Semua Bab Pernikahan Dadakan dengan CEO: Bab 2181 - Bab 2190
2288 Bab
Bab 2200
“Kamu juga jangan banding-bandingkan dirimu dengan Olivia. Olivia bisa ilmu bela diri, kondisi fisiknya lebih baik dari kamu. Dia dan kakaknya juga sudah mengalami banyak penderitaan. Dia bisa lakukan banyak hal tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Junia, manusia harus bisa berpuas diri dan bersyukur baru bisa hidup bahagia. Jangan selalu bandingkan diri dengan orang lain. Kalau terus banding-bandingkan dengan orang lain, yang kesal juga kamu sendiri.”Setelah mendengar perkataan ibunya, rasa kesal di hati Junia seketika menghilang. Dia mengangguk dan berkata, “Aku mengerti, Ma. Aku nggak akan bandingkan diri dengan Oliv lagi. Seperti yang Reiki bilang, dia bisa berikan kehidupan yang nyaman bagiku. Aku nggak perlu kerja keras dengan perut buncit seperti orang lain.”“Benar, kebaikan Reiki padamu sudah nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Mertuamu juga sangat baik padamu. Mereka perlakukan kamu seperti anak kandung mereka sendiri. Hamil sepuluh bulan, suasana hatimu harus tetap t
Baca selengkapnya
Bab 2201
Karena bajunya kotor dan tali tas sekolahnya putus karena kelahi dengan teman-temannya, makanya Olivia tidak berani pulang ke rumah kontrakan. Dia takut kakaknya akan merasa sedih kalau tahu soal itu.Saat itu, Odelina sedang duduk di bangku SMA. Jadwal belajar yang padat sudah memberinya banyak tekanan. Mereka juga tidak punya banyak uang di rumah. Setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan, uang santunan yang mereka terima dibagi-bagi oleh kakek dan nenek mereka. Hanya tersisa sedikit untuk mereka berdua.Sang kakak bilang mereka harus hidup hemat, agar uang yang sedikit itu cukup untuk mereka menyelesaikan pendidikan mereka sampai kuliah. Oleh karena itu, Olivia merasa kakaknya harus mengeluarkan uang untuk membelikan tas sekolah baru lagi jika tahu tasnya yang sekarang rusak. Olivia tidak berani pulang karena harus mengeluarkan uang lagi. Untung saja, Junia, teman sekelas yang selalu baik pada Olivia membawa Olivia pulang ke rumahnya.Grace terkejut ketika mendengar penjel
Baca selengkapnya
Bab 2202
“Ma, Mama mau antar ke Oliv sekarang?” tanya Junia sambil mengunyah apel.“Tentu saja antar ke sana sekarang. Kamu mau makan malam di rumah? Aku antar barang dulu ke tempat Olivia, nanti pulang waktunya pas untuk siapkan makan malam.” Grace membuka pintu dan masuk ke dalam mobil sambil bertanya pada putrinya.“Firdaus, kamu temani aku sebentar. Nanti kamu bantu aku bawa barang ke atas.” Grace mengajak suaminya.Firdaus terkekeh dan berkata, “Kamu nggak ajak aku, aku juga bakal ikut kamu.”Firdaus membuka pintu kursi samping pengemudi lalu masuk ke dalam mobil. Dia mengucapkan beberapa kata pada putri dan menantunya. Kemudian, keduanya langsung pergi.Reiki berdiri di tangga depan pintu rumah. Dia melihat mertuanya menyiapkan begitu banyak barang untuk Olivia, bahkan langsung mengantarkannya ke tempat Olivia. Reiki pun berkata pada istrinya yang kembali setelah menutup pintu pagar, “Barang yang Mama kasih ke Olivia nggak kurang dari barang yang kasih ke kita.”“Aku sudah berteman dengan
Baca selengkapnya
Bab 2203
