All Chapters of Suratman VS Suratmin ( Antara Si Kaya Dan Si Miskin): Chapter 71 - Chapter 80
124 Chapters
71. Sikap Acuh Siska
“Apa Budhe?”“Budhe mau bilang kalau sebenarnya setiap bulan uang yang selalu Siska keluarkan sebanyak sepuluh juta untuk panti asuhan itu ke rekening Budhe kan?”“Aku sudah tahu semua Budhe, kalau selama ini Siska membantu kalian secara diam-diam, dan mulai sekarang kalian atur sendiri pengeluaran kalian!”“Maaf Budhe sebaiknya kalian pergi dari sini, sudah cukup kalian menyusahkan Siska, sudah banyak uang yang dikekuarkan untuk biaya hidup kalian, tetapi kalian tidak bersyukur!”“Dengan rasa hormat, tolong tinggalkan tempat ini Budhe, kami mau tenang, kami mau hidup bahagia tanpa ada rasa dibebanin dengan utang kaIian yang bejibun!”“Sekali lagi tolong jangan ganggu kami!”“Man, tolong kami ... sekali lagi ... setelah itu kami tidak akan mengganggu kalian lagi!” Budhe Asri tetap ingin berusaha agar bisa mendapatkan uang bagaimanapun caranya tetapi tetap saja tidak dihiraukan oleh Suratman.Begitu juga dengan Siska yang tidak mau lagi menolongnya setelah begitu banyak kebohongan yang
Read more
72. Angkuh dan Sombong
Anak Suratmin tumbuh dengan baik dan sehat, hari-hari mereka lalui dengan bahagia dengan keterbatasan ekonomi.Dengan banyak kasih sayang dan cinta dari orang tuanya bahkan para tetangga ikut mengasuh dan merawat dedek Hanin yang semakin lucu dan menggemaskan.Tumbuh di lingkungan yang baik membuat anak Suratmin sangat disukai oleh warga sekitarnya.Walaupun hidup dalam kesederhanaan tidak membuat Suratmin patah arang untuk bisa menghidupi anak dan istrinya, sebisa mungkin Suratmin bisa mencukupi kebutuhan mereka.Sedikit demi sedikit Suratmin mengumpulkan uang untuk bisa membeli tanah agar bisa membangun sebuah rumah mungil untuk keluarganya.Berpeluh keringat Suratmin dengan giat bekerja sampai tak mengenal lelah. Susi pun tak mau ketinggalan untuk bisa membantu suaminya dalam berjuang membesarkan anak mereka agar tidak kekurangan.Atas izin dari suaminya, dan karena mempunyai keahlian memasak, ditambah modal dari tabungan yang diberikan oleh Bu Sekar istri dari Pak Dirga bosnya Su
Read more
73. Perdebatan
“Oh maaf Pak tidak ada, lagian saya tidak terlalu banyak keluarga dan begitu juga dengan keluarga istri saya, mereka juga kebanyakan anak laki-laki,” jawabnya berbohong.“Aduh, sayang ya Pak, seandainya ada jadi nggak jauh-jauh lah nanti kalau cari jodoh,” sahut Pak Dibyo menyayangkan.“Ya sudah, Pak, saya tinggal dulu, silakan menikmati acara ini, sebentar saya ingin bertemu dengan teman-teman saya, nanti setelah kamu sudah tidak sibuk tolong temui saya untuk dikenalkan dengan teman-teman relasi saya yang lain,” jelasnya dengan tersenyum.“Iya Pak, saya mau menelpon istri saya dulu, soalnya banyak panggilan tak terjawab dari dia “ sahutnya malu-malu saat melihat di layar benda pipih itu begitu banyak nama istrinya sebanyak dua puluh kali.“Wah kamu termasuk suami takut istri ya?” ledek Pak Dibyo tersenyum.“Nggak lah Pak, biasa saja,” sahutnya lagi.“Oke lah kalau begitu, saya pergi dulu, cepat telepon istrimu nanti kalau kelamaan malah nggak boleh tidur di kamar lagi,” ledeknya lagi
Read more
74. Ayu Preman Kecil
