All Chapters of Suratman VS Suratmin ( Antara Si Kaya Dan Si Miskin): Chapter 61 - Chapter 70
124 Chapters
61. Curhatan Hati
Pak Aryan menghela napas panjang dan membuang kasar napasnya, dia melipat tangannya di dada, sembari memperhatikan wajah Suratman yang terlihat panik.“Begini Pak Ratman, saya hanya ingin mengingatkan Bapak, seperti yang saya bilang tadi sebelum menyimpulkan sesuatu hendaknya diteliti dulu, untung saja Pak Ratman tidak memviralkan masalah ini di sosial media, coba kalau sudah Bapak harus mengklarifikasinya atau tidak paling masuk bui karena sudah mencemarkan nama baik apalagi rumah sakit sebesar ini, dengan minta maaf tidak akan menyelesaikan masalah kalau sudah masuk laporannya ke pihak kepolisian.“Namun, saya tidak akan memberikan hukuman apa pun, anggaplah ini suatu pelajaran untuk kita semua, namanya juga manusia ada khilafnya,” jelas Pak Aryan dengan ramah.“Jadi saya nggak dikasih hukuman sama Pak Aryan?” tanyanya untuk meyakinkan.“Nggak lah Pak, yang penting Pak Ratman kan sudah mau mengakui kesalahannya, jadi tidak perlu ada hukuman lagi lah,” jelas Pak Aryan tersenyum.“Wah
Read more
62. Acara Aqiqahan
“Lihat itu Mas, kelakuan saudaramu itu kalau masalah rumah pasti pergi menghindar, lama-lama kalau aku stres bisa-bisa aku kasih tahu Pak RT masalah ini biar semua orang tahu kelakuan saudaramu, nggak ada akhlaknya sama sekali!”“Menghina sesukanya, bilang kita orang miskin pula, seharusnya mereka yang malu, ini malah kita yang mengemis minta rumah kita sendiri!”“Lihat saja Mas, kalau dia selalu begitu sifatnya sama kamu, saudaranya sendiri nggak bakalan hidupnya berkah, makanya keluarganya Siska itu selalu merongrong dia.”“Aku curiga dulu mas Ratman mau menikahi mbak Siska karena dia kaya kan?” selidik Susi cemberut.“Sudahlah, Dek, nggak usah dibahas lagi, biarkan sampai di mana dia mau mengembalikan rumah kita itu.”“Doakan saja semoga dia menyadari apa yang dilakukannya mudah-mudahan Masmu ini bisa membelikan rumah yang lebih bagus dari itu.”“Jika berjodoh rumah itu akan kembali kepada kita,” jelas Suratmin santai.“Ah, sudahlah, lebih aku mau masak sebentar, minta tolong Mas,
Read more
63. Nasihat
“Aduh Sus, jangan pelit-pelit dong, makanan sebanyak ini kok nggak dibagi-bagi sama tetangga, daripada nanti basi sayangkan?” Bude Asri kembali menyahut.“Eh Bu Asri, sampean ini loh, nggak malu apa ngomong minta dibungkus di depan kami, mbok ya sadar sedikit kenapa, ini tamunya Susi dan Suratman belum datang, teman kerjanya Suratmin saja baru sebagian, nanti kalau sudah selesai baru bisa dibagi-bagikan, Susi juga ngerti nggak usah diajari,” bela Bu Ningsih sedikit kesal dengan tingkah laku mereka.“Duh tetangga pada ikut campur saja, rempong banget,” gerutunya ikutan kesal.“Sudah-sudah, makan saja dulu sepuasnya, kita lama-lama dulu di sini, biar kalau lapar bisa ambil lagi, nanti kalau sudah nggak banyak tamu kita pulang dan sekalian minta bungkus, gampang kan?” usul Pakde Karso berbisik.“Kamu benar juga, Pak, ya sudah kita ambil sepuasnya saja kapan lagi coba bisa makan enak,” ucap Bude Asri semringah.Mereka pun mengambil banyak makanan dan nggak tanggung-tanggung sehingga menja
Read more
64. SKSD (Sok Kenal Sok Dekat)
