All Chapters of Suratman VS Suratmin ( Antara Si Kaya Dan Si Miskin): Chapter 101 - Chapter 110
124 Chapters
101. Ejekan Dari Sekolah Ayu
“Wah serius banget kamu, Hanin, takut nggak bisa ya?”“Makanya jangan makan terus tahu tempe, nggak ada gizinya, sekali-kali daging, ayam, atau ikan, agar nutrisi otakmu itu pintar seperti aku.”“Coba kamu lihat aku dan teman-temanku nggak ada tuh belajar atau buka buku lagi, karena semua sudah ada di otak sini, kami selalu ingat apa yang menjadi pertanyaan yang dilombakan.”“Bahkan sekolah kami selalu menjadi yang unggul dan terfavorit tidak seperti sekolah kamu yang kampungan gitu,” ejeknya diikuti gelak tawa dari mereka.Hahaha ... hahaha ....“Yu, ini yang kamu bilang sepupu dekilmu, memang sih pantas saja kamu tidak mau bergaul dengan dia, kelihatan banget kok dari penampilannya, miskin ya?” tanya salah satu teman Ayu yang bernama Putri.“Iya ... makanya kamu nggak usah kenal sama dia, rugi lagian nggak penting banget, paling-paling mereka cuma bisa menjadi harapan atau juara tiga, ya lumayan lah!” ejeknya lagi.“Ayu!” teriak salah satu temannya lagi yang bernama Rayhan.Anak la
Read more
102. Saling Bersaing
“Dasar Suratman nggak ada berubahnya itu orang, pasti anaknya apalagi, mereka berdua sangat keras kepala,” gerutu Susi sepanjang jalan hingga sampai ke tempat duduknya kembali.Susi lalu menghempaskan bagian tubuhnya dengan sedikit kasar, dengan wajah yang di tekuk, sehingga suaminya pun memperhatikan raut wajah Susi yang berubah kusut.“Dek, kok wajah nya kusut gitu, ada apa toh?” tanya Suratmin penasaran.“Itu loh saudara kembarmu mungkin sudah nggak waras alias setengah gila, masa masih sama mau menikahiku dan menjadi mamahnya Ayu, dasar!” Susi berdecak kesal dan cemberut.“Kamu ketemu dia lagi?”“Aku kan tadi ke toilet, dan saat ke luar dia sudah ada di sana, kukira kamu, Mas, tetapi saat kulihat warna kulitnya beda, eh ternyata saudaramu itu, kamu ke mana sih Mas, kok aku lihat nggak ada di sana?” “Tadi Mas, dapat telepon dari teman ada yang mau pesan kateringan kue kotakkan sebanyak seratus lima puluh kotak buat hari Minggu, kira-kira kita ambil atau nggak, Mas takutnya kamu ke
Read more
103. Lima Belas Tahun Kemudian
“Untuk kelompok A harap tenang, biarkan kelompok lain menyelesaikannya masih ada waktu dua menit lagi,” sahutnya sedikit memberikan penjelasan kepada kelompok A. “Huh ...” terdengar suara gemuruh karena kelompok A terlalu banyak komentar.“Sabar dong!” teriak salah satu penonton yang ikutan emosi.“Lihat Min, anakku sangat pintar hanya saja tadi kecepatan menjawabnya, sedangkan anakmu lama banget menjawabnya,” ucap Suratman yang tiba-tiba menghampiri saudara kembarnya dan Susi.Mereka pun terkejut saat melihat Suratman yang sudah duduk di samping Suratmin.Namun, Suratmin hanya tersenyum saat disapa olehnya yang sudah mengejek putrinya itu.Waktu pun habis dan di antara empat kelompok yang tersisa tidak ada yang memencet bel untuk menjawabnya, muat kelompok Ayu tersenyum lebar.Namun saat waktu mau habis tiba-tiba Kelompok B yang digawangi oleh Hanin memencet bel, dan langsung menjawabnya tanpa ragu yang diketuai oleh Hanin sendiri.Seketika semua orang kaget dan jawabannya ternyata
Read more
104. Mimpi Ketemu Jodoh