“Ayuk dong Non, jangan lesu begitu senyum dong, semua masalah itu ada solusinya seperti kalau kita sakit pasti minum obat dan sembuh begitu juga dengan apa yang Neng hadapi sekarang!”“Non Ayu masih ada Mbok, masih ada Allah yang akan menemani Neng sepanjang waktu.”“Sabar ya, Non!”Gadis kecil itu hanya mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan oleh Mbok Jum, lelu mencium keningnya dengan hangat.“Mbok, jangan tinggalin Ayu ya,” lirihnya.“Dengar ya Non Ayu, Mbok tidak akan meninggalkan Non Ayu sendirian, ingat satu setiap kejahatan yang menimpa kita akan kembali ke orang itu dan akan menyesalinya.”“Pokoknya Mbok selalu ada buat Non Ayu, yang penting Non Ayu tidak berbuat jahat sama orang, jangan membalasnya dengan kejahatan juga itu sama saja seperti mereka,” jelasnya lagi.“Ayu sayang sama Mbok Jum.”“Iya, Cah ayu, Mbok masuk dulu ya nggak enak sudah ditunggui sama Bu Guru,” sahutnya tersenyum.***“Bagaimana ini Mbok, apakah mereka akan datang ke sini?” tanya wali kelas
Read more
75. Om Suratmin
Pria itu lalu melerai pelukan dari keponakannya sendiri dan kembali menatap wajah imut Ayu lebih dalam.“Sayang, alhamdulillah Om bisa bertemu dengan kamu,” ucapnya dengan bahagia.“Maksudnya, Om bukan papah Ayu tetapi wajahnya Om sama dengan Papah Ayu,” jelasnya bingung.“Iya Non, beliau ini adalah saudara kembarnya Papahnya Non Ayu namanya Om Suratmin,” jelas Mbok Jum semringah.Seketika semuanya terkejut karena wajahnya begitu mirip dengan Suratman. Pak Arlan yang tadi sempat terkejut dan panik tiba-tiba merasa lega karena bukan Pak Suratman bosnya di kantor.“Apa, yang benar saja ternyata wajah Suratman seperti ini, terlalu tampan untuk dinikmati,” ucap Bu Stela dalam hati.“Jadi maksudnya Om adalah Om Ayu, tetapi Mbok Jum atau papah dan mamah nggak pernah cerita kalau Ayu punya Om yang mirip wajahnya dengan papah,” celetuknya bingung.“Nanti Om ceritakan ya Sayang, soalnya Om baru pulang dari luar kota, dan baru pulang, dan sekarang Ayu nggak boleh sedih lagi, kan sudah ada Om di
Read more
76. Kebohongan
“Bagaimana pendapat kalian?”“Sudah saya bilang pasti ada sesuatu yang salah, saya tahu kalau Ayu tidak akan melukai orang karena dia anak yang baik.”“Walaupun dia hanya diasuh oleh Mbok Jum, itu sudah membuktikan kalau didikannya tidak salah, belia mampu membuat karakter Ayu tidak membuat menjadi nakal seperti anak kalian yang katanya sayang.”“Bagaimana Pak Arlan, Bu Stela, kalian sudah dengarkan apa yang dikatakan putri kalian, apa begini cara didikan kalian?”“Ternyata kalian memanfaatkan orang tua Ayu untuk bisa mengambil keuntungan juga dan ini tidak bisa dibiarkan.”“Katakan Kania, apakah orang tuamu yang menyuruh kamu berbuat seperti ini atau hanya inisiatif kamu saja bersama teman-temanmu?”“Jangan berbohong Kania, ingat jika kamu berkata jujur tidak akan membuatmu rugi, dan kamu bisa mendapatkan pahala karena kamu bukan anak pembohong,” jelas Suratmin.“Sebenarnya ... sebenarnya Om, Ma ... mamah yang menyuruh Kania, dan Mamah mereka juga begitu Om, makanya nggak salah dong
Read more
77. Pertemuan Hanin dan Ayu
Terus kenapa Om nggak pernah ke rumah Ayu?” “Jangan bilang kalau Om dilarang untuk bertemu Ayu, iya kan?” selidik Ayu cemberut.“Ayu, kamu masih terlalu kecil untuk memahami semuanya, kelak jika kamu dewasa kamu akan mengerti.”“Satu hal yang harus kamu ingat tidak ada orang tua yang ingin anaknya masuk jurang ataupun membenci anaknya sendiri, hanya ada hal-hal yang belum bisa kamu pahami.”Tetaplah kamu menyayangi kedua orang tuamu, biar bagaimanapun mereka tetap orang yang sudah melahirkan dan memberikan hidup untuk Ayu.”“Papah dan Mamah sangat sayang dan mencintai Ayu, buktinya mereka sibuk mencari uang hanya untuk Ayu, agar nanti di masa akan datang Ayu bisa sekolah lebih tinggi dan membahagiakan orang tua Ayu,” jelas Suratmin panjang lebar.“Ayuk pulang keburu terlalu siang, apalagi panasnya full banget nih.” Suratmin mengajak Ayu dan Mbok Jum ke rumah kontrakannya.“Iya Om, Ayu mau!” Gadis kecil itu sangat bersemangat untuk datang ke rumah Om nya yang dia baru tahu kalau papa