“Iya, Mas, biar bagaimana pun juga dia tetap saudara kamu, bahkan saudara kembarmu, loh!”“Lagian kalau aku lihat kamu sangat ingin makan makanan di sana, iya kan? Siska menyemangati dirinya untuk pergi ke sana. “Ya sudah aku akan pergi sebentar saja ke sana, kamu di rumah saja dan nanti aku bawakan makanan dari sana,” ucapnya bersemangat.“Iya, salam buat mereka, kalau aku nggak bisa datang,” ucapnya lagi.“Beres.”Setelah merasa yakin dia pun pergi ke kamar dan segera berganti pakaian.“Aku harus tampil terbaik, biar orang memandangku, apalagi Suratmin mengundang keluarga benalu itu, pasti mereka buat malu saja di sana,” gerutunya sembari mencari pakaian yang cocok dipakai untuk pergi ke rumah Suratmin.Setelah dianggap oke, dia pun mengambil selembar amplop putih dan ingin memasukkan jumlah uang ke dalamnya.“Bagusnya aku kasih berapa ya? Lima ratus ribu kebanyakan kali, atau dua ratus ribu saja standar lah,” ucapnya sembari memasukkan dua lembar uang kertas berwarna merah itu.N
Read more
65. Ejekan Surti
“Bisa-bisanya mereka bertanya denganku seperti itu, sok kenal sok dekat,” batinnya berkata.“Awas saja nanti buat ulah sama aku, tak babat habis sampean,” gerutunya dalam hati.“Oh maaf nggak ada loh aku menyindir kalian, memang begitu ya?” tanyanya polos.“Ya enggak lah, kata siapa kita berbuat seperti itu, hanya saja sekarang kami memang butuh pekerjaan, makanya mengungsi dulu ke sini siapa tahu ada rezekinya anak-anak jika kami tinggal di sini, cari suasana baru gitu,” kilah Budhe Asri, sekilas menatap tajam ke arah Dodi.“Ini si Dodi, mulutnya harus dirukiyah dulu ini bagusnya, jadi nggak asal ngomong. Kayak nggak ada saringannya?” cercanya dalam hati dengan geram.“Oh ya Sus, kamu kok bisa sih menikah dengan Suratmin bukan dengan Suratman, kalau dilihat-lihat Suratman itu lebih ganteng loh dari pada Suratmin?” celetuk Mbak Surti mengalihkan pembicaraan ke lain.“Ya namanya jodoh, Mbak,” jawabnya singkat.“Iya juga sih, cuma sayangnya miskin sih, kalau aku nggak mau lah cari sua
Read more
66. Rencana Licik Surti
Mbak Surti lalu berlari menghampiri kedua orang tuanya untuk memberitukan kabar baik ini kepada mereka.Terlihat mereka masih makan dengan lahap, sementara itu Budhe Asri sibuk membungkus makanan yang ada di depan dibantu oleh menantunya Narti.Budhe Asri menyuruh Dodi untuk membeli kantong plastik agar bisa membungkus sisa makanan itu.“Bu, ada berita bagus wajib kita lakukan,” ucapnya semringah dengan napas ngos-ngosan.“Kamu dari mana saja toh, bantuin Ibu ini bungkus semua makanan ini, daripada mubazir lumayan kan buat sarapan pagi nanti “ sahutnya dengan cekatan membungkus makanan itu.“Bu, kita kan belum dikasih izin sama Suratmin ataupun Susi untuk mengambil makanan itu, nanti kalau mereka tahu dan marah sama kita, bagaimana?” tanya Surti bingung tetapi tangannya tetap menyomot satu potongan ayam ukuran kecil berhasil masuk ke mulutnya dengan cepat.“Alah, nggak mungkin juga dia marah paling-paling sebentar saja, terus kamu tadi kenapa bilang ada berita bagus apa, kita dapat u
Read more
67. Salam Tempel
“Oh iya aku lupa, tadi sudah ya, maklum faktor umur, biasalah sudah tua maaf ya Ibu-ibu,” jawab Budhe Asri dengan malu-malu.“Nggak jadi deh nambah makanan, bisa juga ini Ibu-ibu memperhatikan aku!”“Aku pikir karena nggak ada yang menegur oke-oke saja eh ternyata bahasnya di sini, untung saja , huf .... Budhe Asri menghela napas panjang.“Ya sudah kami pulang dulu ya, Sus, Assalamu’alaikum!”“Wa’alaikumsalam!”Susi masuk ke rumah dan segera menutup pintu, karena tidak ingin mengobrol panjang lebar dengan tetangga sekaligus matanya sudah diserang kantuk.“Loh tunggu dulu toh!” sergah Budhe Sri kepada Ibu-ibu tadi yang baru keluarbdarinrumah kontrakan Susi.“Ada apa toh Bu?” tanya Bu Nono bingung dan menghentikan langkah ibu-ibu tadi.“Memang kalau bantu-bantu sini cuma dapat bungkusan makanan saja, nggak ada yang lain gitu?” tanya Budhe Asri kepada Ibu-ibu itu.“Maksudnya Bu Asri apa?” tanya Bu Nono bertambah bingung.“Ya, salam tempel gitu, kan sudah bantu-bantu bersih-bersih, masak-
