apa panti asuhannya masih jauh Suamiku?" tanya Radisha tak sabar."Sebentar lagi kita sampai! Kenapa Hem ... kamu sudah tidak sabar ya?" tanya Danu di sela mengemudikan mobilnya."Iya ... kebetulan aku sudah enggak sabar ingin melihat wajah-wajah bahagia dari Anak-anak panti!" balas Radisha menimpali suaminya."Ten
Baca selengkapnya
Masalah datang Lagi
"Apa kau senang dengan aktivitas hari ini Hem?"Danu baru saja keluar dari mobil, dan menanyakan pada Radisha soal aktivitasnya hari ini."Tentu saja aku senang Suamiku! Selain menikmati waktu bersama denganmu aku juga bisa berbagi dengan Orang lain, nikmat mana lagi yang kudustakan,"Danu tersenyum dia kagum dengan pribadi istrinya. 'Aku beruntung sekali memiliki Istri sepertimu Radisha,' batin Danu tersenyum."Kamu kenapa senyum-senyum seperti itu?" Radisha membuyarkan lamunannya."Em ... enggak! Aku hanya tersenyum apa tidak boleh?" "Tentu saja boleh, aku tidak melarang untuk hal itu,eh iya ... ini sudah hampir malam, lebih baik kita masuk Rumah," "Iya, kamu benar!" timpal Danu melangkahkan kakinya perlahan masuk ke dalam rumah dengan tangan menggandeng Radisha.Sementara, Natalie dengan yang lain telah menunggu kedatangan mereka berdua. Suasana canggung di meja makan begitu kentara di rasakan oleh Prasasti
Baca selengkapnya
Masalah dari Masa Lalu
Perlahan Audrey bangkit dari tempat duduknya, ia kesal karena mereka terus saja ribut di sana."Apa aku tidak bisa makan dengan tenang? Kenapa kalian terus saja ribut di sini, Ini meja makan bukan tempat ribut!" tukas Audrey dengan kesal meninggalkan meja makan itu."Lebih baik aku juga pergi, tidak sudi aku satu meja dengan ...," seketika Natalie menelan kembali ucapannya."Cukup Ma!" bentak Naratama murka terhadap sikap istrinya kian hari semakin menjadi-jadi. "Tidak bisakah kau bersikap tenang?" tegasnya menatap tajam pada istrinya."Cukup ya Pah! Kau tidak usah menasihatiku, percuma aku tidak akan mendengarkanmu!" ketusnya dan perlahan melangkahkan kakinya, meninggalkan meja makan.Prasasti merasa tidak enak hati lantaran keberadaannya di rumah ini, mereka terus saja cekcok sehingga ketakutan Prasasti akan menghancurkan hubungan di antara mereka."Kalau begitu Ibu juga mau ke kamar ya, Ibu sudah kenyang," ucap Prasasti tak en
Baca selengkapnya
Konflik Semakin Rumit
"Ternyata kalian diam-diam masih berhubungan di belakangku?" Natalie mengeratkan rahangnya, dan mengepalkan jemari tangannya terus berjalan menghampiri keberadaan mereka."Tidak bisakah kau dengarkan penjelasanku terlebih dahulu Natalie!" sentak Tuan Naratama dengan tegas, "Aku bertemu dengan Prasasti hanya ingin meluruskan permasalahan di masa lalu!""Permasalahan apalagi memangnya ha? Bukankah hubungan kalian sudah berakhir, atau selama ini kau memang mengetahui kalau Radisha adalah Putri dari Sasi Pa, dan untuk kembali padanya kau sengaja tidak merestui hubungan Danu, iya begitu Pa?!""Jadi memang benar kau mengetahui pada saat aku menceraikan Prasasti bahwa dia sedang mengandungnya Anakku?"Tadinya Naratama tidak ingin memperpanjang masalah itu, tetapi kini dia telah mengetahui bahwa memang yang di katakan Prasasti bukanlah kebohongan.Seketika Natalie terdiam, dan tidak melanjutkan ucapannya. Ia tercengang lantaran suaminya itu memba