Read more
78. Aku Iri
Ayu dibuatnya terkejut karena saat menginjakkan rumah Hanin masuk begitu rapi, walaupun sederhana dan tidak banyak perabotan sehingga ruang tamu itu terlihat luas.Bahkan saat memasuki kamar Hanin yang kecil, dia tidak merasa risih ataupun minder. Ayu pun sangat menyukai kamar Hanin yang begitu harum, bersih dan rapi.“Ini kamarmu?”“Iya, maaf ya kamarku pasti tidak sebagus dengan kamarmu di rumah, tetapi bagiku ini sudah lebih baik, dan aku sudah terbiasa begini,” jawab Hanin merendah.“Dari kecil Ibu sudah membiasakan aku untuk belajar membersihkan kamar sendiri, agar nanti kalau sudah besar tidak merepotkan ibu,” jelasnya lagi.“Jadi kamu sendiri yang membersihkan kamar ini?”“Iya!”“Sekarang kamu pakai pakaian ini saja!”Hanin mengambilkan pakaian dari lemari pakaiannya. Lagi-lagi Ayu dibuatnya terkejut saat melihat tumpukan pakaian Hanin yang tersusun rapi.“Ini kamu juga yang melipat pakaian ini?”“Awalnya Ibu sih, tetapi setelah belajar lama-lama aku terbiasa merapikan semuanya
Read more
79. Geram
“Bukan itu maksudnya, aku hari ini ada les piano jam dua siang dan ini sudah hampir jam dua, bahkan ... lima belas menit lagi,” sahutnya sedikit bingung.“Astagfirullahaladzim, Mbok juga lupa sangking asyiknya mengobrol di sini!” pekik Mbok Jum ikutan panik.“Hanin, aku pulang dulu dan baju ini aku pakai dulu ya nanti setelah dicuci aku kembalikan.”“Kalau kamu mau baju itu ambil saja.”“Apa , kamu nggak keberatan kalau baju ini buat aku?”“Nggak lah, anggap saja sebagai awal persahabatan kita, bagaimana?”“Baiklah, terima kasih banyak Hanin, aku sangat senang untuk hari ini, tetapi aku belum tahu apakah kita bisa bertemu lagi nanti atau tidak.” Wajah Ayu kembali redup dan menunduk“Kenapa nggak bisa?” tanya Hanin bingung.“Tenang saja selama ada Om, kalian bisa kok bertemu seperti ini,”“Sungguh, yang betul Pak?” Hanin sangat bersemangat.“Memang Bapak pernah bohong sama Hanin, nggak pernah kan?”“Terima kasih Pak, Bapak memang is the best!” Hanin memeluk erat bapaknya membuat Ayu ir
Read more
80. Jeritan Hati Ayu
Seperti yang kamu dengar kalau putrimu Ayu tidaklah nakal tetapi teman-teman sekelasnya yang membuly dirinya gara-gara nama yang kamu berikan, dan sampai sekarang pun aku tidak tahu nama panjang, Ayu.”“Kamu kasih nama apa sih, sampai-sampai dia di bully, bukannya kamu bilang nama anakmu lebih bagus daripada anakku?” tanya Suratmin penasaran.“I-iya memang seharusnya nama putriku itu Kirana Salsabila, tetapi saat aku ingin menulis di buku KIA untuk pengajuan pembuatan akta kelahiran tiba-tiba aku menerima telepon dari temanku, namanya Wahyu, jadi aku tulis nama itu Wahyu Bakti Husada dan panggilannya Ayu,” jawabnya pelan.“Apa, kenapa sampai seperti itu, kenapa kamu nggak periksa lagi tulisanmu?” tanya Suratmin terkejut.“Ini semua salah kamu Mas, sudah aku bilang ganti nama anak kita tetapi kamu malas menggantinya dan sekarang sampai dia besar pun akan menjadi bahan olokan teman-temannya!”“Buktinya masih SD saja sudah membuat Ayu malu, bagaimana nanti dia kuliah apalagi menikah, dia
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status