All Chapters of Pengantin sang Raja Naga: Chapter 51 - Chapter 60
75 Chapters
Bab 51
"Menguasai dunia," jawab Oswald.Mendengar itu membuat otak Anna tak bisa berpikir sejenak. Anna benar-benar tidak habis pikir dengan hal yang baru saja ia dengar.Menguasai dunia? Film fiksi mana yang pria itu tonton? Apa bisa menguasai dunia semudah itu sementara Dewa dunia ini saja menciptakan ganjaran untuk mereka yang merampas hak orang lain?Penguasa tunggal sakit-sakitan? Oh, come on! Apakah tidak ada alasan yang lebih menarik dari ini?Mengapa orang-orang bisa sangat menyukai kekuasaan? Apa yang menyenangkan dengan melihat orang-orang membungkuk? Bukankah tanggung jawab yang diemban juga sangat benar?Anna benar-benar tidak mengerti."Termasuk dunia manusia juga," tambah Oscar."Apa? Dunia manusia juga? Mengapa? Dan dari mana kau mengetahui itu?" tanya Anna bertubi-tubi.Untunglah Arabella tak bisa mendengar percakapan mereka. Bayi itu pasti sudah menangis dari tadi jika mendengar suara kencang Anna."Dahulu McWh
Read more
Bab 52
Kini Alex, Brent dan Leon sudah menyusul Steven. Mereka berhasil mengalahkan para pasukan yang ditempatkan di depan gerbang."Memang kekuatan anggota keluarga raja tidak diragukan lagi," ucap Steven menyeringai.Level prajurit duyung sudah berada di tingkatan yang berbeda berkat sihir hitam yang Steven lakukan. Prajurit biasa tidak akan bisa mengalahkan mereka.Akan tetapi untuk anggota keluarga raja nampaknya tidak menimbulkan tekanan yang berarti."Sangat menyebalkan," gumam Steven."Kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos," ucap Alex.Dengan tenang, Alex mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Steven.Steven pun bergeser ke kanan untuk menghindari sihir Alex. Pria itu malah menyerang balik Brent yang dianggap lebih lemah daripada Alex.Brent sendiri berhasil menangkis serangan Steven meski sedikit terdorong ke belakang."Dia menyerangku dengan kekuatan penuh! Sial!" umpat Brent dalam hati."Apa anda baik-baik
Read more
Bab 53
"Diam kau!!" teriak Zack pada Amrita.Zack memandang Amrita dengan penuh kebencian. Sementara Amrita sendiri memandang Zack seperti kotoran."Kau benar-benar tak pernah belajar dari pengalaman," ucap Amrita dengan mimik wajah jijik."Hari ini akan menjadi hari kematianmu."Zack menunjuk Amrita dengan marah."Kau terlalu banyak bermimpi," balas Amrita.Amrita pun langsung menyerang Zack dengan sihir. Pria itu berhasil menangkis serangan Amrita.Para pasukan yang semula berada di belakang Zack langsung balas menyerang Amrita. Namun berhasil ditangkis oleh Margareth."Lawan kalian adalah aku," ucap Margareth sambil menyerang puluhan pasukan duyung.Kini, pertarungan terpecah menjadi dua kubu. Margareth melawan puluhan pasukan, dan Amrita berhadapan langsung dengan Zack."Sial!!" maki Margareth saat serangannya lagi-lagi dapat diatasi oleh para pasukan.Margareth kemudian mengeluarkan sihir biru berbentuk kubah sebagai media pertahanan diri menggunakan tangan kirinya. Sementara tangan kan
Read more
Bab 54
"Saaa...kittt..." rintih Margareth."Jadi, apa kau menyerah? Apa kau akan ikut denganku?" tanya Zack melonggarkan cengkramannya."Ti...dak... aa...kaannn..." jawab Margareth susah payah.Zack kembali mencekik Margareth kencang. Pria itu tak akan berhenti sebelum Margareth bersedia untuk ikut dengannya."Sepertinya aku akan mati hari ini. Namun ini bukanlah hal yang buruk," batin Margareth.Wanita itu sudah tak lagi memberontak. Ia sudah pasrah. Lebih baik dia mati daripada harus ikut dengan Zack.Tanpa sadar, Margareth tersenyum. Melihat Margareth yang sudah siap mati itu, Zack menjadi murka."Sialan!!" teriak Zack sambil melepaskan tangannya dari Margareth."Haaaahhh... Aa.... Hhaaa.... hhaaaahhh..."Margareth sudah bisa bernafas lagi."Aaarrrggghhhhh!!! Aaaaaaaaaaarrrgghhhh!!!" teriak Zack. Pria itu benar-benar mengeluarkan seluruh suaranya.Zack yang murka itu berteriak dan menghancurkan bangunan dengan membabi buta. Keputusasaan itu terlihat sangat jelas di matanya."Uuhhhuuukk...