Read more
68. Permintaan Siska
“Untung saja ya Bulek, mereka nggak tahu kalau kita dapat uang segini, alhamdulillah banget loh, kebetulan aku mau bayar uang iuran sekolah anak-anak, uang bapaknya belum ada nggak cukup, apalagi buat makan sehari-hari, dan ini masih ada lebihannya,” ucap Bu Nono merasa terbantukan karena ada uang yang di kasih dari Susi itu.“Apalagi saya, buat nambar bayar kontrakan cukup, padahal kami mau ngutang sama koperasi, tetapi dengan uang ini nggak jadi deh, untung saja,” sahut Bu Ningrum.“Saya juga mau beli sepatu anak saya, kasihan mereka sudah ganti-ganti sama adiknya, bolong lagi, dengan begini kan aku bisa beli sepatu buat anak-anak, alhandulillah,” ucap Bu Wulan semringah dan terharu mendapatkan uang dari Susi.“Saya juga buat makan sehari-hari dan bisa bayar utang di warung, dan masih ada lebihnya ini, alhamdulillah,” jawab Ibu-ibu lain yang mempunyai kebutuhan masing-masing dan sangat terbantukan dengan diterimanya uang dari Susi sebanyak dua ratus lima puluh ribu rupiah.Begitu ju
Read more
69. Kedatangan Tamu Benalu
“Hari ini kamu posyandu ya, jangan sampai nggak jadi bisa lihat berapa beratnya, aku nggak mau kalah saing anaknya Suratmin,” ucapnya sedikit khawatir.“Mbok!” “Mbok Jum!”“Iya, Den, ada apa?” tanya Mbok Jum segera menghampiri majikannya.“Mbok, perhatikan deh Ayu, menurut Mbok badannya kurusan nggaknsoh, kok saya lihatnya seperti itu, apa dia nggak cocok dengan susu formulanya, atau kita kasih makanan yang lembut gitu supaya badannya gemuk?” tanyanya bingung.“Jangan Den, Ayu masih berumur dua mingguan tidak baik memberikan makanan apa pun, tunggu sampai enam bulan, ususnya masih kecil banget loh,” jelas Mbok Jum melarang majikannya.“Mbok Jum, dulu waktu aku masih bayi, Ibu pernah bilang kalau aku belum ada sebulan sudah dikasih bubur halus, buktinya sekarang aku tumbuh sehat saja nggak ada masalah,” protes Siska.“Bayi zaman dulu dan sekarang ya berbeda toh Non, jangan disamakan!”“Jangan ambil resiko, kalau memang si kecil ada masalah lebih baik konsultasi dengan dokter anak dulu,
Read more
70. Kebohongan
“Nah sudah bersih anak Papah, cantik dan imut,” ucapnya semringah.“Duh segitunya, tinggal di lap saja kok, Man sudah banget,” gerutu Mbak Surti kesal.“Dia masih kecil, masih bayi jadi aku nggak mau terjadi sesuatu dengannya nanti,” kilah Suratman ikutan kesal.“Oh ya terus kalian kesini mau ngapain, pasti ada alasan khusus kan?” tanya Suratman dengan nada mengejek.“Bentar Man, tak habisin dulu sarapanku, tanggung eh, enak banget soalnya,” sahut Budhe Asri yang sudah menambah dua kali makannya.Begitu juga dengan Mbak Surti yang langsung makan tanpa disuruh, membuat Suratman dan Siska sudah kenyang duluan.Seketika terbesit ingatan dan bayangan saat Suratman dan istrinya di rumah Suratmin yang hampir sama dengan apa yang dilakukannya waktu itu dalam waktu sesering mungkin.“Apakah yang dirasakan Suratmin sama nggak ya dengan apa yang aku rasakan sekarang ini, saat melihat keluarga kita makan dengan rakusnya tanpa menyisakan makanan yang punya rumah!”“Aku juga melakukannya kepada S
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status