“Assalamu’alaikum!”“Wa’alaikumsalam!”“Mas, kok melamun?” “Apa ka-kamu siapa?”“Maaf, Mas ini saya mau mengobati luka di tangan Mas nya, sebentar ya tahan sakitnya,” ucapnya dengan lembut.“Memang saya kenapa dan ada di mana ini?”“Maaf Mas, ini di rumah sakit, tangannya terluka parah sehingga harus ditangani segera, makanya saya obati dulu,” jawabnya dengan tersenyum.“Di rumah sakit? Dan apa itu?” tanyanya sambil menunjuk ke arah benda yang runcing ujungnya.“Ini namanya jarum suntik, Mas, masa begini saja tidak tahu!”“Iya saya tahu itu jarum suntik, tetapi saya nggak mau di suntik, saya takut!”“Dan di mana keluarga saya? Ke mana mereka semua?” Rayhan terlihat panik saat jarum suntik yang dipegang dokter itu telah siap menancap di lengannya.“Tenang Mas, nggak sakit cuma seperti digigit semut saja kok!”“Tetap saja sakit, Dokter ... “Nama di baju putihmu?” “Hanin Raihana Syahira, apakah kamu Hanin saudara sepupunya Ayu?” Rayhan mengeja nama yang tertulis di papan kecil nama do
Read more
105. Ketemu Jodoh Beneran
“Dan di Suratman mau mengambil istri saudara kembarnya? Keterlaluan sekali Suratman itu sebenarnya, makanya dari pada berurusan dia lagi Papah kasih saja perusahaan Papah untuknya, biarlah!”“Terus, kamu bagaimana, suka dengan Ayu? Kalau Papah nggak suka sama dia sih, soalnya dia keras kepala, suka dipuji, merendahkan orang lain, apalagi dia alergi dengan orang miskin, dan yang paling penting pakaiannya kurang bahan semua!”“Kalau Papah khilaf lihatnya kan jadi dosa, toh!” ledeknya membuat Bu Winda melototi Papah Dibyo yang pura-pura tidak melihatnya.“Mah ... iya kan? Apa yang Papah bilang kan?” bela dirinya sendiri.“Hemmh ... betul juga sih, bilangin dong Ray, kalau kamu bertemu dengannya, tolong perhatikan pakaiannya Mamah juga risih tahu, walaupun belum mau pakai hijab, setidaknya pakaian tertutup sedikit lah, ini nggak atas nggak bawah minim semua,” celetuk Bu Winda.“Iya deh, nanti Rayhan bilangin sama dia!”“Jadi bagaimana ini kamu mau Rayyan kita carikan jodoh?”“Kenalan dulu
Read more
106. Pandangan Pertama Rayhan
“Silakan duduk dulu, Nduk,” ucap Bu Winda dengan ramah.“Terima kasih, Bu, dan ini dompetnya,” sahutnya sembari memberikan dompet itu ke tangan Bu Winda.“Terima kasih banyak ya, Nduk.”“Iya Bu, sama-sama,” sahutnya mengangguk.“Sudah kan apa lagi, kenapa nggak pulang?” tanya Rayhan sedikit ketus.“Maaf, Mas, saya tidak ada niatan untuk mencuri atau apalah yang ada di pikiran sekarang, saya hanya ...“Terus kenapa kamu pakai masker, agar wajah kamu tidak kami ketahui kan? Makanya kamu menutupi wajahmu agar tidak terlihat oleh kami iya kan?” Rayhan terus menerus membuat gadis itu merasa terpojok dengan semua apa yang dituduhkan kepadanya.“Maaf Mas, saya hanya berniat untuk mengembalikan dompet Ibu ini, saya memang tidak mempunyai niat apa pun!” Gadis itu tetap kepada pendiriannya dan tetap saja bersikap santun, tidak marah.Seketika Rayyan sangat terpukau dengan nada bicaranya yang masih tenang, biasanya jika ada seorang wanita di tuduh yang bukan-bukan pasti akan langsung marah dan t
Read more
107. Pertemuan Keluarga Dibyo
“Silakan diminum, Nduk,” tegur Bu Winda tersenyum bahagia.“Iya Bu.” Sebenarnya Hanin ragu-ragu untuk membuka maskernya, tetapi karena melihat mereka seperti bukan orang jahat, akhirnya dia pun membuka maskernya, selain untuk menghormati yang punya rumah.Seketika wajah cantik Hanin terlihat jelas membuat Rayyan dan Rayhan terpesona akan wajah gadis itu.Wajahnya sangat teduh, tidak banyak riasan tetapi sudah cantik alami, bahkan alis dan bulu matanya pun sudah tebal dan lentik seperti memakai bulu mata palsu.Bibir yang kecil dan ranum berwarna merah muda ditambah saat Hanin tersenyum, sesekali memperlihatkan barisan gigi yang putih bersih, merupakan daya tarik gadis berhijab itu.Pantas saja Suratmin tidak ingin ada yang banyak tahu kalau dia mempunyai anak gadis yang cantik jelita dan murah senyum.Hanin mengambil cangkir itu dengan pelan dan meminumnya sampai habis. Semua orang melihatnya dengan tersenyum muat Hanin menjadi salah tingkah.“Maaf, Bu langsung habis, hehehe ...“Ngg