Read more
Bab 55
Steven pun mencoba membuka pintu itu dengan mendorongnya. "Tidak bisa..." gumam Steven. Steven tak berkeinginan untuk mendorong pintu itu lagi dan langsung meluncurkan sihirnya ke arah pintu. "Duuuuaaarrrr!!!" Steven von McWheel terpental cukup jauh. Pintu itu memiliki sihir pelindung. "Apakah akhirnya berhasil kutemukan?" gumam Steven menyeringai. Steven menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Pria itu bersiap mengeluarkan kekuatan penuhnya. "Hancurkanlah pintu iniiiiiii!!!" teriak Steven. Serangan Steven itu berhasil mengguncang ruang bawah tanah tempat Anna berada. Meski memiliki sihir pelindung, tak berarti pintu itu tidak bisa ditembus. Steven pun kembali menyeringai. *** "Apakah hanya aku yang merasa bahwa sekarang lantai ini bergetar?" tanya Anna melirik pada Oswalad dan Julie bergantian. Mereka bertiga diam dan mengamati keadaan sekitar. Lima detik kemudian, keseimbangan mereka runtuh bersamaan dengan jatuhnya buku-buku dari rak dan barang-barang ya
Read more
Bab 56
"Alex! Stop! Tenangkan dirimu!" teriak Brent. Ia berusaha menyadarkan Alex. "Tenanglah," ucap Brent sembari memegang kedua lengan Alex dengan erat. "Lihat sekelilingmu..." lanjut Brent lagi. Alex menuruti Brent dan melihat sekitarnya dengan saksama. Alex berusaha menguasai dirinya lagi. "Jika keponakanku telah diserang, setidaknya akan ada dayangnya Julie dan pengawal ayahnya, Oswald. Pasti kita akan melihat mayat mereka. Di sini tidak ada, Alex. Perpustakaan memang hancur, tapi kita tidak melihat siapapun. Di dalam sini bahkan tidak ada barang yang hancur," jelas Brent berusaha membuat otak Alex kembali berfungsi dengan benar. Brent menoleh ke arah Leon. Seolah menyadari apa maksud tuannya, Leon langsung berlari memeriksa pintu keluar yang terbuka lebar. "Bahkan tidak ada jejak darah di sini. Kau harus fokus sekarang. Semakin lama kita di sini, semakin lama waktu yang terbuang." Semua yang dikatakan Brent masuk akal. Anna pasti baik-baik saja. Dia cukup cerdas. Dia pasti lari
Read more
Bab 57
Duuuuaaarrrr!!Anna, Julie dan Oswald berhasil menghindari serangan. Ternyata, Steven von McWheel berhasil menyusul mereka!"Akhirnya, kau ketemukan ratu naga," ucap Steven.Senyum menyeringai yang memberi kengerian itu kembali tersungging dari bibir pria itu."HAHAHAHAHAHAHAHA...."Mereka bertiga merinding. Pria itu benar-benar tertawa lebar dan puas sekali."Berlindung di belakang saya, Yang Mulia," ucap Julie sambil mendorong Anna ke belakang badannya.Anna menurut."Aku harus bagaimana?" batin Anna ketakutan.Tak hanya terpaku pada wujud Steven, aura negatif yang pria itu bawa juga sangat kuat. Aura itu seperti jarum suntik yang menembus kulit hingga masuk ke tulang."Eeekkk... Uuueekkkk..."Anna mual, tubuhnya terasa ngilu. Tidak pernah Anna bertemu orang dengan aura negatif sekuat ini."Da... Dari mana kau tahu bahwa aku adalah ratu naga?" tanya Anna dengan sedikit gemetar memegangi perutnya.