“Bu Amelia.”Suara Bram yang familiar datang dari depan. Amelia dan Jonas yang sedang dalam suasana hati baik seketika berharap memiliki ilmu sihir. Hanya dengan berkata “berubah”, mereka langsung berubah jadi berada di rumah tanpa harus menghadapi wajah arogan Bram yang selalu tersenyum.Bram benar-benar arogan. Dia melihat Jonas di samping Amelia, keduanya bahkan bergandengan tangan dengan erat, terlihat sangat mesra. Namun, Bram tetap saja mengganggu kemesraan mereka.Wajah Jonas seketika menjadi muram. Dia bersyukur tetap ikut Amelia pulang lebih dulu meskipun ibunya memintanya untuk tinggal lebih lama. Kalau dia membiarkan Amelia pulang sendirian, pasti Amelia dijemput oleh Bram. Padahal Bram jelas-jelas tidak tulus pada Amelia, tapi dia terus mengganggu Amelia. Dia terus memberikan hadiah kepada Amelia setiap hari. Tidak hanya itu, setiap kali Amelia keluar kota, dia akan mengantar Amelia ke bandara, menjemput Amelia di bandara ketika Amelia pulang. Rasanya dia lebih rajin antar
Baca selengkapnya
Bab 2204
“Nggak masalah kalau Pak Jonas nggak mau ikut mobilku, aku mengerti. Aku datang ke sini untuk jemput Bu Amelia, Pak Jonas sekalian saja. Tapi kalau Pak Jonas nggak mau sekalian dijemput, silakan cari cara lain untuk pulang.”Bram selalu bicara sambil tersenyum. Namun di telinga Jonas, setiap kata yang dia ucapkan seakan penuh dengan duri, membuat hati Jonas terasa sesak.“Koper di tangan Pak Jonas punya kamu, kan? Yang warna pink, seharusnya punya kamu. Hanya perempuan yang suka warna pink,” tanya Bram kepada Amelia.Usai berkata, Bram berjalan ke depan Jonas dan mengambil koper dari Amelia dari tangan pria itu. Kemudian, dia membawa koper ke bagian belakang mobil. Dia mengangkat koper itu dengan mudah, lalu memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Setelah menutup pintu bagasi, dia tersenyum dan berkata kepada Amelia, “Aku sudah buat reservasi di Mambera Hotel, juga sudah pesankan makanan untuk kamu. Sampai di sana tinggal makan. Selesai makan, kamu mau pulang juga boleh. Mau jalan-jalan
Baca selengkapnya
Bab 2205
Setelah berpikir sejenak, Bram tersenyum lagi dan berkata, “Tapi bisa dimaklumi. Olivia sudah menikah dengan Stefan selama setahun. Banyak orang di luar bilang kalau Olivia nggak bisa punya anak. Sekarang dia sudah hamil, semua orang jadi lega. Wajar saja semua orang merasa senang.”Jonas menimpali, “Kalau suatu saat Pak Bram jadi papa, juga akan ada banyak orang yang turut berbahagia.”Bram memiliki penyakit aneh yang biasa disebut apatis. Jika dia tidak bisa bertemu dengan perempuan yang bisa membangkitkan hasratnya, dia tidak akan pernah bisa menjadi pria sejati, seperti seorang kasim, apalagi jadi seorang ayah.Kata-kata Jonas sebenarnya sangat menusuk hati. Untung saja, Bram orang yang toleran dan berpikiran terbuka. Meskipun dia benar-benar sakit, dia tidak peduli. Lagi pula penyakit itu tidak membuatnya mati. Paling buruk dia akan melajang seumur hidup. Bram merasa melajang juga cukup nyaman.Bram tertawa pelan, “Kalau aku ada kesempatan jadi papa, aku nggak tahu orang lain sena
Baca selengkapnya
Bab 2206
“Itu karena seleranya yang nggak bagus. Punya mata tapi nggak tahu barang mana yang bagus.”Jonas membawa Amelia ke dalam vila keluarga Sanjaya dan berkata sambil berjalan, “Aku bersyukur mereka nggak tahu barang bagus. Kalau nggak, lama-kelamaan aku yang mati dulu karena cemburu.”Amelia spontan cekikikan. Di depan Jonas, Amelia merasa santai dan leluasa, bisa menjadi dirinya sendiri. Jonas sendiri juga memang suka Amelia yang apa adanya.Setelah mengantar Amelia dan Jonas, Bram meninggalkan rumah keluarga Sanjaya dan langsung kembali ke rumahnya sendiri. Kebetulan dia bertemu dengan Junia yang disuruh pulang oleh ibu mertuanya.Begitu pengawal Junia melihat mobil Bram, dia segera menepi dan membiarkan mobil Bram lewat lebih dulu. Bram dan Junia membuka jendela mobil pada saat yang bersamaan.“Kak Bram,” sapa Junia.Bram bergumam pelan dan bertanya padanya, “Kenapa kamu pulang jam segini?”Setelah Junia kembali menjaga toko buku, dia selalu pulang pada malam hari. Jadi Bram heran meli