Read more
108. Bertemu Dengan Calon Mertua
“Oh bukan, maksudnya nggak ada apa-apa,” jawabnya ragu-ragu.“Dia tinggal di mana sekarang, dan apakah dia sudah mempunyai pacar atau kamu yang menjadi pacarnya, soalnya kalau aku perhatikan kalian sangat cocok?” tanya Hanin bersemangat.“Bukan, kami tidak pacaran, kami hanya sahabat, tidak lebih dari itu, kalau kamu mau kita bisa ke rumahnya tidak jauh kok rumahnya dari sini,” jelas Rayhan selalu tersenyum melihat wajah cantik Hanin.“Tidak ... tidak sekarang, lagian aku harus meminta izin Bapak, aku tidak mau hanya karena ingin bertemu sepupuku, Bapak akan menjadi sedih.”“Bagiku sudah cukup mengetahui kalau Ayu dan papahnya, baik-baik saja.”“Oh ya satu lagi pertanyaanku, apakah Om Suratman sudah menikah lagi atau masih sendiri?” “Tidak ... dia tidak menikah lagi, setahuku Ayu tidak ingin mempunyai mamah baru lagi, karena baginya mamahnya sudah mati tidak ada yang bisa menggantikan posisinya.”“Mungkin dia hanya bisa menjadi wanita simpanan papahnya, tanpa ikatan apa pun, karena
Read more
109. Kedatangan Keluarga Sudibyo
Banyak sudah lamaran untuk anak mereka bertiga, karena mereka memandang dari segi kekayaan dan hidup terjamin di dalam keluarga Wardana.Sudibyo sangat memilih jika menyangkut calon-calon menantunya, karena tidak ingin mempunyai menantu yang hanya ingin kekayaannya saja tetapi mempunyai nilai lebih di mata Sudibyo.“Bu, sudah siapkan, nggak ada yang salah kan?” tanya Suratmin gugup.“Sabar toh Pak, nggak ada yang perlu ditakuti toh, ini hanya pertemuan biasa saja, heran deh seperti mau bertemu besan saja,” celetuk Susi tersenyum.“Memang Ibu nggak sadar apa, Keluarga Sudibyo setahu Bapak beliau mempunyai dua anak laki-laki yang tampan, pasti tujuan mereka ingin menikahkan salah satu diantara mereka, tetapi Bapak nggak mau Hanin buru-buru menikah!”“Bapak nggak mau Hanin sangat terpaksa jika memang mereka ingin menjodohkan anak kita!” Suratmin tampak khawatir jika tujuan mereka hanya untuk mencarikan jodoh untuk anak lelakinya.“Sudahlah, Pak, nggak mungkin juga kan kalau kita menola
Read more
110. Teman Hanin
“Nggak Om, baru setahun belakangan ini, sikap Ayu sangat sulit ditemui, sepertinya dia sedikit menghindar dari Rayhand, Om!”“Padahal setahu saya Suratman itu adalah seorang pengusaha yang cukup bagus, buktinya dulu saya sempat memberikan perusahaan saya kepada dia, dan ternyata setelah dipegang olehnya bisa hidup dan berkembang dan saya juga memberikan perusahaan itu kepadanya sebagai balas jasa.Rayhan lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto-foto dirinya bersama Ayu.“Ini Om foto Ayu sewaktu kami masih sama-sama enam bulan yang lalu, dan sekarang ponselnya tidak bisa dihubungi.”“Rumah yang sering dia tempati dibiarkan kosong tak berpenghuni, jadi seperti angker gitu.”“Sempat saya ke tempat kuliahnya, kata teman-teman mereka Ayu sedang cuti kuliah.”Suratmin dan Susi melihat wajah Ayu ya g sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan selalu berpakaian terbuka.Susi tak kuasa menahan air matanya, karena bagaimanapun juga dia sangat merindukan gadis kecil yang dulu yang ingin
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status