Read more
Bab 58
"Mati kau," gumam Steven menyeringai.Ia berhasil mematahkan serangan Oswald dan membuat pria itu terlempar menimpa tubuh Julie."Ahhhhkkkkk!!!" teriak Julie.Wanita itu bahkan memuntahkan darah.Tak sanggup melihat pemandangan itu, Anna hanya menangis dan berharap matanya tertutup kabut sepenuhnya."Kumohon, cepatlah usai," gumam Anna yang kembali mengeluarkan sihir setelah memulihkan akal sehatnya secepat kilat.Duuuuaaarrr!! Duuaarrrr!! Duuuuuaaarrr!!Anna benar-benar serius ingin membunuh Steven. Wanita itu benar-benar mengerahkan segala hal yang telah ia pelajari dalam waktu singkat kemarin.Berkali-kali Anna menyerang, berkali-kali pula serangan Anna dipatahkan oleh Steven."Menyerahlaaahhh!!!" teriak Steven pada Anna.Jika terus berlanjut, Steven akan kalah. Energi sihir Anna masih sangat besar dan Steven tahu betul hal itu.Pria itu terus memutar otaknya sembari menghindar dari serangan-serangan Anna."Tumbanglah! Kumohooonnn!!" gumam Anna tidak menyerah.Ia benar-benar mengel
Read more
Bab 59
"Melakukan apa paman? Apa yang paman maksud?"Brent menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar."Kau... Apa yang hendak kau lakukan Anna? Kau berencana bunuh diri? Kami mendengar teriakan Steven dengan sangat jelas tadi. Bahkan juga melihatmu berusaha menebas lehermu sendiri," ucap Brent dengan nada tinggi.Anna hanya diam dan menunduk. Brent bahkan menunjuk wanita itu seperti ayah otoriter kejam yang ada di sinetron.Dia benar-benar murka. Hampir saja ia kehilangan Anna, satu-satunya peninggalan Beatrice. Brent benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Anna."Annaaa... jawab pertanyaan paman..."Bibir Anna mengerucut dan air matanya mulai tumpah."Hikkkssss... hikkkssss... hhiiikkksssss...""Annnaaaa..." panggil Brent masih dengan nada tinggi.Hal yang Brent butuh adalah jawaban, bukan air mata."Hiiikkksss... huu... huu... huuuu... hiiikkkkssss..."Selayaknya uncle-uncle penyayang keponakan pa
Read more
Bab 60
"Kau berkata merindukanku, tapi kau bahkan ingin langsung tidur? Dan juga apa maksud pertanyaanmu barusan?"Anna diam sebentar untuk mengatur emosinya. Jika tidak, bisa-bisa wanita itu teriak karena kesal."Terus, apa itu tadi? Kau menanyakan apa yang kulakukan?"Anna lagi-lagi diam sebentar."Tentu saja yang kulakukan adalah memintamu untuk jangan langsung tidur, apa lagi memangnya?" oceh Anna sebal.Alex menatap istrinya itu datar."Apa?" tanya Anna galak."Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Anna lagi to the point.Anna adalah definisi wanita pada umumnya, 'rese kalo lagi kangen'."Kau masih tidak ingin bersuara?" tanya Anna lagi.Alex lagi-lagi hanya mematung."Baiklah, aku akan pergi untuk tidur di kamar kosong hari ini," lanjut Anna.Wanita itu memilih untuk mengalah saja, melihat suaminya yang masih diam dan bergerak seperlunya seperti "boneka mampang" yang pernah ia lihat di jalanan jak
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status