Baca selengkapnya
Bab 2207
Ahli gizi itu tidak akan mengganggu kebebasan setiap orang untuk makan di luar. Dia direkrut bibinya untuk bertanggung jawab atas kesehatan makanan keluarga. Dia hanya mengurus makanan mereka yang makan di rumah. Dia tidak bisa mengurus mereka yang makan di luar.Sekarang, fokus utamanya adalah istri adik sepupunya. Di generasi Reiki, Reiki pertama yang menikah. Bayi dalam perut Junia adalah anak pertama generasi berikutnya. Jangankan Gloria, semua keluarga Ardaba sangat memperhatikan kandungan Junia.Agar Junia bisa melahirkan bayi yang sehat dan cerdas, ahli gizi itu menyiapkan makanan khusus ibu hamil untuk Junia. Makanannya kaya nutrisi, yang tentu saja rasanya juga enak. Setiap hari resepnya diganti-ganti. Tidak peduli Junia suka atau tidak, makanannya tidak akan diganti. Untung saja Junia pemakan segalanya, tidak pilih-pilih makanan. Jadi selama ini selalu baik-baik saja.Mendengar suara langkah kaki mendekat, Gloria dan si ahli gizi spontan menoleh dan melihat ke arah pintu.“Ju
Baca selengkapnya
Bab 2208
Si ahli gizi melirik bibinya sebentar. Setelah mendapati bibinya tidak berkata apa-apa, dia pun berhenti bicara. Bagaimanapun juga, Junia adalah menantu bibinya. Bayi dalam perut Junia juga merupakan generasi penerus keluarga Ardaba. Dia hanya memberi saran tentang nutrisi.Sebenarnya Gloria merasa tidak enak terlalu banyak berkomentar. Sayur asin yang dimakan menantunya adalah buatan besannya sendiri. Selain itu, menantunya juga tidak sering makan di sana, sesekali saja. Seharusnya tidak apa-apa.“Aku ke kamar mandi sebentar.” Usai berkata, Junia bergegas pergi ke kamar mandi.Setelah Junia pergi, si ahli gizi berkata dengan suara pelan, “Tante, Junia bakal merasa aku terlalu cerewet dan terlalu ketat, nggak? Tapi makanan seperti sayur asin memang nggak boleh dikonsumsi terlalu banyak. Orang biasa saja harus dibatasi. Makanan seperti itu nggak pernah muncul di meja makan keluarga kita, tapi Junia malah sangat suka.”“Dia bahkan pulang ke rumah orang tuanya untuk makan itu. Apa mungkin
Baca selengkapnya
Bab 2209
Hanya saja, Junia sama sekali tidak menyangka si ahli gizi punya banyak pendapat tentangnya. Untung saja, dia hanyalah kakak sepupu Reiki. Meskipun dia ahli gizi keluarga Ardaba, biasanya dia tidak tinggal di rumah keluarga Ardaba. Hanya sejak Junia hamil, dia sering datang ke sini. Meskipun si ahli gizi memiliki pendapat tentang Junia, hal itu tidak akan memengaruhi Junia.Ibu mertuanya bahkan mengungkit soal Olivia. Ibu mertuanya beranggapan kalau keluarga Adhitama juga akan mendatangkan ahli gizi untuk menyiapkan resep makanan tiga kali sehari untuk Olivia. Mungkin saja iya, tapi keluarga Adhitama tidak akan atur-atur kehidupan Olivia.Setelah Gloria dan si ahli gizi berhenti mengobrol selama beberapa menit, Junia baru keluar dari kamar mandi.“Junia, kamu lagi diare?” tanya Gloria dengan wajah khawatir.“Nggak, kok.” Junia spontan berkata dengan malu-malu, “Setiap kali ke kamar mandi aku pasti bawa ponsel.”Junia tidak perlu berkata apa-apa lagi, toh ibu mertuanya pasti mengerti. B
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
217218219220221
...
229
DMCA.com Protection Status