Baca selengkapnya
Konflik Semakin Tajam
Reaksi Danu kini sinis terhadap ibunya Radisha. Lantaran dia pikir ibunya Radisha lah yang telah membuat keluarganya seperti ini.Di dalam mobil Danu hanya fokus mengemudi ia tidak sedikitpun berbicara pada sang papa. Rasanya sangat malas baginya."Kamu kenapa hanya diam saja? Apa kau marah sama Papa 'Nak?"Naratama berusaha membuka obrolan. Tapi, Danu sama sekali hanya menganggap ucapan ayahnya itu angin lalu."Danu!""Diam Pah! Aku sedang malas berbicara!" Danu balik membentak Papanya.Tak berselang lama mereka sampai di salah satu rumah sakit, yang dekat dengan jarak rumahnya.Danu segera mengangkat ibunya yang terkulai lemah. "Suster!" pekik Danu panik, memanggil pekerja medis.Seorang suster pun segera menghampirinya. "Kenapa dengannya, ayo baringkan tubuhnya di sini!" kata sang suster.Danu pun membaringkan tubuh ibunya di atas bangsal perawatan, untuk segera ditindaklanjuti pemeriksaan."Tolong tunggu di sini, biarkan Dokter memeri
Baca selengkapnya
Pengorbanan Seorang Ibu
Natalie masih diam dia masih berusaha menimang-nimang keputusan yang akan dia ambil. 'Kalau aku bisa menerima Radisha kembali, berarti Prasasti akan selamanya berada disekitar hidupku, tetapi jika aku tidak menerima Radisha. Bisa-bisa Danu kalang kabut,' batin Natalie terus bergumam berusaha mengambil keputusan terbaik untuk anak, dan menantunya.Danu menatap penuh harap pada ibunya, ia mengharapkan ibunya mau berbaik hati mendengarkan permohonan ibu Prasasti. 'Ayo Ma ... katakan sesuatu, terima saja ucapan Ibu Prasasti. Lagi pula hubungan Papa itu hanya sebuah masa lalu!' Danu terlihat membatin berharap ibunya mengambil keputusan dengan bijak."Jika aku mengatakan menerima Radisha sebagai Menantuku, dan memperlakukannya dengan baik apa imbalan untukku?" Natalie mengajukan sebuah syarat pada Prasasti sahabatnya itu.Belum sempat Prasasti menjawab pertanyaan dari Natalie. Naratama sudah menyela obrolan itu."Ini yang membuat Papa selalu marah pada
Baca selengkapnya
Merahasiakan Kepergian Prasasti
"Mama baik-baik saja kau tidak usah mengkhawatirkannya. Jangan pikirkan Mama lebih baik kau pikirkan saja dirimu," Danu berjalan masuk ke rumah.'Apa maksudnya?' batin Radisha berusaha mencerna setiap perkataan suaminya.Radisha pun berbalik arah dan masuk kembali dalam rumahnya, dan menawarkan sarapan untuk Danu."Suamiku lebih baik kau sarapan terlebih dulu sebelum kau mengganti pakaian. Kau pasti lelah bukan," tawarnya terhadap Danu.Danu tersenyum padanya. "Tidak, aku mau mandi dulu. Siapkan saja sarapannya," Danu kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya.'Andai saja kau tahu Ra ... Ibu telah pergi dari Rumah ini, dan itu gara-gara Mama aku tidak yakin kalau kau akan tetap tersenyum seperti ini,' lirih Danu membatin. Sebenarnya Danu ingin menyampaikan bahwa ibunya telah pergi, dan tidak akan kembali lagi ke rumah ini. Namun, karena melihat Radisha sebahagia ini dia mengurungkan niatnya.'Kenapa dengan Ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status